Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN MARGIN LABA KOTOR (GROSS PROFIT MARGIN) DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN (SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKAT ISO 9001:2000

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

NESYA ZWIALMI BR.HTB 070503022

PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan

Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Nesya Zwialmi Br.Htb NIM : 070503022


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif , M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda Z. Hutabarat dan Ibunda A. Br. Sembiring, serta ketiga saudara penulis Shera Z. Br. Hutabarat, Triana Z. Br. Hutabarat dan Srikarina Z. Br. Hutabarat yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan serta bimbingan yang tak terbatas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan penuh dengan kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain terutama bagi peneliti selanjutnya.

Medan, Juni 2011 Penulis

Nesya Zwialmi Br. Htb NIM : 070503022


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode statistik yang digunakan adalah dengan paired sample t-test dan wilcoxon signed-rank test dimana dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(6)

ABSTRACT

The goal of this research is to know the difference between gross profit margin and sales growth before and after get ISO 9001:2000 certificate at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.

Data that used in this research is manufacture company financial

statement that published on website

this research is purposive sampling method. The statistics method that used are paired sample t-test and wilcoxon signed-rank test and the model has been tested in normality test.

The result of this research indicate that there are differences significanly between gross profit margin and sales growth one year before and two years after get ISO 9001:2000 certificate at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………. ... 24


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

F. Metode Analisis Data ... 38

G. Pengujian Hipotesi ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian... 41

B. Statistik Deskriptif ... 41

C. Analisis Hasil Uji Normalitas ... 43

D. Analisis Hasil Uji Hipotesis ... 45

E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 31

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 42

Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ... 44

Tabel 4.4 Paired Samples Statistics ... 46

Tabel 4.5 Paired Samples Test ... 46

Tabel 4.6 Paired Samples Statistics ... 47


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas dan Penjualan ... 23 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 28


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Hasil Perhitungan Gross Profit Margin dan

Sales Growth 55

Lampiran ii Descriptive Statistic 60

Lampiran iii Uji Normalitas 61

Lampiran iv Hasil Transformasi Data 62

Lampiran v Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah

Transformasi 63

Lampiran vi GPM satu tahun sebelum- GPM dua tahun 64 sesudah

Lampiran vii Sales Growth satu tahun sebelum- Sales Growth


(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode statistik yang digunakan adalah dengan paired sample t-test dan wilcoxon signed-rank test dimana dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(13)

ABSTRACT

The goal of this research is to know the difference between gross profit margin and sales growth before and after get ISO 9001:2000 certificate at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.

Data that used in this research is manufacture company financial

statement that published on website

this research is purposive sampling method. The statistics method that used are paired sample t-test and wilcoxon signed-rank test and the model has been tested in normality test.

The result of this research indicate that there are differences significanly between gross profit margin and sales growth one year before and two years after get ISO 9001:2000 certificate at manufacture company listed on Indonesia Stock Exchange.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perdagangan internasional telah berkembang secara pesat, perdagangan yang meliputi antara lain produk-produk industri telah dapat saling mengisi negara satu dengan negara lainnya. Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar perdaganagn internasional yang berlaku. Peningkatan kompetisi global telah menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan kualitas. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik.

Kualitas yang dimaksud bukan hanya kualitas produk itu sendiri, melainkan kualitas secara menyeluruh (Total Quality). Untuk itu perbaikan mutu secara terus-menerus merupakan hal terpenting dalam membangun masa depan kualitas suatu produk atau jasa. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah terciptanya suatu perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous improvement).

Hansen dan Mowen (2005:21) mendefenisikan kualitas secara spesifik ke dalam 8 (delapan) dimensi kualitas, yaitu:


(15)

1. Performance: merujuk kepada konsistensi dan baiknya suatu produk, 2. Aesthetics: berupa daya tarik produk berdasarkan penampilannya, 3. Serviceability: kemampuan untuk memberikan jasa,

4. Features: karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk lain yang bisa memberikan kesan berbeda,

5. Reliability: keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu,

6. Durability: tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan unsur ekonomis produk atau seberapa lama produk memberi manfaat,

7. Conformance: kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan,

8. Fitness for use: kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi seperti yang diiklankan.

Produk dikatakan baik jika memenuhi kedelapan unsur di atas.

Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan. Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah ISO 9000. Salah satu seri dari ISO 9000, yaitu ISO 9001:2000 yang menjadi acuan jelas dari jaminan kualitas perusahaan. Standar ISO 9000 menjadi wajib bagi banyak produsen untuk dapat bersaing di pasar internasional, dengan menunjukkan konsistensi mutu produk yang dihasilkan. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi sepenuhnya ISO 9000 ini menjadi Standar Nasional Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000), sehingga sedikit banyak memberikan dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih baik, efektif dan produktif. Dengan kata lain sertifikat ISO 9001:2000 dapat digunakan sebagai tiket bisnis bagi perusahaan dalam perdagangan bebas yang penuh persaingan. Sertifikat ISO 9001:2000 merupakan


(16)

sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan telah dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan – persyaratan yang sesuai dengan standar ISO. ISO 9001:2000 tidak hanya merupakan jaminan tentang mutu produk, tetapi juga terhadap seluruh proses produksinya mulai dari pemilihan bahan baku, sumber daya manusia, pengolahan, peralatan sampai dengan pembuangan limbah industrinya.

Menurut Hilton (2005:519) tujuan utama dari ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut:

1. the company should sustain the quality of the product or service at a level that continentally meets the purchaser’s stated or implied needs,

2. the quality control system should be sufficient to give the supplier’s own management confidence that the intended quality is being maintained,

3. the supplying company should give the purchaser confidence that the intended quality is consistently achieved in the delivered product or service.

Pada kenyataannya, ISO 9001:2000 tidak diragukan lagi merupakan standar yang paling berpengaruh dari standar serupa di seluruh dunia. Penerimaan cepat atas ISO 9001:2000 ini menunjukkan bahwa perusahaan mendapati bahwa standar tersebut ditetapkan dengan baik dan layak diamati meskipun tidak ada bukti nyata bahwa standar ini benar-benar baik atau benar-benar buruk (Simmon dan White, 1999). Apabila suatu perusahaan telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 akan diperoleh beberapa manfaat antara lain meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematis. Sertifikat ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki


(17)

kebijakan, prosedur dan instruksi kualitas yang telah direncanakan dengan baik. ISO 9001:2000 menghasilkan peningkatan kinerja operasi melalui pengurangan proses tindakan korektif dan penghapusan, meningkatkan profitabiliats dan keunggulan pemasaran yang berasal dari pengakuan internasional atas logo ISO 9000. Keunggulan semacam itu secara khusus penting untuk perusahaan dengan strategi penjualan internasional.

Beberapa penelitian terdahulu juga telah membuktikan pengaruh perolehan sertifikat ISO 9001:2000 terhadap kinerja perusahaan, salah satunya adalah penelitian Sinurat (2010). Dalam penelitian terdahulu ini, peneliti membuktikan perbandingan profitabilitas sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, di mana perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya, variabel yang digunakan adalah profitabilitas dengan subvariabel Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan sertfikat ISO 9001:2000 ternyata tidak cukup menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat secara signifikan.

Menurut penelitian yang dilakukan PT Sucofindo dan PUSTAN (Pusat Standardisasi Nasional) Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan sertifikat ISO 9000 memicu terjadinya beberapa parameter operasi antara lain, peningkatan dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih antar unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi scrap/rework, peningkatan produktivitas, concern terhadap kualitas pelanggan,


(18)

peningkatan penjualan, alat promosi yang efektif, mengurangi komplain pelanggan dan peningkatan share pasar.

Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 membawa dampak yang sangat baik bagi perusahaan yang diantaranya peningkatan kualitas, efisiensi biaya yang berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang, memiliki harga yang kompetitif, peningkatan penjualan dimana setelah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, tingkat penjualan perusahaan baik penjualan domestik maupun penjualan luar negri diharapkan dapat lebih meningkat dibandingkan sebelum perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

Berdasarkan uraian di atas serta hasil dari penelitian terdahulu, maka penulis termotivasi untuk kembali melakukan penelitian tentang perolehan sertifikat ISO 9001:2000 pada kinerja perusahaan yang dinilai dari margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI serta menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul: Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.


(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor (gross profit margin) antara satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

2. Apakah terdapat perbedaaan yang signifikan pada pertumbuhan penjualan (sales growth) antara satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris perbedaan:

1. Margin laba kotor (gross profit margin) antara satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(20)

2. Pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk memberikan tambahan wawasan baru mengenai manfaat perolehan sertifikat ISO 9001:2000 terhadap margin laba kotor dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.

2. Bagi peneliti lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kajian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak lain dalam berbagai kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan kajian ini untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. ISO 9001:2000

The International Standardization Organization (ISO) adalah suatu federasi badan standar internasional seluruh dunia yang berkedudukan di Jenewa, Swiss dan berasal dari lebih dari 100 negara, satu dari tiap negara. Misi dari ISO adalah meningkatkan pengembangan standarisasi dan aktivitas yang terkait di dunia dengan pandangan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan jasa dan untuk mengembangkan kerjasama dalam bidang aktivitas intelektual, sains, teknik dan teknologi.

Menurut Indranata (2007:60) ISO adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, sebagaimana ditentukan organisasi.

ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. Tidak ada


(22)

kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Dengan demikian apabila ada organisasi/ produsen yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya manajemen organisasi/ produsen hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen mutunya yang telah memenuhi standar internasional bukan produknya yang berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001:2000.

ISO 9001:2000 versi tahun 2000 memiliki standar, pedoman dan laporan teknis yang terangkum didalamnya serta dinamai ISO 9000 series, yang terdiri dari:

1. ISO 9000:2000. Dasar dan kosakata Sistem Manajemen Mutu. Dibuat sebagai langkah awal untuk memahami standar dan defenisi istilah-istilah dasar yang digunakan dalam keluarga ISO 9000:2000 yang dibutuhkan untuk membantu memahaminya ketika digunakan.

2. ISO 9001:2000. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu. Berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai.

3. ISO 9004:2000. Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem Manajemen Mutu. Pedoman standar yang menyediakan acuan dalam


(23)

peningkatan berkelanjutan sistem manajemen mutu untuk memberikan keuntungan pada semua pihak, termasuk kepuasan pelanggan.

4. ISO 19011: 2000. Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan memberikan pedoman untuk memverifikasi kemampuan sistem dalam mencapai sasaran mutu.

Dari keempat seri standar di atas, ISO 9000, ISO 9004 dan ISO 19011 merupakan kumpulan pedoman semata. Sedangkan ISO 9001 merupakan kategori untuk suatu perusahaan dalam rangka memperoleh pengakuan mutu berupa suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi yang telah diakui atau terakreditasi.

ISO 9001:2000 mencakup delapan manajemen mutu yaitu: 1. Fokus pada pelanggan

2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan personal 4. Pendekatan proses

5. Pendekatan sistem manajemen mutu 6. Penyempurnaan berkelanjutan

7. Pendekatan faktual pada pengambilan proses

8. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan.

Menurut Hariyuwono (2007) manfaat menerapkan ISO 9001:2000 terbagi dua yaitu:

Secara eksternal adalah:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan jaminan manajemen mutu.


(24)

2. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke mutu proses. 3. Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus-menerus. 4. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana

antisipasi terhadap kecenderungan semakin ketatnya persyaratan yang berkaitan dengan keamanan penggunaan di pasaran internasional.

Secara internal adalah:

1. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefenisi secara baik.

2. Meningkatkan ssitem kinerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menjadi standar kinerja yang terdokumentasi.

3. Penerapan ISO 9000 yang sesuai akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Dengan adanya ISO 9000, ada manajemen mutu dan produk yang dihasilakan sesuai keinginan pelanggan.

4. Media untuk peningkatan berkesinambungan.

Dampak ISO 9001:2000 bagi dunia usaha menurut Hadiwiardjo (2008) yaitu:

1. Lebih berorientasi pada pelanggan 2. Persyaratan lebih luas

3. Pimpinan puncak lebih terlibat

4. Pengembangan SDM lebih diperhatikan

5. Mendorong peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) 6. Memacu augmented product

7. Menambah kegiatan perbaikan sistem 8. Manajemen tradisional semakin tertinggal.

Menurut Chang (2003:376) kegunaan sertifkat ISO 9001:2000 adalah: 1. komoditas ekspor lebih mudah diterima oleh pasar di luar negeri,

dan kompetitif di era globalisasi ini, maka produksi, kualitas mutu harus sesuai dengan standar sehingga kemenangan dapat diraih 2. karena telah menerima sertifikat maka sistem kualitas intern pada

masing-masing pabrik harus melaksanakan ketentuan paket tersebut, agar pabrik lebih disiplin, sehingga perusahaan menjadi sehat, efisien, kualitas produk baik, biaya rendah dan dapat meraih profit yang rasional

3. untuk membuka pintu sasaran internasional.

4. melaksanakan standar ISO 9000:2000 akan mampu mengurangi pemborosan, kesalahan serta meluruskan dan koreksi kesalahan


(25)

5. hasil poduksi dari pabrik atau pengusaha yang sudah memperoleh sertifikat jaminan mutu ISO 9000:2000, berarti telah diakui secara internasional dalam progaram kendali mutu dan prestasi sosial pabrik atau pengusaha itu

6. menggunakan kualifikasi standar kualitas internasional memudahkan pula untuk mendapatkan kredit bank

7. bersenjatakan sertifikat ini lebih mudah untuk menarik konsumen internasional, khususnya ke Amerika dan Eropa

8. dapat menghemat biaya dan waktu, untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensinya

9. ISO 9001:2000 adalah sebagai senjata kompetisi di pasaran internasional

10.pengelolaan kualitas lebih baik sehingga hasil penjualan dan profit meningkat

Strategi memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (Gaspersz: 2005:25), yaitu:

1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak. Tanpa komitmen manajemen, registrasi sangat tidak mungkin.

2. Membentuk komite pengarah (steering commitee) atau koordinator ISO. Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan standard elemen-elemen dalam sistem mutu ISO 9001:2000 dan berfungsi auditor internal untuk ISO 9001:2000. Komite pengarah juga berfunsi sebagai sumber informasi dan penasihat atau konsultan, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan sistem mutu ISO 9001:2000.

3. Mempelajari standard-standard dan menilai kebutuhan-kebutuhan ISO 9001:2000.

4. Melakukan pelatihan terhadap semua staf organisasi perusahaan itu. Para kepala, departemen, manajer, supervisor, dan anggota organisasi yang sangat menentukan keberhasilan implementasi sistem ISO 9001:2000.


(26)

5. Memulai tinjauan ulang manajemen. Pimpinan organisasi yang harus mendelegasikan tanggung jawab kualitas dari organisasi perusahaan itu kepada wakil manajemen yang biasanya adalah manajer kualitas. Tinjauan ulang manajemen harus dimulai dengan berfokus pada standard-standard sistem mutu ISO 9001:2000 dan menerapkan hal-hal yang harus dikerjakan untuk memenuhi semua elemen dalam sistem mutu ISO 9001: 2000.

6. Identifikasi kebijakan kualitas, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang dibutuhkan dan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.

7. Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, dengan membangun sistem mutu yang dimodifikasai dan dokumentasi pendukung sehingga implementasi dapat sukses.

8. Memulai audit sistem mutu perusahaan. Sekali sistem mutu ISO 9001:2000 telah diterapkan selama beberapa bulan, auditor kualitas internal sistem ISO 9001:2000 perlu memeriksa sistem jaminan mutu perusahaan yang ada apakah telah memenuhi standard sistem mutu ISO 9001:2000.

9. Memilih registrasi. Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem jaminan mutu perusahaan telah memenuhi persyaratan standard sistem mutu ISO 9001:2000, manajemen perlu memilih registar (Badan Sertifikasi Internasional) sperti SGS International, British Standard Institution, American Association for Laboratory Accreditationn, Lloyd’s Register Quality Assurance Ltd. dan lain-lain untuk mulai melakukan penilaian. Biasanya registar akan meninjau ulang dan memberitahukan kelengkapan dari dokumen mutu perusahaan. Pada tahap ini kekurangan yang masih ada harus diperbaiki dan dilengkapi.


(27)

10. Registrasi. Jika sistem mutu ISO 9001:2000 yang diimplementasikan dalam perusahaan dianggap telah sesuai dengan persyaratan sistem mutu ISO 9001:2000, maka akan dinyatakan lulus dalam penilaian. Setelah sertifikasi ISO diberikan, registar akan melakukan audit surveillance setiap enam bulan sekali untuk mengetahui kepatuhan pelaksanaan persyaratan ISO 9001: 2000.

Sistem manajemen kualitas yang memenuhi persyaratan standar ISO 9001:2000 menjamin posisi pasar yang stabil, peningkatan terus-menerus dan pengembangan dalam hal kualitas. Hal tersebut dapat dicapai melalui perencanaan, pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan dari semua proses yang berdampak pada peningkatan profit, efektivitas dan kepuasan pelanggan. Selain itu, sertifikat ISO menjamin kesesuaian sistem manajemen kualitas dengan persyaratan standar ISO 9001:2000 yang merupakan alat yang efektif di pasar internasional.

Dengan adanya sistem mutu ISO 9000 dan adanya penerapan yang tepat, maka suatu usaha / bisnis diharapkan akan dapat memiliki suatu sistem mutu yang mendasar dan cukup kuat untuk mengendalikan mutu usaha/bisnis sehingga dapat dengan mudah untuk di kembangkan dan ditingkatkan pengendalian mutu prosesnya di masa yang akan datang.

2. Profitabilitas

a) Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan pengikhtisaran dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun yang bersangkutan. Dalam Standar Akuntansi (2007:3 pargraph


(28)

12), tujuan laporan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Warren et all (2005:24) laporan keuangan yang disusun oleh manajemen yaitu:

1. Neraca yaitu suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

2. Laporan laba rugi yaitu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

3. Laporan arus kas yaitu suatu ikhtisar penerimaan kas dan pengeluaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

4. Laporan ekuitas pemilik yaitu suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. 5. Catatan atas laporan keuangan.

b) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan (matching concept). Laporan laba rugi melaporkan kelebihan/kekurangan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, yang disebut dengan laba bersih atau rugi bersih. Laba bersih untuk periode waktu tertentu mempunyai pengaruh, yaitu meningkatkan ekuitas


(29)

pemilk (modal) dalam periode tersebut dan sebaliknya apabila terjadi rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik (modal) dalam periode bersangkutan.

Elemen-elemen laporan laba rugi yaitu: 1. Penjualan

Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan baik secara tunai atau kredit. Retur dan potongan penjualan serta diskon penjualan dikurangkan dari jumlah ini untuk mendapatkan penjualan bersih.

2. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga barang yang terjual ke konsumen. Untuk perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut:

Persediaan bahan baku awal xxx

Pembelian bahan baku xxx

Persediaan bahan baku akhir (xxx)

Bahan baku yang digunakan xxx

Tenaga kerja langsung xxx

Overhead pabrik xxx

Total biaya manufaktur xxx

Persediaan barang dalam proses awal xxx

Persediaan barang dalam proses akhir (xxx)

Harga pokok produksi xxx


(30)

Persediaan barang jadi akhir (xxx)

Harga pokok penjualan xxx

3. Laba kotor

Pengurangan penjualan dengan harga pokok penjualan disebut laba kotor (gross profit margin).

4. Beban usaha

Beban usaha dikelompokkan lagi kepada beban penjualan dan beban administrasi umum. Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam kaitan dengan kegiatan menjual dan m emasarkan barang seperti kegiatan promosi dan penjualan. Contoh: beban iklan dan promosi. Beban administarsi umum adalah beban yang bersifat umum perusahaan. Contoh: beban gaji.

5. Laba operasi

Laba operasi adalah selisih laba kotor dengan beban usaha. Laba ini diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.

c) Profitabilitas

Analisis profitabilitas yaitu mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang penting karena untuk dapat menjalankan kegiatannya, perusahaan harus berada dalam kondisi yang menguntungkan (profitable). Profitabilitas yang


(31)

dibahas dalam hal ini adalah profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yaitu margin laba kotor (gross profit margin).

Margin laba kotor yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan (cost of good sold). Persentase laba kotor merupakan ukuran kinerja utama karena semua biaya lainnya harus dapat ditutup oleh laba kotor ini dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Analsis laba kotor mengarahkan perhatian khusus kepada penyebab variasi penjualan dan harga pokok penjualan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan dalam laba kotor yaitu:

1. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun tingkat biaya.

2. Volume variance atau selisih volume, yang disebabkan karena jumlah unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingakan dengan jumlah volume penjualan yang diperkirakan.

3. Mix variance atau selisih komposisi, yang disebabkan karena komposisisi.

3. Pertumbuhan Penjualan (sales growth)

Penjualan merupakan kegiatan utama perusahaan manufaktur. Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang melebihi kenaikan biaya akan menyebabkan kenaikan laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap survive.


