Analisis Diagram Sebab Akibat Evaluasi 1. Penyelesaian Masalah Six Big Losses

Bar Chart 200 400 600 800 1000 1200 B reak dow n Los s es S et up dan adj us tm ent los s Idl ing dan m inor s toppages R educ ed S peed Los s es Re wo rk Los s es Y iel d s c rap los es s 20 40 60 80 100 120 Total Time Losses Persentase Kumulatif Gambar 6.1. Bar Chart Six Big Losses Mesin Cane Cutter I Periode Januari 2009 - Juni 2009 Berdasarkan tabel dan bar chart diatas dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi dalam six big losses adalah Reduced speed loss Yieldscrap loss sebesar 80,50 dan Yieldscrap loss sebesar 13,26. Sementara empat faktor lain berpengaruh kecil yaitu masih dibawah 5. Maka kedua faktor tersebut yang harus mendapatkan perhatian khusus.

6.3. Analisis Diagram Sebab Akibat

Agar perbaikan dapat segera dilakukan, maka analisa terhadap penyebab faktor-faktor six big losses yang mengakibatkan rendahnya efektifitas mesin dalam perhitungan OEE dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat. Analisa dilakukan akan lebih efisien jika hanya diterapkan pada faktor-faktor six big losses yang dominan seperti pada diagram pareto yang dibuat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bersarnya produktivitas dan efisiensi mesin antara lain: Universitas Sumatera Utara

1. Reduced Speed Losses

Rendahnya produktivitas mesin yang diakibatkan berkurangnya kecepatan mesin. Rendahnya produktivitas mesin antara lain disebabkan oleh: 1. Manusiaoperator a. Kurang responsif operator dalam mengawasi mesin pada saat mesin beroperasi. b. Kurang teliti dalam merawat dan membersihkan mesin. 2. Mesinperalatan a. Sering terjadi gangguan, hal ini terjadi karena nira yang lengket dan menggumpal pada poros mesin Cane Cutter I. b. Umur mesin yang sudah tua. 3. Lingkungan a. Kebersihan pada mesin kurang, ini terlihat pada bekas nira yang sudah mengental karena tidak cepat dibersihkan. 4. Metode a. Proses pemeliharaan tidak standar, dalam merawat mesin operator hanya melakukan perawatan bila ada kerusakan pada mesin. 5. Bahan a. Kadar nira yang kurang pada batang tebu menyebabkan tebu lebih keras dan membuat kerja mesin jadi lebih berat. Universitas Sumatera Utara 6.4. Evaluasi 6.4.1. Penyelesaian Masalah Six Big Losses Prinsip TPM yang digunakan dalam usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi pada mesin Cane Cutter I diperusahaan adalah dengan melakukan perhitungan OEE, untuk mengetahui faktor-faktor dalam six big losses yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan pada mesin. Dari hasil analisa diagram sebab akibat yang dilakukan dapat dilihat pada faktor Reduced Speed Losses dan Breakdown Losses yang merupakan faktor yang dominan yang mengakibatkan rendahnya efektivitas mesin yang digunakan sehingga merupakan prioritas perusahaan untuk dilakukan perbaikan sebagai langakah awal dalam usaha perningkatan produktivitas dan efisiensi mesin Cane Cutter I. Adapun usulan penyelesaian masalah yang dapat dilakukan pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Usulan Penyelesaian Masalah No Faktor-faktor Penyelesaian Masalah 1 Manusiaoperator - Kurang responsif - Kurang teliti a. Pelatihan operator dilakukan secara berkala b. Pengawasan terhadap operator lebih ditingkatkan 2 Mesinperalatan - Sering terjadi gangguan tiba-tiba - Umur mesin sudah tua a. Perawatan mesin secara berkala b. Penggantian mesin peralatan 3 Lingkungan - Kebersihan a. Membersihkan mesin dan area kerja sebelum atau sesudah proses operasi 4 Metode - Pemeliharaan tidak standart a. Menentukan standar pelaksanaan pemeliharaan 5 Bahan - Kadar nira pada tebu a. Melakukan perawatan yang baik pada tanaman Universitas Sumatera Utara kurang tebu

6.4.2. Usulan Penerapan Total Productive Maintenance TPM

Perbedaan total productive maintenance TPM dengan planned Maintenance PM yang utama adalah kegiatan pemeliharaan mandiri autonomous maintenance, dan kunci kesuksesan TPM juga tergantung pada kesuksesan program autonomous maintenance. Kegiatan autonomous maintenance ini melibatkan seluruh karyawan mulai dari pimpinan sampai dengan operator. Dengan adanya kegiatan autonomous maintenance ini maka setiap operator akan terlibat dalam perawatan dan penanganan setiap masalah yang terjadi pada mesinperalatan mereka sendiri di bagian produksi. Penanganan kerusakan mesinperalatan yang terjadi Pada mesin Cane Cutter I merupakan tanggung jawab pada bagian departemen Maintenance. Rendahnya efektivitas mesin juga dipengaruhi oleh karena keahlian dari operator yang rendah sehingga tidak cepat tanggap terhadap masalah yang timbul pada mesin yang dioperasikan yang dapat dilihat pada analisa diagram sebab akibat terhadap faktor six big losses yang dominan. Penerapan pemeliharaan mandiri dilakukan dengan tujuan agar pola pikir operator yang berpikir bahwa operator hanya menggunakan peralatan dan orang lain yang akan memperbaikinya dapat diubah sehingga perawatan mesin dan peralatan di perusahaan ini dapat berjalan dengan baik dan kerusakan dapat dicegah. Agar hal tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan waktu dan usaha untuk Universitas Sumatera Utara melatih operator agar kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan autonomous maintenance dapat ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan mandiri yang dapat dilakukan oleh operator sebagai usaha peningkatan efektivitas mesin produksi sesuai dengan prinsip TPM adalah : 1. Membersihkan dan memeriksa pada mesin Cane Cutter I untuk membersihkan debu dan kotoran pada mesin dan melakukan pelumasan dan pengencangan mur yang longgar. 2. Menghilangkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau dengan menemukan cara yang tepat untuk membersihkan pada bagian-bagian yang sukar dijangkau 3. Membuat standar pembersihan dan pelumasan yang tepat sehingga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan dan memeriksa dengan tahapan yang teratur. 4. Pemeliharaan mandiri denagan menggunakan check sheet pemeriksaan yang oleh bagian yang dikeluarkan oleh bagian teknik dan tetap memperbaiki dan mengembangkan kegiatan yang dilakukan. 5. Melaksanakan pemeriksaan meyeluruh sesuai dengan instruksi yang terdapat pada petunjuk pemeriksaan pada mesin Cane Cutter I yang diperoleh pada bagian teknik 6. Pemeliharaan mandiri secara penuh fully autonomous maintenance yaitu pengembangan kebijakan dan tujuan perusahaan untuk meningkatkan kegiatan perawatan secara teratur. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan