PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA KULINER : Survey Pada Pengunjung Event Kuliner Terhadap Penyelenggara Event Kuliner Di Kota Bandung.

(1)

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY

BRANDING KOTA BANDUNG

(Survei Pada Pengunjung Event kuliner Terhadap Kinerja Penyelenggara

Event Kuliner di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

Disusun Oleh :

Hendra Setia Putra

1105464

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Oleh

Hendra Setia Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Hendra Setia Putra Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang, skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing:

Ayu Krishna Yuliawati S.Sos, MM NIP: 19730725 200312 2 002

Mengetahui Ketua Program Studi

Dr.Chairul Furqon. S,Sos, MM NIP: 19720615 200312 1 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung , beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika dan ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat penyataan

Hendra Setia Putra NIM: 1105464


(5)

ABSTRAK

Hendra Setia Putra (1105464), “Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung Sebagai Kota Kuliner (Survey Pada Pengunjung Event

Kuliner Terhadap Penyelenggara Event Kuliner Di Kota Bandung)”, dibawah bimbingan Ayu Krishna Yuliawati S.Sos, MM

Kota Bandung adalah salah satu kota kuliner terkenal di Indonesia, maka tidak heran Kota Bandung setiap minggunya selalu dikunjungi oleh para wisatawan ,Kota Bandung saat ini sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal tersebut, terlihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dari skala kecil, menengah, sampai besar.Bahkan Pemerintah Kota Bandung mengadakan event kuliner setiap minggu yang bertujuan agar dapat meningkatkan city branding Kota Bandung sebagai Kota Kuliner ke satu di Indonesia

Objek dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu event

markerting, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah city branding Kota

Bandung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.Yang menjadi responden atau populasi dari penelitian ini adalah pengunjung event kuliner di Kota Bandung. Dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan sampel penelitian sebanyak 100 responden.Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson product moment dan analisis regresi linear sederhana.Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini berdasarkan metode cross

sectional method.

Hasil penelitian didapatkan deskripsi event marketing di Kota Bandung menurut pengunjung event kuliner tersebut berada pada kategori cukup baik dengan penilaian tertinggi pada sub variabel Product dan terendah pada sub variabel

positioning.Adapun deskripsi city branding Kota Bandung berada pada kategori

tinggi dengan penilaian tertinggi pada sub variabel pulse dan terendah pada sub variabel The Prerequisites.Sehingga Pemerintah Kota Bandung sebaiknya melalui Dinas Pariwisata Kota Bandung agar bisa memaksimalkan potensi kuliner yang ada dengan mengadakan event kuliner,agar banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan meningkatkan city branding Kota Bandung sebagai Kota kuliner.


(6)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Hendra Setia Putra (1105464), "The influence of the event marketing to city

branding the city of bandung as a city culinary (Survey on visitors event culinary against the event culinary in the city of bandung )", under guidance of Ayu Krishna

Yuliawati S.Sos, MM

The city of bandung is one of the famous culinary in indonesia , then it is not surprising the city of bandung every week always visited by tourists , the city of bandung is currently in progress rapidly .This , seen from many company that moves culinary sector of small scale,middle class,to large.Event the government city of bandung hold culinary event every week aimed at to increase the city branding the city of bandung as a city culinary to one in Indonesia.

An object in this research that being free is variable markerting event , while the bound to be variable is the city branding the city of bandung .Methods used in this research is descriptive method and verifikatif.Who became respondents or the population of this research is the culinary visitors in the city of bandung.By using the formula obtained slovin the sample as many as 100 respondents .A nalysis technique used is a correlation coefficient pearson product moment and linear regression analysis simple .The time the implementation of this research based on a method of cross sectional method .

The results of the study obtained description event marketing in the greater bandung for visitors event culinary it is in category pretty good with the highest in sub variable product with the lowest in sub variable positioning.adapun description city branding bandung city be in the high with the highest in sub variable pulse with the lowest in sub variable the prerequisites . So that the government was bandung city should through dept. of tourism bandung city to maximize potential culinary that is with a culinary event , that frequently visited by tourists and increase city branding bandung city as a city culinary.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Marketing Hospitality and Tourism . Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Bauran Promosi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Event Marketing ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 City Branding ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Peneltian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN . Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Profil Pemerintah Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Pengalaman Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Deskripsi Event Marketing Menurut Responden .. Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Deskripsi City Branding Kota Bandung Menurut Responden . Error! Bookmark not defined.

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Pembahasan Event Marketing wisata kuliner di Kota Bandung Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Pembahasan City Branding Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Hasil Penelitian Pengaruh Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 City Branding Kota atau Kabupaten di Indonesia ... 2

Tabel 1.2 Data Kunjungan wisatawan ke Kota Bandung ... 3

Tabel 1.3 Kontribusi Sektor Pariwisata Kota Bandung ... 5

Tabel 1.4 Jumlah Event Sosial-Budaya Januari 2011- Juli 2014 ... 5

Tabel 1.5 Event Kuliner di Kota Bandung Tahun 2014 ... 6

Tabel 1.6 Rencana Event kuliner di Kota Bandung Tahun 2015 ... 8

Tabel 2.1 Definisi City Branding ... 26

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45

Tabel 3.2 Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data ... 54

Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner ... 60

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 61

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 63

Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X dan Variabel Y ... 65

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Kuesioner ... 68

Tabel 3.8 Pedoman untuk memberikan interprestasi ... 72

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 82

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 83

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 84

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 84

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 85

Tabel 4.6 Karakteristik Asal Daerah Responden ... 86

Tabel 4.7 Jenis Event Kuliner Yang dikunjungi Responden ... 87

Tabel 4.8 Seberapa kali Responden mengunjungi Event Kuliner ... 87

Tabel 4.9 Sumber Informasi Mengenai Event Kuliner ... 88

Tabel 4.10 Alasan Utama Responden mengunjungi Event kuliner ... 89

Tabel 4.11 Orang yang menemani pada saat event ... 90

Tabel 4.12 Tanggapan responden terhadap Daya Tarik Tema event ... 91


(11)

Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai Kesan Pengunjung event ... 93

Tabel 4.15 Tanggapan responden terhadap Price ... 94

Tabel 4.16 Tanggapan responden terhadap Place ... 95

Tabel 4.17 Tanggapan responden terhadap Public Relations ... 97

Tabel 4.18 Tanggapan responden terhadap Positioning ... 98

Tabel 4.19 Rekapitulasi Tangapan responden Terhadap Event Marketing ... 99

Tabel 4.20 Tanggapan responden terhadap Presence ...104

Tabel 4.21 Tanggapan responden terhadap People ...105

Tabel 4.22 Tanggapan responden terhadap Place ...106

Tabel 4.23 Tanggapan responden terhadap Potential ...107

Tabel 4.24 Tanggapan responden terhadap Pulse ...108

Tabel 4.25 Tanggapan responden terhadap The Prerequisites ...110

Tabel 4.26 Rekapitulasi Tanggapan responden Terhadap City Branding ...111

Tabel 4.27 Output Korelasi Antara Event Marketing dan City Branding ...116

Tabel 4.28 Interprestasi Koefisien Korelasi ...117

Tabel 4.29 Output Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding ...118

Tabel 4.30 Klasifikasi Kuat Lemahnya Hubungan Antar Variabel ...118

Tabel 4.31 Output Koefisien Regresi ...118


(12)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pengetahuan Tentang Event Kuliner di Kota Bandung ... 9

Gambar 1.2 Ketertarikan Mengunjungi Event-event di Kota Bandung ... 10

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian ... 40

Gambar 3.1 Gambar Garis Kontinum ... 68

Gambar 4.1 Garis Kontinum Event Marketing ...102

Gambar 4.2 Garis Kontinum City Branding ...114

Gambar 4.3 Normal Probality Plot ...115


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ADMINISTRATIF

LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 3 VALIDITAS DAN RELIBILITAS

LAMPIRAN 4 DATA VALIDITAS DAN RELIBILITAS MANUAL LAMPIRAN 5 DATA ORDINAL

LAMPIRAN 6 DATA INTERVAL

LAMPIRAN 7 OUTPUT KORELASI DAN REGRESI VARIABEL LAMPIRAN 8 CATATAN BIMBINGAN


(14)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan kota-kota yang ada semakin ketat. Kota-kota yang ada saling berkompetisi dengan tempat lain untuk memperebutkan perhatian, pengunjung, pembeli, penyelengara event, dan terutama investasi dari para investor.Keadaan ini telah menciptakan situasi kompetisi tersebut tidak lagi antara kota-kota dalam suatu Negara,namun kompetitor yang ada berasal dari kota-kota di Negara lain.Karena kemajuan teknologi dan deregulasi pasar, bahkan kota-kota kecil pun dapat dikonfrontasi oleh kompetitornya yang berlokasi pada benua lain.

