Analisis Pengaruh Total Quality Management (TQM) Pada Kepuasan Kerja Karyawan Di PT Air Mancur

HALAMAN MOTTO

v Kebahagiaan seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja di sekitar kita.

v Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?

v Bisa menerima itu adalah berkah.. tapi bisa memberi adalah anugerah v Semoga hidup kita selalu bahagia dan membuat orang lain bahagia dengan

keberadaan kita

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Orang tuaku, keluargaku Sahabat-sahabatku Teman-teman

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA KEPUASAN KERJA KRYAWAN DI PT AIR

MANCUR Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Hunik Sri Runing, MS.i, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Salamah Wahyuni, SU. selaku Pembimbing skripsi yang tidak pernah berhenti memberikan saran saran serta kesabaran dalam membimbing penulis.

4. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Rekan-rekan yang telah berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. 6. Orang tua dan keluarga. Terima kasih atas segalanya, kalianlah yang

menjadikanku hingga saat ini.

7. Teman teman yang ikut memberi inspirasi selama pembuatan skripsi ini, yang selalu memberikan semangat semangat baru dalam penulisan skripsi ini.

8. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita.

Surakarta, 26 juni 2012

Penulis

B. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel………..……………………

C. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel….....................…………...

D. Sumber Data...............................................................................................

E. Metode Pengumpulan Data……………………………………………......

25 F. Metode Analisis Data………………………………………………..……..

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………................………………

A. Gambaran Umum PT. Air Mancur .………………………..……..............

B. Analisis Data ………………………………………..………....................

40 C. Uji instrumen penelitian.............................................................................. 48

D. Uji Asumsi Klasik...…………………………………………..…………..

E. Uji Hipotesis................................................................................................

55 F. Pembahasan ................................................................................................ 57 BAB V. PENUTUP................................…....………………..…….......……..

A. Kesimpulan……………………………………………..……......………...

61 B. Keterbatasan Penelitian………………………………..…………………...

62 C. Saran..........…………………………………………..…………………….. 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Umur responden ...................................................……................ 40 Tabel IV.2

jenis kelamin responden .......................................….….. 41 Tabel IV.3

pendidikan responden………………………..……………………. 41 Tabel IV.4

Status perkawinan responden….……………………………… 42 Tabel IV.5

Masa kerja responden ………………………………………… 42

Tabel IV.6 Tanggapan responden penghargaan dan pengakuan....................... 43 Tabel IV.7

Tanggapan responden fokus pelanggan ........................................ 44 Tabel IV.8

Tanggapan responden budaya organisasi....................................... 45 Tabel IV.9

Tanggapan responden kepercayaan organisasi.............................. 46

Tabel IV.10 Tanggapan responden kerjasama kelompok.................................. 47 Tabel IV.11 Tanggapan responden kepuasan kerja........................................... 48 Tabel IV.12 Hasil uji validitas.......................................................................... 49 Tabel IV.13 Hasil uji reliabilitas....................................................................... 50 Tabel IV.14 Hasil uji normalitas....................................................................... 51 Tabel IV. 15 Hasil uji multikolineritas............................................................... 52 Tabel IV. 16 Hasil uji autokorelasi..................................................................... 52 Tabel IV.17 Hasil regresi berganda.................................................................. 55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran……….......…………………………............ 17 Gambar 2 Struktur Organisasi……………………………………………..

39

Gambar 3 uji heterokedasitas......................................................................... 54

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Daftar Kuesioner

Lampiran 2.

Hasil Uji Validitas

Lampiran 3.

Hasil Analisis Reliabilitas

Lampiran 4.

Hasil Analisis deskriptif

Lampiran 5.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 6.

Hasil Analisis Regresi Berganda

“ANALISIS PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA KEPUASAN KERJA

KARYAWAN DI PT AIR MANCUR” AJI PEBRI INDRIANTO NIM. F1209009

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh praktek total quality management (TQM) yang terdiri dari variabel penghargaan dan pengakuan, fokus pelanggan, budaya organisasi, kepercayaan organisasi, kerjasama kelompok pada kepuasan kerja karyawan di PT AIR MANCUR

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah karyawan di PT AIR MANCUR Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. AIR MANCUR. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 karyawan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling yaitu peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Jenis dan sumber data adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Semua variabel di atas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT AIR MANCUR. Semua variabel nilai signifikan p< 0,05. Pada nilai koefisien regresi dan uji t berada di atas nilai-nilai variabel lainnya.

Dari hasil penelitian sebaiknya praktek total quality management yang meliputi variabel penghargaaan dan pengakuan, fokus pelanggan, budaya organisasi, kepercayaan organisasi, kerjasama kelompok harus dikembangkan karena terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan pada kepuasan kerja.