(32)

Sertifikat ISO 9001:2000 terutama diperlukan bagi perusahaan – perusahaan yang berorientasi eksport, sebab ISO 9001:2000 merupakan standar kualitas internasional. Bagi perusahaan yang berorientasi eksport, total penjualan dalam perusahaan dapat terdiri dari:

a. Penjualan domestik (domestic sales), yaitu pendapatan perusahaan dari aktivitas penjualan produk yang terjadi di dalam negeri.

b. Penjualan luar negri (foreign sales), yaitu pendapatan perusahaan dari aktivitas penjualan produk yang dikirim ke luar negeri (penjualan eksport).

a. Pertumbuhan Penjualan Domestik (domestic sales growth)

Pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales growth) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dalam negerinya dari waktu ke waktu. Ukuran pertumbuhan penjualan domestik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Domestic Sales Growth = Domestic Sales t - Domestic Sales t-1 Domestic Sales t-1

Dimana :

Domestic Sales t = Penjualan domestik tahun t

Domestic Sales t-1 = Penjualan domestik sebelum tahun t


(33)

Pertumbuhan penjualan luar negri (foreign sales growth) mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan asingnya dari waktu ke waktu. Ukuran pertumbuhan penjualan asing dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Foreign Sales Growth = Foreign Sales t - Foreign Sales t-1 Foreign Sales t-1

Dimana :

Foreign Sales t = Penjualan asing tahun t

Foreign Sales t-1 = Penjualan asing sebelum tahun t

4. Konsep Kualitas pada Perusahaan Manufaktur

Pengertian kualitas sangat beragam, tergantung persepsi pemakainya. Menurut Feiganbaum (1991), definisi kualitas adalah sebagai berikut “Quality is the total composite product and services characteristics of marketing, engineering, manufacturing and maintenance through which the product and services in use will meet expectation of customer”. Jadi kualitas merupakan gabungan karakteristik produk dan jasa yang memenuhi harapan pelanggan atau konsumen. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan (Gasperz, 2005).

Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa akan dapat diwujudkan apabila orientasi kegiatan perusahaan diarahkan kepada kepuasan


(34)

pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar (Gaspersz, 2005).

Dalam perusahaan manufaktur, sistem kualitas akan mencakup semua tahap dari identifikasi awal tentang kebutuhan pelanggan sampai ke pembuangan limbah perusahaan. Tujuan dari sistem kualitas pada perusahaan manufaktur adalah meningkatkan kepuasan total pelanggan secara terus menerus.

5. Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas, baik produk maupun proses suatu perusahaan adalah dengan memperoleh sertifikat ISO. Jika kualitas yang dihasilkan perusahaan superior dan pangsa pasar yang dimiliki besar, maka profitabilitas perusahaan tersebut akan terjamin. Kualitas juga dapat mengurangi biaya. Adanya pengurangan biaya ini pada gilirannya akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan. Dengan demikian, kualitas yang dicapai melalui perolehan sertifikat ISO mempunyai hubungan yang sangat erat dengan profitabilitas.

Selain hal tersebut di atas, perusahaan yang menawarkan produk atau jasa superior juga dapat mengalahkan persaingan industri yang semakin ketat sekarang ini. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan untuk selalu mempertahankan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih


(35)

memuaskan daripada yang dilakukan para pesaing. Melalui sertifikat ISO, perusahaan dapat terus meningkatkan kualitas produk yang terkait dengan kebutuhan pelanggan, ataupun meningkatkan prosesnya sehingga dapat bersaing di pasar global. Peningkatan tersebut dinyatakan pada klausul 8 ISO 9001:2000 yang mengharuska perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 untuk melakukan peningkatan terus-menerus sehingga daya saing perusahaan menjadi lebih optimal.

6. Hubungan Kualitas dengan Penjualan

Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.


(36)

Sumber: Nasution (2005;43)

Gambar 2.1

Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas dan Penjualan

Hubungan-hubungan dalam gambar 5.1 dijelaskan sebagai berikut:

a. pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu,

b. penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikan dalam hal kualitas, pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih berkualitas daripada pesaingnya,

c. karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatig tinggi daripada harga pesaing,

J A M I N A N K U A L I T A S P E R B A I K A N K U A L I T A S Memperbaiki posisi persaingan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan

Harga yg lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Mengurangi biaya produksi Meningkatkan laba Meningkatkan penjualan


(37)

d. karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi,

e. nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar, f. berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan

lebih baik daripada para pesaing,

g. efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali,

h. penurunan biaya produksi digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing,

i. gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya produksi untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sinurat (2010) dalam penelitiannya meneliti perbandingan profitabilitas sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan adalah profitabilitas dengan subvariabel Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Dimana variabel yang tidak diberi perlakuan adalah profitabilitas sebelum sertifikasi ISO 9001:2000 dan variabel yang diberi perlakuan adalah profitabilitas sesudah sertifikasi ISO 9001:2000. Metode penelitian yang digunakan adalah perhitungan rasio-rasio variabel sebelum dan sesudah sertifikasi, analisis deskriptif, uji normalitas dan analisis perbandingan (paired sample test). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sertifikasi ISO 9001:2000 ternyata tidak cukup


(38)

menyebabkan profitabilitas (ROA dan ROE) perusahaan meningkat secara signifikan.

Lubis (2008) melakukan penelitian terhadap perbandingan biaya produksi dan profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Indonesia Asahan Alumunium (PT.INALUM) Kuala Tanjung Asahan. Variabel yang digunakan adalah biaya produksi dan profitabilitas dengan rasio gross profit margin. Metode penelitian yang digunakan adalah uji normalitas dan analisis perbandingan (paired sample test). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa setelah penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT.INALUM terjadi perbedaan yang signifikan pada biaya produksi, sedangakan pada gross profit margin tidak terjadi perbedaan yang signifikan, meskipun terjadi peningkatan.

Siburian (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui peranan penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam mengendalikan biaya produksi dan meningkatkan laba operasi pada PT. Royal Standard Medan. Variabel yang digunakan adalah biaya produksi dan laba operasi PT. Royal Standard Medan sebelum penerapan manajemen mutu (2005) dan sesudah penerapan manajemen mutu (2007). Metode penelitian yang digunakan adalah perhitungan rasio-rasio variabel sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS 15. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada biaya produksi dan laba operasi pada PT. Royal Standard Medan.


(39)

Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitian yang dilakukan oleh Sinurat (2010). Kekhususan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan dan periode perolehan sertifikat ISO 9001:2000 yang lebih panjang. Sinurat menggunakan variabel ROA dan ROE dan perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memperoleh sertifikat periode 2003-2006. Sedangkan peneliti menggunakan variabel gross profit margin (GPM) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) dari perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 periode 2002-2009.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil

Penelitian

1. Sinurat

(2010) Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Variabel yang tidak diberi perlakuan yaitu profitabilitas sebelum sertifikat ISO 9001:2000. Variabel yang diberi perlakuan yaitu profitabilitas sesudah sertifikat ISO 9001:2000 Perolehan Sertifikat ISO 9001:2000 ternyata tidak cukup menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat secara signifikan.

2. Lubis (2008) Perbandingan

Biaya Produksi dan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Biaya produksi, Profitabilitas dengan rasio GPM (Gross Profit Setelah penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000


(40)

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada PT. Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM) Kuala Tanjung Asahan

Margin) terjadi perbedaan yang signifikan pada biaya produksi, sedangkan pada GPM tidak terjadi perbedaan yang signifikan meskipun mengalami peningkatan.

3. Siburian

(2008) Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Laba Operasi pada PT. Royal Standard Medan Biaya operasi dan Laba operasi Dalam penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 menunjukkan adanya perbedaan yang cukup signifikan pada biaya produksi dan laba operasi sebelum (2005) dan sesudah (2007) penerapan manajemen mutu. Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2011)


(41)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel, yakni variabel bebas dan variabel terkait yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan (Sugiono, 2007: 47).

Perbandingan antara margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 digambarkan sebagai berikut:

Satu tahun Dua tahun

Sebelum ISO 9001:2000 Sesudah ISO 9001:2000

Dibandingkan

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Perusahaan

Manufaktur di BEI

X1

Margin Laba Kotor (X11)

Pertumbuhan Penjualan (X12)

X2

Margin Laba Kotor (X21)


(42)

Untuk melihat perbedaan antara margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, maka desain penelitian ini dibagi atas dua variabel yang terpilih sebagai sampel, yaitu variabel yang tidak diberi perlakuan (treatment) (X1) dan variabel yang diberi perlakuan (treatment) (X2). Variabel pertama adalah margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Variabel kedua adalah margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu untuk dibuktikan lebih lanjut. Sesuai dengan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara margin laba kotor (gross profit margin) satu tahun sebelum (X11) dan dua tahun sesudah (X21)

memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H2: terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum (X12) dan dua tahun sesudah (X22)

memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini jika dikaitkan dengan tingkat eksplanasinya atau tingkat penjelasannya, digolongkan kepada jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan satu atau lebih kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok yang tidak menerima perlakuan (Arikunto, 2005). Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiono (2006:72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 periode 2002-2009.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007:73). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


(44)

tertentu (Sugiono, 2007:78). Adapun kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:

1) Terdaftar di BEI dan tidak sedang dalam proses delisting. 2) Telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 periode 2002-2009. 3) Tersedia laporan keuangan untuk satu, dua tahun sebelum dan satu,

dua tahun sesudah sertifikasi.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 3.1 merupakan daftar perusahaan manufaktur yang memenuhi tiga kriteria di atas.

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Nama Perusahaan Tahun Memperoleh Sertifikat ISO

9001:2000

Kriteria Sampel

1 2 3 S

1. Indocement Tunggal

Prakarsa

2002 √ √ √ S1

2. Holcim Indonesia 2003 √ √ √ S2

3. Semen Gresik (Persero) 2007 √ √ √ S3

4. Asahimas Flat Glass √ - -

5. Arwana Citra Mulia 2006 √ √ √ S4

6. Intikeramik Alamasri

Inds.

2005 √ √ √ S5

7. Mulia Industrindo √ - -


(45)

9. Alumindo Light Metal Inds.

2001 √ - -

10. Betonjaya Manunggal √ - -

11. Citra Tubindo 2003 √ √ √ S7

12. Indal Alumunium

Industry

2001 √ - -

13. Jakarta Kyoei Steel

Works

√ - -

14. Jaya Pari Steel Corp.

Ltd.

√ - -

15. Lion Metal Works 2006 √ √ √ S8

16. Lion Mesh √ - -

17. Pelangi Indan Canindo √ - -

18. Tembaga Mulia

Semanan

√ - -

19. Budi Acid Jaya √ - -

20. Colorpak Indonesia √ - -

21. Duta Pertiwi Nusantara 2000 √ - -

22. Ekadharma

Internasional

√ - -

23. Eterindo Wahanatama √ - -

24. Intanwijaya

Internasional

√ - -

25. Resource Alam

Indonesia

√ - -

26. Sorini Corporation 2002 √ √ √ S9

27. Indo Acidatama √ - -

28. Unggul Indah Cahaya 2008 √ √ √ S10

29. Aneka Kemasindo

Utama

√ - -

30. Argha KaryaPrima

Inds.

√ - -

31. Asiaplast Industries 2007 √ √ √ S11


(46)

33. Dynaplast 2000 √ - -

34. Fatrapolindo Nusa

Industri

√ - -

35. Kageo Igar Jaya √ - -

36. Lapindo Internasional √ - -

37. Siwani Makmur √ - -

38. Summitplast √ - -

39. Trias Sentosa 2002 √ √ -

40. Charoen Pokphand

Indonesia

√ - -

41. JAPFA 2006 √ √ √ S12

42. Malindo Feedmill √ - -

43. Sierad Produce 2001 √ - -

44. Barito Pacific Timber √ - -

45. Daya Sakti Unggul

Corp.

2000 √ - -

46. Surya Dumai Industri √ - -

47. Sumalindo Lestari Jaya √ - -

48. Tirta Mahakam

Resources

2002 √ √ -

49. Fajar SuryaWisesa √ - -

50. Indah Kiat Pulp & Paper

√ - -

51. Surabaya Agung

Industry

√ - -

52. Suparma √ - -

53. Pabrik Kertas Tjiwi

Kimia

√ - -

54. Andi Chandra

Automotif


(47)

55. Astra Internasional 2008 √ √ √ S13

56. Astra Otoparts 2007 √ √ -

57. Branta Mulia 2000 √ - -

58. Goodyear Indonesia 2007 √ √ √ S14

59. Gajah Tunggal 2002 √ √ -

60. Indomobil Sukses Int. I √ - -

61. Indospring √ - -

62. Multi Prima Sejahtera √ - -

63. Multistrada Alam

Sarana

√ - -

64. Nipress √ - -

65. Prima Alloy Steel 2006 √ √ -

66. Selamat Sempurna 2002 √ √ -

67. Sanex Qianjiang Motor

Inti

√ - -

68. Sugi Samapersada √ - -

69. Polychem Indonesia 2002 √ √ -

70. Argo Pantes √ - -

71. Centex √ - -

72. Delta Dunia Petroindo √ - -

73. Eratex Djaja √ - -


(48)

75. Panasia Indosyntec √ - -

76. Indorama Syntetics √ - -

77. Karwell Indonesia √ - -

78. Hanson International √ - -

79. Apac Cirtra Centertex 2002 √ √ -

80. Panasia Filament Inti √ - -

81. Pan Brothers Tex √ - -

82. Polysindo Eka Perkasa √ - -

83. Roda Vivatex √ - -

84. Ricky Putra Globalindo √ - -

85. Sunson Textile

Manufakture

√ - -

86. Texmaco Jaya √ - -

87. Tifico √ - -

88. Sepatu Bata √ - -

89. Primarindo Asia

Anfrastr

√ - -

90. Surya Intrindo Makmur √ - -

91. Sumi Indo Cable 2002 √ √ √ S15

92. Jembo Cable Makmur 2000 √ - -

93. Gt. Kabel Indonesia 2002 √ √ √ S16

94. Kabelindo Murni 2002 √ √ -


(49)

96. Arona Binasejati √ - -

97. Ades Waters Indonesia √ - -

98. Asia Grain

Internasional

√ - -

99. Unilever Indonesia 2008 √ √ √ S18

100. Indofood Sukses

Makmur

2008 √ √ -

Sumber:

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam satu skala numerik (angka) (Kuncoro, 2005:124). Data dalam penelitian ini merupakan data skunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penjualan dan harga pokok penjualan tahun 2002-2009. Data dalam penelitian dikumpulkan secara runtut waktu (times series). Times series yaitu data secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu (Kuncoro, 2005:125).

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya. Data penelitian ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan


(50)

perusahaan-perusahaan manufaktur yang mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu X1 dan X2.

X1 : variabel yang tidak diberi perlakuan (treatment), yaitu margin laba kotor (gross profit margin) satu tahun sebelum (X11)dan pertumbuhan penjualan

(sales growth) satu tahun sebelum (X12) memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

X2 : variabel yang diberi perlakuan (treatment), yaitu margin laba kotor (gross profit margin) dua tahun sesudah (X21)dan pertumbuhan penjualan (sales

growth) dua tahun sesudah (X22) memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah: 1. Margin laba kotor (Gross Profit Margin)

Margin Laba Kotor merupakan persentase dari laba kotor (penjualan-harga pokok penjualan) dibandingkan dengan penjualan. Margin Laba Kotor menggambarkan profit relatif perusahaan dari penjualan setelah dikurangkan dengan harga pokok penjualan. Margin laba kotor dapat dirumuskan sebagai berikut:

Margin laba kotor = Penjualan- Harga Pokok Penjualan x 100% Penjualan


(51)

2. Pertumbuhan penjualan (Sales Growth)

Menurut Fabozzi (2006:881), pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun. Horne dan Machowicz (2005) menyatakan rasio pertumbuhan penjualan diperoleh dengan rumus:

Pertumbuhan penjualan = Penjualan Bersih (t) - Penjualan Bersih (t-1) x 100% Penjualan Bersih (t-1)

Dimana:

Penjualan Bersih (t) = Penjualan bersih sekarang Penjualan Bersih (t-1) = Penjualan bersih tahun lalu

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data sebelum uji hipotesis, yang bertujuan untuk menentukan alat uji hipotesis. Pengujian normalitas ini diperlukan untuk mengetahui apakah data penelitian normal atau tidak.

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat α= 5%. Jika nilai sig > α maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya, jika nilai sig < α maka distribusi data dinyatakan tidak normal. Jika uji normalitas data menghasilkan data yang tidak berdistribusi normal, maka dapat diubah menjadi data yang berdistribusi


(52)

normal dengan melakukan transformasi (Ghozali, 2005). Apabila data berdistribusi normal maka alat analisa yang digunakan adalah uji statistik, yaitu uji-t. Namun, jika setelah ditransformasi data tetap tidak berdistribusi normal, maka alat analisa yang digunakan adalah metode non-parametik Wilcoxon signed-rank test (Ghozali, 2005).

G. Pengujian Hipotesis 1. Uji-t

Alat analisa uji-t digunakan apabila data pada penelitian ini berdistribusi normal, deviasi standar populasi tidak diketahui dan jumlahnya kurang dari 30. Dalam penelitian ini prosedur uji-t yang digunakan adalah paired sample t-test pada dua sampel kecil (N≤30). Paired sample t-test adalah analisa dengan melibatkan dua pengukuran pada objek yang sama terhadap perlakuan tertentu. Pengukuran pertama dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pengukuran kedua dilakukan sesudah perlakuan tertentu (Cornelius Trihendradi, 2005:150).

2. Wilcoxon signed-rank test

Pengujian dengan Wilcoxon signed-rank test digunakan apabila distribusi data tidak normal dan sampel yang digunakan kurang dari 30. Persyarartan yang digunakan adalah data setidaknya harus berbentuk ordinal dan kedua sampel harus berhubungan /berpasangan.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah:

a. Apabila sig. (2-tailed) < α = 0,05, maka Ha diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor dan pertumbuhan


(53)

penjualan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

b. Apabila sig. (2-tailed) > α = 0,05 maka Ha ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor dan pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari 18 perusahaan manufaktur yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian ini adalah satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui perbedaan margin laba kotor (gross profit margin) dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

B. Statistik Deskriptif

Rata-rata kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.1.


(55)

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sales Growth T-1 18 -.2736 .4420 .124128 .2120781 Sales Growth T+2 18 .1227 .9991 .747172 .2228259

GPM T-1 18 .5663 1.6010 .854611 .2406366

GPM T+2 18 .5697 2.1428 .836967 .3434251

Valid N (listwise) 18

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 18 perusahaan manufaktur yang menerima sertifikat ISO 9001:2000 dari tahun 2002-2009.

2. Variabel Sales Growth T-1 memiliki nilai minimum -0,2736 dan nilai maksimal sebesar 0,4420 dengan rata-rata pertumbuhan penjualan adalaha 0,124128 dan standar deviasi adalah 0,2120781.

3. Variabel Sales Growth T+2 memiliki nilai minimum 0,1227 dan nilai maksimal sebesar 0,9991 dengan rata-rata pertumbuhan penjualan adalah 0,747172 dan standar deviasi adalah 0,2228259.

4. Variabel GPM T-1 memiliki nilai minimum 0,5663 dan nilai maksimal sebesar 1,6010 dengan rata-rata laba kotor adalah 0,854611 dan standar deviasi adalah 0,2406366.

5. Variabel GPM T+2 memiliki nilai minimum 0,5697 dan nilai maksimal sebesar 2,1428 dengan rata-rata laba kotor adalah 0,836967 dan standar deviasi adalah 0,3434251.


(56)

C. Analisis Hasil Uji Normalitas

Pengujian hipotesis diawali dengan uji normalitas untuk menentukan alat pengujian hipotesis. Uji normalitas data dilakukan dengan uji nonparametic One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan tingkat α=5%. Apabila sig.> α

maka data berdistribusi normal dan apabila sig.< α maka data tidak berdistribusi normal.

Secara ringkas hasil pengolahan statistik tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sales Growth T-1 Sales Growth T+2 GPM T-1 GPM T+2

N 18 18 18 18

Normal Parametersa,,b

Mean .124128 .747172 .854611 .836967

Std. Deviation

.2120781 .2228259 .2406366 .3434251 Most Extreme

Differences

Absolute .139 .135 .253 .327

Positive .127 .129 .253 .327

Negative -.139 -.135 -.115 -.218

Kolmogorov-Smirnov Z .589 .571 1.073 1.387

Asymp. Sig. (2-tailed) .879 .900 .200 .043

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa signifikansi atau probabilitas dari Sales Growth satu tahun sebelum, Sales Growth dua tahun sesudah dan GPM satu tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 berdistribusi normal karena


(57)

sig.>0,005. Sedangkan GPM dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 tidak berdistribusi normal karena sig.<0,05.

Data yang tidak berdistribusi normal, yaitu GPM dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dapat diubah menjadi data yang berdistribusi normal dengan melakukan transformasi (Ghozali, 2005). Transformasi dapat dilakukan dengan melogaritmakan data. Setelah dilakukan transformasi data tersebut, dilakukan pengujian normalitas terhadap data yang sudah ditransformasikan dengan menggunakan uji nonparametic One-Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan tingkat α=5% untuk mengetahui apakah data hasil transformasi tersebut telah berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai sig.> α maka data berdistribusi secara normal.

Tabel 4.3

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sales Growth T-1 Sales Growth T+2 GPM T-1 GPM T+2 LN_GPM T+2

N 18 18 18 18 18

Normal Parametersa,,b

Mean .124128 .747172 .854611 .836967 -.2264

Std. Deviation

.2120781 .2228259 .2406366 .3434251 .28575

Most Extreme Differences

Absolute .139 .135 .253 .327 .227

Positive .127 .129 .253 .327 .227

Negative -.139 -.135 -.115 -.218 -.131

Kolmogorov-Smirnov Z .589 .571 1.073 1.387 .964

Asymp. Sig. (2-tailed) .879 .900 .200 .043 .311

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(58)

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa variabel GPM T+2 telah berdistribusi secara normal setelah ditransformasikan dengan logaritma natural (LN_GPM T+2), karena nilai signifikansinya > 0,05.

Setelah dilakukan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, dapat diliha bahwa semua variabel, baik variabel Sales Growth satu tahun sebelum, Sales Growth dua tahun sesudah, GPM satu tahun sebelum dan GPM dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 memiliki data yang berdistribusi secara normal karena nilai signifikansi dari seluruh variabel di atas >0,05. Secara lengkap ditunjukkan oleh data sebagai berikut:

1) Nilai signifikansi Sales Growth satu tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 0,879 > 0,05.

2) Nilai signifikansi Sales Growth dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 0,900 > 0,05.

3) Nilai signifikansi GPM satu tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 0,200 > 0,05.