Konsep City Branding bukan hanya slogan ataupun logo sebuah kota, akan tetapi merupakan sebuah pemasaran kota untuk meningkatkan Brand kota tersebut. Slogan, logo, desain interior, arsitektur bangunan, ruang publik, serta unsur penataan visual kota lainnya merupakan bagian utama dari konsep City Branding. Konsep City

Branding menuntut adanya sinergitas dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik

dari aspek sumber daya manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi yang saling terhubung. Tanpa sinergitas yang baik, upaya City Branding akan sia-sia, maka dari fungsinya tidak hanya mencakup komunikasi pemasaran kota secara umum, akan tetapi dapat juga mendukung strategi pengembangan seni-budaya, pariwisata, sentra industri dan perdagangan. Dampaknya dari semua itu akan turut meningkatkan perekonomian dari masyarakat di kota tersebut sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meninggkat.

Di Kota-kota Negara lain strategi dalam memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki dengan membuat konsep City Branding. Misalnya di Singapura memiliki

brand kota yang terkenal saat ini yaitu “Uniquely Singapore”, Kota Paris dengan “The City Of Light” dan Hongkong dengan Asia’s World City. Indonesia tidak kalah dengan kota-kota di Negara lain yang memiliki banyak wilayah sebagai potensi


(15)

pariwisata. Dalam rangka memperkenalkan suatu daerah obyek wisata kepada wisatawan. Pemerintah daerah memiliki strategi yang berbeda-beda agar daerah tersebut mudah dikenal oleh wisatawan.Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi alam dan budaya yang mampu menyuguhkan potensi wisatanya, harus dapat beradaptasi dan siap bersaing untuk mengembangkan potensi wisatanya dengan konsep City Branding yang lebih modern. Oleh karena itu, beberapa kota di Indonesia mengadopsi strategi City Branding untuk mempromosikan potensi pariwisatanya.Beberapa kota di Indonesia yang sudah menerapkan City Branding diantaranya adalah :

Tabel 1.1

City Branding Kota atau Kabupaten di Indonesia

No Kota City Brand

1. Solo Spirit of Java

2. Yogyakarta Never Ending Asia

3. Jakarta Enjoy Jakarta

4. Surabaya Sparkling Surabaya

5. Batu, Malang Shining Batu

6. Banyuwangi The Sunrise of Java

7. Bandung Parijs Van Java

(www.swa.co.id 6 Maret 2014)

City Branding Kota Bandung yang sering disebut Parijs Van Java kini

berganti menjadi “Bandung Juara” .Bandung Juara merupakan slogan dan logo yang saat ini di kenal oleh banyak pihak terutama masyarakat Kota Bandung. Melalui City

Branding Bandung Juara,seluruh masyarakat Kota Bandung harus mencintai

Bandung sebagai kota yang juara dalam segala hal dengan harapan bisa terlahir Bandung yang baru yang lebih unggul di antara kota lainnya. Sama halnya dengan visi Kota Bandung juara yaitu memiliki arti Kota Bandung yang nyaman, unggul dan sejahtera (Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pariwisata Bandung Tahun 2015 )


(16)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dinas Pariwisata Kota Bandung menyebutkan bahwa Kota Bandung termasuk sebagai salah satu kota wisata ke 24 di dunia saat ini,dan urutan ke 2 se-Asia Tenggara (ASEAN) sebagai Kota wisata terfavorit bahkan di Indonesia sendiri Kota Bandung masuk urutan ke 1 sebagai Kota kuliner dan Kota Seni Budaya Internasional. Bahkan pada tahun 2013, Kota Bandung sempat di usulkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Kota desain ke UNESCO (Organisasi Kebudayaan PBB). namun kenyataanya ditolak dan akhirnya tidak mendapatkan penghargaan dari UNESCO sebagai Kota kreatif di dunia seperti Kota Seoul.Padahal

Kota Bandung memiliki budaya yang di sebut “SAPTA PESONA” yang artinya Keamanan,Ketertiban,Kebersihan,Kesejukan, Keramahan dan Ketenangan untuk para wisatawan saat berkunjung di Kota Bandung (Wawancara dengan Sekretaris Dinas

Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015)

Maka dari itu Pemerintah Kota Bandung terus berbenah,banyak potensi yang ada di Kota Bandung seperti perpaduan unik gedung tua, factory outlet, restoran, wisata alam, dan akses yang mudah menjadikan Kota Bandung sebagai tempat yang ideal untuk liburan.Potensi inilah yang membuat industri pariwisata terutama wisata kuliner,dan fashion di Kota Bandung berkembang pesat dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitarnya. Bahkan jumlah pengunjung Kota Bandung meningkat menjadi 8 juta wisatawan di tahun 2014 dari tahun sebelumnya 2013 yang mencapai 5 juta wisatawan (Pikiran Rakyat, 14 September 2014) terlihat dari tabel 1.2 berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2015 :

Tabel 1.2

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2008 – 2013 Tahun Wisatawan Nusantara

(orang)

Wisatawan Mancanegara (orang)

Jumlah (orang)

2008 2.481.489 157.066 2.638.555

2009 2.928.157 168.712 3.096.869

2010 3.024.666 180.603 3.205.269


(17)

2012 4.354.857 158.848 4.513.705

2013 5.726.447 170.982 5.897.429

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2015

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan peningkatan kunjungan dari tahun 2008 - 2011, tetapi dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali meningkat pada tahun 2013.Hal ini menunjukkan fluktuasi jumlah kunjungan wisatawan, namun mayoritas jumlah pengunjung meningkat.

Dalam peraturan daerah Kota Bandung No 7 tahun 2012 tentang penyelengaraan pariwisata tertulis bahwa Pemerintah Kota Bandung mempunyai kewenangan penuh dalam penyelengaan sebuah event dan memfasilitasi event tersebut terutama promosi yang berkaitan dengan destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang diadakan oleh Kota Bandung. Hal ini menunjukan Kota Bandung mengembangkan potensi ekonomi melalui industri pariwisata dengan tujuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kota Bandung melalui pendayagunaan produksi lokal agar dapat bersaing dengan daerah lainnya.

Saat ini banyak sekali event kepariwisataan dan usaha bisnis kuliner di Kota Bandung berkembang pesat. Masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya sangat tertarik terhadap kuliner baru yang ditawarkan para pengelola restoran maupun event kuliner yang diadakan setiap minggunya, dalam hal ini banyak wisatawan sangat mengetahui tempat kuliner yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang menarik untuk dikunjungi. Suasana yang didukung oleh desain Interior ruangan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dan wisatawan, serta dapat menciptakan daya tarik tersendiri bagi tempat kuliner tersebut. Bahkan saat ini Kota Bandung dianugerahi sebagai kota kuliner ke 1 di Indonesia menurut walikotanya Ridwan Kamil berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pariwisata Republik Indonesia.

