Keuangan; 4 Belanja Tak Terduga. Dan masing-masing komponen terbagi lagi menjadi beberapa bagian bentuk belanja daerah.
Tabel 4.8. Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2004 Rupiah
No. Uraian Jumlah Anggaran Setelah
Perubahan 2004 Realisasi
2 BELANJA 1.043.243.987.000,00 974.948.086.640,00
2.1. APARATUR DAERAH
628.391.906.000,00 596.455.816.896,00 2.1.1.
Belanja Administrasi Umum 520.792.597.000,00
496.987.039.955,00
2.1.1.1. Belanja Pegawai
Personalia 428.293.597.000,00
407.135.984.675,00 2.1.1.2.
Belanja Barang dan Jasa 35.707.489.000,00
34.473.657.427,00 2.1.1.3
Belanja Perjalanan Dinas 10.307.163.000,00
9.353.949.850,00 2.1.1.4. Belanja
Pemeliharaan 11.442.851.000,00
11.059.964.483,00 2.1.1.5. Belanja
Lain-lain 35.041.497.000,00
34.963.483.520,00 2.1.2.
Belanja Operasi dan Pemeliharaan
67.528.089.000,00 64.723.339.921,00
2.1.2.1. Belanja Pegawai
Personalia 33.682.955.000,00
32.706.191.953,00 2.1.2.2.
Belanja Barang dan Jasa 26.361.919.000,00
24.934.316.868,00 2.1.2.3.
Belanja Perjalanan Dinas 7.483.215.000,00
7.082.831.100,00 2.1.2.4. Belanja
Pemeliharaan 0,00
0,00
2.1.3. Belanja Modal
40.071.220.000,00 34.745.437.020,00
2.2 BELANJA PUBLIK
229.181.982.000,00 21.666.923.487,00 2.2.2.
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 57.851.205.000,00
56.723.859.671,00 2.2.2.1. Belanja
Pegawai Personalia
13.553.335.000,00 13.408.752.415,00
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
29.045.757.000,00 28.506.985.731,00
2.2.2.3. Belanja Perjalanan Dinas
2.918.345.000,00 2.809.005.500,00
2.2.2.4. Belanja Pemeliharaan
12.333.768.000,00 11.999.116.025,00
2.2.3. Belanja Modal
171.332.777.000,00 154.943.063816,00
2.3. BELANJA BAGI HASIL DAN
149.736.055.000,00 141.455.118.273,00
2.4. BELANJA TIDAK
TERSANGKA 35.932.044.000,00 25.370.227.984,00
SURPLUS DEFISIT 119.934.596.000,00
16.743.684.597,97
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2004.
Anggaran belanja daerah terbesar dialokasikan untuk belanja aparatur daerah yaitu sebesar Rp. 628,391 milyar dan dana tersebut paling besar
dialokasikan untuk belanja administrasi umum yaitu sebesar Rp. 520,792 milyar yang merupakan komponen dari belanja aparatur daerah.
Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 119.934.596.000,- dari jumlah pendapatan pemerintah daerah kabupaten
Bogor sebesar Rp. 923.309.391.000,- dan jumlah pengeluaranbelanja daerah sebesar Rp. 1.043.243.987.000,-.
V. ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA
5.1. Analisis Kesempatan Kerja Kabupaten Bogor dan Jawa Barat Pasca
Kebijakan Upah Minimum Tabel 5.1 menunjukkan adanya penurunan sebesar 2,15 persen pada
kesempatan kerja di Kabupaten Bogor pasca kebijakan Upah Minimum Regional UMR antara tahun 1998 dan 2004. Penurunan ini menunjukkan adanya
pengaruh negatif dari kebijakan UMR pada pertengahan tahun 1997 dan kebijakan Upah Minimum Kota UMK pada tahun 2001 atau bertepatan dengan kebijakan
otonomi daerah. Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan kesempatan kerja di Propinsi Jawa Barat yang mengalami penurunan sebesar 2,47 persen pasca
kebijakan UMR dan Upah Minimum Propinsi UMP. Tabel 5.1. Kesempatan Kerja Menurut Sektor Usaha di Kabupaten Bogor Pasca
Kebijakan Upah Minimum
Kesempatan Kerja No Sektor
Usaha jiwa
Perubahan Persen
1998 2004
jiwa
1 Pertanian 174.148 272.734
98.586 56,61 2
Pertambangan dan Penggalian 8.884
10.131 1.247
14,04 3 Industri
Pengolahan 249.564 301.786
52.222 20,92 4
Listrik, Gas, dan Air Bersih 7.942
5.570 -2.372
-29,87 5 Bangunan
123.038 87.586 -35.452
-28.81 6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 378.712 332.340
-46.372 -12,24
7 Transportasi dan Komunikasi
116.012 121.761
5.749 4,95
8 Keuangan, Perbankan, dan Jasa
Perusahaan 29.144 12.729
-16.415 -56,32
9 Jasa-jasa 282.336 195.616
-86.720 -30,71 Total 1.369.780
1.340.253 -29.527
-2,15 Sumber : BPS Sakernas, 1998-2004.
Ditahun 1998 kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 174.148 jiwa dan pada tahun 2004 terjadi peningkatan sebesar 98.586
jiwa, menjadi 272.734 jiwa. Dapat disimpulkan bahwa sektor usaha ini mengalami peningkatan sebesar 56,61 persen. Selain itu sektor usaha ini juga