Analisis Hubungan Efektifitas Aktiva Dengan Return On Investment Pada PT. Sumbetri Megah

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA 1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN EFEKTIFITAS AKTIVA

DENGAN RETURN ON INVESTMENT

PADA PT. SUMBETRI MEGAH

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

CORRY GRACE LUBIS 050502139 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Corry Grace Lubis (2009). Analisis Hubungan Efektifitas Aktiva dengan

Return on Investment pada PT. Sumbetri Megah. Pembimbing, Drs. Nakman

Harahap, M.Si. Ketua Departemen Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Daimunthe, SE, M.Si. Penguji I, Drs. Syahyunan, M. Si. Penguji II, Dr. Khaira Amalia, SE, MBA Ak.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui Hubungan Rasio Efektifitas Aktiva yang terdiri dari Rasio Perputaran Piutang, Rasio Perputaran Persediaan, dan Rasio Perputaran Total Aktiva dengan Return on Investment pada PT. Sumbetri Megah.

Penelitian ini menggunakan data primer dengan wawancara langsung dan data sekunder dengan melihat laporan keuangan tahunan perusahaan PT. Sumbetri Megah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Spearman pada tingkat signifikansi = 5 %. Pengerjaan model analisis Korelasi Spearman ini juga dapat menggunakan alat bantu Program SPSS versi 15.0 for

windo ws.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Perputaran Piutang memiliki hubungan yang signifikan, Rasio Perputaran Persediaan tidak memiliki hubungan yang signifikan, dan Rasio Perputaran Total Aktiva tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Return on Investment pada PT. Sumbetri Megah.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian ... 10

1. Batasan Operasional ... 10

2. Definisi Operasional ... 11

3. Jenis Data ... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

6. Metode Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Profitabilitas ... 18

C. Return on Investment ... 20

D. Analisis Efektifitas Aktiva ... 23

E. Laporan Keuangan ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 30

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 34

1. Piutang pada PT. Sumbetri Megah ... 34

2. Harga Pokok Penjualan pada PT. Sumbetri Megah ... 34

3. Persediaan pada PT. Sumbetri Megah ... 35

4. Total Aktiva pada PT. Sumbetri Megah ... 35


(4)

B. Analisis Data Statistik ... 42 1. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Piutang

dengan ROI ... 42 2. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Persediaan

dengan ROI ... 43 3. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Total Aktiva

dengan ROI ... 45 C. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... x LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Rasio-rasio Efektifitas Aktiva dan ROI

PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007 ... 4 Tabel 1.2 Interpretasi koefisien korelasi ... 15 Tabel 4.1 Data dan Ranking Variabel Perputaran Piutang

dengan ROI ... 42 Tabel 4.2 Data dan Ranking Variabel Perputaran Persediaan

dengan ROI ... 43 Tabel 4.3 Data dan Ranking Variabel Perputaran Total Aktiva


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Sumbetri Megah ... 33


(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Fluktuasi Rasio Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Total Aktiva, dan Return on Investment

PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007 ... 4 Grafik 4.1 Perkembangan Rasio Perputaran Piutang

PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007 ... 37 Grafik 4.2 Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan

PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007 ... 38 Grafik 4.3 Perkembangan Rasio Perputaran Total Aktiva

PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007 ... 39 Grafik 4.4 Perkembangan Return on Investment


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan dibentuk untuk menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal kembali dengan nominal yang lebih besar dari yang semula. Suatu perusahaan haruslah menghasilkan keuntungan, sehingga diharapkan akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan kesejahteraan masyarakat luas.

Keputusan dan kebijakan yang dilakukan dalam manajemen keuangan dalam perusahaan sudah pasti mengharapkan keuntungan atau laba. Rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas perusahaan adalah ROI (Return on Investment). ROI adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Rasio ROI yang semakin tinggi menunjukkan keadaan suatu perusahaan yang semakin baik (Sudjaja, 2001:86).

Perusahaan yang ingin mencapai keuntungan (laba) maksimal haruslah melakukan kegiatan secara efisien dan efektif. Efektif berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dan efisien berkaitan dengan biaya yang tidak boros, sesuai aturan, dan prosedur yang ada dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan biaya yang efisien, serta usaha yang maksimal akan menciptakan laba optimal.


(9)

Kebijakan keuangan perusahaan dan pemanfaatan sumber daya/aktiva yang efisien dan efektif dapat menciptakan laba yang maksimal. Unsur-unsur aktiva seperti kas, piutang, persediaan, dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari tingkat penjualan yang tinggi dan perputaran aktiva, dimana tingkat penjualan yang tinggi dan perputaran aktiva tentu saja akan mendukung pencapaian laba maksimal.

Alat yang lazim digunakan untuk mengukur efektif tidaknya manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan ialah dengan menggunakan Rasio Aktivitas (Syahyunan, 2004:83). Efektifitas aktiva suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio aktivitas seperti: rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), rasio perputaran total aktiva (total asset turnover ratio).

Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa lama dalam setahun suatu perusahaan membalikkan atau menerima piutangnya (dalam Mariance, 2006). Perputaran piutang yang berputar cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba.

Perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga


(10)

perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.

Perputaran total aktiva menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya (dalam Mariance, 2006).

Efektifitas penggunaan aktiva dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran ROI, dimana semakin besar nilai perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan dana sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Kuswadi, 2004:190).

PT. Sumbetri Megah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, yaitu tiang listrik beton pra-tekan (Pre-Stressed Concrete Poles). Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini diserap untuk kepentingan pelaksanaan proyek-proyek tiang listrik untuk Preusahaan Listrik Negara (PLN). Produk tiang listrik yang diproduksi sesuai dengan standar permintaan PLN.

Perusahaan berusaha untuk terus memperbaharui cara-cara pengolahan dan manajemennya sesuai dengan perkembangan teknologi. Perusahaan ini memanfaatkan elemen-elemen industri semi modern untuk menghasilkan produk-produknya. Keberadaan elemen-elemen sistem industri semi modern seperti itu bertujuan untuk memperkuat posisi dalam suasana kompetitif melalui keunggulan kualitas. Kualitas yang unggul akan mempengaruhi peningkatan laba, maka perusahaan harus bisa mengelola aktiva secara efektif untuk menghasilkan laba.

PT. Sumbetri Megah melaksanakan kegiatan dan operasionalnya dengan mengandalkan modal yang diinvestasikan pemerintah sebagai sumber daya


(11)

keuangannya. Pemerintah pasti mengharapkan laba yang maksimal dari modal yang diinvestasikan tersebut namun pada kenyataannya, sering terjadi perolehan pendapatan terhadap investasi (ROI) yang tidak sebanding dengan yang ditanamkan ataupun diharapkan. Kurang efektifnya pengelolaan aktiva perusahaan tersebut ialah salah satu penyebab perolehan yang tidak sebanding dengan pendapatan, maka dalam hal ini manajer keuangan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan yang tepat dalam mengelola seluruh aktiva yang dimiliki sehingga setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Tabel 1.1

Perkembangan Rasio - rasio Efektivitas dan ROI PT. Sumbetri Megah

Periode 2002 – 2007

Tahun Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Persediaan Rasio Perputaran Total Aktiva ROI (%)

2002 2,703 8,067 0,711 8,451

2003 1,744 5,090 0,757 5,878

2004 2,593 5,514 0,912 6,570

2005 6,064 4,731 1,069 6,948

2006 13,786 7,277 2,245 14,008

2007 19,264 11,727 2,819 16,137

Sumber : Bagian Keuangan PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 1.1

Fluktuasi Rasio Perputaran Piutang, Rasio Perputaran Persediaan, Rasio Total Aktiva, dan Return On Investment

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Rasio Perputaran Piutang Rasio Perputaran Persediaan Rasio Perputaran Total Aktiva ROI

Sumber : Bagian Keuangan PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 1.1 menunjukkan bahwa nilai dari rasio perputaran piutang mengalami penurunan dari tahun 2002 ke tahun 2003 namun dari tahun 2004


(12)

rasio perputaran piutang ini sejalan dengan fluktuasi nilai ROI, dimana nilai rasio perputaran piutang dan nilai ROI sama-sama mengalami peningkatan.