Perkembangan wisata kuliner di Kota Bandung sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat.Hal tersebut, terlihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dari skala kecil sampai skala besar.Bahkan dengan banyaknya bisnis


(18)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kuliner, pendapatan sektor pariwisata Kota Bandung meningkat dari tahun ke tahunnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Kemajuan wisata kuliner yang semakin pesat tersebut dapat dilihat dari data Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung tahun 2013, sebagai berikut :

Tabel 1.3

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung

Tahun PAD Kota Bandung Presentase (%)

2011 372.423.970.433 49%

2012 443.331.559.083 56%

2013 610.122.000.000 73%

Sumber : Dispenda Kota Bandung (data diolah) Tahun 2013

Dilihat dari presentase setiap tahunnya bahwa sektor pariwisata kuliner sangat melonjak tajam, seiring dengan pertumbuhan restoran, rumah makan , dan event yang diselengarakan di Kota Bandung, Akan tetapi menurut data yang di peroleh dibawah ini menunjukan bahwa sektor event kuliner merupakan sektor yang paling kecil dalam melaksanakan event di Kota Bandung, dilihat dari Tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.4

Jumlah Event Sosial-Budaya Periode Januari 2011- Juli 2014

No Jenis Event Jumlah Event %

1 Kuliner 8 10%

2 Budaya 39 46%

3 Fashion 17 20%

4 Musik 15 18%

5 Hobby 5 6%

Total 84 100%

Sumber: Diolah dari berbagai Media 2014

Berdasarkan tabel 1.4 sektor kuliner hanya melaksanakan event sebanyak 8 kali dengan presentase 10% , event yang paling dikenal yaitu festival kuliner keukeun dan Braga Culinary Night ditahun 2014, jauh di bandingkan event fashion yang


(19)

diadakan dengan 17 event di tahun 2014, Musik dengan 15 event yang terselengara di Kota Bandung. Adapun event kuliner yang terselenggara di Kota Bandung selama tahun 2014, menurut data terbaru yang diperoleh berjumlah 20 event yang di masukan ke dalam tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.5

Event kuliner di Kota Bandung selama tahun 2014

NO NAMA EVENT KULINER

PENYELENGARA TANGGAL

PELAKSANAAN

PERKIRAAN PENGUNJUNG 1. Braga Culinary

Night

Pemerintah Kota Bandung

11 Januri, 25 Januari ,8 Februari,22 Februari , 8 maret

2014

40.000 Orang

2. Cibadak CN Kec. Astana Anyar 15 Februari 2014 30.000 Orang 3. Lengkong CN Kec. Lengkong 19 April 2014 5000 Orang 4. Cibiru CN Kec. Cibiru 6 September 2014 1000 Orang 5. Ujung Berung

CN

Kec. Ujung Berung 27 September 2014 700 Orang

6. Bandung Kulon CN

Kec. Bandung Kulon 27 Setember 2014 600 Orang

7. Sukasari CN Kec. Sukasari 11 Oktober 2014 500 Orang 8. Panyileukan CN Kec. Panyileukan 1 November 2014 500 Orang 9. Holis CN Kel. Cibuntu 1-2 November

2014

1000 Orang

10. Arcamanik CN Kec. Arcamanik 8 November 2014 850 Orang 11. Bandung Wetan

CN

Kec. Bandung Wetan 8 November 2014 750 Orang

12. Dago Culinary Night

Kel. Dago 15 November 2014 1000 Orang


(20)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Night

14. Andir CN Kec. Andir 29 November 2014 500 Orang 15. Babakan

Ciaparay CN

Kec. Babakan Ciparay

6 Desember 2014 1000 Orang

16. Cinambo CN Kec. Cinambo 6 Desember 2014 700 Orang 17. Cibeunying

Kaler CN

Kec. Cibeunying 13 Desember 2014 650 Orang

18. Cibaduyut CN Kec. Bojongloa Kidul

13 Desember 2014 650 Orang

19. Panyileukan CN Kec. Panyileukan 13 Desember 2014 700 Orang 20. Situsaer CN Kec. Situsaer 31 Desember 2014 1000 Orang 21. Bojongloa kaler

CN

Kec. Bojongloa Kaler

31 Desember 2014 1500 Orang

Sumber : Diolah dari berbagai sumber 2015

Dalam tabel 1.5 menunjukan bahwa begitu banyaknya event kuliner yang diselengarakan di Kota Bandung selama tahun 2014, bahkan sebenarnya banyak sekali event yang diadakan oleh setiap kecamatan di Kota Bandung. Hal itu dikarenakan Dinas Pariwisata Kota Bandung mewajibkan agar setiap kecamatan di Kota Bandung wajib menyelengarakan event kuliner setiap minggunya di akhir pekan agar masyarakat terfokus dalam satu wilayah, sehingga meminimalisir kemacetan yang selalu terjadi di Kota Bandung di akhir pekan. Salah satu keberhasilannya adalah Kota Bandung dapat meningkatkan Indeks kebahagian yang saat ini sebagai salah satu Kota di Indonesia dengan Indeks Kebahagian masyarakat terbesar di tahun 2015.

Menurut survei dari The AC Nielsen Company menyatakan bahwa 44% dari orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di restoran setiap akhir pekannnya.(http://swamagazine.blogspot.com 15 Februari 2015) hal ini menunjukan bahwa masyarakat Kota Bandung sangat antusias dengan adanya event yang diadakan setiap minggunya. Pemerintah Kota Bandung menyiapkan peraturan yang mewajibkan setiap Kecamatan ataupun Kelurahan agar membuat event kuliner sendiri


(21)

yang diadakan setiap akhir pekannya dan dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata Kota Bandung untuk dipublikasikan setiap minggunya kepada masyarakat.Adapun rencana Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2015 dari bulan Januari hingga bulan Juli 2015 menurut data dari Dinas Pariwisata Kota Bandung di dalam tabel 1.6 berikut ini :

Tabel 1.6

Rencana Event Kuliner Di Kota Bandung Tahun 2015 ( Januari – Juli 2015) NO NAMA EVENT

KULINER

PENYELENGARA TANGGAL PELAKSANAAN

1. Kopo CN Kel . Kopo 24 Januari 2015 2. Cipadung CN Kel. Cipadung 7 Februari 2015 3. Batununggal

CN

Kec. Batununggal 4 April 2015 4 Cibiru CN Kec Cibiru 10 April 2015 5. Arcamanik CN Kec. Arcamanik 11 April 2015 6. Asia African

Carnival ke 60

Pemerintah Kota Bandung& BCCF

21- 2 Mei 2015 7. Bandung Kulon

CN

Kel. Bandung Kulon

25 April 2015 8. Taste Market Trans Studio

Bandung

8 - 10 Mei 2015 9. Cibadak CN Kec. Cibadak 16 Mei 2015 10. Asia Africa CN Pemerintah Kota

Bandung

16 & 30 Mei 2015(dilakukan setiap minggu dalam sebulan) 11. Braga CN Pemerintah Kota

Bandung

30 Mei 2015 12. Bojong loa

Kidul CN

Kec. Bojongloa Kidul

13 Juni 205 13. Cikal CN Kec. Sadang

Serang

6 Juni 2015 14. Taste In Transit Komunitas 7 Juni 2015


(22)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurang Tahu (23%)

Sangat Tahu (27%) Tahu (47 %)

Sangat Tidak Tahu (3%)

Keukeun 15. Dalem Kaum

Culinary 2015

Paguyuban Pertokoan Dalem

Kaum

13 & 14 Juni 2015

16. Cibadak CN Pemerintah Kota Bandung

20 Juni 2015 17. Holis CN Kec . Holis 27 Juni 2015 18. Bandung

Ramadhan Fest

Pemerintah Kota Bandung

Bulan Ramadhan tahun 2015 Sumber : Dinas Pariwisata Bandung (Data diolah) 2015

Dalam menyelenggarakan sebuah event, penyelengaranya adalah pemerintah daerah, perguruan tinggi, pengusaha atau pebisnis, komunitas dan Event Organizer yang mengadakan event setiap bulannya.Event Organizer adalah salah satu pengelola suatu kegiatan event (Pengorganisir Acara) dalam hal ini berkerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung agar setiap kegiatan yang di selenggarakan bertujuan untuk memperoleh keuntungan di kedua belah pihak, baik penyelenggara maupun yang hadir pada saat kegiatan berlangsung.

