Keaslian Penelitian Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi mahasiswa kenotariatan yang nantinya akan memangku jabatan sebagai seorang Notaris agar di dalam menjalankan tugas dan jabatannya lebih bertanggung jawab dan jujur serta memegang teguh pada peraturan yang berlaku.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang ada dan penelusuran kepustakaan khususnya Universitas Sumatera Utara. Penelitian dengan judul : PERBANDINGAN PERANAN DEWAN KEHORMATAN DENGAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004”, belum pernah ditemukan judul atau penelitian tentang judul penelitian diatas sebelumnya. Dengan demikian bahwa penelitian ini adalah asli, untuk itu penulis dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Teori merupakan keseluruhan pernyataan yang saling berkaitan , yang dikemukakan untuk menjelaskan tentang adanya sesuatu , maka teori hukum dapat ditentukan dengan lebih jauh sebagai suatu keseluruhan pernyataan-pernyataan yang saling berkaitan dan berkenaan dengan hukum . Dengan itu harus cukup menguraikan tentang apa yang diartikan dengan unsur teori dan harus mengarahkan diri kepada T. Muzakkar : Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan Dengan Majelis Pengawas Notaris Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2009 unsur hukum . Teori juga merupakan sebuah desain langkah-langkah penelitian yang berhubungan dengan kepustakaan , isu kebijakan maupun nara sumber penting lainnya . Sebuah teori harus diuji dengan menghadapkannya kepada fakta-fakta yang kemudian harus dapat menunjukan kebenarannya . Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk menstrukturisasikan penemuan- penemuan selama penelitian , membuat beberapa pemikiran , ramalan atau prediksi atas dasar penemuan dan menyajikannya dalam bentuk penjelasan-penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan . Hal ini berarti teori merupakan suatu penjelasan yang bersifat rasional serta harus berkesesuaian dengan objek yang dipermasalahkan dan harus didukung dengan adanya fakta yang bersifat empiris agar dapat diuji kebenarannya . Adapun teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah mazhab sociological jurisprudence yang dipelopori oleh Roscoe Pound di Amerika , tetapi sayang bahwa dalam hubungan ini dipergunakan istilah sosiologis , sebenarnya akan lebih tepat dan mengenai bila dipergunakan istilah methode functioneel. Haruslah kita bedakan ilmu pengetahuan hukum sosiologis dari Pound dengan apa yang disebut sekarang orang sosiologi hukum . Keruwetan yang selayaknya yang disebabkan karena kesamaan istilah-istilah ini merupakan alasan yang lebih kuat untuk memilih nama mazhab fungsional sebagai penamaan yang paling tepat untuk hasil pekerjaan Pound . Dasar fundamental mazhab ini ialah bahwa kita tak dapat memahami sesuatu hal bila tidak tidak kita ketahui apa kerjanya . Barangkali usaha untuk mempelajari lebih T. Muzakkar : Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan Dengan Majelis Pengawas Notaris Dalam..., 2008 USU e-Repository © 2009 dalam methode judicial inilah yang menyebabkan banyak penulis berusaha untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan hukum . Umumnya pada waktu ini diinsyafi bahwa proses judicial tidak dapat memberi jawaban terhadap masalah- masalah yang konkrit dengan tepat sekali seperti halnya dengan mesin hitung. Bagi Pound hukum bukan hanya merupakan kumpulan norma-norma abstrak atau suatu tertib hukum tetapi juga merupakan suatu proses untuk mengadakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan , dan menjamin pemuasan kebutuhan-kebutuhan maksimal dengan pengorbanan minimal . Berulang-ulang Pound menggunakan analogi social engineering. Hasil pekerjaan Pound benar-benar seimbang ternyata dari toleransi dan skeptisme tajam yang terdapat di dalamnya . Terhadap mereka yang menyukai pertentangan-pertentangan itu tidak ada manfaatnya , karena dalam ilmu pengetahuan hukum terdapat banyak sekali bagian-bagiannya .

A. Gambaran Umum Tentang Notaris

Dokumen yang terkait

Perbandingan Fungsi Pengawas Notaris Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 (Suatu Penelitian Di Kota Medan)

0 32 143

Perbandingan Fungsi Pengawas Notaris Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 30

0 15 2

Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

3 78 167

SKRIPSI Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 15

DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 4

PELAKSANAAN PENGAWASAN NOTARIS OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH (MPD) BERDASARKAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 3 39

PERANAN MAJELIS PENGAWAS TERHADAP PROFESI NOTARIS DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2OO4 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 1 9

FUNGSI DAN KEDUDUKAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS NOMOR 30 TAHUN 2004.

0 1 12

Pengawasan Terhadap Notaris oleh Majelis Pengawas Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 88