Selanjutnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur. Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidak konsistensinan
respon yang diberikan responden. Sato dalam Chow and Luk 2005 telah menyusun nilai CR Consistency Ration yang diizinkan adalah CR 0,15.
3.7. Merubah Data dari Skala Ordinal menjadi Skala Interval
Setelah memperoleh data dari wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner, dimana yang asalnya skala ordinal dirubah menjadi skala interval,
karena dalam penggunaan analisis T test data yang diperoleh harus merupakan data dengan skala interval. Maka jika data penelitian merupakan data ordinal,
maka data tersebut perlu diubah menjadi data interval dengan metode suscceive. Mengingat pengukuran menggunakan skala ordinal, maka untuk pengolahan data
perlu di transformasikan dulu menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval MSI Sugiyono, 1998 dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1. Hasil jawaban responden, untuk setiap pertanyaan hitung frequensi f
setiap skor pilihan jawaban; 2. Bedasarkan frequensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan hitung
proporsi p setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frequensi dengan jumlah responden;
3. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus disrtribusi normal;
4. Hitung scale value nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:
Universitas Sumatera Utara
����� =
��������� ����� �����−��������� ����� ���� ������ ������� ����� ����−������ ������� ����� �����
5. Hitung score nilai nilai transformasi untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan:
����� = ����� ����� + |������ �����
�������
| + 1
Seluruh perhitungan statistic ini dilakukan dengan menggunakan Computer yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel.
3.8. Definisi Operasional Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini diberi batasan dan indikator pengukuran sebagai berikut:
1. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang berada dibawah mukim dan dipimpin oleh gecik Kepala Kampung yang berhak
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri; 2. Alokasi Dana Kampung merupakan dana yang dialokasikan oleh
pemerintah Kabupaten untuk kampung, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten;
3. Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi sejahtera, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat
mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pembangunan Fisik yaitu pembangunan fasilitas atau infrastruktur skala kampungdesa yang meliputi pembangunan jalan kampung, irigasi, dan
jembatan. 5. Pembangunan non fisik yaitu pembangunan yang berkaitan dengan
pemberdayaan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, peningkatan usaha ekonomi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan, dan
peningkatan kualitas pendidikan dasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis Kecamatan Blangkejeren
Kecamatan Blangkejeren merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gayo Lues dan merupakan ibukota dari Kabupaten Gayo Lues.
Kecamatan Blangkejeren memiliki luas wilayah 21.374 Ha yang terdiri dari 20 kampung defenitif dan 1 kampung persiapan serta 74 dusun. Kecamatan
Blangkejeren terletak di ketinggian berkisar dari 400-1200 meter diatas permukaan laut dpl yang merupakan daerah perbukitan dan pegunungan.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Blangkejeren adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dabun Gelang dan Kecamatan Rikit Gaib.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Putri Betung. 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dabun Gelang.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kuta Panjang Kecamatan Blang Pegayon.
Untuk lebih jelas, dalam tabel dibawah ini merupakan nama-nama kampung yang terdapat di Kecamatan Blangkejeren.
Universitas Sumatera Utara