Keuntungan ini tidak harus bersifat material namun juga bisa bersifat non material.Event organizer lebih mengarah pada profesi, yaitu suatu lembaga baik formal maupun non formal, yang di percaya untuk melakukan kegiatan.Misalnya; peluncuran suatu produk baru, pesta, seminar, pagelaran musik, dan lain sebagainya, disesuaikan dengan permintaan pengguna jasa atau inisiatif event organizer sendiri dalam menyelenggarakan sebuah event.Dalam pra penelitian yang di lakukan kepada masyarakat Kota Bandung terlihat dalam gambar1.1 pengetahuan tentang Event kuliner di Kota Bandung sebagai berkut :


(23)

event Lain-lain

(0%) Musik (7%)

Fashion (47%) Kuliner (40%)

Budaya (7%)

Sumber : Pengolahan data pra penelitian tahun 2015

Gambar 1

Pengetahuan Tentang Event Kuliner di Kota Bandung

Pada gambar 1.1 menunjukan dari 50 Responden yang dipilih, sekitar 47% atau sebanyak 23 Orang menyatakan tahu tentang Event kulinmer yang di adakan setiap kali oleh pemerintah Kota Bandung. Sedangkan sisanya tidak tertarik tentang adanya event kuliner yang selalu diadakan di Kota Bandung ,hal ini yang menjadi permasalahan yang mendasari penelitian yang dilakukan penulis terhadap event kuliner tersebut dapat tidaknya meningkatkan City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner. Pada umumnya masyarakat Kota Bandung sangat mengenal Bandung sebagai kota fashion maupun kota budaya bukan sebagai kota kulinernya, akan tetapi kenyataanya masyarakat Kota Bandung sangat antusias terhadap event kuliner yang selalu diadakan oleh pemerintah Kota Bandung. Terlihat dari pra penelitian yang dilakukan tentang ketertarikan mengunjungi event di Kota Bandung berdasarkan jenisnya di jelaskan dalam gambar 1.2 di bawah ini :

Sumber : Pengolahan data pra penelitian tahun 2015 Gambar 1.2


(24)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketertarikan Mengunjungi Event-event di Kota Bandung

Di dalam gambar 1.2 menunjukan 40% atau sebanyak 24 orang dari 50 Responden yang secara acak dipilih menyatakan tertarik untuk mengunjungi event kuliner di Kota Bandung, hal ini menjadi prospek yang cerah bagi industri kepariwisataan di Kota Bandung.

Berangkat dari pemaparan tersebut terdapat kesenjangan antara fakta di lapangan dengan pra penelitian yang dilakukan.Kota Bandung sebagai kota kuliner ke 1 kurang terkenal di masyarakat Kota Bandung, dengan event lainnya yang terselenggara di Kota Bandung.Salah satu cara efektif dalam membangun citra baik di benak masyarakat khususnya wisatawan adalah dengan menggelar event-event pariwisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan terutama event kuliner. Seperti yang dikemukakan Phil Crowther di dalam jurnal yang berjudul Marketing event

outcomes: from tactical to strategic bahwa pemasaran event dapat berdampak pada

nilai jual sebuah event tersebut , dan sebuah strategi yang dilakukan kota maupun daerah untuk meningkatkan citra daerah tersebut di masyarakat yang mengunjunginya.

Kegiatan event kuliner di Kota Bandung saat ini masih tahap awal pelaksanaan untuk meningkatkan citra Kota Bandung sebagai kota kuliner. Selain itu, event dapat dilakukan ketika suatu program atau kegiatan baru berjalan.Hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat maupun wisatawan dalam mengunjungi event kuliner yang diadakan.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakannya penelitian mengenai kepariwisataan di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung” (Survei

Pada Pengunjung Event Kuiner Terhadap Kinerja Penyelenggara Event Kuliner Di Kota Bandung )” untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan wisatawan untuk mengunjungi Event kuliner di Kota Bandung.


(25)

1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Kota Bandung telah dipersepsikan oleh pengunjung dengan berbagai sebutan seperti Paris Van Java, kota wisata kuliner, kota kembang, maupun kota fashion. Dengan berbagai daya tarik destinasi Kota Bandung yang diantaranya belanja, budaya, industri kreatif, sejarah, jajanan khas Kota Bandung dan cuacanya yang sejuk menjadikan mereka ingin mengunjungi Kota Bandung. Agar Kota Bandung lebih dikenal sampai mancanegara perlu adanya City Branding untuk membedakan antara satu dan yang lainnya serta mencerminkan identitas Kota Bandung itu sendiri. Sebuah brand yang kuat mampu merubah persepsi orang terhadap suatu obyek sehingga akan mempengaruhi pula bagaimana perilaku mereka terhadap suatu obyek tersebut.

Masalah yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah Kota Bandung belum memiliki city branding yang ditetapkan oleh pemerintah secara komprehensif, padahal dari brand dapat mencerminkan identitasnya.Karena brand dibentuk dari struktur yang diharapkan oleh pemasar yang mampu memperbaiki persepsi yang negatif.Citra positif Kota Bandung terdapat pada destinasi wisata yang mampu menarik wisatawan untuk datang.Namun citra negatif Kota Bandung lebih menyangkut diantaranya fasilitas publik, perubahan iklim yang semakin panas, permasalahan sampah yang tidak selesai, lahan yang semakin sempit di perkotaan, dan kemacetan yang sering terjadi di Kota Bandung setiap harinya.

Dengan adanya brand Kota Bandung Juara, Kota Bandung mempunyai misi dalam memajukan wisata kuliner diantaranya adalah Event Culinary Night (CN) yang selalu di gabungkan dengan car free night (jalur bebas kendaraan) yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Kecamatan se-Kota Bandung setiap minggunya. Bahkan tertulis di dalam peraturan daerah Kota Bandung No 7 tahun 2012 bahwa Pemerintah Kota Bandung sebagai pelaksana sebuah event kepariwisataan wajib memfasilitasi, memelihara serta melestarikan daya tarik wisata di Kota Bandung dalam hal ini wisata kuliner.


(26)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun dilihat antusiasme masyarakat dan wisatawan dalam mengunjungi acara event kuliner yang diselengarakan di setiap kecamatan Kota Bandung cenderung menurun setiap kali diadakan.Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsep dan tema acara yang ditampilkan kurang diminati oleh masyarakat maupun pengunjung.Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut tentang Event Marketing dalam meningkatkan City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner ke 1 di Indonesia.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi tentang Event Marketing Terhadap Pengunjung

Event-event kuliner di Kota Bandung?

2. Bagaimana deskripsi tentang City Branding Kota Bandung Terhadap Pengunjung Event-event kuliner di Kota Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui deskripsi tentang Event Marketing Terhadap Pengunjung

Event-event kuliner di Kota Bandung.

2. Mengetahui deskripsi City Branding Kota Bandung Terhadap Pengunjung

Event-event kuliner di Kota Bandung.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner.

1.4 Kegunaan Penelitian


(27)

1. Kegunaan Teoritis

a. Memperkuat pandangan bahwa pengembangan kekuatan Event Marketing dalam event kuliner benar-benar dibutuhkan guna pencapaian yang maksimal dalam meningkatkan City Branding Kota Bandung.

b. Memberikan masukan teoritis bagi perkuliahan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran, dan mengembangkan ilmu yang didapatkan serta menambah pengetahuan dan wawasan pembaca yang berkaitan dengan bahasan penelitian ilmiah, yaitu mengenai Event Marketing khususnya pengaruh terhadap City Branding Kota Bandung.

