TUGAS DISCOVERING INTERAKSI SPASIAL DESA

(1)

TUGAS DISCOVERING

INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

Tulisan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Geografi

Kelas XII Semester I

Oleh : KELOMPOK 1

1. Anggun Palipur (05)

2. Ayu Angsari D.P. (06)

3. Lindha Wulandari (17)

4. Retno Marlia Ningsih (22) KELAS : XII MIA 2

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

2015/2016


(2)

DISCOVERING DESA

Gambar 1.1 Bagan Desa

POLA

KERUANGAN / BENTUK DESA

PENGERTIAN

PENGERTIAN

CIRI-CIRI DESA

CIRI-CIRI DESA

UNSUR DESA

UNSUR DESA

POTENSI DESA

POTENSI DESA

DESA

DESA

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI

LEMBAGA DESA LEMBAGA DESA

FUNGSI DESA

FUNGSI DESA

MASYARAKAT

MASYARAKAT

FISIK DESA

FISIK DESA

PENGERTIAN PENGERTIAN

MACAM MACAM


(3)

A.PENGERTIAN DESA

1. Menurut Bahasa

Desa berasal dari bahasa Sansekerta dhesi yang berarti “tanah kelahiran”. Desa identik dengan kehidupan agraris dan keseherhanaannya. Ada beberapa istilah desa,misalnya gampang (Aceh) , kampang (Sunda),nagari (Padang),wanus (Sulawesi Utara),dan huta (Batak).

2. R. Bintarto

Desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, serta kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejulah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.

4. Bambang Utoyo

Desa adalah tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.

5. Rifhi Siddiq

Desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermatapencaharian dibidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.

6. Sutarjo Kartohadikusumo

Desa adalah kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat.

7. P.J. Bournen

Desa adalah salah satu bentuk kuno dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu orang, hampir semuanya saling mengenal; kebanyakan yang termasuk didalamnya hidup dari pertanian, perikanan, dan usaha-usaha yang dapat dipengaruhi oleh hukum dan kehendak alam lainnya; dan dalam tempat tinggal itu terdapat banyak ikatan-ikatan keluarga yang rapat, ketaatan, dan kaidah-kaidah sosial.

8. William Ogburn dan M.F. Nimkoff

Desa merupakan keseluruhan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

9. S.D. Misra

Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.


(4)

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Paul H. Landis

Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa. 2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.

3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

12. UU No. 5 Tahun 1979

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13. UU No. 22 Tahun 1999

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

15. I Nyoman Beratha

Desa atau dengan nama aslinya yang setingkat yang merupakan kesatuan masyarakat hukum berdasarkan susunan asli adalah suatu “badan hukum” dan adalah pula “Badan Pemerintahan”, yang merupakan bagian wilayah kecamatan atau wilayah yang melingkunginya.

16. R.H. Unang Soenardjo

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah yang tertentu batas-batasanya: memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan: memiliki susunan pengurus yang


(5)

dipilih bersama; memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.

17. Saniyanti Nurmuharimah

Desa merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki sistem pemerintahan sendiri.

B. CIRI – CIRI DESA

B.1 CIRI FISIK DESA

1. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan. 2. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

3. Perbandingan tanah dengan manusia (man land ratio) yang besar.

4. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (agraris),karena tata guna lahan didominasi oleh pertanian.

5. Penduduknya masih bersifat tradisional.

6. Jenis dan teknik pertanian tergantung kondisi lingkungan

7. Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar (lahan desa lebih luas dari jumlah penduduknya, kepadatan rendah).

B.2 CIRI MASYARAKAT DESA

Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut : 1. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.

2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).

3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan Pekerjaan-pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.

4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.


(6)

6. Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja. 7. Struktur perekonomian bersifat agraris.

8. Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum informal.

9. Norma agama dan hukum adat masih kuat.

C. UNSUR – UNSUR DESA

Sebuah desa memiliki unsur pokok, yaitu wilayah, penduduk, dan perilaku (tata kehidupan) :

1. Wilayah

Wilayah adalah suatu tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktiflvitas, baik sosial, ekonomi maupun budaya. Wilayah meliputi tanah, lokasi, luas dan batas geografis setempat.

2. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya mengembangkan wilayah, penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja, peren cana atau pelaksana sekaligus yang memanfaatkan segala potensi yang ada.

