i. Hak BPRS Wakalumi ク Memperoleh pendapatan dari pembiayaan sesuai dengan porsi dana yang
diberikan ク Menyetujui atau menolak pembiayaan yang diajukan oleh nasabah melalui
BMT ク Melakukan penandatanganan perjanjian pembiayaan dan pengikatan jaminan
dengan nasabah ク Berhak atas jaminan yang dijaminkan kepada nasabah
ク Melakukan pemeriksaan kepada nasabah yang dibiayai ク Berhak atas laporan penagihan yang dikirim oleh pihak BMT.
B. Aplikasi Sistem Bagi Hasil Pada Pembiayaan Musyarakah
Sebagai diketahui, prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum bank Islam dan sebagai landasan dasar sebagai operasional bank-bank Islam secara
keseluruhan. Prinsip-prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu salah satu yang termasuk ke dalamnya adalah akad
musyarakah.
2
Bank Islam dengan sistem bagi hasilnya adalah sebagai alternatif pengganti dari penerapan sistem bunga. Dimana dalam hal ini merupakan peluang besar bagi
2
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek ,Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet. I. h.90
bank-bank Islam untuk mengembangkan sayapnya dan memanfaatkan jasa-jasa bank seoptimal mungkin guna mencari daya minat masyarakat untuk pindah menabung dan
menggunakan fasilitas yang berlandaskan syariah. Dengan melarang bunga, Islam berusaha membangun sebuah masyarakat yang berdasarkan kejujuran dan keadilan.
Suatu pinjaman memberikan kepada si pemberi pinjaman suatu keuntungan yang pasti, tanpa peduli dengan hasil usaha si peminjam. Sangatlah jauh berbeda dengan
sistem yang ditawarkan oleh perbankan syariah di mana antara nasabah dengan bank sama-sama menanggung keuntungan dan kerugian usaha yang dikelola. Dengan
dilarangnya bunga bank maka perbankan Islam mengembangkan sayapnya dengan menawarkan berbagai macam produk-produk perbankan dengan sistem bagi hasil.
Sesuai dengan hukum syariah, bahwa sistem bagi hasil pada pembiayaan musyarakah sesuai dengan kesepakatan bersama antara nasabah dengan pihak bank
yang saling berkongsi. Sistem ini dirancang untuk membina kebersamaan atau kemitraan dalam menanggung resiko usaha. Para mitra saling memberikan modal
baik yang berupa uang ataupun berupa aset perdagangan. Dalam pembiayaan musyarakah ini, modal di antara nasabah dan bank tidak mesti harus sama, bisa saja
mitra yang satu memberikan modal yang lebih besar dari pada mitra-mitra yang lainnya, dan modal dalam pembiayaan ini juga tidak mesti harus uang.
Dan begitu juga dalam hal pembagian keuntungan dan kerugian, keuntungan yang diperoleh dari musyarakah adalah, partisifasi aktif dalam bisnis, dan
pertanggungjawaban musyarakah . Keuntungan harus di distribusikan di antara para mitra-mitra dalam bisnis berdasarkan proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
mereka. Bagian keuntungan masing-masing pihak harus dinyatakan sebagai suatu proporsi atau persentase. Namun, apabila terdapat kerugian pada musyarakah
haruslah dibagi antara kedua belah pihak yang bersangkutan. Kerugian juga harus dibagi sesuai dengan kontribusi modal masing-masing mitra.
3
C. Nisbah Bagi Hasil