4) Nilai signifikansi GPM dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 0,311 > 0,05.

D. Analisis Hasil Uji Hipotesis 1. Uji Hipotesis I


(59)

Tabel 4.4

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 GPM T-1 .854611 18 .2406366 .0567186

LN_GPM T+2 -.0983 18 .12410 .02925

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Tabel Paired Samples Statistics (Tabel 4.4) menunjukkan bahwa Gross Profit Margin satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 mengalami penurunan dari rata-rata 0,854611 menjadi -0,983.

Table 4.5 Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig.

(2-tailed) Mean Std. Dev.

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 GPM T-1 -

LN_GPMT+2

.9529320 .1436915 .0338684 .8814758 1.0243881 28.136 17 .000

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Tabel Paired Samples Test (Tabel 4.5) pada kolom Mean menunjukkan perbedaan rata-rata sebelum treatment dengan sesudah treatment yaitu 0,9529320. Kolom Std. Deviation menunjukkan standar deviasi dari nilai perbedaan rata-rata


(60)

yaitu 0,1436915. Sig (2-tailed) = (0,000) < α (0,05) maka H1 diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada Gross Profit Margin satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diuraikan pada landasan teori, yakni bahwa setelah memperoleh sertifikat ISO diharapkan laba perusahaan akan meningkat.

2. Uji Hipotesis II

Tabel 4.6

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sales Growth T-1 .124128 18 .2120781 .0499873

Sales Growth T+2 .747172 18 .2228259 .0525206 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Tabel Paired Samples Statistics (Tabel 4.6) menunjukkan bahwa Sales Growth satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 mengalami peningkatan dari rata-rata awal 0,124128 menjadi 0,747172.


(61)

Tabel 4.7

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2011

Tabel Paired Samples Test (Tabel 4.7) pada kolom Mean menunjukkan perbedaan ratarata sebelum treatment dengan sesudah treatment yaitu -0,6230444. Kolom Std. Deviation menunjukkan standar deviasi dari nilai perbedaan rata-rata yaitu 0,3438537. Sig (2-tailed) = (0,000) < α (0,05), maka H2 diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada Sales Growth satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diuraikan pada landasan teori, yakni setelah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 diharapkan pertumbuhan penjualan akan meningkat.

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Sales Growth T-1

Sales Growth T+2


(62)

E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Dari semua hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 ternyata menyebabkan kinerja keuangan perusahaan meningkat secara signifikan.

1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Berdasarkan hasil uji Paired Samples Test, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara margin laba kotor (gross profit margin) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Rata-rata GPM satu tahun sebelum memperoleh sertifikat sebesar 0,854611 dan dua tahun setelah memperoleh sertifikat sebesar 0,836967. Meskipun mengalami penurunan, terdapat perbedaan yang signifikan antara GPM satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dimana Sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05 sehingga H1 diterima.

2) Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)

Berdasarkan hasil uji Paired Samples Test, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah perusahaan memperoleh serifikat ISO 9001:2000. Rata-rata Sales Growth satu tahun sebelum memperoleh sertifikat sebesar 0,124128 dan dua tahun setelah memperoleh sertifikat meningkat sebesar 0,747172. Dimana tingkat Sig. (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05 sehingga H2 diterima.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada margin laba kotor (gross profit margin) satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian PT Sucofindo dan PUSTAN, dimana diharapkan terdapat perbedaan dan peningkatan profitabilitas sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Hal ini disebabkan dengan adanya penghargaan secara internasional, manajemen lebih berkomitmen untuk memperbaiki kualitas produknya. Begitu pula pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian, diketahui terjadi peningkatan pada margin laba kotor dan pertumbuhan penjualan sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinurat (2010), dimana dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada profitabilitas perusahaan yang diukur dengan rasio ROA dan ROE sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada


(64)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Meskipun tidak terjadi perbedaan yang signifikan, namun ditemukan bahwa terjadi peningkatan return on assets (ROA) antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

2. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian PT Sucofindo dan PUSTAN, dimana diharapkan terdapat perbedaan dan peningkatan profitabilitas sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Hal ini disebabkan dengan adanya penghargaan secara internasional, manajemen lebih berkomitmen untuk memperbaiki kualitas produknya. Begitu pula pada perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian, diketahui terjadi peningkatan pada margin laba kotor dan pertumbuhan penjualan sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinurat (2010), dimana dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada profitabilitas perusahaan yang diukur dengan rasio ROA dan ROE sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Meskipun tidak terjadi perbedaan yang signifikan, namun ditemukan bahwa terjadi peningkatan


(65)

return on assets (ROA) antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Dalam penelitian ini yang diteliti hanyalah kinerja keuangan perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, sehingga tidak dapat diketahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan yang memperoleh dengan yang tidak memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

2. Penelitian ini hanya menggunakan dua variable, yaitu margin laba kotor (GPM) dan pertumbuhan penjualan (sales growth), sehingga tidak begitu mampu menjelaskan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara lebih akurat.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan di atas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peneliti lanjutan disarankan untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan yang memperoleh dan tidak memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja


(66)

perusahaan yang memperoleh dengan yang tidak memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

2. Peneliti lanjutan disarankan untuk menggunakan variabel berbeda untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, seperti margin laba bersih (NPM), tingkat kepemilikan saham sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Chang, Peter, Ekadri, 2003. Pengendalian Mutu Terpadu untuk Industri Tekstil dan Konveksi, Edisi Pertama. Jakarta: PT Pradnya Pramita.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Medan: USU Press.

Fabozzi, Frank J., 2006. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Medan.

Gasperz, Vincent, 2005. ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Edisi Kedua, Alih Bahasa Meyti Husni dan Roy Wijaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hadiwiardjo, Bambang H. dan Sulistrijarningsih, 2008. Memasuki Pasar Internasional dengan ISO 2000. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hansen, Don R. dan Maryanne W. Mowen, 2005. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian, Buku II. Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, Ronald, W., 2005. Managerial Accounting, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Alih Bahasa Wendrika Permana. Jakarta:Salemba Empat.

Indranata, Iskandar, 2007. Panduan Penerapan ISO 9001:2000 Untuk Industri Air Minum Dalam Kemasan, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kuncoro, Mudradjad, 2005. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Lubis, Elvina, 2008. Perbandingan Biaya Produksi dan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pada PT.Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM) Kuala Tanjung Asahan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(68)

Nasution, M. N., 2005. Manajemen Mutu Terpadu, Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siburian, Herlina, 2008. Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Biaya Produksi dan Peningkatan Laba pada PT. Royal Standard Medan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sinurat, Dumaris, 2010. Analisi Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima. Bandung: Alfabeta. Trihendradi, Cornelius, 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: Andi.

Triton, P.B., 2006. SPSS 13.0 Terapan. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein, 2001. Riset Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.


(69)

LAMPIRAN

Lampiran i

Hasil Perhitungan Gross Profit Margin dan Sales Growth Satu Tahun Sebelum dan Dua Tahun Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000.