3. Tata Kehidupan

Tata kehidupan meliputi semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Tata kehidupan masyarakat desa di tunjukan oleh adanya ikatan antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat di lihat dengan sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi

D. POTENSI DESA

Potensi desa adalah segenap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki desa, potensi desa ini meliputi sumber-sumber alami dan sumber manusiawi yang tersimpan dan yang dapat diharapkan manfaatnya bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Potensi desa yang ada meliputi potensi fisik yaitu ;

a. Unsure tanah, dimana tanah ini merupakan factor terpenting bagi penghidupan warga desa.

b. Unsure air, yang menentukan bagi kepentingan sehari-hari dan pengairan c. Cuaca dan iklim yang menjadi peranan penting bagi desa agraris.

d. Ternak, yang berfungsi sebagai sumber tenaga hewan, sumber bahan makanan dan sumber keuangan.

e. Manusia, dalam arti tenaga kerja sebagai pengolah, produsen dan konsumen f. Flora,Hasil budidaya tanaman digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan

pedesaan dan perkotaan


(7)

a. Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong-royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproksi dan kekuatan membangun.

b. Lembaga social, lembaga pendidikan dan lembaga lain yang dapat memberikan bantuan social serta bimbingan dalam dalam arti positif.Lembaga lembaga yang ada di desa antara lain :

Pemerintahan, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD).

Pendidikan, seperti perpustakaan desa, penyuluhan, simulasi, dan lain-lain. Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.

Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan lumbung desa.

c. Aparatur dan pamong desa, yang menjadi sumber kelancaran dan tertibnya jalan roda pemerintahan desa. Contohnya kepala desa, kepala dusun, kepala adat.

E. POLA KERUANGAN / BENTUK DESA

Secara garis besar pola keruangan desa sebagai berikut. a. Pola keruangan penggunaan lahan untuk permukiman

1) Pola Permukiman Memusat/ Mengelompok

Pola permukiman yang terbentuk karena terjadi pengelompokkan rumah di lokasi tertentu, seperti persimpangan jalan, sekitar sumber air dan muara sungai. Pola ini umumnya terdapat di daerah pegunungan. Pemekaran desa ke segala arah dilakukan tanpa direncanakan.

2) Pola Permukiman Linier/ Memanjang

Pola permukiman yang terbentuk di sepanjang jalur transportasi seperti jalan, sungai, dan pantai. Pola permukiman ini terdapat di daerah yang bertopografi datar, karena memungkinkan sebagai tempat tinggal.

3) Pola Permukiman Menyebar

Pola permukiman yang terbentuk karena rumah-rumah penduduk dibangun bebas dan tersebar di wilayah yang luas, sehingga jaraknya berjauhan. Pada umunya terdapat di dataran rendah pada daerah pertanian.


(8)

b. Di Pakistan, geograf Misra merincinya lebih lengkap lagi menjadi 14 pola desa,yaitu :

1. Segi empat memanjang ( rectangular ) ; tipe paling umum karena bentuk lahan pertaniannya. Kekompakan desa membutuhkan letak rumah yang saling berdekatan, karena tak ada tembok keliling yang mengamankannya. Pola segi 4 cocok bagi permukiman berkelompok.

2. Bujur sangkar ( square ) ; tipe ini muncul di persilangan jalan, juga di permukiman bentuk segi 4 panjang yang terbagi 4 kelompok.

3. Bujur sangkar ( 4 square )

4. Desa memanjang ( elongated 1 ) ; kondisi alam dan budaya setempat telah membatasi pemekaran desa ke arah-arah tertentu sehingga terpaksa memanjangkan diri.

5. Desa memanjang ( elongated 2 ) ; kondisi alam dan budaya setempat telah membatasi pemekaran desa ke arah-arah tertentu sehingga terpaksa memanjangkan diri.

6. Desa melingkar ( circular ) ; bentuk ini diwarisi ketika tanah masih kosong. Desa dibangun di atas urugan tanah, sehingga dari luar nampak seperti benteng dengan lubang untuk keluar masuk.

7. Tipe beruji ( radial plan ) ; jika pusat desa berpengaruh besar atas perumahan penduduk, maka tercapai bentuk beruji. Pengaruh tersebut berasal dari istana bangsawan, rumah ibadah atau pasar.

8. Desa poligonal ; karena desa tak pernah dibangun menurut rencana tertentu, maka nampak bentuk2 luar yang beragam. Bentuk ini antara melingkar dan segi empat panjang.

