Pemilihan Pohon Contoh Eksplorasi Data Uji Keberartian Model Analisis Sisaan

DBh V to t 90 80 70 60 50 40 30 20 10 12 10 8 6 4 2 Scatterplot of Vtot vs DBh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemilihan Pohon Contoh

Pohon contoh yang digunakan dalam penyusunan tabel volume ini adalah jenis nyatoh Palaquium spp.. Berikut disajikan tabel penyebaran pohon contoh menurut kelas diameternya yang digunakan untuk penyusunan tabel volume pohon. Tabel 4 Ketersebaran data pohon contoh Kelas diameter cm Jumlah pohon contoh Persentase 10-19 25 16,67 20-29 27 18,00 30-39 22 14,67 40-49 26 17,33 50-59 29 19,33 60 21 14,00 Jumlah 150 100,00

5.2 Eksplorasi Data

Untuk membantu dalam pemilihan model, data pohon contoh dapat ditampilkan dalam scatterplot diagram tebar. Dari tebaran tersebut dapat dilihat bentuk penampilan penyebaran datanya, apakah mengikuti pola linier atau non linier. Berikut ditampilkan bentuk diagram tebar antara diameter d bh dan volume v. Gambar 1 Diagram tebar antara diameter d bh dan volume v Scatterplo t pada Gambar 1 antara dbh dan volume membentuk pola yang non linear. Hal ini dapat dijadikan dasar untuk dibuat persamaan model penduga volumenya. Dalam penelitian ini persamaan yang digunakan sebanyak tiga model, yaitu Loetsch et al 1973: a. V = a D bh b Berkhout b. V = a + b D bh ² Kopezky-Gehrhardt c. V = a + b D bh + c D bh ² Hohenald-Krenn

5.3 Uji Keberartian Model

Untuk menguji keberatian peranan peubah bebas terhadap peubah tidak bebasnya, dilakukan uji F F-test yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf nyata α α= 5. Nilai-nilai penduga setiap model persamaan volume disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Uji keberartian model No Persamaan Penduga F hit F tab α= 5 1 V = 0,000158 D bh 2,48 11169 3,904 2 V = - 0,252 + 0,00119 D bh ² 4390,9 3,904 3 V = 0,209 – 0,0259 D bh + 0,000148 D bh ² 2437,9 3,057 Nilai F hitung untuk semua persamaan lebih besar dari F tabel pada tingkat nyata 5. Dengan demikian H o ditolak, sehingga peubah bebas yang dimasukkan kedalam model persamaan regresi sangat berpengaruh nyata dalam menduga peubah tidak bebasnya yaitu volume.

5.4 Analisis Sisaan

Suatu model regresi dapat dipergunakan untuk menduga secara baik apabila salah satu asumsi penting mengenai kenormalan dari nilai sisaan terpenuhi. Oleh karena itu, perlu dilihat apakah sisaan tersebut menyebar normal atau tidak Kuncahyo 1991. Kenormalan ini dapat dilihat dengan menampilkan plot hubungan sisaan dengan probabilitas normalnya,seperti disajikan pada Gambar 2. Residual P e r c e n t 0,2 0,1 0,0 -0,1 -0,2 -0,3 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1 Normal Probability Plot of the Residuals response is log Vtot Residual P e r c e n t 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 -1,0 -1,5 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1 Normal Probability Plot of the Residuals response is Vtot Residual P e r c e n t 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 -1,0 -1,5 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0,1 Normal Probability Plot of the Residuals response is Vtot Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3 Gambar 2 Beberapa persamaan diagram tebar hubungan antara nilai sisaan dengan probabilitas normalnya Pada Gambar 2, terlihat bahwa persamaan 1 nilai sisaan menyebar normal dengan terbentuknya pola garis linier melalui titik pusat sumbu antara nilai sisaan dengan nilai normalnya. Persamaan 2 dan persamaan 3 nilai sisaannya tidak menyebar normal karena terbentuk pola yang tidak linier antara nilai sisaan dengan nilai normalnya. Sehingga pada persamaan 1 asumsi penting mengenai kenormalan dari nilai sisaan telah terpenuhi. Selain itu, uji visual keaditifan model juga perlu dilakukan. Untuk melihat model bersifat aditif dapat dilakukan melalui pembuatan diagram tebar antara nilai sisaan dan dugaan Kuncahyo 1991. Diagram tebar antara nilai sisaan dan dugaan disajikan pada Gambar 3. Fit t ed Value R e s id u a l 1,0 0,5 0,0 -0,5 -1,0 -1,5 0,2 0,1 0,0 -0,1 -0,2 -0,3 Residuals Versus the Fitted Values response is log Vtot Fit t ed Value R e s id u a l 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 -1,0 -1,5 Residuals Versus the Fitted Values response is Vtot Fit t ed Value R e s id u a l 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5 -1,0 -1,5 Residuals Versus the Fitted Values response is Vtot Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3 Gambar 3 Beberapa persamaan diagram tebar hubungan antara nilai sisaan dengan nilai dugaan Pada Gambar 3 terlihat bahwa pada persamaan 1 sebaran plot antara sisaan dengan nilai dugaan tidak membentuk pola dan hasil tebaran sisaan menunjukkan pola acak. Persamaan 2 dan 3 nilai sisaan dengan nilai dugaan membentuk pola seperti corong. Dengan demikian pada persamaan 1 sifat keaditifan dan asumsi kehomogenan ragam sisaan terpenuhi.

5.5 Analisis Data Pencilan