Kebijakan Upah Minimum Produktivitas dan Kesempatan Kerja

sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja misalnya petani yang sedang menanti panen. Badan Pusat Statistik BPS mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh upah dan membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara kontinyu dalam seminggu yang lalu seminggu sebelum pencacahan. Termasuk dalam batasan ini adalah pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usahakegiatan ekonomi. Pasar tenaga kerja di Indonesia dapat dibedakan atas sektor formal dan informal. Sektor formal atau sektor modern mencakup perusahaan-perusahaan yang mempunyai status hukum, pengakuan dan izin resmi serta umumnya berskala besar. Sebaliknya, sektor informal merupakan sektor yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1 Kegiatan usaha umumnya sederhana; 2 Skala usaha relatif kecil; 3 Usaha sektor informal umumnya tidak memiliki izin usaha; 4 Untuk bekerja di sektor informal biasanya lebih mudah daripada di sektor formal; 5 Tingkat penghasilan umumnya rendah; 6 Keterkaitan antara sektor informal dengan usaha lain sangat kecil; 7 Usaha sektor informal sangat beraneka ragam, seperti pedagang kaki lima , pedagang keliling, tukang cukur, tukang loak serta usaha rumah tangga. Saat ini lebih dari 60 persen angkatan kerja Indonesia terserap di sektor informal, sedangkan sisanya terserap di sektor formal.

2.1.2. Kebijakan Upah Minimum

Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan. Sedangkan menurut Tjiptoherijanto 2000 Upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri maupun untuk keluarganya. Upah minimum merupakan upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektor regional, maupun sub-sektoral, dalam hal ini upah minimum adalah upah pokok dan tunjangan. Dewasa ini paling tidak ada lima faktor utama yang diperhitungkan pemerintah dalam menetapkan upah minimum yaitu: 1. Kebutuhan Hidup Minimum KHM 2. Indeks Harga Konsumen IHK atau tingkat inflasi 3. Perluasan Kesempatan Kerja 4. Upah pada umumnya yang berlaku secara regional 5. Tingkat perkembangan perekonomian daerah setempat. Tujuan pemerintah dalam mengatur masalah pengupahan adalah untuk: 1 Menjaga agar tingkat upah tidak merosot berfungsi sebagai jaring pengaman; 2 Meningkatkan daya beli pekerja yang paling bawah, 3 Mempersempit kesenjangan secara bertahap antara mereka yang berpenghasilan tertinggi dan terendah.

2.1.3. Produktivitas dan Kesempatan Kerja

Dalam peningkatan produktivitas, perusahaan biasanya meningkatkan kualitas barang modal seperti dibelinya mesin-mesin baru yang menghasilkan nilai produksi lebih baik untuk mengganti mesin-mesin lama dan sudah tua. Produktivitas tenaga kerja adalah ukuran untuk mengetahui berapa nilai produksi atau nilai tambah yang dapat dihasilkan oleh seseorang tenaga kerja dalam waktu tertentu. Petunjuk ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang atau kelompok tenaga kerja dalam tahap produksi atau dalam keseluruhan proses produksi Ravianto, 1993. Untuk menghitung produktivitas bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menghitung perbandingan antara nilai output terhadap jumlah tenaga kerja, atau dapat pula dilakukan dengan menghitung perbandingan nilai tambah terhadap tenaga kerja. Kesempatan kerja menurut Departemen Tenaga Kerja 1994 adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kesempatan kerja ini tidak saja menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya. Sedangkan menurut Lipsey, et al. 1997 kesempatan kerja mengandung arti tenaga kerja dewasa di Amerika Serikat, didefinisikan pekerja berumur lebih dari 16 tahun yang bekerja penuh waktu. Menurut Rusli 1995, yang didasarkan pada data sensus penduduk, jumlah penduduk yang bekerja mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Ini berarti bahwa kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih terbuka, walaupun komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang ada di waktu yang akan datang. Secara umum penciptaan kesempatan kerja dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu proses produksi dan pasar. Untuk adanya proses produksi diperlukan investasi, dan dalam produksi, masukan yang berupa bahan, energi alam, dan energi manusia, dengan menggunakan teknologi dikombinasikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kemudian diperlukan pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kepada yang menggunakannya serta agar produsennya memperoleh pendapatan. Selain itu, pasar diperlukan untuk menyediakan masukan bagi proses produksi Suroto, 1992 dalam Fudjaja, 2002.

2.1.4. Hubungan Upah Minimum dan Penyerapan Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara

3 103 62

Analisis Kausalitas Antara Upah Minimum dan Tingkat Inflasi di Kota Medan

3 57 66

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Upah Minimum Provinsi Dan Krisis Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara

3 76 108

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

1 15 83

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

0 31 84

Dampak Kebijakan Upah Minimum dan Makroekonomi terhadap Laju Inflasi, Kesempatan Kerja serta Keragaan Permintaan dan Penawaran Agregat

1 11 169

Dampak Kebijakan Upah Minimum dan Makroekonomi terhadap Laju Inflasi, Kesempatan Kerja serta Keragaan Permintaan dan Penawaran Agregat

0 8 159

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA, UPAH MINIMUM, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja(Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Pa

0 2 13

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI DENGAN PANEL DATA ANALYSIS

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja - Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara

0 0 16