tentang perannya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Hubungan dengan teman sebaya menjadi sangat penting dan mulai memisahkan diri dari keluarga. Mereka
lebih senang untuk menghabiskan waktu bersama dengan teman atau melakukan aktivitas lain yang disukainya, seperti menonton televisi atau bermain video games.
Soetjiningsih, 1995
2.3. Kebiasaan Makan Anak Sekolah
Perilaku makan dan pilihan makanan anak pada usia sekolah sangat dipengaruhi oleh orangtua dan saudaranya yang lebih tua. Orangtua bertanggung
jawab terhadap situasi saat makan di rumah, jenis dan jumlah makanan yang disajikan dan waktu makan anak. Dibutuhkan perilaku positif dari orangtua dan keluarga secara
berkelanjutan untuk menunjukkan dan memberikan contoh perilaku makan yang sehat. Orangtua juga harus memberikan bimbingan dan nasehat supaya anak dapat
memilih pilihan makanan yang baik dan sehat saat mereka makan di luar rumah. Brown, 2005
Pada usia SD, anak semakin mandiri sehingga mereka lebih sering mengkonsumsi snack di luar rumah. Mereka juga mulai dapat memilih dan membeli
sendiri menu untuk makan siangnya. Anak mulai menyadari bahwa makanan yang sehat dan bergizi baik untuk kesehatan tubuh mereka tetapi mereka belum
mengetahui lebih lanjut bagaimana proses tersebut dapat berlangsung di dalam tubuh. Pipes, 1993
Pada masa ini anak banyak mengkonsumsi makanan ringan snack karena umumnya anak tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu
Universitas Sumatera Utara
waktu sehingga memerlukan snack untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Brown, 2005
Anak mulai memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu serta mulai ada rasa suka atau tidak suka terhadap makanan tertentu. Selain itu, dalam memilih
makanan anak juga banyak mendapat pengaruh dari luar keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada anak SD, diperoleh bahwa 40 anak tidak makan
sayur, 20 tidak makan buah dan 36 makan snack. Worthington and Roberts, 2000
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi atau memperburuk keadaan gizi ada anak sekolah dasar, faktor yang pertama yaitu pada usia ini anak sudah dapat
memilih dan menentukan makanan yang disukai atau tidak. Faktor yang kedua adalah kebiasaan anak untuk jajan. Faktor yang ketiga adalah malas makan di rumah dengan
alasan sudah terlalu lelah bermain di sekolah. Moehji, 2003
2.4. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah Dasar
Kecukupan zat gizi dari makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Zat gizi yang masuk ke dalam tubuh harus
mencukupi. Zat gizi yang diberikan pada anak sekolah dasar sebaiknya seimbang, dalam arti sesuai dengan umur dan jenis bahan makanan karbohidrat, protein, dan
lemak. Judarwanto, 2005 Usia anak sekolah dasar yaitu anak usia 7 sampai 12 tahun. Pada masa ini
anak diharapkan mempelajari keterampilan tertentu baik kurikuler maupun ekstra kulikuler yang meliputi ketrampilan membantu diri sendiri, ketrampilan sekolah dan
Universitas Sumatera Utara
ketrampilan bermain. Masa ini disebut juga “Gang Age” atau masa suka berkelompok karena bagi anak usia ini peran kelompok sebaya sangat berarti baginya santoso,
2004 Anak usia sekolah membutuhkan zat gizi lebih banyak untuk pertumbuhan
dan aktivitasnya, dimana pertumbuhan fisik, intelektual, mental, dan sosial terjadi secara cepat, sehingga golongan umur ini perlu mendapat perhatian khusus. Faktor
kecukupan gizi ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan pada saat tersebut anak cenderung lebih aktif untuk memilih makanan yang disukainya sebagai
akibat makin meluasnya pergaulan anak di sekolah, anak sering kali salah memilih makanan. Hal ini perlu diperhatikan, karena kebiasaan makanan yang di konsumsi
sejak masa anak-anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya. Hermina, dkk, 1997
Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang timbul pada
kelompok ini antara lain : berat badan rendah, defisiensi Fe kurang darah dan defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif
bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Dipihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makan mereka
menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan Notoatmojo, 2003.
Tubuh manusia memerlukan berbagai macam zat gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup, untuk itu diperlukan zat-zat gizi yang cukupsempurna dalam
makanan sehari-hari agar dapat hidup dengan normal, sehat dan cerdas. Kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
gizi anak usia sekolah dasar sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut :
− Kebutuhan energi
Pada kelompok umur 7-9 tahun kecukupan energi yang dibutuhkan sebesar 1900 kalori dan untuk kelompok umur 10-12 tahun kecukupan energi antara
laki-laki dan perempuan dimana untuk laki-laki sebesar 2000 kalori dan untuk wanita sebesar 1900 kalori. Perbedaan ini di dasarkan pada ukuran tubuh,
aktifitas dan angka percepatan pertumbuhan −
Kebutuhan protein Protein diperlukan untuk pertumbuhan otot dan pembentukan darah beserta
komponen-komponen bersama zat besi. Kebutuhan protein yang dinajurkan adalah 10-15 dari total kalori yang dibutuhkan berdasarkan pola makan
sekitar setengah dari 10-15 tersebut berasalkan dari pangan hewani.
Tabel 2.1 Kecukupan Gizi Energi dan Protein yang dianjurkan bagi anak usia sekolah
dasar di Indonesia. Gol. Umur tahun
BB Kg TB Cm Enegri kalori
Protein Gram
7 – 9 24
120 1900
37 10 – 12 laki-laki
30 135
2000 45
10 – 12 perempuan 35
140 1900
54 Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 Supariasa, dkk. 2001
Menyadari anak sekolah dasar adalah sumber daya manusia yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental-emosional
maka perlu ditunjang adanya pemenuhan zat gizi yang sesuai kebutuhan dan
Universitas Sumatera Utara
kecukupan yang dianjurkan. Di dalam mengkonsumsi makanan jika terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi makanan yang masuk dengan penggunaan zat
gizi yang dikeluarkan akan terjadi gangguan pada tubuh seperti tubuh menjadi lesu, lemah dan tidak bergairah.
2.5. Defenisi Status Gizi