Landasan Hukum Musyarakah Al-Musyarakah 1.

14 melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah ditetapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank akan melakukan divestasi atau bank menjual sebagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap. Adapun pengertian lain dalam aplikasi di perbankan, musyarakah adalah kerjasama antara pemilik modal bank dengan pedagang atau pengelola, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi modal dengan keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan, baik menurut proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama. Hasil keuntungan musyarakah juga diatur sesuai dengan prinsip pembagian dan keuntungan dan kerugian Profit and Loss Sharing PrinciplePLS. Seperti yang digunakan oleh undang-undang No.10 tahun 1998 tentang prinsip bagi hasil. 7

2. Landasan Hukum Musyarakah

Landasan hukum syirkah tertera di dalam Al-Qur’an, Hadits dan Ijma para Ulama. Adapun landasan hukum tersebut adalah sebagai berikut: a. Al-Qur’an Secara Terminologi, kata musyarakah atau syirkah terdapat jelas di dalam Al-qur’an, sebagaimana firman Allah Swt sebagai berikut: 7 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hokum Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Temprini, 1999, h.57 َ َ ا وﺮ ىﻮ ا ﻰ اﻮ وﺎ ﻻو ﻻا ناوﺪ او و اﻮ وﺎ ﻰ ْ Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran Q.S Al-Maidah: 2 Firman Allah Swt: ا ﻰﻓ آﺮ ءﺎ ﻬﻓ .......... Maka mereka berserikat pada sepertiga…”Q.S. An-Nisaa:12 Dan dalam ayat lain Allah berfirman: ناو اﺮ آ ا ﻄ ﺨ ءﺎ ﻰﻐ ﻬﻀ ﻰ ﺾ ﻻا ﺬ ا اﻮ ا اﻮ و تﺎ ﺎ ا ….. و ﺎ ه Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salaeh…” Q.S. Shad: 24 Ketiga ayat di atas perkenaan dan pengakuan Allah swt, akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat An-Nisaa: 12 perkongsiannya terjadi secara otomatis atau disebut syirkah jabar terjadinya karena waris, sementara di dalam surat Shad: 24, terjadi atas dasar aqad ikhtiyari. 8 8 Muhammad Rifai, Konsep Perbankan Syaria, Semarang: Wicaksana, 2002, h.54-55 15 b. Hadits ﻰ ا ةﺮ ﺮه لﺎ : لﺎ ر لﻮﺳ ﷲا ﷲا ﺳو نا ﷲا لﻮ ﺎ ا ﺎ ا آﺮ ﺎ ﺨ ﺎ هﺪ ا ﺎ اور ﻜ ودوادﻮ ا Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya,” H.R. Abu Dawud dan hakim Hadist Qudsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba- hambanya yang melakukan perkongsian selama saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan menghindari penghinaan. 9 c. Ijma Selain dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits tentang landasan hukum bahwa musyarakah diperbolehkan menurut hukum Islam, ditambah lagi dengan adanya landasan hukum ijma, Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al Mughni 5109 telah berkata, “Kaum muslim telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat mengenai unsur di dalamnya. Dan para ulama juga sepakat bahwa secara umum, melakukan syirkah diperbolehkan dan tidak ada yang menolak legitimasi musyarakah. 9 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah, Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet. I. h. 91 16 17

3. Jenis-Jenis Musyarakah