nutrisi peptida pada organisme dan menyediakan nutrisi peptida pada organisme dan menyebabkan kerusakan, baik secara langsung maupun tidak langsung pada jaringan
pejamu dan termasuk ke dalam faktor virulensi. Faktor virulensi terkait dengan kolonisasi pada pejamu, kompetisi dengan bakteri lain, resistensi dalam merespon
mekanisme kekebalan pejamu, dan produksi bahan patologis yang dapat mempengaruhi pejamu secara langsung dengan menghasilkan toksin atau secara tidak langsung yakni
dengan cara menginduksi terjadinya proses inflamasi. Faktor-faktor virulensi tersebut terdiri dari substansi agregasi, sex pheromones, lipoteichoic acid LTA, extracellular
superoxide, gelatinase, hialuronidase, dan sitolisin.
24,25
Enterococcus faecalis juga memiliki sistem adhesi yang baik, dikenal sebagai Ace, yaitu ikatan kolagen dimana
struktur dan fungsinya hampir sama dengan ikatan protein-kolagen pada Staphylococcus aureus. Telah dibuktikan bahwa protease, gelatinase, dan ikatan protein-kolagen Ace
bakteri Enterococcus faecalis berperan dalam adhesi saluran akar.
26,33
Sifat resistensi bakteri Enterococcus faecalis sangat kuat, beberapa upaya telah dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut dan banyak alternatif yang
dikhususkan untuk menghambat atau membunuh bakteri Enterococcus faecalis tersebut. Antibakteri yang sudah ada kurang mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri ini
sehingga masih dibutuhkan adanya inisiatif-inisiatif baru untuk menyempurnakan fungsinya, oleh karena itu diharapkan muncul alternatif lain dari bahan alami untuk
mendapatkan antibakteri yang dapat lebih baik dari yang sudah ada.
26
2.3 Tanaman Manggis Garcinia mangostana L.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang kaya, termasuk tumbuhan obat. Penggunaan obat tradisional dinilai memiliki efek samping
yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia. Salah satunya adalah buah manggis. Buah manggis merupakan buah tropis yang banyak
tumbuh di Indonesia. Meskipun begitu, tidak banyak orang yang mengetahui tentang manfaat dari buah manggis. Apalagi kulit manggis ternyata bermanfaat di bidang
endodontik.
26
Universitas Sumatera Utara
Buah manggis merupakan salah satu buah unggulan Indonesia dan mendapat julukan Queen of Fruits. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di
kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Di Indonesia, manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti manggu Jawa Barat,
manggus Lampung, Manggusto Sulawesi Utara, manggista Sumatera Barat.
30-32
Menurut Tjitrosoepomo 1994, kedudukan taksonomi dari manggis Garcinia mangostana L yaitu :
32
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
Gambar 2. Buah manggis Garcinia mangostana L.
32
Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian di bawah 1000 meter di atas permukaan laut. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan
ketinggian di bawah 500-600 meter di atas permukaan laut. Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500-2.500 mmtahun.
31
Universitas Sumatera Utara
2.4 Nilai Farmakologis Kulit Buah Manggis
Pemanfaatan kulit buah manggis Garcinia mangostana L. sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Menurut Mahabusarakam et al 1987, kulit buah manggis
secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di India, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand.
31
Tambunan 1998 dan Subroto 2008 menemukan kulit buah manggis mempunyai sifat sebagai anti-aging, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan
berat badan, antivirus juga antibakteri.
16
Hasil penapisan fitokimia ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan oleh Poeloengan dan Praptiwi 2010 menunjukkan bahwa
ekstrak kulit buah manggis mengandung komponen kimia yang memiliki aktivitas anti bakteri yaitu saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid.
16
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme.
16
Flavanoid bersifat sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein
ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri lipid bilayer.
26
Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel, apabila saponin berinteraksi dengan sel kuman, kuman
tersebut akan pecah atau lisis.
16,31
Alkaloid mekanisme kerjanya dihubungkan dengan kemampuan alkaloid untuk berikatan dengan DNA sel sehingga menganggu fungsi sel diikuti dengan pecahnya sel
dan diakhiri dengan kematian sel.
16,31
Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai antimikroba dengan cara
mengkoagulasi atau mengumpulkan protoplasma kuman sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein kuman dan pada saluran pencernaan tanin diketahui dapat
mengeliminasi toksin.
16,31
Xanthone mempunyai senyawa aktif turunan yaitu α-Mangostin, β-mangostin,
dan ϒ-Mangostin. Ketiga senyawa turunan ini menurut penelitian Chaverri 2008
Universitas Sumatera Utara
mempunyai aktivitas antijamur, antioksidan, antiviral, dan antibakteri dan α-Mangostin memiliki aktivitas antibakteri yang paling ampuh.
26,30
Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol kulit buah manggis yang digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar dapat menyebabkan terhambatnya
proses pertumbuhan dan perkembangbiakan sel Enterococcus faecalis sampai pada akhirnya mati. Ekstrak ini memiliki beberapa senyawa aktif yang memiliki daya
antibakteri, yaitu flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, dan xanthone yang masing-masing
memiliki mekanisme yang berbeda dalam membunuh bakteri.
2.5 Metode Difusi Kirby Bauer