Penyakit Kardiovaskular Komplikasi Obesitas

2.4.3. Dislipidemia

Obesitas berhubungan dengan profil lemak yang kurang baik. Kelainan profil lemak yang berhubungan dengan obesitas termasuk peningkatan konsentrasi kolesterol di serum, kolesterol LDL, kolesterol VLDL, trigliserida, dan apolipoprotein B dan penurunan kolesterol HDL. Pada meta-analisis yang luas, penurunan berat badan sebanyak 1 kg menurunkan total kolesterol serum sebanyak 0,05 mmilL dan kolesterol LDL sebanyak 0,02 mmolL serta peningkatan kolesterol HDL sebanyak 0,009 mmolL Malnick, 2006. Obesitas sentral atau android adalah penyebab utama resistensi insulin dan hiperinsulinemia kompensatori, yang kemudian bertanggung jawab untuk kebanyakan, bila tidak semua, abnormalitas lipoprotein. Terdapat tiga komponen dislipidemia yang terjadi pada obesitas yaitu peningkatan triglyceride-rich lipoproteins TRLs puasa dan setelah makan, penurunan HDL, dan peningkatan sdLDL. Mekanisme terjadinya dislipidemia belum dipahami sepenuhnya dan melibatkan kombinasi dari resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang menstimulasi sintesis trigliserida hepatik Ruotolo, Horward, dan Robbins, 2003.

2.4.4. Penyakit Kardiovaskular

Di Indonesia saat ini penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian utama. Menurut survei kesehatan rumah tangga, prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah menduduki urutan ketiga pada tahun 1980 dengan prevalensi sebesar 9,9, meningkat menjadi 9,7 di urutan kedua pada tahun 1986, dan menduduki peringkat pertama pada tahun 1990 dengan prevalensi sebesar 16,5 Sugondo, 2007. Peningkatan resiko penyakit kardiovaskular pada obesitas terlihat jelas pada berdasarkan data dari Framingham Heart Study dan Nurses Health Study. Terdapat peningkatan relative risk untuk penyakit jantung koroner dari 1,19 untuk IMT 21 sampai 22,9 kgm 2 hiingga 3,56 untuk IMT 29 kgm 2 . Asia-Pasific Cohort Study, yang melibatkan 4.300.000 orang dewasa yang di-follow up selama 7 tahun, menemukan peningkatan kejadian penyakit jantung iskemik sebanyak 9 untuk setiap peningkatan nilai IMT Malnick, 2006. 15 Universitas Sumatera Utara Peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular dapat terjadi secara tidak langsung akibat faktor resiko yang berhubungan dengan metabolic syndrome seperti dislipidemia, hipertensi, dan intoleransi glukosa. Metabolic syndrome dihubungkan dengan obesitas tipe abdominal atau central obesity. Pada obesitas tipe abdominal, terjadi peningkatan dari berbagai mediator peradangan. Peningkatan ini memiliki efek yang merugikan bagi sistem kardiovaskular dengan menghasilkan kondisi yang pro-inflammatory pro-inflammatory state dan kondisi yang protrombotic protrombotic state serta mengakibatkan kerusakan endotel dan hipertrofi vaskular Mathew, 2008. 16 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Yang dinilai dalam penelitian adalah pengetahuan subjek tentang status gizi, obesitas, dan komplikasi obesitas. b. Kejadian obesitas adalah jumlah responden yang diklasifikasikan sebagai obesitas menurut kriteria Asia-Pasifik yang diukur dengan menggunakan IMT. IMT dapat ditentukan dengan membagi berat badan dalam kilogram kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter m 2 . Menurut kriteria Asia-Pasifik, berat badan normal adalah apabila IMT antara 18,5 – 22,9 kgm 2 . Berat badan kurang apabila kurang dari 18,5 kgm 2 dan berat badan lebih apabila ≥ 23,0 kgm 2 . Obesitas adalah apabila nilai IMT diatas 25 kgm 2 sesuai dengan tabel 2.2. pada halaman 8. Pengetahuan mengenai obesitas meliput i: 1. Status gizi. 2. Obesitas. 3. Komplikasi obesitas. Kejadian obesitas diukur dengan IMT 17 Universitas Sumatera Utara