2. Kegunaan Praktis

Bagi Pemerintah Kota Bandung dan Event Orgainer (EO) diharapkan dapat menjadi pengetahuan dari konsep City Branding yang dapat dipengaruhi oleh Event

Marketing, dan memberikan masukan berharga bagi Pemerintah Kota Bandung

mengenai pentingnya mengembangkan Event Marketing terutama dalam event kuliner untuk meningkatan City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner.Diharapkan dengan adanya penelitian ini para pemangku kepentingan tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas event-event pariwisata di Kota Bandung dan saling bekerjasama dalam rangka menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai upaya meningkatkan perkembangan sektor pariwisata dalam perekonomian di Indonesia khususnya di Kota Bandung.


(28)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh yang terjadi antara Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung . Terdapat dua variabel yang dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini , yaitu Event Marketing sebagai variabel bebas (X), seta City Branding sebagai variabel terikat (Y). Responden dari penelitian ini adalah Penyelengara event kuliner di Kota Bandung dan Pengunjung Event kuliner yang di selengarakan di Kota Bandung terutama 3 Event besar yang diadakan pada tahun 2015 yaitu Braga Culinary Night, Cibadak Culinary

Night, dan Asia Afrika Culinary Night.

Penelitian ini menggunakan cross sectional method karena penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu. Menurut Husein Umar (2004, hlm. 43) yang dimaksud dengan cross sectional method adalah metode penelitian dengan cara mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Penelitian dengan menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Untuk penelitian ini dilakukan di event kuliner yang diadakan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam kurun waktu 9 bulan yaitu dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Arikunto (2010, hlm.3), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan


(29)

penelitian.” Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai Event Marketing serta City Branding terhadap Kota Bandung yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung. Penelitian verifikatif menurut Arikunto (2010, hlm.15), “Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain.” Dengan kata lain penelitian verifikatif ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara Event

Marketing (variabel X) dan City Branding (variabel Y) yang tengah diteliti.

Penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang pelaksanaanya dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.

Dalam penelitian ini menguji mengenai Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung. Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode yang digunakan yaitu metode explanatory

survey penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian

hipotesis. Menurut Maholtra (2009, hlm. 96) metode survey digunakan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Malhotra (2004, hlm.83) desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan penelitian. Kerangka kerja tersebut memliki spesifikasi prosedur yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menstruskturkan dan menjawab permasalahan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal ini bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, antara satu variabel dengan variabel lainnya (Malhotra 2009, hlm. 100).

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definsi operasional


(30)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut membantu kita untk mengklasifikasikan gejala disekitar ke dalam kategori khusus dari variabel (Arikunto, 2010, hlm. 91). Definisi variabel perlu dibuat untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan, memahami variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Maholtra (2009, hlm. 248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu:

1. Variabel bebas (variable independent) adalah variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibanding. Dalam peneliltian ini yang merupakan variabel bebas adalah Event Marketing (X).

2. Variabel terikat (variable dependent) adalah variabel yang mengukur efek dari

variabel independent pada unit tes. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah City Branding (Y)

Secara rinci operasionalisasi variabel penelitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut :


(31)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Konsep

Indikator

Tingkat ukuran

Skala

Pertanyaan

Tertutup

Pertanyaan

Terbuka

Event Marketing (X) “Sebuah pemasaran event memerlukan suatu entertainment, excitement, serta enterprise agar event tersebut menjadi acara yang berkesan” Leonard H Hoyle

(2002, hlm.2)

Product  Daya tarik tema event yang diselengarakan

Ordinal Bagaimana daya tarik tema event

kuliner yang diselengarakan

olehh penyelengara

event?

Program event kuliner apa yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi Anda dan bagaimana cara penyelengara agar program event kuliner tersebut menciptakan pengalaman menarik untuk warga yang mengunjungginya  Daya tarik hiburan

pertunjukan yang ditampilkan dalam event

Ordinal Bagaimana daya tarik hiburan pertunjukan yang

di tampilkan didalam event ?  Kesan dibenak

pengunjung yang

Ordinal Apa kesan dibenak para


(32)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengunjungi event pengunjung

setelah mengunjungi

event ? Price  Keterjangkauan

harga tiket masuk dalam sebuah event

Ordinal Bagaimana keterjangkauan harga tiket timasuk bagi masyarakat untuk mengunjungi event ? Bagaimana strategi menetapkan harga tiket masuk untuk para pengunjung dan cara penyelengara menetapkan harga untuk stand-stand yang ingin mengikuti event kuliner ?

 Kesesuain harga dan fasilitas yang diberikan dalam sebuah event

Ordinal Kesesuaian antara harga tiket masuk dengan fasilitas

yang diberikan dalam sebuah

event. Place  Kenyamanan

fasilitas di dalam event.

Ordinal Kenyaman fasilitas yang diberikan oleh

penyelengara

Bagaimana kondisi kenyamanan , dan fasilitas yang diberikan


(33)

kepada pengunjung event

?

dalam event terutama fasilitas parkir bagi pengunjung apakah memadai atau tidak ? jelaskan ?

 Keamanan pada saat event berlangsung.

Ordinal Bagaimana keamanan yang

dirasakan para pengunjung pada

saat event berlangsung ?  Kestrategisan

fasilitas parkir dalam sebuah event .

Ordinal Ketrategisan letak lokasi event dengan fasilitas parkir yang diberikan ? Public Relations

 Freskuensi publikasi event di media sosial atau maupun cetak

Ordinal Seberapa sering frekuensi

publikasi event di media sosial maupun media cetak untuk menarik minat

Media apakah yang sering digunakan oleh pihak penyelengara event di Kota Bandung untuk dapat


(34)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengunjung? partispasi pengunjung dan membuat event tersebut menjadi mudah dikenal ? Jelaskan ?  Daya tarik media

identity (brosur , undangan maupun prees relees ) terhadap event

Ordinal Daya tarik media identity seperti brosur , undangan maupun press release terhadap event yang dilaksanakan ?  Ketersediaanya

pusat informasi bagi para pengunjung di dalam event

Ordinal Ketersediannya pusat informasi pada saat event berlangsung cukup bermanfaat ?

Positioning Kredibilitas event

kuliner sebagai event ternama (prestigius)

Ordinal Kredibiltas event kuliner dengan event lainnya yang diadakan dan apa yang menjadi perbedannnya ?

Bagaimana pengaruh dengan banyaknya event kuliner yang diadakan oleh


(35)

 Kemenarikan segementasi event terhadap keinginan para pengunjung event

Ordinal Bagaimana kemanarikan segmentasi event terhadap keinginan para pengunjung event yang diselenggarakan ? Pemerintah Kota Bandung dapat mencirikan Kota Kandung sebagai salah satu kota kuliner? Apa yang mendasarinya?jelaskan? City Branding (Y) City Branding adalah tentang mengidentifikasi satu set brand

attributes yang

dimiliki sebuah kota sesuai urutan untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan untuk menghasilkan persepsi positif dari banyak audiences. Keith

Presence  Keyakinan terhadap Kota Bandung sebagai salah satu kota kuliner.

Ordinal Apakah masyarakat umumnya yakin jika Kota Bandung sebagai salah satu kota kuliner ? alasannya ?

Apakah fasilitas dan pelayanan yang di sediakan oleh Pemerintah Kota Bandung? membuat kesan tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi?Serta mendukung program event yang diadakan?  Pengetahuan

terhadap Kota Bandung sebagai

Ordinal Pengetahuan masyarakat terhadap Kota


(36)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dinnie (2010, hlm. 8)

Kota wisata Bandung sebagai

salah satu Kota wisata di Indonesia ? People  Keramahan

Penduduk Kota Bandung terhadap orang asing

Ordinal Seberapa ramahkah masyarakat Kota Bandung dalam menyambut para wisatawan ?