(dalam jutaan Rupiah) SALES

NO KODE T-2 T-1 T0 T+1 T+2

1 ARNA 92.243 115.439 185.082 193.249 216.957

2 APLI 177.912 169.063 241.690 264.850 161.450

3 ASII 10.208.478 9.135.250 18.403.770 30.122.723 30.685.033

4 CTBN 713.680 829.488 446.339 472.267 545.462

5 KBLI 333.100 360.956 339.367 412.333 863.298

6 GDYR 887.110 747.436 1.215.328 1.334.884 1.304.368 7 SMCB 1.978.932 2.240.296 2.368.489 3.017.599 2.993.197 8 INTP 2.447.973 3.053.411 3.048.283 4.157.683 4.615.507

9 IKAI 149.914 196.813 307.882 383.641 446.215

10 LION 41.381 59.093 66.834 83.535 87.997

11 JAPFA 87.880 126.722 94.887 263.037 247.886

12 SMGR 3.596.410 4.659.202 5.177.543 5.445.330 6.067.558

13 SOBI 533.432 491.078 575.684 711.114 806.580

14 IKBI 554.466 701.060 560.318 582.244 976.070

15 SCCO 648.626 543.557 647.473 991.690 1.360.229

16 TOTO 338.996 417.620 414.704 469.829 570.863

17 UNIC 1.540.879 1.119.267 1.176.817 1.194.610 1.210.723


(70)

(dalam jutaan Rupiah) COST OF GOOD SOLD

NO KODE T-2 T-1 T+1 T+2

1 ARNA 66.877 79.532 125.527 137.947

2 APLI 175.589 144.662 257.383 148.107

3 ASII 7.241.478 11.130.624 24.465.854 24.059.817

4 CTBN 477.196 572.663 276.342 337.047

5 KBLI 320.590 337.431 416.654 763.560

6 GDYR 533.609 521.614 24.465.854 24.059.817

7 SMCB 1.977.100 2.015.729 2.298.012 2.356.038

8 INTP 1.439.388 2.370.743 2.761.762 3.092.419

9 IKAI 110.614 142.981 278.795 312.088

10 LION 20.060 33.464 48.820 50.129

11 JAPFA 78.608 117.642 218.974 214.169

12 SMGR 2.202.978 2.860.884 3.507.185 4.006.856

13 SOBI 424.776 404.210 543.976 647.524

14 IKBI 542.271 657.806 555.697 917.184

15 SCCO 587.716 472.402 962.840 1.208.241

16 TOTO 226.008 271.673 347.491 418.249

17 UNIC 1.237.250 1.791.916 2.498.784 2.594.385


(71)

NO KODE GPM T-1 GPM T+2

1 ARNA

0.6890 0.6358

2 APLI 0.8557 0.9174

3 ASII 1.1949 0.7841

4 CTBN 0.6904 0.6179

5 KBLI 0.9348 0.8845

6 GDYR 0.6979 0.7558

7 SMCB 0.8998 0.7871

8 INTP 0.7764 0.6700

9 IKAI 0.7265 0.6994

10 LION 0.5663 0.5697

11 JAPFA 0.9283 0.8640

12 SMGR 0.6140 0.6604

13 SOBI 0.8231 0.8028

14 IKBI 0.9383 0.9397

15 SCCO 0.8691 0.8883

16 TOTO 0.6505 0.7327

17 UNIC 1.6010 2.1428


(72)

NO KODE SALES GROWTH T-1 SALES GROWTH T+2

1 ARNA 0.2515 0.1227

2 APLI -0.0497 0.9869

3 ASII -0.0875 0.7094

4 CTBN 0.1623 0.6686

5 KBLI 0.0836 0.9624

6 GDYR -0.1574 0.6015

7 SMCB 0.1321 0.9991

8 INTP 0.2473 0.5885

9 IKAI 0.3128 0.7378

10 LION 0.4280 0.4848

11 JAPFA 0.4420 0.8945

12 SMGR 0.2955 0.6125

13 SOBI -0.0794 0.7963

14 IKBI 0.2644 0.9780

15 SCCO -0.1620 0.9061

16 TOTO 0.2319 0.6667

17 UNIC -0.2736 0.8030


(73)

Lampiran ii

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sales Growth T-1 18 -.2736 .4420 .124128 .2120781 Sales Growth T+2 18 .1227 .9991 .747172 .2228259

GPM T-1 18 .5663 1.6010 .854611 .2406366

GPM T+2 18 .5697 2.1428 .836967 .3434251


(1)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sales Growth T-1 18 -.2736 .4420 .124128 .2120781 Sales Growth T+2 18 .1227 .9991 .747172 .2228259 GPM T-1 18 .5663 1.6010 .854611 .2406366 GPM T+2 18 .5697 2.1428 .836967 .3434251 Valid N (listwise) 18


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sales Growth T-1 Sales Growth T+2 GPM T-1 GPM T+2

N 18 18 18 18

Normal Parametersa,,b

Mean .124128 .747172 .854611 .836967 Std.

Deviation

.2120781 .2228259 .2406366 .3434251 Most Extreme

Differences

Absolute .139 .135 .253 .327

Positive .127 .129 .253 .327

Negative -.139 -.135 -.115 -.218

Kolmogorov-Smirnov Z .589 .571 1.073 1.387

Asymp. Sig. (2-tailed) .879 .900 .200 .043

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Hasil Transformasi Data

Kode LN_GPM T+2

ARNA -0.20

APLI -0.04

ASII -0.11

CTBN -0.21

KBLI -0.05

GDYR -0.12

SMCB -0.10

INTP -0.17

IKAI -0.16

LION -0.24

JAPFA -0.06

SMGR -0.18

SOBI -0.10

IKBI -0.03

SCCO -0.05

TOTO -0.14

UNIC -0.33


(4)

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sales Growth T-1 Sales Growth T+2 GPM T-1 GPM T+2 LN_GPM T+2

N 18 18 18 18 18

Normal Parametersa,,b

Mean .124128 .747172 .854611 .836967 -.2264 Std.

Deviation

.2120781 .2228259 .2406366 .3434251 .28575 Most Extreme

Differences

Absolute .139 .135 .253 .327 .227

Positive .127 .129 .253 .327 .227

Negative -.139 -.135 -.115 -.218 -.131

Kolmogorov-Smirnov Z .589 .571 1.073 1.387 .964

Asymp. Sig. (2-tailed) .879 .900 .200 .043 .311

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

GPM satu tahun sebelum- GPM dua tahun sesudah

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 GPM T-1 .854611 18 .2406366 .0567186

LN_GPM T+2 -.0983 18 .12410 .02925

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 GPM T-1 &

LN_GPM T-2

18 .882 .000

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Dev.

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 GPM T-1 -

LN_GPMT+2

.9529320 .1436915 .0338684 .8814758 1.024388 1


(6)

Sales Growth satu tahun sebelum- Sales Growth dua tahun sesudah

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Sales Growth T-1 .124128 18 .2120781 .0499873

Sales Growth T+2 .747172 18 .2228259 .0525206

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 SalesGrowth T-1 &

SalesGrowth T+2

18 -.250 .318

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

Sales Growth T-1 – Sales Growth T+2


Dokumen yang terkait

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property &amp; Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

Analisis Perbandingan Tingkat Nilai Sales Growth, Earning Per Share, Price Earning Ratio Perusahaan Yang Mengadakan Employee Stock Ownership Program (Esop) Dan Tidak Mengadakan Esop: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 67 78

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 231 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 31 116

Analisis pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi Tahun 2008 -2012.

3 51 124

Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (sales Growth) Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9001:2008 pada Perusahaan Manufaktur di BEI

0 11 97

ANALISIS PERBANDINGAN GROSS PROFIT MARGIN,OPERATING RATIO DAN SALES GROWTH SEBELUM DAN SESUDAH MENERAPKAN SERTIFIKAT ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 21 33