albicans
ATCC
®
10231
™
.
Candida albicans
ATCC
®
10231
™
jenis ini hanya ditujukan untuk penelitian, dan bukan untuk tujuan diagnostik ataupun terapeutik,
baik pada manusia ataupun pada hewan.
29
2.3.1 Klasifikasi
Candida albicans
Berdasarkan ilmu taksonomi,
Candida albicans
diklasifikasikan menjadi:
27
Kingdom : Fungi Filum
: Ascomycota Subfilum : Ascomycotina
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae Genus :
Candida
Spesies :
Candida albicans
Gambar 7.
Candida albicans
A yang ditanam dalam
Sabouraud Dextrose Agar
SDA
30
B dilihat secara mikroskopis ditanam dalam
Corn Meal Agar
31
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Morfologi
Candida albicans
Candida albicans
ditemukan memiliki tiga bentuk, yaitu sebagai ragi, hifa, atau pseudohifa sebagai bentuk intermediat.
26,27
Beberapa ahli mengelompokkan hifa dan pseudohifa sebagai satu kelompok, sehingga
Candida albicans
sering disebut sebagai jamur dimorfik.
14,25-28
Sel jamur
Candida albicans
adalah uniseluler dengan bentuk bulat atau lonjong, dan biasanya membentuk koloni berwarna putih dengan
permukaan yang halus.
27
Reproduksi sel jamur dilakukan dengan cara membelah diri secara mitosis atau
budding
, dimana dari satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anak. Selain itu,
Candida albicans
juga memiliki kemampuan untuk membentuk spora seperti blastospora dan klamidospora.
27,28
Sel ragi atau blastospora berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2-5,5 µ x 5-28
µ, sedangkan sel klamidospora berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ.
28
Gambar 8. Ilustrasi bentuk morfologi dari
Candida albicans
A bentuk ragi, B pseudohifa, dan C hifa
27
Pada medium padat seperti
Sabouraud Dextrose Agar
SDA, koloni
Candida albicans
umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin, dan kadang sedikit berlipat terutama pada koloni yang berusia tua. Koloni
Candida albicans
berwarna putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape.
25,28
Pada media
Corn Meal Agar
CMA, terbentuk klamidospora dalam waktu 24-36 jam.
28,31
Candida albicans
tumbuh pada suhu 37
o
C dalam kondisi aerob maupun anaerob. Pada kondisi aerob,
Candida albicans
mempunyai waktu generasi yang lebih panjang yaitu 248 menit, sedangkan pada kondisi anaerob hanya 98 menit. Meskipun
Candida albicans
tumbuh baik pada media padat, tetapi dengan digoyang pada media cair,
Universitas Sumatera Utara
kecepatan pertumbuhannya menjadi lebih tinggi. Pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal atau alkali.
32,33
Untuk
Candida albicans
ATCC
®
10231
™
, koloni yang tumbuh pada media
Yeast Extract Peptone Dextrose
YEPD ini berwarna krem, berkilau, dan halus. Pada koloni yang berusia tua, ditemukan adanya struktur seperti filamen pada pinggir
koloni. Sel
Candida albicans
ATCC
®
10231
™
ini berbentuk ovoid dengan ukuran 3- 6 x 4-8 µm, dan biasanya selalu sendiri dan jarang berkelompok pada sel yang muda.
Sel ini kemudian akan mengalami elongasi dan membentuk pseufohifa yang bercabang pada kultur yang tua.
29
Dinding sel
Candida albicans
berfungsi sebagai pelindung jamur dan sebagai target dari beberapa obat antifungal. Selain itu, dinding sel juga berperan dalam
proses penempelan dan kolonisasi serta bersifat antigenik. Fungsi utama dari dinding sel adalah memberi bentuk pada sel dan melindungi sel dari lingkungannya.
Candida albicans
mempunyai struktur dinding sel yang kompleks dengan tebal 100-400 µm. Komposisi primer terdiri dari glukan, manan, dan khitin. Manan dan protein
berjumlah sekitar 15,2- 30 dari berat kering dinding sel, β-1,3-D-glukan dan β-1,6-
D-glukan sekitar 47-60, khitin sekitar 0,6-9, protein 6-25 dan lipid 1-7. Segal dan Bavin 1994 memperlihatkan dinding sel
Candida albicans
terdiri dari lima lapisan yang berbeda Gambar 6.
28
Gambar 9. Dinding sel
Candida albicans
28
Universitas Sumatera Utara
Membran sel
Candida albicans
terdiri dari lapisan fosfolipid ganda. Membran protein ini memiliki aktivitas enzim sperti manan sintase, khitin sintase, glukan
sintase,
Adenosine Triphosphatase
ATPase, dan protein yang mentransport fosfat.
28
Selain itu, terdapat membran sterol pada dinding sel yang berfungsi menghasilkan ergosterol, yang berperan sebagai target beberapa obat antifungal.
13,28
Mitokondria merupakan pembangkit daya sel. Dengan menggunakan energi dari penggabungan
oksigen dengan makanan, organel memproduksi
Adenosine Triphosphatase
ATP.
28
Nukleus
Candida albicans
merupakan organel paling menonjol dalam sel dan dipisahkan dari sitoplasma oleh dua lapisan membran.
Deoxyribonucleic Acid
DNA kromosom disimpan dalam nukleus, terkemas dalam serat-serat kromatin. Isi nukleus
berhubungan dengan sitosol melalui pori-pori nukleus. Vakuola berperan dalam sistem pencernaan sel, sebagai tempat penyimpanan lipid dan granula polifosfat.
Mikrotubul dan mikrofilamen berada dalam sitoplasma. Pada
Candida albicans
, mikrofilamen berperan penting dalam terbentuknya perpanjangan hifa.
28
2.3.3 Patogenesis