Teori Lokasi Pendekatan Pasar Losch Model Penentuan Lokasi Menurut Both, Terry dan Rawstron

12 1. Hanya terkonsentrasi satu jenis transportasi dan konsumen terkonsentrasi pada beberapa tempat. 2. Lokasi produksi hanya ada di satu tempat, kondisi pasar adalah persaingan sempurna. 3. Jika menggunakan lebih dari satu bahan mentah seperti air, pasir, batu bata maka bahan mentah itu memadai dan tersedia dimana-mana. 4. Tenaga kerja tidak menyebar secara merata tetapi berkelompok pada beberapa lokasi dan dengan mobilitas yang terbatas. Berdasarkan asumsi diatas, menurut Weber ada 3 faktor penentu utama lokasi industri yaitu: 1 biaya transportasi, 2 upah tenaga kerja, 3 kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Biaya transportasi dan upah tenaga kerja merupakan faktor fundamental umum yang menentukan lokasi dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang paling minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Selanjutnya karena terdapatnya konsentrasi tenaga kerja murah yang memadai dan gejala aglomerasi, maka biaya angkutan dianggap sebagai penentu pertama dan utama lokasi industry Weber dalam P. Eko Prasetyo, 2003.

2.1.5. Teori Lokasi Pendekatan Pasar Losch

August Losch menerbitkan sebuah buku dalam bahasa Jerman pada tahun 1939 yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1954 dengan judul The Economics of Location. Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang digarapnya. Makin jauh dari pasar, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi 13 tempat penjualan pasar semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar. Atas dasar pandangan di atas Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar August Losch dalam Tarigan, 2005.

2.1.6. Model Penentuan Lokasi Menurut Both, Terry dan Rawstron

Berbeda dengan Von Thunen, Weber dan Losch, model Both, Terry dan Rawstron cenderung lebih lengkap dalam mengungkap faktor-faktor penentu lokasi artinya masih banyak faktor-faktor penentu keputusan lokasi usaha yaitu pasar, bahan mentah, tenaga kerja, fasilitas transportasi jalan dan alat transportasi, bahan baku, sumber energi listrik, batubara, dll, air, tempat pembuangan limbah, ketersediaan dan kedekatan dengan lembaga keuangan, tingkat pendidikan dan budaya masyarakat setempat serta besarnya pajak ditempat tersebut Both, Terry dan Rawstron dalam P. Eko Prasetyo, 2003. Setiap faktor tersebut kemudian dirangking menurut tingkat kepentingannya sesuai dengan jenis usaha yang akan dialokasikan. Setelah itu, dilakukan identifikasi tempat-tempat yang memenuhi syarat sebagai lokasi berdasarkan faktor-faktor tersebut. Selanjutnya dari berbagai alternatif tempat tersebut akan dipilih salah satu score di tiap-tiap tempat terhadap faktor lokasi tersebut. Keputusan penentuan lokasinya adalah mengambil tempat yang mempunyai score terbesar yang dipilih sebagai lokasi. Ahli lain seperti Jucius, Terry dan Rawstron, model keputusan penentuan lokasinya cenderung menggunakan faktor biaya dan keuntungan sebagai dasar dalam pemilihan lokasi usahanya. Menurut Jucius dan Terry, model keputusan penentuan 14 pemilihan lokasi usaha, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah biaya dan keuntungan usaha yang diharapkan expected cost and expected yield di tempat itu. Jika ada beberapa tempat sebagai alternatif, maka akan dipilih tempat yang memberikan keuntungan total bersih yang terbesar, sedangkan menurut Rawstron, bahwa lokasi yang paling optimum dari perusahaan adalah pada tempat dimana total biayanya terendah. Total biaya yang dimaksud Rawstron adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, perolehan tanah, pemasaran dan perolehan modal usaha Jucius, Terry dan Rawstron dalam P. Eko Prasetyo, 2003.

2.1.7. Teori Lokasi Memaksimumkan Laba