Kecermatan akurasi Batas Deteksi Limit of Detection, LOD dan Batas Kuantifikasi Limit of Quantification, LOQ

2.7 Parameter Analisis

Parameter yang digunakan dalam hal ini adalah validasi metode, dalam hal ini yang digunakan adalah ketepatan, kecermatan dan batas deteksi serta batas kuantifikasi.

2.7.1 Kecermatan akurasi

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai perses perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan Harmita, 2004. Perolehan kembali dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo eksipien obat, cairan biologis kemudian ditambahkan analit dengan konsentrasi tertentu biasanya 80 sampai 120 dari kadar analit yang diperkirakan, kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi Ermer dan Miler, 2005. Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel plasebo, maka dapat dipakai metode adisi. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut Harmita, 2004. 2.7.2Ketepatan presisi Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif Relative Standard Deviation, RSD dari sejumlah sampel yang berbeda secara statistik Rohman, 2007. Dalam analisis, nilai RSD antara 1-2 biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa- senyawa dengan kadar kecil RSD-nya berkisar antara 5-15 Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Batas Deteksi Limit of Detection, LOD dan Batas Kuantifikasi Limit of Quantification, LOQ

Batas deteksi didefenisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, tetapi tidak dikuantifikasi pada kondisi percobaan yang dilakukan. Batas deteksi dinyatakan dalam konsentrasi analit persen, bagian per juta dalam sampel Satiadarma, dkk, 2004. Batas kuantifikasi didefenisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi. Batas ini dinyatakan dalam konsentrasi analit persen, bagian per juta dalam sampel Satiadarma, dkk., 2004. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kadar kalium dan natrium pada mentimun yang ditanam di dataran rendah dan di dataran tinggi, dan kadar kalium dan natrium pada mentimun yang dikupas dan tidak dikupas kulitnya.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Pangan dan Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi USU dan Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2010.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan antara lain: Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA – 6300 dengan Lampu Katoda K dan Na, Hot plate, Blender, Timbangan kasar, Pisau stainless steel, pisau pengupas kulit, Kertas Saring Whatman no 42, dan alat–alat gelas Pyrex. 3.3 Bahan-Bahan 3.3.1 Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mentimun yang ditanam di dataran rendah Langkat dan dataran tinggi Berastagi.

3.3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif dan sampel mentimun yang ditanam di dataran rendah Langkat dan dataran tinggi Berastagi. Universitas Sumatera Utara