Nilai dari rasio perputaran persediaan mengalami penurunan dari tahun 2002 ke tahun 2003, kemudian dari tahun 2003 ke 2004 nilai rasio mengalami peningkatan. Tahun 2004 sampai tahun 2005 nilai rasio perputaran persediaan ini mengalami penurunan kembali dan mulai tahun 2005 sampai tahun 2007 rasio mengalami peningkatan. Fluktuasi nilai rasio perputaran persediaan dari tahun 2002 ke 2003 sejalan dengan fluktuasi nilai ROI, dimana dari tahun 2002 ke 2003 ROI juga mengalami penurunan namun dari tahun 2003 sampai tahun 2007 fluktuasi nilai rasio perputaran persediaan sejalan dengan fluktuasi nilai ROI, dimana dari tahun 2003 sampai tahun 2007 nilai rasio perputaran persediaan dan nilai ROI sama-sama mengalami peningkatan.

Nilai dari rasio perputaran total aktiva terus mengalami peningkatan dari tahun 2002 sampai tahun 2007. Peningkatan nilai rasio ini tidak sejalan dengan fluktuasi nilai ROI dari tahun 2002 ke 2003, dimana ROI mengalami penurunan dari tahun 2002 ke tahun 2003 namun dari tahun 2003 sampai tahun 2005 nilai rasio perputaran total aktiva sejalan dengan fluktuasi nilai ROI, dimana nilai rasio perputaran total aktiva dan nilai ROI sama-sama mengalami peningkatan.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa nilai rasio efektifitas aktiva tidak selalu sejalan dengan nilai ROI, maka untuk mengetahui hubungan dari masing-masing rasio tersebut dilakukan penelitian dengan judul ”Analisis Hubungan Efektifitas


(13)

B. Perumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan dari penjelasan di latar belakang adalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan yang signifikan antara rasio efektifitas aktiva (rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang dagang, rasio perputaran total aktiva) dengan return on investment pada PT. Sumbetri Megah?”

C. Kerangka Konseptual

Perusahaan selalu membutuhkan dana dalam operasinya. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli aktiva tetap, bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain-lain. Pengelolaan dana ini harus dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas agar pemanfaatan dana tersebut dapat optimal, artinya setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan dengan efektif untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal.

Return on Investment merupakan salah satu rasio yang dipergunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula laba atas dana yang ditanam.

Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa lama dalam setahun suatu perusahaan membalikkan atau menerima piutangnya (dalam Mariance, 2006). Perputaran


(14)

piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba.

Perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.

Perputaran total aktiva menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya (dalam Mariance, 2006).

Tingkat investasi yang meningkat dalam aktiva lancar dengan tetap mendukung penjualan akan mengarah kepada peningkatan pengembalian atas aktiva keseluruhan perusahaan. Perusahaan yang mengurangi investasi dalam bentuk aktiva lancar sementara dapat terus mendukung output/penjualan, Return

on Investment (ROI) akan naik. Tingkat kas, piutang, dan persediaan yang lebih

rendah akan mengurangi angka penyebut dalam persamaan Return on Investment (ROI) yang sama dengan laba bersih per total aktiva.

Aktiva perusahaan harus dikelola dengan efektif dan efisien. Efektif dalam pengertian anggaran yang dibuat perusahaan berhasil, dan efisien dalam pengertian waktu, dana, modal biaya yang dianggarkan tepat. Hal ini dilakukan untuk mengontrol kondisi aktiva perusahaan supaya piutang menjadi kas dalam waktu yang paling tepat bukan menjadi kredit macet, dan persediaan tidak


(15)

menumpuk atau kadang kehabisan stok, dan aktiva tetap perusahaan memberikan kontribusi yang paling maksimal terhadap profitabilitas (Van Horne, 2005:314). Sehingga untuk melihat hubungan efektifitas aktiva terhadap return on investment dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut ini:

Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual. Sumber : Afandi (2007), diolah.

D. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai pernyataan dari jawaban yang bersifat sementara. Hipotesis yang dapat dinyatakan berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teoritis adalah:

Rasio yang mengukur efektifitas aktiva memiliki hubungan dengan return

on investment pada PT. Sumbetri Megah, dimana:

a. Rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang signifikan dengan return

on investment pada PT. Sumbetri Megah

b. Rasio perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan dengan

return on investment pada PT. Sumbetri Megah

c. Rasio perputaran total aktiva memiliki hubungan yang signifikan dengan

return on investment pada PT. Sumbetri Megah.

Rasio Perputaran Piutang (X1)

Rasio Perputaran Persediaan (X2)

Rasio Total Aktiva (X3)

Return On Investment


(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan dari efektifitas penggunaan sumber daya/aktiva (rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran total aktiva) dengan return on

investment pada PT. Sumbetri Megah sehingga dapat diketahui perubahan nilai

dari masing-masing rasio yang menggambarkan efektifitas aktiva tersebut akan mempunyai hubungan atau tidak dengan perubahan nilai ROI pada PT. Sumbetri Megah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu: a. Bagi Perusahaan

Manfaat bagi perusahaan adalah memberikan tambahan informasi tentang kondisi profitabilitas perusahaan, khususnya mengenai ROI dalam hubungannya dengan efektifitas aktiva dalam perusahaan.

b. Bagi Pihak Lain

Manfaat bagi pihak lain adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, terutama mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai profitabilitas terutama ROI dalam hubungannya dengan efektifitas aktiva perusahaan.

c. Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis adalah untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh penulis dalam bidang keuangan, khususnya


(17)

mengenai dalam penilaian return on investment (ROI) dalam hubungannya dengan efektifitas aktiva perusahaan.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional ditetapkan agar menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisa permasalahan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ruang lingkup permasalahan dari penelitian hanya sebatas ROI dalam hubungannya dengan efektifitas aktiva.

b. Efektifitas aktiva diukur dengan menggunakan analisis rasio, yaitu rasio aktivitas. Analisis hubungan efektifitas terhadap ROI dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Spearman.

c. Rasio Efektifitas Aktiva (rasio yang diukur dengan menggunakan rasio aktivitas) yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Rasio perputaran piutang dagang 2. Rasio perputaran persediaan 3. Rasio perputaran total aktiva

d. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan selama periode 2002 – 2007.

e. Analisis ROI dilakukan dengan menggunakan data tahunan, dan penilaian hubungan antara efektifitas aktiva terhadap ROI dengan analisis korelasi Spearman dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0


(18)

2. Definisi Operasional

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel Dependen (tidak bebas/terikat)

Variabel terikat yang digunakan ialah ROI (Return on Investment, Y)

ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aktiva perusahaan dan menggambarkan produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi (Abdullah, 2005 : 57). Rumus:

ROI = 100%

Aktiva Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba

x

b. Variabel Independen (bebas)

1. Rasio perputaran piutang dagang (X1)

Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu (Riyanto, 2001 : 334). Semakin besar rasio semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap, 2007 :308).

Rumus:

Rasio perputaran piutang dagang =

Rata -Rata Piutang

Kredit Penjualan

2. Rasio perputaran persediaan (X2)

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap 2007: 308).


(19)

Rasio perputaran persediaan =

Persediaan Rata

-Rata

HPP

3. Rasio perputaran total aktiva (X3)

Rasio perputaran total aktiva menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik (Harahap, 2007 :308).

Rumus:

Rasio perputaran total aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data Primer yaitu meninjau objek yang diteliti dengan menggunakan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang memberikan informasi yang dibutuhkan. Data primer ialah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro (2003:127).

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127) yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:

a. Sejarah perusahaan

b. Struktur organisasi perusahaan. c. Neraca tahun 2002 – 2007


(20)

d. Laporan laba rugi tahun 2002 – 2007

e. Hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan literatur lainnya yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Sumbetri Megah yang berlokasi di Jl. Kolonel Yos Sudarso pada bulan Oktober 2008 sampai Februari 2009.

5. Teknik Pengumpulan Data

Penulis melakukan dua cara dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu:

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berasal dari neraca, laporan laba rugi, hasil publikasi, buku-buku ilmiah, lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dengan cara memberikan pertanyaan yang akan dijawab oleh responden secara lisan. Dalam hal ini peneliti bertanya secara langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang memberikan informasi.

