Hubungan Rasio Likuiditas dengan ROI

a. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun program- program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner dan kemudian mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera. b. Mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara lebih efisiensi dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan. 3. Mengurangi asset Pengurangan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perputaran aktiva dan karenanya juga berpengaruh terhadap jumlah Return on Investment. Pengurangan investasi- investasi yang tidak perlu memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva- aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.

H. Hubungan Rasio Likuiditas dengan ROI

Horne 2005: 217 menggambarkan dua prinsip dasar keuangan yaitu: 1. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas 2. Kemampuan memperoleh laba bergerak searah dengan resiko untuk memperoleh tingkat kemampuan memperolah laba yang lebih tinggi, kita harus mampu mengatasi resiko yang lebih besar. Weston dan Copeland dalam Ernawawti 2007 berpendapat bahwa mengenai hubungan likuiditas terhadap profitabilitas sebagai berikut: penggunaan rasio-rasio likuiditas untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan di dasari oleh adanya suatu keyakinan bahwa semakin besar kelebihan margin aktiva lancar di atas hutang lancar, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk Universitas Sumatera Utara membayar semua kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Apabila sebuah perusahaan mengalami peningkatan likuiditas. Ini berarti mengurangi resiko perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang telah jatuh tempo. Tapi jika kebijakan ini melampaui jumlah yang semestinya, maka total aktiva akan meningkat dan secara keseluruhan ROA akan menurun. Syamsuddin 2002: 29 mengatakan “bila rasio aktiva lancar atas total aktiva meningkat maka baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun. Menurunya, profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar menghasilkan lebih sedikit dibandingkan aktiva tetap. Resiko “Technical Insovency” ketidakmampuan membayar jatuh tempo menurunnya karena peningkatan jumlah aktiva lancar semakin memperbesar modal kerja bersih. Horne 2005: 224 menjelaskan bahwa tingkat aktiva lancar yang lebih besar dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasikan pengembalian atas investasinya atau ROI yang rendah. Tetapi perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi lancar. Universitas Sumatera Utara 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Tjoa Ing Hwie atau Surya Wonowidjojo adalah pendiri dari PT. Gudang Garam, Tbk. yang merupakan seorang cina perantau kelahiran 15 Agustus 1923. Setibanya di Indonesia ia bekerja di Cap 93 sebuah perusahaan rokok di Jawa Timur setelah keluar dari Cap 93. Pada tahun 1956 Surya Wonowidjojo mendirikan perusahaan rokok sendiri dengan nama IngHwie Kartajaya, 2005:23. PT Gudang Garam, Tbk hingga mencapai sukses seperti sekarang ini dimulai sejak tahun 1958. Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang “Gudang Garam” dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m 2 yang berlokasi di jalan Semampir III Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret Kretek Klobot SKL dan Sigaret Kretek Tangan SKT dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri Karesidenan Kediri. Surya Wonowidjojo menjalankan usahanya setelah selama 10 Tahun menjadi semakin terkenal sehingga ia mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha dan pada tahun 1971 menjadi Perseroan Terbatas. PT Gudang Garam, Tbk juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk Universitas Sumatera Utara