Kondisi Angka Melek Huruf AMH

GRAFIK 4.5 Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2014 Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah Dengan memperhatikan GRAFIK 4.5 diatas, perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2014 konsisten membaik atau meningkat, yaitu pada tahun 2012 sebesar 90.45 dan terus naik hingga tahun 2014 sebesar 91.76. hal tersebut menunjukan adanya sebuah system pendidikan dasar yang efektif serta program yang dijalankan pemerintah daerah berjalan sesuai rencana. TABEL 4.7 Presentase Angka Melek Huruf Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 Tipe Daerah Jenis Kelamin Kelompok Umur 10-14 15-24 25-44 45+ 10+ 15+ Perkotaan Laki-laki 99,66 99,99 99,44 86,67 96,97 96,62 Perempuan 99,57 99,97 99,21 82,45 93,48 92,81 Laki+Perempuan 99,66 99,99 99,44 86,67 95,20 94,67 Perdesaan 2012 2013 2014 90.45 91.71 91.76 89.5 90 90.5 91 91.5 92 Laki-laki 99,53 99,94 98,70 80,63 95,41 94,81 Perempuan 99,46 99,96 98,16 73,76 89,63 88,35 Laki+Perempuan 99,53 99,94 98,70 80,63 92,48 91,52 Perkotaan+Perdesaan Laki-laki 99,59 99,96 99,04 83,32 96,12 95,64 Perempuan 99,51 99,97 98,64 77,67 91,40 90,42 Laki+Perempuan 99,59 99,96 99,04 83,32 93,73 92,98 Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah Dari TABEL 4.7 terlihat bahwa presentase penduduk 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 93,73, sedangkan untuk yang berusia 15 tahun ke atas ini dipengaruhi oleh kelompok umur 45 tahun ke atas. Presentase penduduk 45 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 83,32 persen. Kondisi melek huruf semua kelompok daerah persedesaan lebih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan, hal ini disebabkan di daerah perkotaan lebih banyak tersedia fasilitas pendidikan dibandingkan dengan daerah perdesaan. Berikut presentase angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas menurut kelompok umur : GRAFIK 4.6 Perkembangan Presentase Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kelompok Umur Tahun 2012-2014 Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah 2012 2013 2014 15-24Tahun 99.96 99.73 99.73 99.96 25-44 Tahun 99.04 98.53 98.53 99.35 15-44 Tahun 99.35 98.92 98.92 99.04 15 Tahun ke Atas 92.98 91.27 91.27 92.98 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Berdasarkan GRAFIK 4.6 semua Angka Melek Huruf menurut Kemlompok Umur mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling mencolok adalah Kelompok Umur 25-44 Tahun, di Tahun 2013 Kelompok tersebut presentase Angka Melek Huruf sebesar 98.53 meningkat di Tahun 2014 menjadi 99.35. Salah satu program pemerintah dalam penuntasan buta aksara adalah program keaksaraan fungsional KF. Program KF merupakan program terpadu yang terdiri dari membaca, menulis, berhitung, dan keterampilan. Sasaran program keaksaraan fungsional adalah mereka yang buta huruf umur 15-44 Tahun. Susenas, 2014.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK Upah Minimum Kabupaten, TPT Tingkat Pengangguran Terbuka dan AMH Angka Melek Huruf pada kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model analisis Random Effect Model dan diselesaikan melalui statistic computer, yakni Eviews 7.0. Selanjutnya, hasil-hasil pengolahan data yang disajikan dalam bab ini dianggap merupakan hasil estimasi terbaik karena dapat memenuhi kriteria teori ekonomi, statistik maupun ekonometri

A. Uji Kualitas Data

1. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak terdapat heteroskedastisitas apapun. Berdasarkan uji heteroskedastisitas, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5. Keadaan ini menunjukkan bahwa adanya varian yang sama atau terjadinya homoskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas : Tabel 5.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.43514 9.889002 -1.459717 0.1462 LN UMK 0.807868 0.724471 1.115114 0.2664 TPT 0.183870 0.105761 1.738546 0.0839 AMH 0.059120 0.040681 1.453270 0.1480 Sumber : Hasil olahan Eviews 7.0 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear antara variabel independen di dalam model regresi. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas pada model, peneliti menggunakan metode parsial antar variabel independen. Rule of thumb dari metode ini adalah jika koefisien korelasi cukup tinggi di atas 0,85 maka diduga ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka diduga model tidak mengandung unsur multikolinearitas Ajija at al, 2011. Dalam uji penyimpangan asumsi klasik untuk pendekatan multikoliniearitas dilakukan dengan pendekatan atas nilai dan signifikansi dari variabel yang digunakan. Pembahasannya adalah dengan menganalisis data yang digunakan oleh setiap variabel dan hasil dari olah data yang ada, data yang digunakan diantaranya data time series dan data cross section. Namun multikoliniearitas terjadi biasanya pada data runtut waktu time series pada variabel yang digunakan.Rule of Thumb juga megatakan apabila didapatkan yang tinggi sementara terdapat sebagian besar atau semua variabel secara parsial tidak signifikan maka diduga terjadi multikoliniearitas pada model tersebut Gujarati, 2006. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas pada penelitian. Tabel 5.2. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel KEMISKINAN LNUMK TPT AMH KEMISKINAN 1 -0.214908 0.14122442 -0.388168925 LNUMK -0.214907897 1 -0.19835795 0.20431775 TPT 0.141224419 -0.198358 1 0.094392737 AMH -0.388168925 0.2043177 0.09439274 1 Sumber: Hasil olahan Eviews 7.0 Berdasarkan table 5.2, dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antar variable bebas 0,9 yang berarti bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi.

B. Analisis Pemilihan Model

Dalam metode estimasi model regresi menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain model Pooled Least Square PLS, Fixe Effect Model FEM, atau Random Effect Model REM. Dari tiga model regresi yang bisa digunakan untuk mengestimasi data panel, model regresi dengan hasil yang terbaiklah yang akan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM REGIONAL DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

11 66 67

ANALISIS INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 2013

2 20 88

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Pengangguran Terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2015.

1 3 14

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, UMR DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, UMR DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 2 17

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 4 8

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Jumlah Puskesmas, Pengangguran Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 2014.

0 1 10

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PENDIDIKAN DANPENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Analisis Pengaruh Investasi, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 1993 - 2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Investasi, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 1993 - 2012.

0 3 12

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURANTERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Analisis Pengaruh Investasi, Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 1993 - 2012.

1 16 17