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan. yaitu: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif adalah metode analisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan dan analisa data mengenai sejarah,


(21)

struktur organisasi, dan kegiatan perusahaan sehingga terbentuk gambaran umum perusahaan.

b. Metode Analisis Korelasi Spearman

Analisis korelasi Spearman berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel yang berskala ordinal atau berperingkat (Suharyadi & Purwanto, 2004: 620). Besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan yang mengukur korelasi berpangkat disebut koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan lambang rs.

rs = 1 -

( )

1 n n

di 6

2 2

Keterangan:

rs : Koefisien Korelasi Spearman

di : Selisih peringkat untuk setiap data

n : Jumlah sampel atau data

Koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis -1 ≤ rs ≤ 1. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua

variabel yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari korelasi spearman yang diperoleh maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian ( = 5%) maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y (Ghozali, 2002: 182). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows.


(22)

Tabel 1.2

Interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2007: 183)

Bentuk pengujian yang digunakan ialah:

H0 : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) dan

signifikansi antara variabel Xi dengan variabel Y.

Ha : rs≠ 0, artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikan

antara variabel Xi dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika –rs tabel ≤rs hitung ≤rs tabel, dengan = 5%.

Ha diterima jika –rs tabel >rs hitung >rs tabel, dengan = 5%.

c. Pengujian Hipotesis Uji Statistik-t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi & Purwanto, 2004:466):

t = r 2 r -1

2 -n

Dimana:

t : Nilai thitung

r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan


(23)

Bentuk pengujian yang digunakan ialah:

H0 : bi = 0, artinya: tidak ada hubungan yang signifikan antara

variabel-variabel bebas (Xi ) dengan variabel terikat (Y).

Ha : bi ≠ 0, artinya: terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

-variabel bebas (Xi)dengan variabel terikat (Y).

Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikansi (alpha) 5% dan derajat kebebasan (n-2) dengan thitung yang diperoleh. Jika thitung > ttabel berarti H0 ditola atau

terdapat hubungan yang nyata (signifikan) bi terhadap ROI dan sebaliknya.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini ialah: H0 diterima jika –t tabel ≤t hitung ≤t tabelpada = 5%.

Ha diterima jika –t tabel >t hitung >t tabelpada = 5%.


(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Afandi (2007) melakukan penelitian tentang analisis rasio aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang dagang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan, dan jangka waktu pengumpulan piutang mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return on investment pada PT. Pupuk Sriwidjaja Medan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien spearmannya (rs hitung) lebih besar dari rs tabel, tingkat

signifikansinya lebih kecil dari = 5% dan nilai uji-t hitung lebih besar dari ttabel,

yang berarti hipotesis diterima.

Sheila (2006) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efisiensi dan efektifitas terhadap return on investment PT. Bukit Emas Dharma Utama Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contribution margin memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, rasio tenaga kerja per penjualan memiliki hubungan negatif dan signifikan, rasio beban usaha per penjualan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, operating ratio memiliki hubungan positif dan tidak signifikan, inventory turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, working

capital turnover memiliki hubungan positif dan tidak signifikan, dan fixed asset turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, terhadap return on investment


(25)

B. Profitabilitas

Rasio yang sangat umum digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah rasio profitabilitas (kemampulabaan). Rasio profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio profitabilitas dapat memperlihatkan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.

Kemampulabaan (Profitabilitas) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas yang semakin tinggi berarti akan semakin baik, jadi rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan, karena rasio ini memberikan gambaran tentang tingkat pengelolaan suatu perusahaan.

Rasio profitabilitas (rentabilitas) menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya, Harahap (2004:304).

Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen, Sawir (2005:17-18). Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan”.

Rasio profitabilitas yang lazim digunakan (Harahap, 2007:304), yaitu : 1. Margin Laba (Profit Margin) = PendapatanBersih


(26)

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

2. Asset Turnover (Return on Asset) =

Aktiva Total

Bersih Penjualan

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva lebih cepat berputar dan meraih laba.

3. Return on Investment (ROI) =

Modal Rata -Rata Bersih Laba

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin bagus.

4. Return on Total Asset =

Aset Total Rata -Rata Bersih Laba

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

5. Basic Earning Power =

Aktiva Total Pajak dan Bunga Sebelum Laba

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.

6. Earning Per Share =

Saham Jumlah an bersangkut saham bagian Laba

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.


(27)

7. Contribution Margin =

Penjualan Kotor Laba

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya–biaya tetap atau biaya operasional lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi, sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

C. Return on Investment

Return on Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan antara

keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Return on Investment (ROI) atau sering juga disebut dengan “Return on Assets” adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinngi rasio ini, semakin baik pula keadaan suatu perusahaan. ROI secara sederhana adalah hasil bagi antara pendapatan bersih sebelum pajak dengan total aktiva (Sudjaja, 2001:86).

Rumus umum yang sering digunakan untuk menghitung rasio ini (Abdullah, 2005: 57), yaitu:

ROI = 100%

Aktiva Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba

x

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan efektifitas penggunaan dana dilihat dari perputarannya dalam suatu periode (Kuswadi, 2004:194). Rasio perputaran yang makin besar menunjukkan


(28)

semakin efektif penggunaannya, sehingga memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

ROI dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik-buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Besarnya laba bersih operasi yang diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan Return On Investment (Abdullah 2005:58-59), yaitu:

a. Kelebihan Return on Investment

1. ROI berguna sebagai alat kontrol dan juga untuk keperluan perencanaan. Misalnya, ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi. Perusahaan dapat mengestimasikan ROI yang harus melalui investasi pada aktiva tetap.

2. ROI dipergunakan sebagai alat mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

3. Kegunaan ROI yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Hal ini terjadi/dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktis akuntansi secara benar dalam arti mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntansi yang ada. ROI dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara (dalam Mariance, 2006), yaitu:

1. Meningkatkan penjualan

Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun


(29)

biaya tetap. Imbalan atas penjualan akan meningkat. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil daripada persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan proporsional dalam aktiva.

2. Pemangkasan Beban

Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer ketika menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner, dan kemudian mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera.

b. Mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara lebih efisien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan.

3. Mengurangi Aset

Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap putaran aktiva dan juga terhadap angka ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.


(30)

b. Kelemahan Return on Investment

1. Praktek akuntansi antar perusahaan yang seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

2. Analisis rate of return atau Return on Investment tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

D. Analisis Efektifitas Aktiva

Martono & Harjito (2001:56–58) menyatakan bahwa mencapai laba maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efisien dan efektif. Efektif berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Efektifitas manajemen perusahaan dalam megelola asset-assetnya dapat diukur dengan rasio aktivitas. Rasio aktivitas yang mengukur efektifitas aktiva tersebut antara lain:

a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

c. Perputaran Piutang harian (Receivable Turnover in Days) d. Perputaran Aktiva (Total Asset Turnover)

Sawir (2005:14) mengatakan rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio – rasio aktivitas yang umum digunakan (Sawir, 2005:15-17), yaitu:


(31)

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

b. Periode Penagihan Rata – rata (Average Collection Period) c. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital turnover) d. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) e. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio aktivitas (rasio yang mengukur efektifitas aktiva) melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam bentuk persediaan, piutang, dan aktiva lainnya. Tiga block aktiva utama dalam setiap perusahaan adalah: piutang usaha, persediaan, dan aktiva tetap (Walsh, 2004:80).

1. Piutang

Piutang dagang timbul karena penjualan barang dagangan secara kredit. Penjualan barang dagangan di samping dilaksanakan dengan tunai juga dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume penjualan. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu (Riyanto, 2001:334). Semakin besar rasio semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap, 2007:308).

Bentuk perhitungan dari rasio perputaran piutang dagang (Harahap, 2007:308) adalah:

Rasio perputaran piutang dagang =

Rata -Rata Piutang

Kredit Penjualan

Angka penjualan kredit yang tidak tersedia untuk suatu periode, maka perusahaan harus berusaha menggunakan angka total penjualan. Penjualan yang bersifat musiman atau telah berkembang sangat banyak sepanjang


(32)

musiman yang ada ini menimbulkan rata-rata saldo penutupan bulanan merupakan angka yang paling tepat untuk digunakan.Saldo piutang pada akhir tahun akan tampak tinggi jika dikaitkan dengan penjualan bersama dengan pertumbuhan. Hasilnya adalah perputaran piutang yang dihitung bias dan timbul perkiraan yang rendah atas berapa kali piutang yang diubah ke kas selama tahun tersebut maka rata-rata piutang pada awal dan akhir tahun tepat jika pertumbuhan penjualan tetap sepanjang tahun apabila situasinya seperti ini (Van Horne, 2005:213)

Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Periode) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dalam jangka waktu tertentu. Piutang dapat dikatakan liquid apabila dikumpulkan tepat waktu/dalam jangka waktu yang singkat. Periode rata-rata pengumpulan piutang dirumuskan dengan:

` Periode rata-rata pengumpulan piutang =

Kredit Penjualan

360 x rata -Rata Piutang

2. Persediaan

Perusahaan pasti memiliki persediaan. Persediaan merupakan sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang tujuannya untuk dijual ataupun diolah kembali (Sutrisno, 2000:103). Persediaan merupakan salah satu modal kerja. Persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran suatu operasi perusahaan. Proses produksi akan mengalami gangguan apabila persediaan tidak memadai dan pada akhirnya tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan perusahaan.


