Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

iv Kuadran IV menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. v Pada kuadran II dan IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45º dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atas garis tersebut menunjukkan bahwa wilayah yang bersangkutan merupakan wilayah yang progresif maju, sedangkan dibawah garis berarti wilayah yang bersangkutan menunjukkan wilayah yang lamban.

2.4. Kerangka Pemikiran

Konseptual Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengenai upah minimum pekerja di Indonesia pada tahun 1997, yang bertepatan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sangat berdampak negatif terhadap kesempatan kerja, sehingga mengakibatkan kesempatan kerja di suatu wilayah, baik propinsi, kabupaten, kota dan sebagainya juga ikut mengalami penurunan. Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonom maka kewenangan untuk menetapkan upah minimum yang semula ditentukan pemerintah pusat melalui Departemen Tenaga Kerja dialihkan kepada pemerintah daerah tingkat propinsi. Sejak saat itu, tingkat upah minimum nominal dan riil setelah diperhitungkan dengan tingkat inflasi cenderung mengalami kenaikan yang cukup besar di tiap propinsi. Salah satu wilayah yang melaksanakan kebijakan tersebut di Indonesia adalah Propinsi Jawa Barat. Kebijakan Upah Minimum tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, karena berkurangnya kesempatan kerja bagi angkatan kerja sedangkan pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat. Untuk memperluas kesempatan kerja, perlu dikembangkan sektor-sektor perekonomian yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Kawasan perekonomian yang berkembang di Jawa Barat diantaranya berada di Kabupaten Bogor. Sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bogor mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB dan kesempatan kerja yang besar. Sehubungan dengan hal itu maka perlu dikaji tentang kesempatan kerja pada sektor–sektor perekonomian di Kabupaten Bogor sebelum dan pasca kebijakan upah minimum. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Shift Share, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis mengenai perubahan kesempatan kerja pada dua titik waktu di wilayah Kabupaten Bogor dengan menggunakan data sebelum dan pasca kebijakan upah minimum kota. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah data kesempatan kerja Kabupaten Bogor maupun kesempatan kerja Propinsi Jawa Barat, untuk tahun sebelum kebijakan upah minimum yaitu tahun 1992-1997 dengan tahun dasar analisis tahun 1992 dan tahun akhir analisis tahun 1997. Sedangkan untuk tahun setelah kebijakan upah minimum data yang digunakan adalah data tahun 1998- 2004 dengan tahun dasar analisis tahun 1998 dan tahun akhir analisis tahun 2004. Analisis Shift Share terbagi atas analisis kesempatan kerja Kabupaten Bogor dan analisis kesempatan kerja Propinsi Jawa Barat, analisis komponen pertumbuhan wilayah dan profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian. Berdasarkan analisis kesempatan kerja Kabupaten Bogor dan Propinsi Jawa Barat pada sektor-sektor perekonomian maka dapat diketahui pengaruh dari kebijakan upah minimum kota terhadap perubahan kesempatan kerja pada sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bogor. Sedangkan analisis komponen pertumbuhan wilayah digunakan untuk menganalisis pengaruh dari ketiga komponen pertumbuhan wilayah PR, PP dan PPW terhadap kesempatan kerja pada sektor- sektor perekonomian di Kabupaten Bogor apakah dapat tumbuh cepat atau lamban dan juga untuk melihat daya saing sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bogor dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian di Propinsi Jawa Barat. Sedangkan profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dapat diketahui sektor-sektor perekonomian termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan progresif maju dan kelompok sektor yang pertumbuhannya lamban. Analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam melakukan penetapan kebijakan upah dengan tujuan memperluas kesempatan kerja. Gambar 2.4. Kerangka pemikiran Konseptual Kondisi Kesempatan Kerja di Kabupaten Bogor Setelah kebijakan upah minimum Sebelum kebijakan upah minimum Sektor-sektor Perekonomian Analisis Shift Share Analisis Kesempatan Kerja di Kabupaten Bogor dan di Propinsi Jawa Barat Laju Pertumbuhan, Kontribusi Sektor- sektor Perekonomian Profil Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kelompok sektor Progresif Maju Lamban Komponen Pertumbuhan Wilayah Pertumbuhan, Daya Saing Sektor-sektor Perekonomian Implikasi Proses Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Rekomendasi untuk penetapan Upah Minimum Kota untuk meningkatkan kesempatan kerja

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kabupaten Bogor pada bulan Februari-Juni 2006. Kabupaten Bogor dipilih karena: 1 Letak geografisnya yang berada diantara kota Jakarta dan kota Bogor sehingga di kota ini terdapat berbagai kegiatan ekonomi, 2 Kabupaten Bogor juga memiliki potensi yang baik di berbagai sektor ekonominya yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, selain itu juga di kabupaten ini telah menerapkan kebijakan upah minimum sejak diberlakukannya Upah Minimum Regional pada tahun 1997 pada setiap perusahaan yang terletak di kabupaten Bogor.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini berasal dari Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Dinas Tenaga Kerja DISNAKER Pusat Jakarta, Dinas Tenaga Kerja DISNAKER Kabupaten Bogor, dan data-data pendukung yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti perpustakaan-perpustakaan di IPB maupun di luar lingkungan IPB.

3.3. Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis Shift Share. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perubahan indikator kegiatan ekonomi kesempatan kerja di suatu wilayah dari suatu sektor jika dibandingkan secara relatif dengan sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara

3 103 62

Analisis Kausalitas Antara Upah Minimum dan Tingkat Inflasi di Kota Medan

3 57 66

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Upah Minimum Provinsi Dan Krisis Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara

3 76 108

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

1 15 83

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

0 31 84

Dampak Kebijakan Upah Minimum dan Makroekonomi terhadap Laju Inflasi, Kesempatan Kerja serta Keragaan Permintaan dan Penawaran Agregat

1 11 169

Dampak Kebijakan Upah Minimum dan Makroekonomi terhadap Laju Inflasi, Kesempatan Kerja serta Keragaan Permintaan dan Penawaran Agregat

0 8 159

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA, UPAH MINIMUM, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja(Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Pa

0 2 13

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI DENGAN PANEL DATA ANALYSIS

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja - Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara

0 0 16