9. Pola tapal kuda ( horse shoe ) ; dihasilkan oleh sebuah gundukan, bukit atau lembah, sehingga pola desa menjadi setengah melingkar.

10. Pola teratur ( irregular ) : desa yang masing-masing rumahnya tak karuan alang ujurnya.

11. Pola Inti rangkap ( double nucleus ) ; desa kembar hasil pertemuan-pertemuen permukiman yang saling mendekat, misalnya akibat lokasi stasiun kereta api di antara keduanya.

12. Pola kipas ; ( Fan-pattern ) tumbuh dari pusat yang letaknya di salah satu ujung permukiman, dari situ jalan raya menuju ke segala arah.

13. Desa pinggir jalan raya ( street ) ; desa ini memanjang sepanjang jalan raya, pasar berada di tengah, jalan kereta api menyusuri jalan raya tsb.

14. Desa bulat telur ( oval ) ; sengaja dibuat menurut rencana demikian. F. PERKEMBANGAN DESA


(9)

Perkembangan desa adalah berubahnya kondisi desa baik dilihat dari sisi potensi fisik maupun non fisik menjadi lebih maju,dan mampu membantu masyararakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Ciri-ciri desa yang berkembang bisa dilihat dan diamati dari :

1. Membangun,membangun desa adalah merespon tiga lingkungan desa yaitu alami budaya dan social ekonomi dengan cara yang tepat.

2. Transportasi,adanya alat transfortasi bagi masyarakat, dengan adanya alat-alat semacam itu, bisa sedikit membantu suatu desa itu untuk maju.

3. Potensi fisik dan non fisik ,jika sumber daya alamnya sudah melimpah ruah,selain itu sumber daya manusianya juga tidak ketinggalan,karena perkembangnya suatu desa itu juga di dorong akan penduduk-penduduk yang bermukim di desa tersebut,bias penduduk desa itu melestarikan potensi yang ada maka baik lah perkembangan desa tersebut secara keseluhan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan desa adalah sebagai berikut:

 Letak desa  Keadaan iklim  Kesuburan tanah

 Tata air

 Keadaan ekonomi  Keadaan budaya Tahap-tahap perkembangan desa :

a. Desa Tradisional (tertinggal)

Desa ini termasuk desa yang masih sangat tradisional bahkan cenderung primitive. Ciri- ciri desa tradisional sebagai berikut.

 Penduduknya masih bergantung pada alam untuk mencukupi kebutuhan  Sangat terisolasi

 Berada di wilayah pedalaman

Contohnya desa yang didiami Suku Kubu atau suku Anak Dalam di Jambi dan Sumatra Selatan.

b. Desa Swadaya ( mulai berkembang )

Desa swadaya adalah desa mulai menunjukkan perkembangan /transisi. Ciri- ciri desa swadaya sebagai berikut.

 Penduduknya sudah menetap

 Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik  Lembaga desa belum berfungsi dengan baik

 Biasanya terdapat di daerah pegunungan atau perbukitan.  Tingkat pendidikan dan produktifitas masih rendah


(10)

 Hasil kegiatan penduduknya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri  Mata pencaharian sebagai petani.

c. Desa Swakarya ( sedang berkembang )

Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya sebagai berikut.

 Lembaga sosial desa dan pemerintahan sudah berfungsi.  Administrasi desa sudah mulai berjalan

 Adat istiadat sudah mulai longgar

 Mata pencarian penduduk sudah mulai beragam

 Sudah melakukan hubungan dengan daerah di sekitarnya  Mobilisasi semakin terlihat

 Umumnya di dataran rendah

 Memiliki akses cukup baik dengan perkotaaan, tetapi jaraknya cukup jauh. d. Desa Swasembada ( desa maju )

Desa ini adalah desa tergolong desa maju/modern. Ciri-ciri desa swasembada sebagai berikut.

 Tingkat pendidikan tinggi  Sarana transportasi baik

 Administrasi desa berjalan baik  Pola pikir masyarakat sudah rasional

 Mata pencaharian penduduk mengarah ke bidang jasa dan industri  Adat istiadat sudah terkontaminasi pengaruh modernisasi/globalisasi  Lembaga pemerintah berjalan stabil

 Menggunakan teknologi modern

Desa Swasembada umumnya berada di daerah yang berjarak cukup dekat dengan kota dengan transportasi yang baik.

