2. Tes DNA Dikaitkan Dengan Korban Tindak Pidana
Tes DNA yang mempunyai kaitan dengan Korban Tindak Pidana adalah pada pelacakan hubungan genetik yang dilakukan dengan pemeriksaan
DNAterhadap 13 lokus Short Tandem Repeats STR,yang dikenal sebagai combinedDNAIndex System 13 CODIS 13.CODIS 13 dianjurkan oleh FBI dan
digunakan di seluruh dunia,karena dengan pemeriksaan 13 lokus ini didapatkan ketepatan identifikasi atau ketepatan determinasi yang amat tinggi,mendekati
100.Analisis CODIS 13 cepat dan tepat sehingga digunakan secara luas membuat pembandingan analisis DNAantar laboratorium yang berbeda di seluruh
dunia dimungkinkan.
112
Short Tandem Repeats STR adalah bagian DNA yang pendek dan bersifat sangat polimorfik sehingga dijadikan lokus pilihan untuk penyelesaian kasus-
kasus forensik.Lokus STR memiliki keistimewaan karena memiliki jenis alel yang banyak,tetapi dengan rentang yang sempit,sehingga memungkinkan diperbanyak
secara multipleks dalam satu tabung reaksi.Dengan melakukan pemeriksaan pada banyak lokus STR,maka identifikasi individu dapat dilakukan dengan ketepatan
yang amat tinggi.STR merupakan core-DNA ,sehingga ia diturunkan menurut hukum Mendel dari kedua orang tua.Pada setiap lokus STR,setiap anak memiliki
dua buah alel,dimana satu alel berasal dari ibunya DNA maternal dan alel satunya lagi berasal dari ayahnya DNA Paternal.
113
112
Abdul Munim Idries; Agung Legowo Tjiptomartono, op. cit., h. 224.
113
Ibid, h. 225.
Universitas Sumatera Utara
Kasus paternitas sesungguhnya merupakan sebagian saja dari kasus sengketa asal-usul.Sengketa asal-usul berdasarkan objek sengketanya dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis kasus,yaitu : 1. Kasus ragu orang tuadisputed parentage:yaitu kasus yang mencari
pembuktian siapa orang tua ayah dan ibu dari seorang anak.Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,kasus pencarian
orangtua pada kasus penculikan,bayi tertukar,kasus terpisahnya keluarga pada masa perang atau bencana dan kasus identifikasi korban tidak
dikenal. 2. Kasus ragu ayah disputed paternity : yaitu kasus yang mencari
pembuktian siapa ayah kandung dari seorang anak.Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,kasus klaim keayahan oleh seorang
wanita,kasus perselingkuhan dan kasus incest. 3. Kasus ragu ibu disputed maternity : kasus yang mencari pembuktian
siapa ibu kandung dari seorang anak.Yang termasuk dalam kasus ini adalah kasus bayi tertukar,kasus pembunuhan anak sendiri dan kasus
aborsi. 4. Kasus ragu kerabat :yaitu kasus yang mencari pembuktian apakah dua
orang atau lebih punya hubungan darah kekerabatan tertentu.Yang termasuk dalam kategori ini adalah pelacakan silsilah keluarga,kasus
pencarian keluarga setelah bencana alam,dsb
114
114
Ibid, h. 227.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pemeriksaan tesDNA untuk kasus-kasus tersebut pada setiap lokus DNA adalah 2 buah fragmen DNA pada setiap lokus DNA, dimana satu fragmen
berasal dari ibu fragmen maternal dan satunya berasal dari ayah fragmen paternal. Setiap fragmen DNA tersebut dapat dilihat berupa pita pada PAGE atau
berupa duri peak pada elektroforesis kapiler. Notasi fragmen DNA tersebut dinyatakan berupa angka, yang menyatakan panjang fragmen DNA.
115
Hasil tes DNA untuk Analisis Ayah Biologis dari Seorang Anak. Contoh : Lokus FGA dengan notasi sbb :
Tersangka Ayah : 16 , 19 Anak
: 14 , 16 Ibu
: 14 , 21 Berikut ini contoh tabel hasil tes DNA untuk analisis paternitas yang
menunjukkan tersangka pria adalah ayah biologis dari seorang anak. Tabel 1
116
No. Lokus Mr. X
Anak B Mrs. Y
Kesimpulan 01. CSF1P0
11 , 12 11 , 11
11 , 11 Mungkin
02. FGA 12 , 15
15 , 16 16 , 18
Mungkin 03. TH01
08 , 12 08 , 11
11 , 12 Mungkin
04. TPOX 15 , 15
15 , 15 14 , 15
Mungkin 05. VWA
19 , 21 19 , 22
20 , 22 Mungkin
06. D3S1358 11 , 12
10 , 12 10 , 12
Mungkin 07. D5S818
08 , 11 09 , 11
09 , 11 Mungkin
115
Ibid, h. 230.