(33)

Rasio perputaran persediaan mengukur seberapa efektif perusahaan memanajemeni persediaan, dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2007:308):

Rasio perputaran persediaan =

Persediaan Rata

-Rata

HPP

Rasio ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaanya. Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap 2007: 308).

Perputaran persediaan yang relatif pelan sering kali merupakan tanda dari barang yang berlebih, jarang digunakan, atau tidak terpakai dalam persediaan. Barang-barang yang tidak terpakai perlu pengurangan dalam jumlah substansial, yang akhirnya akan cenderung menolkan paling tidak sebagian persediaan sebagai aktiva yang likuid (Van Horne, 2005:217).

Persediaan disebut modal kerja karena merupakan apa yang sesungguhnya dijual atau diubah ke bentuk lain atau menambah nilai gunanya, sedangkan perputarannya adalah jumlah perjalanan yang dilakukan setiap tahunnya. Semakin banyak persediaan berputar mengidentifikasikan perusahaan semakin efektif memanajemeni persediaannya. Periode perputaran persediaan adalah untuk mengetahui berapa lama rata-rata persediaan tersebut tersimpan di gudang. Rumus untuk mengukurnya sebagai berikut (Harahap 2007: 308):

Periode perputaran persediaan =

Penjualan Pokok

Harga

rata -Rata Persediaan


(34)

3. Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual (Sawir, 2005:17).

Rasio perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, artinya seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan, semakin tinggi rasio ini semakin baik (Harahap, 2007:309),

Bentuk perhitungan dari rasio perputaran total aktiva (Harahap, 2007:309) adalah:

Rasio perputaran total aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

E. Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan tidak dapat diabaikan dalam siklus hidup perusahaan. Hal ini mutlak dilakukan karena di dalam laporan keuangan terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan. Keputusan yang diambil oleh para pemakian laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasinya. Laporan


(35)

keuangan juga dapat memperlihatkan bagaimana suatu pihak manajemen dalam perusahaan mengelola sumber daya yan dimilikinya.

Laporan keuangan dapat menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi seseorang untuk menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga akan dapat dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Mengenal laporan keuangan dengan baik berarti kita mempunyai arah, mengetahui apa yang akan dicapai, mengetahui banyaknya rekening yang harus disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi apa yang harus disediakan (yang paling tidak harus sama dengan banyaknya rincian pos dalam laporan keuangan), dan akhirnya akan dapat membayangkan hubungan antara tempat mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan (Munawir, 2002:12).

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah berupa data yang menggambarkan perkembangan posisi keuangan dan aktivitas perusahaan secara periodik, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses anggaran kas yang disusun secara sistematis sehingga menggambarkan hasil operasional perusahaan pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya maka akan dipaparkan pengertian mengenai laporan keuangan, yaitu:

a. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:68) :

”Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data


(36)

keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut”.

b. Menurut Djarwanto (2001:5) :

”Laporan keungan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan”.

c. Menurut Harahap (2007:105) :

”Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. SUMBETRI MEGAH

A. Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan PT. Sumbetri Megah dimiliki oleh beberapa pemegang saham berdasarkan akte pendirian nomor 9, 10, 11dan 12 pada tanggal 12 April 1995 di hadapan pejabat notaris yang bernama Munir Nasution di Medan. Perusahaan ini mempunyai kantor pusat di Jl. Kolonel Yos Sudarso No.50 di Medan sementara pabriknya sendiri berkedudukan di Jl. Medan – Besitang Km. 91 Besitang.

Anggaran Dasar perusahaan menetapkan ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menjalankan kegiatan yang memproduksi segala macam pembuatan bahan-bahan konstruksi dari beton yang meliputi:

a. Tiang transmisi listrik

b. Telekomunikasi cerocok untuk fondasi c. Gorong-gorong

d. Pipa air

e. Bahan bangunan lain dari beton.

Produk keluaran perusahaan sampai saat ini hanya satu macam, yaitu Tiang Listrik Beton Pra-tekan (Pre-stressted Concrete Poles), tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi perusahaan untuk memproduksi jenis yang lain seperti tiang telepon, bantalan kereta api dan lain sebagainya yang masih dalam tahap penjajakan.


(38)

Produk tersebut diserap untuk kepentingan pelaksanaan proyek-proyek tiang listrik untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perusahaan ini tercatat sebagai anggota APTI (Asosiasi Produsen Tiang Beton Indonesia) berdasarkan produk yang dihasilkan,.

Sistem produksi yang dianut perusahaan adalah Job Order System. Tingkat produksi dan standar kualifikasi produknya didasarkan kepada permintaan pasar yang sudah tertentu secara terikat kepada spesifikasi menurut kontrak perjanjian dengan pelanggan.

Produk tiang listrik yang diproduksi sesuai dengan standar permintaan PLN. Walaupun sistem ini dianut, pada kenyataannya proses produksi juga dapat berlangsung sepanjang tahun. Proses produksi khusus dengan memanfaatkan elemen-elemen industri semi modern sangat diperlukan untuk menghasilkan produk-produk tersebut. Pabrik sebagai pelaksana fungi produk telah dilengkapi dengan fasilitas laboratorium beton, pengawasan mutu total sebelum, selama, dan sesudah proses produksi berlangsung dan peralatan produksi semi modern.

Administrasi pabrik, gudang, perawatan, dan perbaikan (maintenance

and repair) dan berbagai gungsi jasa lainnya dalam mencatat dan melaporkan

aktivitas-aktivitas produksi khususnya yang berkaitan dengan persediaan dilaksanakan secara manual dan dilaporkan secara regular ke kantor pusat.

Perusahaan berusaha untuk terus emmperbaharui cara-cara pengolahan dan manajemennya sesuai dengan perkembangan teknologi. Keberadaan elemen-elemen sistem industri semi modern seperti itu selain bertujuan untuk memperkuat posisi dalam suasana kompetitif melalui keunggulan kualitas, juga dikarenakan produk beton dalam hal ini tiang listrik itu sendiri merupakan produk khusus yang


(39)

faktor standar kualifikasi tertentu merupakan critical point yang mutlak perlu dijaga.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memberikan gambaran tentang garis kekuasaan, tanggung jawab, dan kesatuan komando yang dikoordinir oleh setiap atasan dan selanjutnya setiap atasan akan memberikan pertanggungjawabannya kepada pucuk pimpinan organisasi. Struktur organisasi menunjukkan pembagian tugas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan struktur yang ada.

PT. Sumbetri Megah dipimpin oleh seorang direktur yang berada di bawah pengawasan Dewan Komisaris. Dewan komisaris dalam hal ini adalah pemegang saham yang terdiri dari tiga orang. Direktur dibantu oleh wakil direktur dalam melaksanakan tugasnya. Direktur dan wakil direktur secara langsung membawahi lima bawahannya, yaitu: bagian akuntansi, bagian keuangan, bagian Adm & SDM, bagian Wasdal (Pengawasan dan pengendalian), dan bagian pemasaran.