Dengan keramahan dan kenyamanan Kota Bandung apakah dapat menarik tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung ? jelaskan?

 Toleransi masyarakat Kota Bandung terhadap wisatawan

Ordinal Bagaimana kondsi sikap toleransi masyarakat Kota Bandung dengan masyarakat lainnya Place  Kesesuaian

iklim/cuaca/suhu di Kota Bandung

Ordinal Dengan iklim Kota Bandung yang cocok hal lain apa yang membuat

Apakah dengan fasilitas umum yang tersedia di sekitar objek wisata Kota Bandung dapat


(37)

wisatawan merasa nyaman untuk berkunjung ?

membuat Bandung semakin nyaman untuk di kunjungi wisatawan luar ?

 Kemudahan akses menuju tempat wisata yang ada di Kota Bandung

Ordinal Apakah fasilitas umum yang ada di Kota Bandung cukup memadai ? Potential  Kemudahan

memperoleh pekerjaan atau melakukan bisnis

Ordinal Apa yang meemudahkan akses menuju Kota Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata Kuliner ?

Dengan banyaknya para wisatawan yang

berkunjung di Kota Bandung setiap pekannya apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung sehingga Para wisatawan bisa merasa nyaman dan tertarik untuk tinggal lebih lama di Kota Bandung ? dan bagaimana peran penyelengara agar dapat  Daya Tarik potensi

usaha kuliner di Kota Bandung

Ordinal Seperti apa ketertarikan potensi usaha kuliner Kota Bandung ?


(38)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memasarkan produk event kuliner kepada para wisatawan ?

Pulse  Ketertarikan kota Bandung dengan event kulinernya

Ordinal Apa alasan yang menjadi

tertariknya para wisatawan untuk berkunjung di Kota Bandung sekaligus menghabiskan waktu untuk tinggal ?  Keindahan Kota

Bandung dengan arsitektur bangunan yang menarik

Ordinal Apa yang membuat para wisatawan dapat pengalaman menarik setelah melihat keindahan Kota Bandung?


(39)

The Prerequisites

 Kemudahan memperoleh tempat tinggal di Kota Bandung

Ordinal Bagaimana kemudahan memperoleh tempat tinggal yang nyaman di Kota Bandung ?

Apakah kondisi fasilitas publik di seluruh Kota Bandung sangat menunjang terhadap para wisatawan yang berkunjung ?

 Kelengakapan fasilitas publik yang ada di Kota Bandung

Ordinal Bagaimana kondisi kenyamanan fasilitas publik yang tersedia di Kota Bandung Sumber : Hasil Pengolahan data tahun 2015


(40)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Menurut Maholtra (2009, hlm.43) sumber data dapat diperoleh, baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian.

1. Sumber data primer

Merupakan sumber data yang diciptakan peneliti dengan tujuan menangani masalah khusus (Maholtra, 2009, hlm.43). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu para pengunjung event kuliner di Kota Bandung.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan dengan maksud diluar masalah yang sedang ditangani (Maholtra, 2009, hlm.43). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel serta situs yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data

No. Tujuan Data Sumber Data Jenis Sumber

Data 1. Ganbaran data City

Branding Kota dan

Kabupaten di Indonesia

Data City Branding Kota atau Kabupaten di Indonesia

www.swa.co.id Sekunder

2. Untuk mengetahui data kunjungan

Data kunjungan wisatawan ke Kota

Dinas Pariwisata Kota Bandung


(41)

wisatawan ke Kota Bandung

Bandung

3. Untuk mengetahui Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung

Data Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Sekunder

4. Untuk mengetahui

Event Sosial Budaya

ytang diadadakan di Kota Bandung Periode Januari 2011-Juli 2014

Data Event Sosial Budaya Periode Januari 2011-Juli 2014

Diolah dari media cetak dan Elektronik

Sekunder

5. Untuk mengetahui jumlah Event kuliner di Kota Bandung selama tahun 2014

Data Event kuliner di Kota Bandung selama tahun 2014

Dinas Pariwisata Kota Bandung

Sekunder

6. Gambaran rencana

Event Kuliner Di

Kota Bandung Tahun 2015

Data Rencana Event Kuliner Di Kota Bandung Tahun 2015

Dinas Pariwisata Kota Bandung

Sekunder

7. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang

event di Kota

Bandung

Data kuesioner pra penelitian

Hasil Penelitian Primer

8. Tanggapan tentang

event kuliner di Kota

Bandung

Data Tanggapan

tentang event kuliner di Kota Bandung

Hasil Penelitian Primer


(42)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 402) teknik pengambilan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan motode yang telah ditentukan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber promer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yangtidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (field research) dimana penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung konsumen untuk memperoleh data primer mengenai masalah yang akan diteliti. Ada beberapa cara yang dilakukan antara lain :

a. Observasi atas objek dan peristiwa yang terjadi

b. Pengumpulan data lainnya berupa menyebarkan kuesioner melalui offline dan

online, yang dimaksud dengan menyebarkan kuisioner online adalah dengan

memberikan link yang kemudian akan muncul tampilan google docs berisikan pernyataan dari kuisioner setelah meng-klik link tersebut. Sedangkan secara

offline, peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung bertatap muka dengan

para pengunjung event kuliner di Kota Bandung.

2. Penelitian kepustakaan (library research) dimana penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data sekunder yang digunakan sebagai landasan perbandingan dalam menyusun hipotesis penelitian. Data sekunder ini diperoleh dengan membaca dan mempelajari lliteratur, dan sumber data lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu kepuasan pengguna- sehingga dapat menjadi landasan teori yang kuat serta mendukung penelitian.


(43)

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi

Pelaksanaan suatu penelitian membutuhkan populasi sebagai sumber data,juga tidak terlepas dari penelitian yang akan diteliti, karena melalui objek penelitian akan diperleh variabel-variabel yang merupakan permasalahan dalam penelitian dan diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang keberhasilan penelitian.Menurut Maholtra (2009, hlm 306),suatu populasi adalah total dari semua elemen yang terbagi dalam beberapa seperangkat karakteristik.Setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter.Tujuan dari proyek riset pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.

Berdasarkan pengertian diatas,peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Populasi dari penelitian ini adalah para pengunjung event kuliner di Kota Bandung ataupun yang pernah mengunjunginya pada tahun 2014.

Jadi dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.Populasi dalam penelitian ini adalah para pengunjung event kuliner yang diselenggrakan di Kota Bandung terutama 3 event Kuliner terbesar yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bandung yaitu Braga Culinary Night, Cibadak

Culinary Night, dan Asia Afrika Culinary Night yaitu sebesar 157.078 menurut data

yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bandung ditahun 2014.

3.5.2 Sampel

Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, maka peneliti mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan.Sampel adalah subkelompok dari jumlah populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi


(44)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Maholtra, 2009, hlm. 364). Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi merupakan sampel yang representatif.Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah para pengunjung event kuliner di Kota Bandung.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability

sampling yang bergantung pada penilaian peneliti bukan dari kesepakatan untuk

disertakan dalam sampel. Sampel nonprobability dapat menghasilkan perkiraan yang baik tentang karakterisitik populasi (Malhotra, 2009, hlm. 364).

Teknik nonprobability sampling memiliki banyak jenis, salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti (Malhotra 2009, hlm. 364).