116
Ibid, h. 231
Universitas Sumatera Utara
08. D7S820 07 , 09
07 , 07 07 , 08
Mungkin 09. D8S1179
14 , 16 14 , 18
17 , 18 Mungkin
10. D13S317 12 , 14
14 , 15 15 , 15
Mungkin 11. D16S539
08 , 11 08 , 09
08 , 09 Mungkin
12. D18S51 14 , 16
16 , 18 15 , 18
Mungkin 13. D21S11
14 , 14 13 , 14
13 , 15.2 Mungkin
Tabel 1 menerangkan bahwa : a.
Pada setiap lokus daerah DNA yang diperiksa, setiap anak memiliki sepasang pita DNA, yang dinyatakan sebagai sepasang angka yang
menunjukkan panjangnya DNA. b.
Satu pita anak pasti ada padanannya sama dengan DNA ibunya pita maternal, sedangkan satu pita lainnya pasti ada padanannya sama
dengan DNA ayah kandungnya pita paternal. c.
Seorang pria dikatakan ayah biologis genetik dari seorang anak, jika pita paternal anak sama dengan salah satu DNA pria tersebut pada setiap lokus
DNA yang diperiksa. d.
Probability of Paternity pada kasus ini adalah 99.99998 Berikut ini contoh tabel hasil tes DNA untuk analisis paternitas yang
menunjukkan tersangka pria adalah bukan ayah biologis dari seorang anak.
Tabel 2 Hasil tes DNA untuk Analisis Bukan Ayah Biologis dari Seorang Anak.
117
117
Ibid, h. 232
Universitas Sumatera Utara
No. Lokus Mr. X
Anak A Mrs. Y
Kesimpulan 01. CSF1P0
11 , 12 11 , 11
11 , 11 Mungkin
02. FGA 16 , 18
17 , 22 22 , 24
Eksklusi 03. TH01
09 , 10 12 , 12
12 , 11 Eksklusi
04. TPOX 14 , 15
14 , 15 12 , 15
Mungkin 05. VWA
19 , 21 20 , 22
19 , 22 Eksklusi
06. D3S1358 10 , 12
10 , 11 10 , 12
Eksklusi 07. D5S818
09 , 11 08 , 11
09 , 11 Eksklusi
08. D7S820 09 , 10
10 , 13 13 , 14
Mungkin 09. D8S1179
14 , 16 18 , 18
17 , 18 Eksklusi
10. D13S317 10 , 12
12 , 15 12 , 14
Eksklusi 11. D16S539
09 , 11 08 , 09
08 , 10 Mungkin
12. D18S51 14 , 16
18 , 18 16 , 18
Eksklusi 13. D21S11
14 , 15 13 , 13
13 , 15.2 Eksklusi
Tabel 2 menerangkan bahwa : a.
Eksklusi artinya terdapat ketidaksesuaian tidak sama DNA paternal anak dengan DNA tersangka pada ayah lokus tersebut.
b. Seorang pria dikatakan bukan ayah biologis genetik dari seorang anak
jika pada dua atau lebih lokus DNA yang diperiksa didapatkan ada ketidaksesuaian eksklusi DNA paternal anak dengan DNA pria tersebut.
c. Pada tabel 2 tersebut, didapatkan dari 13 lokus DNA yang diperiksa, ada 9
lokus DNA yang eksklusi. Hal ini menunjukkan anak A adalah bukan anak biologis genetik anak dari Mr. X.
Universitas Sumatera Utara
d. Ketepatan dari pemeriksaan ini adalah mutlak 100.
Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat dilihat secara jelas kaitan tes DNA dengan paternitas dan maternitas seorang anak. Tes DNA untuk membuktikan
paternitas dan maternitas dari seorang anak selain digunakan dalam kasus ragu orang tua, juga banyak digunakan dalam kaitan dengan korban tindak pidana.
Sehingga tes DNA ini juga mempunyai kaitan dengan korban tindak pidana, khususnya korban tindak pidana yang tidak bisa diidentifikasi secara visual
contohnya berupa jenazah atau tulang belulang. Tes DNA ini dapat membantu membuktikan ikatan anak dan orang tua sehingga membantu untuk membuat
terang kasus tindak pidana tersebut. Selanjutnya untuk lebih memahami kaitan Tes DNA dengan Korban Tindak Pidana tersebut, penulis akan menganalisis
secara ringkas Putusan Mahkamah Agung No.89 PKPID2008.
1. Kronologis