PT. Sumbetri Megah mempunyai management representative untuk bagian pabrik, dimana management representative bertugas mengawasi penerapan sistem standar mutu yang digunakan oleh perusahaan. Management representative secara langsung membawahi bagian produksi, bagian tata usaha dan Adm, bagian QC (Quality Control) yang bertugas memeriksa mutu pemrosesan bahan baku sampai menjadi barang jadi, dan bagian pemeliharaan. Struktur organisasi PT. Sumbetri Megah dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:


(40)

Gambar 3.1 : Bagan Organisasi PT. Sumbetri Megah Sumber : PT. Sumbetri Megah, 2009

DIREKTUR WAKIL DIREKTUR MANAGEMENT REPRESENTATIVE BAGIAN ADM&SDM BAGIAN WASDAL BAGIAN KEUANGAN BAGIAN AKUNTANSI SEKSI ADM&UMUM SEKSI EDP DEWAN KOMISARIS SEKSI SDM BAGIAN PEMASARAN SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PEMASARAN SEKSI KEUANGAN SEKSI HUTANG & PIUTANG PABRIK TIANG BETON BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMELIHARAAN BAGIAN QC BAGIAN TU & ADM


(41)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

1. Piutang pada PT. Sumbetri Megah

Piutang usaha pada PT. Sumbetri Megah dicatat pada saat diterbitkan faktur penjualan. Piutang. pada PT. Sumbetri Megah ini merupakan tagihan perusahaan kepada pihak pelanggan atas penjualan produk dari setiap unit dalam perusahaan.

Pelanggan PT. Sumbetri adalah PT. PLN (Persero), maka piutang usaha pada PT. Sumbetri ini muncul karena adanya keterlambatan pembayaran atas penjualan yang dilakukan oleh PLN, dimana pembayaran dilakukan pada saat adanya ketersediaan dana yang dapat dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara.

2. Harga Pokok Penjualan pada PT. Sumbetri Megah

Harga pokok produksi pada PT. Sumbetri Megah ini merupakan biaya langsung dan biaya tidak langsung, dimana biaya langsung berkaitan dengan pengerjaan bahan-bahan baku sampai menjadi barang jadi yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan untuk disampaikan ke PLN, ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung, biaya angkut masuk. Bahan baku pada PT. Sumbetri terdiri dari semen, batu pecah, pasir, PC. Wire, kawat beton, kawat paku, dan air. Biaya tidak langsung berkaitan dengan biaya listrik, biaya pemeliharaan pabrik, biaya penyusutan, dan biaya pabrikasi lainnya.

Harga pokok penjualan pada PT. Sumbetri Megah ini merupakan jumlah dari persediaan barang jadi awal ditambah pembelian barang jadi ditambah harga


(42)

pokok produksi dan dikurang dengan persediaan barang jadi akhir. Harga pokok penjualan pada PT. Sumbetri Megah ini dapat dipengaruhi oleh fluktuasi dari naik turunnya Rupiah terhadap Yuan. Hal ini disebabkan karena bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan seperti PC. Wire masih diimpor dari luar negeri, yaitu RRC.

3. Persediaan pada PT. Sumbetri Megah

Persediaan pada PT. Sumbetri Megah merupakan penyimpanan terhadap bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi di dalam perusahaan. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dan pemakaiannya dicatat dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama.

Jumlah persediaan pada perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan informasi tentang jumlah bahan baku yang dimiliki perusahaan ditambah dengan jumlah persediaan buku, persediaan suku cadang yang akan dikurangi dengan persediaan yang tidak dapat digunakan lagi atau rusak.

Pengelolaan persediaan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan karena semakin meningkat persediaan maka semakin meningkat pula biaya bagi perusahaan, seperti biaya pemeliharaan, biaya yang timbul karena persediaan mengalami kerusakan.

4. Total Aktiva pada PT. Sumbetri Megah

Aktiva yang dipergunakan pada PT. Sumbetri Megah dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: Aktiva Lancar, Aktia


(43)

Tetap, dan Aktiva Lain-lain. Aktiva Lancar pada perusahaan ini berupa: kas, bank, investasi jangka pendek, piutang dagang, persediaan barang jadi, persediaan bahan baku, persediaan material trafo, dan biaya dibayar dimuka.

Aktiva Tetap yang digunakan pada PT. Sumbetri Megah dalam melaksanakan kegiatan produsinya adalah tanah, bangunan, mesin, fasilitas & sarana pelengkap, peralatan kantor, kendaraan. Aktiva tetap biasanya mengalami penyusutan. Jumlah aktiva tetap yang sebenarnya adalah aktiva tetap yang ada pada perusahaan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Aktiva Lain-lain pada PT. Sumbetri Megah ini terdiri dari PPh Psl. 25 dibayar dimuka, PPh Psl. 22 & 23 dibayar dimuka, dan kredit PPN.

5. Penjualan pada PT. Sumbetri Megah

Penjualan pada PT. Sumbetri Megah merupakan pendapatan yang diperoleh dari produk keluaran perusahaan yaitu tiang listrik beton. Penjualan pada PT. Sumbetri Megah biasanya dalam penjualan tunai kepada PLN namun karena pembayaran yang dilakukan tergantung pada tersedianya dana dari Anggaran Pendapatan Listrik Negara, maka penjualan tersebut juga dapat dilakukan dengan kredit sehingga akan menimbulkan piutang bagi PT. Sumbetri Megah.

6. Analisis Efektifitas Aktiva pada PT. Sumbetri Megah 6.1 Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang merupakan perbandingan antara penjualan yang

dilakukan perusahaan dengan piutang rata-rata yang dimiliki perusahaan. Tingkat perputaran piutang pada PT. Sumbetri Megah pada periode 2002 sampai 2007


(44)

adalah bernilai baik secara keseluruhan. Hal ini megindikasikan bahwa semakin cepat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut.

Grafik 4.1

Perkembangan Rasio Perputaran Piutang PT. Sumbetri Megah

Periode 2002-2007

Rasio Perputaran Piutang

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Rasio Perputaran Piutang

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 4.1 menunjukkan rasio perputaran piutang mengalami penurunan pada tahun 2002 ke 2003 namun dari tahun 2003 sampai tahun 2007 rasio perputaran piutang mengalami peningkatan maka dapat disimpulkan rasio perputaran piutang bernilai baik secara keseluruhan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin cepat periode waktu antara pencatatan penjualan dengan penagihan kas dari penjualan tersebut. Tingginya perputaran piutang pada PT. Sumbetri Megah ini disebabkan oleh periode pengembalian piutang yang tidak terlalu lama. Penagihan piutang yang lancar membawa dampak pembayaran hutang yang cepat sehingga piutang perusahaan akan menurun. Debitur di PT. Sumbetri adalah Perusahaan Listrik Negara maka pembayarannya akan terkait dengan waktu dan tersedianya anggaran dan dana PLN.


(45)

6.2 Rasio Perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan merupakan perbandingan antara harga pokok

penjualan perusahaan dengan persediaan rata-rata yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio perputaran persediaan menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, dimana semakin besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi putaran persediaan maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan.

Grafik 4.2

Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan dan ROI PT. Sumbetri Megah

Periode 2002- 2007

Rasio Perputaran Persediaan

0 5,000 10,000 15,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Rasio Perputaran Persediaan

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan PT. Sumbetri mengalami fluktuasi naik turun dari tahun 2002 sampai tahun 2005. Hal ini dikarenakan oleh adanya kenaikan persediaan rata-rata yang mengindikasikan bahwa persediaan berlebih atau jarang dipakai. Persediaan yang berputar pelan akan berdampak pada ROI sehingga apabila perputaran persediaan pelan akan mengurangi laba. Tahun 2005 sampai 2007 rasio perputaran persediaan terus mengalami peningkatan. Kenaikan tingkat perputaran persediaan disebabkan oleh terjadinya penurunan jumlah persediaan rata-rata. Persediaan yang semakin kecil menandakan bahwa penjualan meningkat. Kegiatan penjualan perusahaan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan operasional perusahaan berjalan semakin baik,


(46)

artinya semakin singkat jangka waktu antara penanaman modal perusahaan dengan transaksi penjualan yang terealisasi. Hal ini juga akan memberi pengaruh terhadap peningkatan laba yang akan diperoleh perusahaan, dimana semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

6.3 Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio perputaran total aktiva merupakan gambaran perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Besarnya perputaran total aktiva pada PT. Sumbetri Megah dalam periode penelitian bernilai besar atau berputar dalam jangka waktu yang cepat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva dalam perusahaan untuk menciptakan penjualan yang akan menghasilkan laba juga tinggi.

