3.4 Central Steril Supply Department CSSD
Central Sterilization Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat melakukan tindakan
kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada
direktur rumah sakit. Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah:
1. Besarnya angka kematian akibat infeksi nasokomial.
2. Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia
di lingkungan rumah sakit. 3.
Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan peran dan fungsi CSSD sangat penting.
Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah: 1.
Mengurangi infeksi nasokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna.
2. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
3. Menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan.
Fungsi CSSD di rumah sakit adalah: 1.
Menyediakan peralatan dan bahan steril untuk tindakan medis dan penunjang medis.
2. Tempat dilakukan proses desinfeksi, sterilisasi alat dan bahan habis pakai
steril.
Universitas Sumatera Utara
3. Mendistribusikan alat dan bahan habis pakai steril.
4. Mendokumentasikan semua kegiatan harian jumlah instrumen atau jumlah
bahan habis pakai yang disterilkan. Sistem pelayanan CSSD yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok, yaitu:
1 Sistem titipan
Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali kepada ruangan yang
bersangkutan dalam keadaan steril. Ruangan yang dilayani adalah klinik atau ruang perawatan yang membutuhkan.
2 Sistem distribusi
Memproses penyediaan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan
pendistribusian. Melayani kebutuhan alat bedah steril untuk ruangan IBS, KBE, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.
Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di instalasi CSSD pada autoklaf dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan larutan
antiseptik lalu disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat.
2. Direndam dengan larutan antiseptik selama 30 menit.
3. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih.
4. Direndam di ultrasonik dengan larutan antiseptik selama 30 menit.
5. Dibilas di alat ultrasonik dengan air panas dan dikeringkan di alat ultrasonic.
6. Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Diberi tanda biodict test.
8. Sterilkan pada suhu 132
o
C selama 15 menit. 9.
Didistribusikan ke bagian yang membutuhkan. Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di instalasi CSSD pada oven dilakukan
dengan beberapa tahap, yaitu: 1.
Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan larutan antiseptik lalu disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang
melekat pada alat 2.
Direndam dengan larutan antiseptik selama 30 menit 3.
Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih 4.
Direndam di ultrasonik dengan larutan antiseptik selama 30 menit 5.
Dibilas di alat ultrasonik dengan air panas 6.
Dikeringkan di alat ultrasonic 7.
Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi 8.
Diberi tanda indikator paper 9.
Sterilkan pada suhu 160
o
C selama 2 jam 10.
Didistribusikan ke bagian yang membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah kota Medan dan merupakan rumah sakit kelas B yang memiliki fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis lebih dari 11 spesialitik dan subspesialitik serta mempunyai kapasitas ± 600 tempat tidur. setelah beberapa kali mengalami
perubahan akhirnya diterapkan status rumah sakit menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit memiliki 4 bagian sub instalasi yaitu distribusi, administrasi, perlengkapan dan farmasi klinis. Setiap bagian
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah menjadi instansi yang
menerapkan sistem swakelola. Kegiatan administrasi di instalasi farmasi telah dilaksanakan dengan baik,
yaitu pengelolaan pembukuan, membuat laporan untuk pemakaian obat generik, pemakaian obat narkotik, laporan kegiatan tahunan dan pelaksanaan fungsi
kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check pemeriksaan silang seperti pemeriksaan laporan penjualan obat untuk pasien umum, pemeriksaan kesesuaian
faktur dengan surat pesanan dari gudang, pemeriksaan kuitansi pembayaran obat dan pemeriksaan kuitansi pengklaiman obat ke rumah sakit.
Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem swakelola, artinya pemerintah memberikan modal awal
selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan
Universitas Sumatera Utara