Dalam menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10%. Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

n = + �e

Diketahui:

n = ukuran sampel N= ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang ditolerir

Berdasarkan perhitungan dengan rumus dalam pengambilan sampel di atas, maka didapat jumlah sampel sebanyak:

n = + 55 . . , = , =

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin diatas adalah berjumlah 99,6 orang. Namun untuk menjaga keakuratan data dan mempermudah penelitian, maka dinaikkan menjadi 100 responden.Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”.Jadi dalam penelitian ini, total sampel yang


(45)

diambil adalah berjumlah 100 orang responden pengunjung event kuliner di Kota Bandung.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling

Dalam penelitian ini tamu yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan tersebar diseluruh populasi.Sehingga untuk mendapatkan sampel representative, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sempling atau sempel acak sederhana. Simple random sempling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 118) yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

1. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.

2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Untuk mengetahui pengaruh Event Marketing terhadap City Branding maka dilakukan analisis data berupa penyebaran kuisioner kepada para pengunjung Event kuliner di Kota Bandung. Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap ,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.


(46)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari data yang terkumpul di beri skor seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Skala Likert

Sumber : (Malhotra, 2009, hlm. 298)

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “uji validitas adalah suatu derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”. Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari pernyataan yang peneliti buat. Tujuan dali uji validitas ini adalah untuk menguji keabsahan instrumen penelitian yang hendak disebarkan. Teknik yang akan digunakan adalah teknik korelasi melalui koefisien korelasi product moment. Skor ordinal dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal keseluruhan item, jika koefisien korelasi tersebut positif, maka item tersebut valid, sedangkan jika negatif maka tidak valid yang kemudian akan digantikan atau dikeluarkan dari kuesioner. Rumus korelasi product moment dijabarkan dibawah ini :

Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 4


(47)

(Sugiyono, 2014, hlm. 248)

Keterangan :

= Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari dari seluruh item

∑ = Jumlah skor dalam distribusi X

∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y

= Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X

= Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y n = Jumlah responden

Keputusan pengujian validitas item didasarkan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan valid jika r hitung> r tabel

2. Item pertanyaan tidak valid jika r hitung< r tabel

Perhitungan uji validitas item yang dilakukan menggunakan bantuan aplikasi SPSS for Windows 22.0 Berikut adalah hasil uji validitas terhadap item instrumen variabel penelitian X dan Y yang dilakukan dengan menyebarkan kepada 30 responden:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X

No Indikator rhitung rtabel Keterangan

Event Marketing (X)

Product (Produk)

1 Daya tarik tema event yang diselengarakan 0,664 0,361 Valid 2 Daya tarik hiburan pertunjukan yang 0,781 0,361 Valid

= ∑ � �− ∑ � ∑ �


(48)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditampilkan dalam event

3 Kesan dibenak pengunjung yang mengunjungi

event 0,803 0,361 Valid

Price (Harga) 4 Keterjangkauan harga tiket masuk dalam

sebuah event 0,596 0,361 Valid

5 Kesesuain harga dan fasilitas yang diberikan

dalam sebuah event 0,676 0,361 Valid

Place (Tempat )

6 Kenyamanan fasilitas di dalam event. 0,718 0,361 Valid 7 Keamanan pada saat event berlangsung.

0,740 0,361 Valid 8 Kestrategisan fasilitas parkir dalam sebuah

event 0,577 0,361 Valid

Public Relations (Informasi Publik) 9 Freskuensi publikasi event di media sosial

atau maupun cetak 0,667 0,361 Valid

10 Daya tarik media identity (brosur , undangan

maupun prees relees ) terhadap event 0,751 0,361 Valid 11 Ketersediaanya pusat informasi bagi para

pengunjung di dalam event 0,607 0,361 Valid Posittioning (Posisi)

12 Kredibilitas event sebagai event ternama

(prestigious) kuliner 0,706 0,361 Valid

13 Kemenarikan segmentasi event terhadap

keinginan para pengunjung event 0,806 0,361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program IBM SPSS Statistics

22.00, 2015

Pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari seluruh pernyataan yang terdapat pada variabel X (Event Marketing) memenuhi validitas yang memiliki r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df=n-2 (degree of


(49)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y

No Indikator rhitung rtabel Keterangan

City Branding (Y)

Presense (Kehadiran) 1 Keyakinan terhadap Kota Bandung sebagai

salah satu kota kuliner. 0,856 0,361 Valid 2 Pengetahuan terhadap Kota Bandung sebagai

Kota wisata 0,850 0,361 Valid

People (Orang) 3 Keramahan Penduduk Kota Bandung terhadap

orang asing 0,933 0,361 Valid

4 Tingkat toleransi masyarakat Kota Bandung

terhadap wisatawan 0,862 0,361 Valid

Place (Tempat) 5 Kesesuaian iklim/cuaca/suhu di Kota

Bandung 0,915 0,361 Valid

6 Kemudahan akses menuju tempat wisata yang

ada di Kota Bandung 0,726 0,361

Valid Potential (Potensi)

7 Kemudahan memperoleh pekerjaan atau

melakukan bisnis 0,711 0,361 Valid

8 Daya Tarik potensi usaha kuliner di Kota

Bandung 0,901 0,361 Valid

Pulse (Semangat) 9 Ketertarikan kota Bandung dengan event

kulinernya 0,937 0,361 Valid

10 Keindahan Kota Bandung dengan arsitektur

bangunan yang menarik 0.920 0,361 Valid The Prerequisites (Prasyarat)

11 Kemudahan memperoleh tempat tinggal di

Kota Bandung 0,653 0,361 Valid

12 Kelengakapan fasilitas publik yang ada di

Kota Bandung 0.836 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program IBM SPSS Statistics 22.0, 2015


(50)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 3.5, maka dapat disimpulkan bahwa item peryataan pada variabel City Branding yang terdiri 6 instrumen pernyataan dapat dikatakan valid, karena rhitung>rtabel.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari hasil suatu pengukuran.Menurut Sugiyono (2014, hlm. 268) “reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.Pengukuran dengan reliabilitas tinggi dapat dikatakan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya.Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach).Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataannya maka berapa kali pun diambil akan tetap sama. Pengujian didasarkan pada rumus Alpha Cronbach dibawah ini :

(Arikunto, 2010, hlm. 239)

Keterangan :

� = Reliabilitas Instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

∑ � = Jumlah Varians butir

� = Varians total

Sedangkan untuk mencari tiap butir menggunakan rumus varians berikut :

Sumber : Arikunto, 2010, hlm. 227

� = ( − ) −∑ �


(51)

Keterangan :

� = Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat skor total

∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total n = Jumla responden

Keputusan dalam meneentukan reliabilitas dari kedua variabel didasarkan atas perbandingan sebagai berikut :

1. Jika r hitung> r tabel maka item pertanyaan dinyatakan reliabel. 2. Jika r hitung< r tabel maka item pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.6

Uji Realibilitas Variabel X dan Variabel Y

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Event Marketing 0,765 0,361 Reliabel

City Branding 0,781 0,361 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program IBM SPSS Statistics 22.0, 2015

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai rhitung masing-masing variabel lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,361 artinya kedua variabel yang diuji hasilnya reliabel.


(52)

Hendra Setia Putra, 2015

PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriftif digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Apabila menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif.

3.7.1.1 Analisis Deskriftif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mencari tahu gambaran dari variabel yang diteliti secara mandiri berdasarkan data hasil kuesioner setelah di analisis. Analisis data dengan menggunakan analisis statistic deskriptif kemudian disajikan dalam tabel dan diinterpretasikan. “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul tanpa bermaksud untuk menggeneralisasikan” (Sugiyono, 2014, hlm. 147)

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan skor variabel X dan variabel Y serta kedudukannya, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus: SK = ST x JB x JR

Keterangan:

SK = skor kriterium ST = skor tertinggi JB = jumlah bulir JR = jumlah responden

2. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :


(53)

xi = x1+ x2+ x3 + …. + xn Keterangan:

∑xi = jumlah skor hasil kuesioner variabel X

x1- xn = jumlah skor kuesioner masing-masing reponden

3. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 Menentukan kontinum tertinggi dan terendah. Tinggi : SK = ST x JB x JR

Rendah : SK = SR x JB x JR

Keterangan: ST = skor tertinggi SR = skor terendah JB = jumlah butir JR = jumlah responden

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus:

R = � � � � � ���− � � � � �ℎ

 Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil penelitian. Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating


(1)

dengan event lainnya sehingga masyarakat ingin tahu dan selalu mengunjunginya.