G. KLASIFIKASI DESA a. Menurut Aktivitasnya

Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunan.

Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.

Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.

b. Menurut Tingkat Perkembangannya

Desa tradisional, desa ini termasuk desa yang masih sangat tradisional bahkan cenderung primitive.

Desa Swadaya, desa swadaya adalah desa mulai menunjukkan perkembangan /transisi.

Desa Swakarya, desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada.


(11)

Desa Swasembada, desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

c. Menurut Luas Wilayahnya

 Desa terkecil, luasnya wilayah kurang dari 2 km2  Desa kecil, luasnya wilayah antara 2 km2 - 4 km2  Desa sedang, luasnya wilayah antara 4 km2 - 6 km2  Desa besar, luasnya wilayah antara 6 km2 - 8 km2  Desa terbesar, luasnya wilayah antara 8 km2 -10 km2 d. Menurut Kepadatan Penduduknya

 Desa terkecil, kepadatan penduduknya kurang dari 100 jiwa/km2  Desa kecil, kepadatan penduduknya antara 100-500 jiwa/km2  Desa sedang, kepadatan penduduknya antara 500-1.500 jiwa/km2  Desa besar, kepadatan penduduknya antara 1.500-3.000 jiwa/km2  Desa terbesar, kepadatan penduduknya antara 3.000-4.500 jiwa/km2 e. Menurut Jumlah Penduduknya

 Desa terkecil, penduduknya berjumlah kurang dari 800 orang  Desa kecil, penduduknya berjumlah antara 800 – 1600 orang  Desa sedang, penduduknya berjumlah antara 1600 - 2400 orang  Desa besar, penduduknya berjumlah antara 2400 – 3200 orang  Desa terbesar, penduduknya berjumlah lebih dari 3200 orang f. Menurut Potensi Desa Yang Dominan

 Desa nelayan  Desa persawahan  Desa perladangan  Desa perkebunan  Desa peternakan

 Desa kerajinan (industri kecil)

 Desa industri besar


(12)

g. Menurut Potensi Fisik Dan Non Fisik  Desa terbelakang

 Desa sedang berkembang  Desa maju

h. Menurut Ikatannya

Desa genealogis, yaitu suatu desa yang dipersatukan dengan penduduknya yang memiliki hubungan kekeluargaan atau hubungan darah.

Desa territorial, yaitu suatu desa yang dipersatukan oleh kesamaan kepentingan dan wilayah dengan batas-batas tertentu.

Desa campuran, yaitu suatu desa yang dipersatukan baik dari hubungan darah maupun kesamaan kepentingan.

H. LEMBAGA DESA

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD/LPMK)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LKMDILKMK) atau sebutan nama lain mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.

1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. 4. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil

pembangunan secara partisipatif.

5. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat.

6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.

b. Tim Penggerak PKK

Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Tugas Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan meliputi :

1. Menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai dengan basil Rakerda Kabupaten/Kota.


(13)

3. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun/Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati.

4. Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera.

6. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja. 7. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan.

8. Membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.

9. Melaksanakan tertib administrasi.

10. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.

Fungsi Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan :

 Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK.

 Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK.

c. RT dan RW

RT/RW dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya. 2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan

4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. d. Rukun Kampung (RK)

Lembaga lain yang berperan langsung dalam perkembangan desa adalah Rukun Keluarga. RK berada di bawah dusun, namun RK sejajar dengan Rukun Warga (RW). Fungsi dan tugas RW/RK adalah sebagai berikut :

1. Mengatur runah tangga sendiri

2. Menjalankan tugas dan peranan desa di wilayah masing-masing

3. Membangunkan dan membagkitkan motivasi masyarakt dalam pembangunan 4. Membina kerukunan, keamana dan ketertiban antar masyarakat

5. Menjalankan administrasi masyarakat di wilayah kerjanya. Mengembangkan sikap gotong royong, saling tolong menolong dalam kehidupan barmasuarakat.


(14)

Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Karang Taruna dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi: 1. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial.

2. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.

3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. 4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di

lingkungannya.

5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

8. Penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

11. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.

12. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.

f. GaPokTan ( Gabungan Kelompok Tani )

Merupakan wadah bagi kelompok tani ditingkat desa, kegiatan yang menjadi rutinitas adalah pertemuan kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan secara bergilir setiap bulan di masing-masing kelompok tani. Kegiatan yang dilakukan :  Pendampingan Program Aksi MANDIRI PANGAN


(15)

 Pengelolaan PUAP ( Program Usaha Agribisnis Perdesaan ) g. POSYANDU ( Pos Pelayanan Terpadu )

Kegiatan posyandu meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanantambahan bagi balita dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia.

h. FORKESDES ( Forum Kesehatan Desa )/ DESA SIAGA

Forum ini berkedudukan di tingkat desa, yang merupakan sarana untuk membahas masalah-masalah kesehatan ditingkat desa. Kesehatan yang dimaksud disini termasuk kesehatan lingkungan. Forum ini terbentuk pada tahun 2007 hal tersebut didasari pada banyaknya masalah-masalah kesehatan ditingkat pedukuhan yang tidak dapat Secara maksimal. Sehingga dengan adanya forum ini akan lebih mendorong terwujudnya desa yang sehat salah satunya adalah penanganan masalah gizi buruk.

Fasilitas Kesehatan yang ada di desa contohnya :  POSKESTREN ( Pos Kesehatan Pondok Pesantren )  POLINDES ( Pondok Bersalin Desa )

 PUSTU ( Puskesmas Pembantu )  POSYANDU BALITA

 POSYANDU LANSIA  GERAKAN SAYANG IBU  PKK ( Pemberdayan Keluarga )

 PPMD ( Pos Penanggulangan Malaria Desa )

 BAZIS ( Lembaga ini yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka untuk membina kerukunan umat beragama dan pembinaan mental spiritual bagi warga masyarakat desa)

i. Koperasi Unit Desa (KUD)

.Koperasi Unit Desa mempunyai peranan yang besar dalam masyarakat desa Khususnya dalam bidang pertanian. Sebagai mana diketahui, bahwa pertanian merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat desa pada umumnya[6]. Maka lembaga apapun yang mengupayakan perkembangan, kemajuan maupun kelestarian, dengan sendirinya mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam menjalankan tugasnya, KUD mempunyai beberapa fungsi ditengah masyarakat pedesaan, yaitu meningkatkan produksi hasil pertanian, melakukan


(16)

penjagaan dan penyelamatan terhadap hasil produksi dari berbagai ancaman. Dalam instruksi presiden pasal 5 no 4/1973 menyebutkan fungsi KUD sebagai :

 Penyuluhan pertanian lapangan (PPL)

 BRI unit desa yang mengurus fungsi perkreditan rakyat

 Pengecer, kios, warung unit desa yang berfungsi menyalurkan sarana produksi, pestisida, benih dan alat pertanian.

 KUD berfungsi sebagai pengelola serta pemasaran hasil produksi

j. Lembaga Lain-Lain

Lembaga kemasyarakatan lain yang berkembang ditengah masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut :

1. Lembaga adat 2. Lembaga keagamaan

3. Yayasan sosial dan pendidikan

4. Organisasi kepemudaan (Krangtaruna, Pemuda Mrsjid, KNPI, Taruna Tani dan lain-lain)

I. FUNGSI DESA

Fungsi desa secara umum adalah :

1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota). 2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan. 3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.

4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.

5. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

6. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.

Fungsi desa dilihat dari wilayah cakupannya : a. Ke dalam

1. Sebagai mata pencaharian penduduk karena lahan di desa dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan dan peternakan.

2. Dalam fungsinya sebagai pemerintah daerah tingkat terendah, pemerintah desa mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah yang lebih tinggi, misalnya kabupaten dan provinsi.

3. Sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan karena di desa kekerabatannya masih sangat erat, misalnya dalam hal kerja bakti membersihkan lingkungan desa.


(17)

1. Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota. Kebutuhan tenaga kerja karena beraneka ragamnya lapangan pekerjaan di kota seringkali dipenuhi oleh penduduk yang berasal dari desa.

2. Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota karena banyak penduduk desa berusia produktif yang bekerja dalam proses pembangunan fisik di kota, sehingga dapat dijadikan mitra dalam rangka pembangunan wilayah perkotaan.

3. Desa merupakan hinterland, yaitu daerah penyokong/penyuplai kebutuhan masyarakat kota karena sebagian lahan di desa dimanfaatkan untuk areal pertanian. Hasil produksi pertaniannya ada yang dikonsumsi sendiri dan ada yang untuk dijual di kota.

