derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, 2, dan 3.
Tabel 2.3 Beberapa Tingkat Fraksi TBS Fraksi
Jumlah berondolan Tingkat kematangan
00 tidak ada, buah berwarna hitam
Sangat mentah 1-12,5 buah luar membrondol
Mentah 1
12,5-25 buah luar membrondol Kurang matang
2 25-50 buah luar membrondol
Matang I 3
50-75 buah luar membrondol Matang II
4 75-100 buah luar membrondol
Lewat matang I 5
Buah luar juga membrondol,ada buah yang busuk
Lewat matang II
Fauzi, 2002.
2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Proses pengolahan TBS Tandan Buah Segar kelapa sawit umumnya terdiri dari beberapa stasiun yaitu:
1. Stasiun penerima buah fruit reception Sebelum diolah dalam pabrik kelapa sawit, tandan buah segar TBS yang berasal
dari kebun pertama kali diterima distasiun penerimaan buah untuk ditimbang dijembatan timbang weight bridge dan ditampung sementara dipenampungan
buah loading ramp. 2. Stasiun perebusan sterilizer
Lori-lori yang berisi tandan buah segar TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga
memasuki sterilizer. Adapun tujuan dari perebusan ini adalah untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas ALB atau free fatty acid FFA, memudahkan
Universitas Sumatera Utara
proses pemipilan, penyempurnaan dalam pegolahan dimana selama perebusan kadar air dalam buah akan berkurang karena proses penguapan dan dengan
berkurangnya air susunan daging buah akan berubah yang akan memberikan efek positif yaitu mempermudah pengambilan minyak selama proses pengempaan dan
mempermudah pemisahan minyak dari zat non lemak non-oil solid. 3. Stasiun pemipilan stripper
Tandan buah segar TBS juga lori yang telah direbus akan dikirim kebagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil thresser dengan bantuan transfer
carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa tandan buah segar ikut berputar sehingga membanting-banting
tandan buah segar TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi
perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung
oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim kebagian digesting dan pressing. 4. Stasiun pencacahan digester dan pengempaan presser
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut kebagian pengadukan pencacahan digester. Alat yang digunakan untuk pengadukan
pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor
listrik yang dipasang dibagian atas dari alat pencacah digester. Putaran lengan- lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari proses digesting yaitu
mempersiapkan daging buah untuk pengempaan pressing sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-
kecilnya. 5. Stasiun pemurnian clarifier
Stasiun pemurnian ini bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur, dan air. Dimana minyak kasar yang
diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran. Tujuan dari
Universitas Sumatera Utara
pembersihanpemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar vibrating screen untuk disaring agar kotoran yang berupa serabut
kasar tersebut dialirkan ketangki penampungan minyak kasar crude oil tank. Minyak kasar yang terkumpul di crude oil tank COT dipanaskan hingga
mencapai temperatur 95- 100˚ C. Menaikkan temperature minyak kasar sangat
penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis BJ antara minyak, air, dan sludge, sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan.
Selanjutnya minyak dari COT dikirim ketangki pengendap continous settling tank clarifier tank.
Di clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari clarifier tank selanjutnya dikirim ke oil tank,
sedangkan sludge akan dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak. Di pabrik kelapa sawit PKS, sludge diolah
untuk dikutip kembali untuk mengambil minyak yang masih terkandung didalamnya Pahan, 2006.
6. Pengeringan dan penimbunan Minyak kelapa sawit terdiri dari 2 tahap yaitu: a. Pengeringan minyak sawit
Kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi untuk mencegah peningkatan kadar ALB karena hidrolisis. Untuk mendapat kadar air yang
diinginkan 0,08 minyak masih harus dikeringkan. Untuk ini sebaiknya dipakai pengering vakum pada suhu relatif rendah, agar minyak tidak teroksidasi
pada waktu pengeringan pada suhu tinggi. Minyak yang masuk pada suhu 80˚ C dan kadar air 0,25
–0,30 akan dikeringkan sampai kadar air akhir 0,08–0,10 .
Universitas Sumatera Utara
b. Penimbunan minyak sawit Minyak dan inti sawit hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsung dikirim
untuk dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu ditimbun dipabrik. Persyaratan penimbunan yang baik adalah :
1. Kebersihan tangki dijaga, khususnya terhadap kotoran dan air
2. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor
dengan minyak berkadar ALB rendah atau bersih atau kering 3.
Membersihkan tangki dan memeriksa pipa-pipa uap pemanas, tutup tangki, alat-alat pengukur dan lain-lain setiap ada kesempatan
4. Memelihara suhu sekitar 40˚ C
5. Pipa pemasukan minyak harus terbenam ujungnya dibawah permukaan
minyak 6.
Melapisi dinding tangki dengan dammar epoksi hanya untuk minyak sawit bermutu tinggi Mangoensoekarjo, 2003 .
Suhu minyak pada waktu pemuatan kedalam tangki angkut adalah 50-
55˚C. untuk menjaga suhu, disarankan tangki memiliki sistem pengatur suhu thermostat
yang dapat menjaga fluktuasi suhu sebesar 1˚ C serta pencatatan suhu recorder.
Prosedur pencucian tangki penyimpanan minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Dinding tangki dan pipa pemanas dibersihkan dengan menggunakan alat
sikat secara manual 2.
Tangki dicuci dengan air panas dan air dingin
Universitas Sumatera Utara
3. Tangki dikeringkan dengan udara tekan
4. Apabila masih belum bersih, tangki dapat dicuci dengan larutan detergen
panas yang diikuti dengan pembilasan menggunakan air panas dan air dingin Naibaho, 1998 .
2.3 Minyak dan Lemak