2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengunjung event kuliner di Kota Bandung pada variabel city branding sub variabel The Prerequisites seperti fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bandung kurang mendukung dalam pelaksanaan event kuliner, terutama fasilitas parkir yang disediakan pada saat event berlangsung sangat berpengaruh pada kenyamanan para wisatawan dalam mengunjungi event tersebut, sehingga Pemerintah Kota Bandung sebaiknya berkerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi pada saat event berlangsung dan Pemerintah Kota Bandung harus mempersiapkan fasilitas parkir yang memadai dan nyaman bagi para pengunjung yang terletak tidak jauh dengan tempat pelaksanaan event kuliner.

3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa event kuliner dapat mempengaruhi city branding Purwakarta sebagai kota kuliner pada persepsi masyarakat, sehingga hal tersebut dapat dijadikan cara efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap city branding Kota Bandung sebagai kota kuliner . Oleh sebab itu sebaiknya event kuliner tersebut agar dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya seperti menyelenggarakan event – event serupa lainnya yang diselenggarakan di Kota Bandung.

4. Penelitian yang telah dilakukan ini bersifat terbatas baik pada waktu dan objek penelitiannya. Oleh karena itu, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk mengkaji lebih luas lagi objek penelitian yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan pariwisata, strategi harga dan paket wisata yang ditawarkan (tourism packaging).


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Allen, J. dkk.(2008).Festivals and special event management. (fourth edition).

Australia : John Wiley & Sons Australia, Ltd.

Arikunto, Suharsimi .(2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Anholt, Simon (2007) Competitive Identity: The New Brand Management for Nations, Cities and Regions.USA:Palgrave Macmillan.

Alma, B. (2007) Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Dinnie, K (2011) City Branding : Theory and Cases. London: Palgrave Macmillan

Getz, D. (2007) Event Studies , theory , research, and policy for planned event. UK: Oxford

Goldblatt, J. (2005). Spesial Event Studies Theory Research and Policy for Planned event, Event Management series. Oxford: Eksevier

Hurriyati, R. (2010) Bauran Pemasaran jasa dan loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta

Hoyle. Leonard H (2002) Event Marketing: Hiw to successfully promote Event, festival ,conventions, and expositions , New York : John wiley & Sons, Inc

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Edisi 5 Jilid 1), Jakarta: Erlangga.

Kavaratzis, Ashwoth (2008) City Branding : An Effective Assertion of Identity or A Transitory Marketing Trick? Oxford : Blackwell Publishing Ltd.


(3)

Khoon Y.K. dan Anita A.J. (2010) Special event marketing : an analysis of a country fair. Journal of Convention & Event Tourism.

Kotler, P dan Amstrong, G. (2013) Marketing and Introduction. (eleventh edition). New Jersey: Pearson Education Inc.

Kotler, P. Dan Keller, K.L. (2012) Marketing Management. (fourteenth Edition).New Jersey: Pearson Education Inc.

Kotler P, Bowen J.T, Makens J.C, (2010). Marketing for Hospitality and Tourism.Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Pearson Education, Inc

Moilanen, Teemu & Rainisto. (2009). How to Brand Nations, Cities and Destinations, A Planning Book for Place Branding. USA: Palgrave Macmillan. Lupiyodi, R. dan Hamdani, A. (2009) Manajemen Pemasaran jasa. Jakarta: Salemba

Empat.

Malhotra, Naresh K. (2009). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan . Jakarta:PT Index.

Noor, A. (2009) Management Event. Bandung: Alfabeta

Van Gelder S (2008) An Introduction to City Branding. Amsterdam: Placebrands Limited

Riduwan dkk. (2014). Pengantar statistika sosial. Bandung : Alfabeta.

Rangkuti, F. (2007) Riset Pemasaran. (cetakan kedelapan). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D cetakan keempatbelas. Bandung: Alfabeta

Stanton, William J. (2004). Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.


(4)

Vellas, F. dan Becherel, L. (2008).Pemasaran pariwisata international.Jakarta

Yayasan Obor Indonesia.

Wagen, L. dan White, L. (2010).Events management.Australia : Pearson.

Weaver , D dan Laton , L. (2006) Toursim Management. (third edition). Australia : John wiley & Sons Australia, Ltd.

Wood, E.H. dan G. Masterman. (2007). Event Marketing: Experience and Exploitation. Extraordinary Experiences Conference: Managing the Consumer Experience in Hospitality, Leisure, Sport, Tourism,Rretail and Events, Bournemouth University

Sumber Jurnal :

Chaerani , Ratu Yulya. 2011. Pengaruh City Branding Terhadap City Image

(Studi Pencitraan Kota Solo:“The Spirit5 Of Java”) Jurnal Manajemen Komunikas Pemasaran Univesitas Diponegoro Vol 7 No 6 , 2011

Crowther, Phil. 2011. Marketing event outcomes: from tactical to strategic .International Journal of Event and Festival Management Vol. 2 No. 1, 2011 Garcia, Jaime Hernandez. 2013. Slum tourism, city branding and social urbanism:

the case of Medellin,Colombia Journal of Place Management and Development Vol. 6 No. 1, 2013

Jones , Dewi Jaimangal. 2014. Utilising ethnography and participant observationin festival and event research .International Journal of Event and Festival Management Vol. 5 No. 1, 2014

Merrilees,B.,Miller, D.and Herington, C.2009,“Antecedents of residents’city brand attitudes”, Journal Of Business Research, Vol. 63 No.3

Kalandides , Ares .2011. City marketing for Bogota´ :A case study in integrated place branding. Journalof Place Management and Development. Vol 4 No.3 2011


(5)

Kaplan. Melike Demirbag,et al. 2010. Branding places: applying brand personality concept to citiesEuropean Journal of Marketing. Vol. 44 No. 9/10, 2010

Primasari, Ina,et al. 2010. City Branding solo sebagai Kota wisata Budaya Jawa (Studi Deskriptif Kualitatif tentang City branding Solo sebagai Kota wisata budaya Jawa oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo)Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Vol 4 No 8 Tahun 2010

Rosenbaum, Mark S ,et al 2010. Value equity in event planning: a case study of Macau. Marketing Intelligence & Planning. Vol. 28 No. 4, 2010

Yu, Larry, et al.2012 . Mega event and destination brand: 2010 Shanghai Expo. International Journal of Event and Festival Management Vol. 3 No. 1, 2012

Wandari, Lita Ayu..Pengaruh City Branding “ Shining Batu” terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Kota Batu Tahun 2014. Jurnal Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Vol 2 No 2 2011

Sumber Makalah dan Laporan :

Tim LPPM UPI (2014) Perencanaan event kreatif Kotabandung. Bandung: Bapedda Kota Bandung

Sumber Internet :

http://bandung.go.id/rwd/index.php?fa=pemerintah.detail&id=1&token=5e43769699 de0184d11a8a4987bb6c13 (26 juni 2015)

www.swa.co.id (6 Maret 2014)

http://bandungjuara.com/program (6 Maret 2015)

http://bandungjuara.com/berita/ridwan-kamil-kenalkan-konsep-kolaborasi-membangun-bandung.html (6 Maret 2015)


(6)

http://jabar.tribunnews.com/2015/01/31/jaga-mutu-bandung-sebagai-Kota-kuliner-nomor-satu-begini (9 Maret 2015)

http://swamagazine.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (11 Maret 2015)