2.5.1. Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang utama pada perairan karena merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran hewan.
Kenaikan temperature perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas fisiologi organisme. Menurut hukum van’t hoffs kenaikan temperatur sebesar 10 C akan
meningkatkan aktivitas fisiologis organisme sebesar 2-3 kali lipat. Kenaikan temperatur yang cukup tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan-
hewan air lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen Siagian, 2009.
2.5.2. Derajat keasaman pH
Derajat keasaman pH merupakan parameter dari banyaknya kandungan ion hidrogen yang terkandung dalam air. Sebagian besar biota akuatik sensitif
terhadap perubahan PH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses kimia perairan. pH yang normal untuk kehidupan nekton
berkisar 6,5-8,5 Gonawi, 2009.
2.5.3 . Dissolve oxygen DO
Dissolve oxygen DO atau oksigen terlarut merupakan jumlah mgL gas oksigen yang terlarut di dalam air. Kadar oksigen yang terlarut pada suatu
perairan alam sangat bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer suatu perairan Gonawi, 2009. Oksigen diperlukan oleh ikan-
ikan untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi pencernaan dan asimilasi makanan, pemeliharaan keseimbangan osmotik dan aktivitas lainnya.
Jika persediaan oksigen diperairan sangat sedikit, maka perairan tersebut tidak baik lagi untuk ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup di air, karena akan
mempengaruhi kecepatan makan dan pertumbuhan ikan Siagian, 2009.
2.5.4. BOD Biochemical Oxygen Demand
BOD Biochemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam memecah
bahan organik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, adanya mikroorganisme aerob yang
Universitas Sumatera Utara
mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian itu Wardana, 1995.
2.5.5. Salinitas