4. Sebagai penyuplai kebutuhan masyarakat kota, desa merupakan peghasil bahan makanan bagi penduduk perkotaan, misalnya padi, jagung dan buah-buahan. Oleh karena itu, desa berfungsi sebagai sumber bahan mentah bagi kota.

5. Desa dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi masyarakat kota karena udaranya yang bersih dan jauh dari keramaian untuk menghilangkan jenuh dari rutinitas sehari-hari.

6. Desa sebagai sarana religius karena jauh dari pusat hiburan malam. 7. Desa merupakan pusat industri kecil dan industri kerajinan rakyat kota.

c. Sebagai bagian dari Negara

Desa yang memiliki potensi keindahan alam, jauh dari polusi dan keramaian kota, serta kebudayaannya yang masih unik merupakan daya tarik sektor pariwisata dan menarik turis baik dalam negeri maupun luarnegeri untuk dating berkunjung. Sehingga, dapat menghasilkan devisa bagi negara.


(1)

g. Menurut Potensi Fisik Dan Non Fisik  Desa terbelakang

 Desa sedang berkembang  Desa maju

h. Menurut Ikatannya

Desa genealogis, yaitu suatu desa yang dipersatukan dengan penduduknya yang memiliki hubungan kekeluargaan atau hubungan darah.

Desa territorial, yaitu suatu desa yang dipersatukan oleh kesamaan kepentingan dan wilayah dengan batas-batas tertentu.

Desa campuran, yaitu suatu desa yang dipersatukan baik dari hubungan darah maupun kesamaan kepentingan.

H. LEMBAGA DESA

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD/LPMK)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LKMDILKMK) atau sebutan nama lain mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.

1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. 4. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil

pembangunan secara partisipatif.

5. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat.

6. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.

b. Tim Penggerak PKK

Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Tugas Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan meliputi :

1. Menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai dengan basil Rakerda Kabupaten/Kota.


(2)

3. Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun/Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati.

4. Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

5. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera.

6. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja. 7. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan.

8. Membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.

9. Melaksanakan tertib administrasi.

10. Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.

Fungsi Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan :

 Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK.

 Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK.

c. RT dan RW

RT/RW dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

1. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya. 2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan

4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. d. Rukun Kampung (RK)

Lembaga lain yang berperan langsung dalam perkembangan desa adalah Rukun Keluarga. RK berada di bawah dusun, namun RK sejajar dengan Rukun Warga (RW). Fungsi dan tugas RW/RK adalah sebagai berikut :

1. Mengatur runah tangga sendiri

2. Menjalankan tugas dan peranan desa di wilayah masing-masing

3. Membangunkan dan membagkitkan motivasi masyarakt dalam pembangunan 4. Membina kerukunan, keamana dan ketertiban antar masyarakat

5. Menjalankan administrasi masyarakat di wilayah kerjanya. Mengembangkan sikap gotong royong, saling tolong menolong dalam kehidupan barmasuarakat.


(3)

Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Karang Taruna dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi: 1. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial.

2. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.

3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan. 4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di

lingkungannya.

5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

8. Penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

11. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.

12. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.

f. GaPokTan ( Gabungan Kelompok Tani )

Merupakan wadah bagi kelompok tani ditingkat desa, kegiatan yang menjadi rutinitas adalah pertemuan kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan secara bergilir setiap bulan di masing-masing kelompok tani. Kegiatan yang dilakukan :  Pendampingan Program Aksi MANDIRI PANGAN


(4)

 Pengelolaan PUAP ( Program Usaha Agribisnis Perdesaan ) g. POSYANDU ( Pos Pelayanan Terpadu )

Kegiatan posyandu meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanantambahan bagi balita dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia.

h. FORKESDES ( Forum Kesehatan Desa )/ DESA SIAGA

Forum ini berkedudukan di tingkat desa, yang merupakan sarana untuk membahas masalah-masalah kesehatan ditingkat desa. Kesehatan yang dimaksud disini termasuk kesehatan lingkungan. Forum ini terbentuk pada tahun 2007 hal tersebut didasari pada banyaknya masalah-masalah kesehatan ditingkat pedukuhan yang tidak dapat Secara maksimal. Sehingga dengan adanya forum ini akan lebih mendorong terwujudnya desa yang sehat salah satunya adalah penanganan masalah gizi buruk.