Grafik 4.3

Perkembangan Rasio Total Aktiva dan ROI PT. Sumbetri Megah

Periode 2002-2007

Rasio Perputaran Total Aktiva

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Rasio Perputaran Total Aktiva

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 4.3 menunjukkan bahwa tingkat perputaran total aktiva PT. Sumbetri mengalami peningkatan dari tahun 2002 sampai tahun 2007. Tingginya perputaran total aktiva dalam perusahaan disebabkan oleh perputaran piutang dan


(47)

perputaran persediaan pada PT. Sumbetri dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang dapat menghasilkan pendapatan penjualan yang sama atau bahkan lebih kecil dari uang yang diinvestasikan dalam piutang dan persediaan maka total aktiva akan membaik (Van Horne 2005:222). Nilai penyusutan dari aktiva tetap yang tidak terlalu besar juga akan menyebabkan kemampuan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba semakin besar.

7. Analisis Return on Investment pada PT. Sumbetri Megah

Return on Investment (ROI) merupakan salah satu jenis dari rasio

kemampuan memperoleh laba yang biasa digunakan sebagai alat untuk menilai kesuksesan atau prestasi sebuah perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum dirumuskan dengan penjualan bersih dibagi dengan total aktiva.

Grafik 4.4

Perkembangan Return on Investment PT. Sumbetri Megah

Periode 2002-2007

ROI

0 5,000 10,000 15,000 20,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

ROI

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009

Grafik 4.4 menunjukkan bahwa tingkat ROI pada PT. Sumbetri Megah dari tahun 2002 ke tahun 2003 mengalami penurunan namun dari tahun 2005 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ROI pada PT. Sumbetri Megah bernilai tinggi. Tingginya nilai dari ROI pada perusahaan mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan tersebut dalam


(48)

memperoleh laba dari investasinya mempunyai peluang yang besar. Tingginya nilai dari ROI pada PT. Sumbetri Megah ini disebabkan oleh tingkat laba yang diperoleh perusahaan bernilai besar. Tingginya tingkat laba yang diperoleh perusahaan juga disebabkan tingkat penjualan yang tinggi dan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan kecil dan piutang dagang yang dimiliki perusahaan berjumlah kecil.

B. Analisis Data Statistik

Data yang telah diperoleh sebagai nilai dari masing-masing variabel bebas dan terikat akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman (rs) dan dapat juga dibantu dengan alat bantu program SPSS 15.0 for Windows.

Setiap data harus dimasukkan terlebih dahulu untuk menghitung koefisien rs, setelah itu setiap data diberikan ranking untuk variabel X dan Y. Berikan nilai 1

untuk nilai terendah dari setiap variabel dan nilai N untuk data tertinggi dari masing-masing variabel kemudian tentukan nilai (di), yaitu perbedaan antara ranking X dan Y untuk setiap observasi. Pangkat duakan setiap nilai di dan jumlahkan nilai (di2) dan masukkan nilai ini untuk mendapatkan

2

di , kemudian masukkan nilai ini ke dalam rumus korelasi spearman untuk memperoleh keofisien korelasi spearman (Ghozali, 2002:173).

Hipotesis dari pengujian statistik adalah:

H0 : bi = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas


(49)

H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Tingkat signifikansi 5% dengan kebebasan (df) = 6-2 = 4, maka diperoleh ttabel

=2.776. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H0 diterima jika -ttabel ≤thitung ≤ ttabel

H1 diterima jika -ttabel >thitung > ttabel

1. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Piutang dengan ROI

Hasil analisis statistik antara rasio perputaran piutang dengan ROI dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman dan juga dengan alat bantu program SPSS 15.0 for windows.

Tabel 4.1

Analisis Perhitungan Spearman

Data dan Ranking Variabel Perputaran Piutang dan ROI Rasio Perputaran

Piutang (X)

ROI (Y)

Ranking Rasio Perputaran Piutang (X)

Ranking ROI

(Y) di di

2

2.703 8.451 3 4 -1 1

1.744 5.878 1 1 0 0

2.593 6.570 2 2 0 0

6.064 6.948 4 3 1 1

13.786 14.009 5 5 0 0

19.264 16.137 6 6 0 1

Total 2

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009 Rumus untuk Spearman:

rs = 1 -

( )

1 n n di 6 2 2 −

rs = 1 -

( )

1 6 6 2 6 2 −

rs = 1 -

) 35 ( 6


(50)

rs = 1 – 210

12

rs = 0.943

Hasil perhitungan nilai dari koefisien spearman (rs) adalah sebesar 0.943 dan

nilai dari rs tabel pada = 5% adalah sebesar 0.829 (rs hitung > rs tabel). Angka

tersebut menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan searah antara rasio perputaran piutang dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah. Nilai dari signifikansi berdasarkan hasil SPSS 15.0 adalah sebesar 0.005, dimana hal ini berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih kecil dari = 5%. Kesimpulannya ialah Hipotesis H0 ditolak dan Hipotesis Ha diterima, artinya rasio perputaran piutang

dan ROI mempunyai hubungan yang signifikan, dimana apabila rasio perputaran piutang meningkat maka ROI juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran piutang menurun maka ROI juga akan menurun.

2. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Persediaan dengan ROI

Hasil analisis statistik antara rasio perputaran persediaan dengan ROI dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman dan juga dengan alat bantu program SPSS 15.0 for windows.

Tabel 4.2

Analisis Perhitungan Spearman

Data dan Ranking Variabel Perputaran Persediaan dan ROI Rasio Perputaran

Persediaan

ROI (Y)

Ranking Rasio Perputaran Persediaan (X)

Ranking ROI

(Y) di di

2

8,067 8.451 5 4 1 1

5.090 5.878 2 1 1 1

5.514 6.570 3 2 1 1

4.731 6.948 1 3 -2 4

7.277 14.009 4 5 -1 1

11.727 16.137 6 6 0 0

Total 8


(51)

Rumus untuk Spearman: rs = 1 -

( )

n 1 n

di 6

2 2

rs = 1 -

( )

6 1 6

8 6

2 −

rs = 1 -

( )

35 6

48

rs = 1 – 210

48

rs = 0.771

Hasil perhitungan nilai dari koefisien spearman (rs) adalah sebesar 0.771 dan

nilai dari rs tabel pada = 5% adalah sebesar 0.829 (rs hitung < rs tabel). Angka

tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan yang kuat dan searah antara rasio perputaran persediaan dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah. Nilai dari signifikansi berdasarkan hasil SPSS 15.0 adalah sebesar 0.072, dimana hal ini berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih besar dari = 5%. Kesimpilannya ialah Hipotesis H0 diterima dan Hipotesis Ha ditolak, artinya rasio

perputaran persediaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI dimana apabila rasio perputaran persediaan meningkat belum tentu ROI juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran persediaan menurun belum tentu ROI juga akan menurun.


(52)

3. Analisis Hubungan antara Rasio Perputaran Total Aktiva dengan ROI

Hasil analisis statistik antara rasio perputaran total aktiva dengan ROI dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman dan juga dengan alat bantu program SPSS 15.0 for windows.

Tabel 4.3

Analisis Perhitungan Spearman

Data dan Ranking Variabel Perputaran Total Aktiva dan ROI Rasio Perputaran

Total Aktiva (X)

ROI (Y)

Ranking Rasio Perputaran Total Aktiva (X)

Ranking ROI

(Y) di di

2

0.711 8.451 1 4 -3 9

0.757 5.878 2 1 1 1

0.912 6.570 3 2 1 1

1.069 6.948 4 3 1 1

2.245 14.009 5 5 0 0

2.819 16.137 6 6 0 0

Total 12

Sumber: PT. Sumbetri Megah, diolah 2009 Rumus untuk Spearman:

rs = 1 -

( )

n 1 n di 6 2 2 −

rs = 1 -

( )

6 1 6

12 6

2 −

rs = 1 -

( )

35 6

72

rs = 1 –

210 72

rs = 0.657

Hasil perhitungan nilai dari koefisien spearman (rs) adalah sebesar 0.657 dan

nilai dari rs tabel pada = 5% adalah sebesar 0.829 (rs hitung < rs tabel). Angka

tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan yang kuat dan searah antara rasio perputaran total aktiva dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah. Nilai dari signifikansi berdasarkan hasil SPSS 15.0 adalah sebesar 0.156, dimana hal ini


(53)

berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih besar dari = 5%. Kesimpulannya ialah Hipotesis H0 diterima dan Hipotesis Ha ditolak artinya rasio

perputaran total aktiva tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI dimana apabila rasio perputaran total aktiva meningkat belum tentu ROI juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran total aktiva menurun belum tentu ROI juga akan menurun.

