Fungsi Kredit Penelitian Terdahulu

a. Fungsi Kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak agar saling menolong guna pencapaian kebutuhan, baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi berupa kemajuan-kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi Usman, 2003:237: 1. Meningkatkan daya guna uang; 2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang; 3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang; 4. Salah satu alat stabilitas ekonomi; 5. Meningkatkan kegairahan berusaha; 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan; 7. Meningkatkan hubungan internasional.

b. Unsur-Unsur Kredit

Pada umumnya, dalam pemberian pinjam meminjam akan ditekankan kewajiban pihak peminjam uang untuk melunasi, mengembalikan, atau mengangsur utang pokoknya beserta bunga atau imblan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat di dalam kreditur, yaitu : 1. Kepercayaan Adanya keyakinan dari pemberi kredit Pihak debiturkreditur atas prestasi yang diberikannya kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasi sesuai dengan diperjanjikan pada waktu tertentu. 2. Waktu Adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan peluansannya, jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak debitur dan kreditur peminjam dana. 3. Prestasi Adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara debitur dan kreditur peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan. 4. Resiko Adanya resiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan.

2.1.3. Besaran Kredit

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran, www.pengertianbesaran.com. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda. Mengukur sebenarnya adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam hal ini besaran kredit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa besar jumlah kredit yang diberikan oleh pihak PTPN III kepada pengembang usaha kecil.

2.1.4. FungsiPemanfaatan Kredit

Suatu kredit mencapai fungsinya apabila sosial ekonomis, baik bagi debitor, kreditor maupun masyarakat membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitor dan kreditor, mereka memperoleh keuntungan, juga mengalami peningkatan kesejahteraan, sedangkan bagi negara mengalami tambahan penerimaan negara dari pajak, juga kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro. Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut: 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang. 2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang. 3. Kredit dapat meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang. 4. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi. 5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. 6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 7. Kredit adalah sebagai alat hubungan ekonomi internasional Kredit juga memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Debitur a. Meningkatkan usahanya dengan pengadaan berbagai faktor produksi. b. Kredit bank relatif mudah diperoleh bila usaha debitur layak dibiayai. c. Dengan jumlah yang banyak, memudahkan calon debitur memilih bank yang cocok dengan usahanya. d. Bermacam-macam jenis kredit dapat disesuaikan calon debitur. e. Rahasia keuangan debitur terlindungi. 2. Bagi Bank a. Bank memperoleh pendapatan dari bunga yang diterima dari debitur. b. Dengan adanya bunga kredit diharapkan rentabilitas bank akan membaik dan perolehan laba meningkat. c. Dengan pemberian kredit akan membantu dalam memasarkan produk atau jasa perbankan lainnya. d. Pemberian kredit untuk merebut pangsa pasar dalam industri perbankan. e. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan menggembangkan usaha bank. 3. Bagi Pemerintah a. Alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara umum. b. Alat untuk megendalikan kegiatan moneter. c. Alat untuk menciptakan lapangan usaha. d. Meningkatkan pendapatan negara. e. Menciptakan dan memperluas pasar. 4. Bagi Masyarakat a. Mendoorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi. b. Mengirangi tingkat pengangguran. c. Meningkatkan pendapatan masyarakat. d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.

2.1.5. Peningkatan Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut termasuk di dalamnya, biaya kesempatan. Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya Wikipedia Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik. Berdasarkan sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama. Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan. Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode yang dapat dinikmati didistribusi atau ditarik asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan stock potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran flow kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan. Laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi pemilik Baridwan, 1992:55. Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu perioda tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi Harnanto, 2003:444. Pada teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu Harahap, 2001. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya, dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya Harahap, 2001:259. Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba. Menurut Suwardjono 2008:464 laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang jasa.