Fasilitas Kesehatan yang ada di desa contohnya :  POSKESTREN ( Pos Kesehatan Pondok Pesantren )  POLINDES ( Pondok Bersalin Desa )

 PUSTU ( Puskesmas Pembantu )  POSYANDU BALITA

 POSYANDU LANSIA  GERAKAN SAYANG IBU  PKK ( Pemberdayan Keluarga )

 PPMD ( Pos Penanggulangan Malaria Desa )

 BAZIS ( Lembaga ini yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka untuk membina kerukunan umat beragama dan pembinaan mental spiritual bagi warga masyarakat desa)

i. Koperasi Unit Desa (KUD)

.Koperasi Unit Desa mempunyai peranan yang besar dalam masyarakat desa Khususnya dalam bidang pertanian. Sebagai mana diketahui, bahwa pertanian merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat desa pada umumnya[6]. Maka lembaga apapun yang mengupayakan perkembangan, kemajuan maupun kelestarian, dengan sendirinya mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam menjalankan tugasnya, KUD mempunyai beberapa fungsi ditengah masyarakat pedesaan, yaitu meningkatkan produksi hasil pertanian, melakukan


(5)

penjagaan dan penyelamatan terhadap hasil produksi dari berbagai ancaman. Dalam instruksi presiden pasal 5 no 4/1973 menyebutkan fungsi KUD sebagai :

 Penyuluhan pertanian lapangan (PPL)

 BRI unit desa yang mengurus fungsi perkreditan rakyat

 Pengecer, kios, warung unit desa yang berfungsi menyalurkan sarana produksi, pestisida, benih dan alat pertanian.

 KUD berfungsi sebagai pengelola serta pemasaran hasil produksi

j. Lembaga Lain-Lain

Lembaga kemasyarakatan lain yang berkembang ditengah masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut :

1. Lembaga adat 2. Lembaga keagamaan

3. Yayasan sosial dan pendidikan

4. Organisasi kepemudaan (Krangtaruna, Pemuda Mrsjid, KNPI, Taruna Tani dan lain-lain)

I. FUNGSI DESA

Fungsi desa secara umum adalah :

1. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota). 2. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan. 3. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.

4. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.

5. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.

6. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll.

Fungsi desa dilihat dari wilayah cakupannya : a. Ke dalam

1. Sebagai mata pencaharian penduduk karena lahan di desa dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan dan peternakan.

2. Dalam fungsinya sebagai pemerintah daerah tingkat terendah, pemerintah desa mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah yang lebih tinggi, misalnya kabupaten dan provinsi.

3. Sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan karena di desa kekerabatannya masih sangat erat, misalnya dalam hal kerja bakti membersihkan lingkungan desa.


(6)

1. Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota. Kebutuhan tenaga kerja karena beraneka ragamnya lapangan pekerjaan di kota seringkali dipenuhi oleh penduduk yang berasal dari desa.

2. Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota karena banyak penduduk desa berusia produktif yang bekerja dalam proses pembangunan fisik di kota, sehingga dapat dijadikan mitra dalam rangka pembangunan wilayah perkotaan.

3. Desa merupakan hinterland, yaitu daerah penyokong/penyuplai kebutuhan masyarakat kota karena sebagian lahan di desa dimanfaatkan untuk areal pertanian. Hasil produksi pertaniannya ada yang dikonsumsi sendiri dan ada yang untuk dijual di kota.

4. Sebagai penyuplai kebutuhan masyarakat kota, desa merupakan peghasil bahan makanan bagi penduduk perkotaan, misalnya padi, jagung dan buah-buahan. Oleh karena itu, desa berfungsi sebagai sumber bahan mentah bagi kota.

5. Desa dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi masyarakat kota karena udaranya yang bersih dan jauh dari keramaian untuk menghilangkan jenuh dari rutinitas sehari-hari.

6. Desa sebagai sarana religius karena jauh dari pusat hiburan malam. 7. Desa merupakan pusat industri kecil dan industri kerajinan rakyat kota.

c. Sebagai bagian dari Negara

Desa yang memiliki potensi keindahan alam, jauh dari polusi dan keramaian kota, serta kebudayaannya yang masih unik merupakan daya tarik sektor pariwisata dan menarik turis baik dalam negeri maupun luarnegeri untuk dating berkunjung. Sehingga, dapat menghasilkan devisa bagi negara.