C. Pengujian Hipotesis

Uji-t

Hasil dari model statistik mengisyaratkan jawaban akan hipotesis, dengan menggunakan uji-t sehingga dapat diputuskan apakah variabel-variabel X mempunyai hubungan yang signifikan dengan Y.

Proses pengambilan keputusan:

1. Menghitung nilai-t dari variabel yang diteliti. 2. Menetapkan hipotesis yang akan diuji

H0 : kedua variabel tidak mempunyai hubungan signifikan

Ha : kedua variabel mempunyai hubungan signifikan

Kriteria pengambilan keputusan ialah:

a. Terima H0 jika –ttabel≤ thitung ≤ ttabel pada = 5%.

b. Terima Ha jika –ttabel > thitung > ttabel pada = 5%.


(54)

Hasil Pengujian Hipotesis:

A. Hubungan Rasio Perputaran Piutang dengan ROI

Hasil perhitungan korelasi spearman telah menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan searah antara rasio perputaran piutang dengan ROI, yaitu sebesar 0.943. Nilai uji-t ditentukan untuk melihat apakah hubungan antara rasio perputaran piutang dengan ROI ini signifikan atau tidak.

a. t = r 2 r -1

2 -n

t = 0.934 2

(0.934)

-1 2 -6

t = 0.934

0.872 -1

4

t = 0.934 (5.590) t = 5.221

b. Hasil perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai dari uji-t adalah sebesar 5.221, dimana nilai dari ttabel pada = 5% untuk diuji dua pihak dan dk =

n-2 ialah 2.776. Hal ini berarti nilai dari thitung > ttabel, sehingga hipotesis H0

ditolak dan hipotesis Ha diterima.

c. Kesimpulan

Nilai dari perhitungan uji-t untuk rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang signifikan dengan ROI. Hal ini terlihat jelas dari uji thitung >

ttabel (5.221 > 2.776).

Artinya rasio perputaran piutang mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI dimana apabila rasio perputaran piutang meningkat maka ROI


(55)

juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran piutang menurun maka ROI juga akan menurun.

B. Hubungan Rasio Perputaran Persediaan dengan ROI

Hasil perhitungan korelasi spearman telah menunjukkan tidak adanya hubungan yang kuat dan searah antara rasio perputaran persediaan dengan ROI, yaitu sebesar 0.771. Nilai uji-t ditentukan untuk melihat apakah hubungan antara rasio perputaran persediaan dengan ROI ini signifikan atau tidak.

a. t = r 2 r -1

2 -n

t = 0.771 2

(0.771)

-1 2 -6

t = 0.771 2

0.771 -1

4

t = 0.771 (2.139) t = 2.420

b. Hasil perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai dari uji-t adalah sebesar 2.420, dimana nilai dari ttabel pada = 5% untuk diuji dua pihak dan dk =

n-2 ialah 2.776. Hal ini berarti nilai dari thitung > ttabel, sehingga hipotesis H0

diterima dan hipotesis Ha ditolak.

c. Kesimpulan

Nilai dari perhitungan uji-t untuk rasio perputaran persediaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ROI. Hal ini terlihat jelas dari uji thitung > ttabel (2.420< 2.776).

Artinya rasio perputaran persediaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI dimana apabila rasio perputaran persediaan


(56)

meningkat belum tentu ROI juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran persediaan menurun belum tentu ROI juga akan menurun. C. Hubungan Rasio Perputaran Total Aktiva dengan ROI

Hasil perhitungan korelasi spearman telah menunjukkan adanya hubungan yang positif antara rasio perputaran total aktiva dengan ROI, yaitu sebesar 0.657. Nilai uji-t ditentukan untuk melihat apakah hubungan antara rasio perputaran total aktiva dengan ROI ini signifikan atau tidak.

a. t = r 2 r -1

2 -n

t = 0.657 2

(0.657)

-1 2 -6

t = 0.657 2

0.657 -1

4

t = 0.657 (2.653) t = 1.743

b. Hasil perhitungan uji-t tersebut menunjukkan nilai dari uji-t adalah sebesar 1.743, dimana nilai dari ttabel pada = 5% untuk diuji dua pihak dan dk =

n-2 ialah 2.776. Hal ini berarti nilai dari thitung > ttabel, sehingga hipotesis H0

diterima dan hipotesis Ha ditolak.

c. Kesimpulan

Nilai dari perhitungan uji-t untuk rasio perputaran total aktiva tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ROI. Hal ini terlihat jelas dari uji thitung > ttabel (1.743 < 2.776).

Artinya rasio perputaran total aktiva tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI dimana apabila rasio perputaran total aktiva


(57)

meningkat belum tentu ROI juga akan meningkat atau apabila rasio perputaran total aktiva menurun belum tentu ROI juga akan menurun.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Hipotesis yang pertama diterima. Hipotesis pertama penelitian ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara rasio perputaran piutang dengan ROI. Fakta empiris dari hasil penelitian ini menemukan bahwa rasio perputaran piutang mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah, artinya semakin besar nilai dari rasio perputaran piutang maka akan mempunyai hubungan yang positif (searah) dengan nilai ROI pada perusahaan. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0.943 dan nilai signifikansinya thitung > ttabel (5.221 >

2.776). Hubungan yang signifikan terjadi karena rasio perputaran piutang dan ROI dari tahun 2002 sampai tahun 2005 berjalan searah pada PT. Sumbetri Megah tersebut, dimana rasio perputaran piutang dan ROI sama-sama mengalami penurunan di tahun 2002 ke tahun 2003 dan sama-sama-sama-sama mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007.

2. Hipotesis yang kedua ditolak. Hipotesis kedua penelitian ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara rasio perputaran persediaan dengan ROI. Fakta empiris dari hasil penelitian ini menemukan bahwa rasio perputaran persediaan tidak mempunyai hubungan signifikan dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah, artinya semakin besar nilai dari rasio perputaran


(59)

persediaan belum tentu semakin besar nilai ROI pada perusahaan atau sebaliknya. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0.771 dan nilai signifikansinya thitung > ttabel (2.420 < 2.776). Hubungan yang tidak signifikan

tersebut jelas terlihat dari tahun 2004 ke tahun 2005, yaitu rasio perputaran mengalami penurunan namun ROI tetap meningkat. Penurunan rasio perputaran persediaan terjadi dikarenakan oleh adanya kenaikan persediaan rata-rata yang tinggi dari tahun 2004 ke tahun 2005, yang mengindikasikan bahwa persediaan berlebih atau bertambah di gudang.

ROI tetap meningkat walaupun rasio perputaran persediaan menurun. ROI yang tetap meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2005 ini dikarenakan oleh penjualan yang tetap meningkat walaupun persediaan bertambah sehingga terjadi kenaikan laba bersih. Tahun 2004 ke tahun 2005 terjadi kenaikan aktiva tetap sehingga total aktiva menurun. Kenaikan laba bersih dan penurunan total aktiva ini akan menyebabkan ROI bernilai besar.

3. Hipotesis yang ketiga ditolak. Hipotesis ketiga penelitian ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara rasio perputaran total aktiva dengan ROI. Fakta empiris dari hasil penelitian ini menemukan bahwa rasio perputaran total aktiva tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI pada PT. Sumbetri Megah, artinya semakin besar nilai dari rasio perputaran total aktiva belum tentu semakin besar nilai ROI pada perusahaan atau sebaliknya. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai r = 0.657 dan nilai signifikansinya thitung > ttabel (1.743 < 2.776). Hubungan yang tidak signifikan

tersebut jelas terlihat dari tahun 2002 ke tahun 2003, dimana rasio perputaran total aktiva mengalami peningkatan tetapi ROI mengalami


(60)

penurunan. Peningkatan rasio perputaran total aktiva terjadi karena penjualan dan total aktiva dari tahun 2002 ke 2003 sama-sama mengalami peningkatan sedangkan penurunan ROI terjadi dikarenakan oleh adanya penurunan laba bersih dan kenaikan total aktiva.

4. Hasil analisis efektifitas untuk perusahaan PT. Sumbetri Megah menunjukkan bahwa pengelolaan aktiva keuangan perusahaan pada tahun 2002 sampai tahun 2007 belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran total aktiva yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan ROI.