2.1.5.1. Teori Laba

Pada perusahaan koperasi, laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha SHU. Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis setiap industri, baik perusahaan yang bergerak dibidang tekstil, baja, farmasi, komputer, alat perkantoran, dan lain – lain. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut : 1. Teori Laba Menanggung Risiko Risk-Bearing Theory of Profit Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normal akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata. a. Teori Laba Friksional Frictional Theory of Profit. Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil dari friksi keseimbangan jagka panjang long run equilibrium. b. Teori Laba Monopoli Monopoli Theory of Profit. Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna. 2. Teori Laba Inovasi Innovation Theory of Profit Dalam teori inovasi, laba yang diatas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil. Walau demikian, perusahaan yang telah berhasil dalam inovasi tidaklah kebal dari serangan persaingan dari perusahaan- perusahaan imitator. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan inovasi terus-menerus. 3. Teori Laba Efisiensi Manajerial Manajerial Efficiency Theory of Profit Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba di atas rata-rata laba normal.

2.1.5.2. Fungsi Laba

Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari perusahaan. Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien. Fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.

2.1.5.3. Jenis-jenis Laba

Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu : 1. Laba kotor, Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan 2. Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal. 3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT Earning Before Tax, Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan. 4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang saham. 5. Kegiatan Laba Urutan yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan untuk laba yang diperoleh nantinya, laba ini akan dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam standar akuntansi keuangan PSAK No. 25 menurut IAI disebutkan sebagai berikut : Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporakan kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas dibuthkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola oleh sebuah perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang akan disamakan dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan biaya laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi meliputi : 1. Bagian pertama. Menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan penjualan barang dagangan memberikan service diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua. Menunjukan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi operating expense. 3. Bagian ketiga. Menunjukan harga hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya diluar usaha pokok perusahaan. 4. Bagian keempat. Menunjukan laba rugi yang insidentil extra ordinary gain or loss sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

2.1.5.4. Tujuan Laba

Menurut Anis dan Imam 2003:216 mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut : 1. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya. 2. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen. 3. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak. 4. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus. 6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran. 8. Sebagai dasar pembagian deviden. Pada kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Bahannoer 2009, Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Pada Program Kemitraan dan Bina PKBL PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit usaha kecil dan menengah program kemitraan dari PT.Pertamina Persero Pemasaran I Medan terhadap perkembangan usaha kecil dan menengah di Kota Medan dan apakah terdapat perbedaan perkembangan UKM sebelum dan sesudah menerima kredit dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan. Pengujian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan metode analisis deduktif, dengan metode yang dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL yang menyalurkan kredit kepada usaha kecil dan menengah dan memberikan pembinaan yang bertujuan mengembangkan usaha kecil dan menengah, sehingga diambil beberapa kesimpulan bahwa mitra binaan yang telah diberikan kredit mengalami perkembangan, ini dapat dilihat dari peningkatan laba, dan berani bersaing di pasar global melalui promosi-promosi dan pameran yang digelar atau yang diadakan oleh pihak PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan. Lestari 2008, dengan judul Analisis Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit Multiguna Dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Kredit Studi Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Madiun. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem dan prosedur pemberian kredit multiguna yang diterapkan oleh PT Bank Jatim Cabang Madiun serta untuk mengetahui apakah sistem dan prosedur pemberian kredit Multiguna tersebut telah mendukung pengendalian kredit. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh pada PT Bank Jatim Cabang Madiun dapat diketahui bahwa sistem dan prosedur yang diterapkan sudah mencerminkan pengendalian kredit yang baik, karena para karyawan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sesuai kebijakan yang diterapkan oleh PT Bank Jatim Cabang Madiun. Pengendalian kredit pada PT Bank Jatim Cabang Madiun selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan yang dapat dilihat dari struktur organisasi bahwa masih adanya kekosongan personel pada bagian tertentu yang belum terisi, serta tidak adanya pemeriksaan mendadak Supriser Auditor untuk memeriksa semua yang diperoleh karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

2.3. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Piutang Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Biaya Operasional PTPN II (PERSERO) Medan

9 102 96

Sistem Pengawasan Kredit Mitra Binaan Pada Bagian Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan

1 37 63

Evaluasi Kinerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

5 119 112

Peran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Pertamina (Persero) Medan Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) (Studi Pada Mitra Binaan Pkbl PT. Pertamina (Persero) Medan)

7 120 111

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan

5 82 63

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 26 90

Evaluasi Terhadap Kinerja Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III Dengan Usaha Kecil (Kasus: Kota Medan)

0 23 88

I. IDENTITAS RESPONDEN - Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Usaha Kecil - Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 19

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10