B. Saran

Saran peneliti terhadap PT. Sumbetri Megah dan peneliti berikutnya adalah sebagai berikut:

1. PT. Sumbetri Megah disarankan untuk tetap mempertahankan pengelolaan aktivitasnya seperti perputaran piutang yang sudah berjalan lancar agar ROI terus meningkat.

2. PT. Sumbetri Megah disarankan untuk semakin memperhatikan pengelolaan perputaran persediaan dan perputaran total aktiva, dimana hasil pengelolaan ini akan membantu perusahaan untuk menilai apakah telah melaksanakan aktivitasnya dengan efektif dimana hal ini juga berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, yang berkaitan dengan ROI.

3. PT. Sumbetri Megah sebaiknya membuat diversifikasi produk agar dapat menambah kontribusi bagi pendapatan perusahaan.


(61)

4. Kepada peneliti yang berminat meneliti hubungan Efektifitas Aktiva dengan

Return on Investment di perusahaan lain, disarankan agar melakukan

penelitian lanjutan dengan menambah rasio efektifitas aktiva yang akan diteliti atau melalui perluasan masalah yang akan dibahas.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Cetakan Kelima. Malang: UMM Press

Afandi, Rakhmat. 2007. Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap

Kemampulabaan pada PT. Pupuk Sriwijadja Medan. Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan.

Harahap, Sofyan, S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kuswadi. 2004. Cara Mudah Memahami Angka-Angka dan Manajemen

Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Martono dan Harjito, Agus. 2001. Manajemen keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat Yogyakarta: BPFE

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sheila, Cut Irma. 2006. Anasisis Hubungan Efisiensi dan Efektifitas Terhadap

Return On Investment PT. Bukit Emas Dharma Utama Medan.

Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan.

Sitanggang, Mariance. 2006. Anasisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap

Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Skripsi,

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Sundjaja, Ridwan S., Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan I. Jakarta: Prenhallindo

Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2004. Statistik Untuk Ekonomi & Keuangan

Modern. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat


(63)

Van Horne, James C., John M. Wachowicz, JR. 2005. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Walsh, Ciaran. 2004. Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen

Penting, Penggerak, dan Pengendali Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta:


(64)

(65)

Rasio Perputaran Piutang PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun Penjualan Piutang Rata-Rata Rasio Perputaran Piutang

2002 7,967,940 3,366,261 2.367

2003 9,249,537 5,302,253 1.744

2004 9,580,715 3,694,446 2.593

2005 10,950,723 1,805,752 6.064

2006 25,582,125 1,855,727 13.786

2007 36,222,300 1,880,324.50 19.264

Rasio Perputaran Persediaan PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun HPP Persediaan

Rata-rata

Rasio Perputaran Persediaan

2002 3,179,409 753,357 4.220

2003 4,248,295 834,676 5.090

2004 4,916,951 891,749 5.514

2005 5,411,975 1,143,928.50 4.731

2006 9,076,607 1,247,295 7.277

2007 12,358,766 1,053,898.50 11.727

Rasio Perputaran Total Aktiva PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio Perputaran

Total Aktiva

2002 7,967,940 12,518,112 0.637

2003 9,249,537 12,221,670 0.757

2004 9,580,715 10,510,400 0.912

2005 10,950,723 10,247,549 1.069

2006 25,582,125 11,394,876 2.245

2007 36,222,300 12,847,496 2.819

Return on Investment PT. Sumbetri Megah

Periode 2002-2007

Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROI (%)

2002 787,218 12,518,112 6.289

2003 718,360 12,221,670 5.878

2004 690,584 10,510,400 6.570

2005 712,004 10,247,549 6.948

2006 1,596,222 11,394,876 14.009


(66)

Hasil nilai koefisien Korelasi Spearman dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows

a. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Piutang dengan ROI

Correl ations 1,000 ,943** . ,005 6 6 ,943** 1,000 ,005 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Rasio_Perputaran_ Piutang ROI Spearman's rho Rasio_ Perput aran_ Piutang ROI

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). **.

b. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Persediaan dengan ROI

Correl ations 1,000 ,771 . ,072 6 6 ,771 1,000 ,072 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROI Rasio_Perputaran_ Persediaan Spearman's rho ROI Rasio_ Perput aran_ Persediaan

c. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Total Aktiva dengan ROI

Correl ations 1,000 ,657 . ,156 6 6 ,657 1,000 ,156 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROI Rasio_Perputaran_Total_ Ak tiva Spearman's rho ROI Rasio_ Perput aran_ Total_A ktiva


(1)

4. Kepada peneliti yang berminat meneliti hubungan Efektifitas Aktiva dengan

Return on Investment di perusahaan lain, disarankan agar melakukan

penelitian lanjutan dengan menambah rasio efektifitas aktiva yang akan diteliti atau melalui perluasan masalah yang akan dibahas.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Cetakan Kelima. Malang: UMM Press

Afandi, Rakhmat. 2007. Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap

Kemampulabaan pada PT. Pupuk Sriwijadja Medan. Skripsi, Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan.

Harahap, Sofyan, S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kuswadi. 2004. Cara Mudah Memahami Angka-Angka dan Manajemen

Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Martono dan Harjito, Agus. 2001. Manajemen keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat Yogyakarta: BPFE

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sheila, Cut Irma. 2006. Anasisis Hubungan Efisiensi dan Efektifitas Terhadap

Return On Investment PT. Bukit Emas Dharma Utama Medan.

Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan.

Sitanggang, Mariance. 2006. Anasisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap

Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Skripsi,

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, tidak dipublikasikan. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Sundjaja, Ridwan S., Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan I. Jakarta: Prenhallindo

Suharyadi dan Purwanto, S.K. 2004. Statistik Untuk Ekonomi & Keuangan

Modern. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I (Perencanaan, Analisis, dan


(3)

Van Horne, James C., John M. Wachowicz, JR. 2005. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Walsh, Ciaran. 2004. Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen

Penting, Penggerak, dan Pengendali Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta:


(4)

(5)

Rasio Perputaran Piutang PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun Penjualan Piutang Rata-Rata Rasio Perputaran Piutang

2002 7,967,940 3,366,261 2.367

2003 9,249,537 5,302,253 1.744

2004 9,580,715 3,694,446 2.593

2005 10,950,723 1,805,752 6.064

2006 25,582,125 1,855,727 13.786

2007 36,222,300 1,880,324.50 19.264

Rasio Perputaran Persediaan PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun HPP Persediaan

Rata-rata

Rasio Perputaran Persediaan

2002 3,179,409 753,357 4.220

2003 4,248,295 834,676 5.090

2004 4,916,951 891,749 5.514

2005 5,411,975 1,143,928.50 4.731

2006 9,076,607 1,247,295 7.277

2007 12,358,766 1,053,898.50 11.727

Rasio Perputaran Total Aktiva PT. Sumbetri Megah Periode 2002-2007

Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva

2002 7,967,940 12,518,112 0.637

2003 9,249,537 12,221,670 0.757

2004 9,580,715 10,510,400 0.912

2005 10,950,723 10,247,549 1.069

2006 25,582,125 11,394,876 2.245

2007 36,222,300 12,847,496 2.819

Return on Investment PT. Sumbetri Megah

Periode 2002-2007

Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROI (%)

2002 787,218 12,518,112 6.289

2003 718,360 12,221,670 5.878

2004 690,584 10,510,400 6.570

2005 712,004 10,247,549 6.948

2006 1,596,222 11,394,876 14.009


(6)

Hasil nilai koefisien Korelasi Spearman dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows

a. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Piutang dengan ROI Correl ations 1,000 ,943** . ,005 6 6 ,943** 1,000 ,005 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Rasio_Perputaran_ Piutang ROI Spearman's rho Rasio_ Perput aran_ Piutang ROI

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). **.

b. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Persediaan dengan ROI Correl ations 1,000 ,771 . ,072 6 6 ,771 1,000 ,072 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROI Rasio_Perputaran_ Persediaan Spearman's rho ROI Rasio_ Perput aran_ Persediaan

c. Nilai Koefisien Korelasi Rasio Perputaran Total Aktiva dengan ROI Correl ations 1,000 ,657 . ,156 6 6 ,657 1,000 ,156 . 6 6 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROI Rasio_Perputaran_Total_ Ak tiva Spearman's rho ROI Rasio_ Perput aran_ Total_A ktiva