Kata kunci : total quality management (TQM), kepuasan kerja

TOTAL QUALITY MANAGEMENT ANALYSIS OF INFLUENCE (TQM) TO JOB SATISFACTION OF EMPLOYEES IN PT AIR MANCUR AJI PEBRI INDRIANTO NIM. F1209009

The purpose of this research was to examine the effect of the practice of total quality management (TQM) is composed of variable awards and recognition, customer focus, organizational culture, organizational trust, cooperation on the job satisfaction of employees at PT AIR MANCUR. In this study the samples taken were employees at PT AIR MANCUR The study population was all employees of PT AIR MANCUR. The sample in this study as many as 81 employees. Method of convenience sampling is done by sampling the researcher has no other consideration except convenience only. Types and sources of data is primary data and secondary data. Data collection techniques using questionnaires. Data analysis techniques using multiple linear regression, t test, F test and the coefficient of determination. All of the above variables have a significant influence on job satisfaction of employees in PT AIR MANCUR. All variables significant p value <0.05. In the regression coefficient and t test are above the values of other variables. From the research results should practice total quality management that includes the variable appreciation and recognition, customer focus, organizational culture, organizational trust, cooperative groups should be developed as proven to have significant influence on job satisfaction.

Key words: total quality management (TQM), job satisfaction

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia persaingan global yang tajam saat ini, banyak orang berbicara tentang “mutu” terutama yang berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan produk dan jasa. Suatu produk dibuat karena ada yang membutuhkan, dan kebutuhan tersebut berkembang seiring dengan tuntutan mutu penggunanya. Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa yang semakin tinggi. Terjadi pula peningkatan penawaran produk dan jasa dengan harga lebih bersaing dari negara dengan biaya tenaga kerja rendah seperti halnya negara- negara di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Dale, 2003: 2).

Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui perbaikan berkelanjutan pada aktivitas bisnis yang terfokus pada konsumen, meliputi keseluruhan organisasi

dan penekanan pada fleksibilitas dan kualitas ( Tjiptono dan Diana, 2003 ). Sejalan dengan pergeseran paradigma organisasi dari ‘market oriented’ke ‘resources oriented’ , maka salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah dengan membenahi sumber daya yang dimilikinya agar bisa bertahan dalam persaingan jangka panjang. Salah satu cara yang tepat adalah dengan mengimplementasikan Total Quality Management (Muluk, 2003: 3).

baik yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur dalam rangka membantu meningkatkan kepuasan konsumen, kepuasan karyawan, dan produktifitas (Wollner dalam Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001: 29 ).

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. (Tjiptono, 2001:4).

Agar penerapan TQM sukses harus ada pemimpin yang mempunyai visi dan sebuah manajemen yang mempunyai kepercayaan penuh terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, dan yang lebih penting lagi, dalam TQM adalah keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Supriyanto, 2007). Dalam mendukung keterlibatan karyawan dan pemberdayaan karyawan, organisasi perlu untuk membuat suatu sistem yang bisa membantu organisasi untuk mengelola karyawan dalam memotivasi agar dapat lebih produktif.

Pengelolaan sumber daya manusia yang efektif yaitu dengan mengarahkan karyawan ke arah yang produktif. Perilaku yang mengarah pada peningkatan produktivitas tersebut menurut (Timpe dalam Humar, 2000:12) meliputi : (1). Cerdas dan dapat belajar dengan relative cepat, (2) Kompeten secara professional, (3). Kreatif dan inovatif, (4). Memahami pekerjaan, (5). Belajar dengan cerdik menggunakan logika, tidak mudah macet dalam pekerjaan, (6).Selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus

yang baik, dan (9). Selalu meningkatkan diri. Perilaku produktif karyawan dapat ditingkatkan dengan menerapkan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management/TQM) Berhasil atau tidaknya usaha meningkatkan mutu produk suatu perusahaan banyak dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Karyawan dapat memperoleh pengalaman dan ketrampilan kerja sekaligus menerapkannya ditempat mereka bekerja. Perusahan yang memiliki tingkat produktivitas kerja tinggi berarti akan melaksanakan proses produksi pada tingkat tinggi pula ( Tjiptono dan Diana, 2003 ).

Penelitian yang dilakukan oleh Ooi, et all (2007) mempunyai pengaruh yang besar terhadap penelitian ini yang mana Total Quality management berpengaruh signifikan pada kepuasan kerja karyawan, sehingga penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh oleh Ooi, et all (2007).

Di PT AIR MANCUR praktek TQM telah dilakukan sejak dahulu dan sudah menjadi bagian yang penting dalam perusahaan untuk mendukung organisasi dalam melakukan strategi ke arah peningkatan kinerja karyawan. TQM yang dilaksanakan di PT AIR MANCUR mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan, oleh karena itu penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Ooi, Bakar, Arumugam, Vellapan and Loke ( 2007 ) dan penulis mencoba untuk meneliti hal tersebut dengan judul: Pengaruh Total Quality Management (TQM) Pada Kepuasan Kerja

Karyawan di PT AIR MANCUR.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kepercayaan organisasi dalam total quality management (TQM) mempunyai pengaruh pada kepuasan kerja?

2. Apakah fokus pelanggan dalam total quality management (TQM) mempunyai pengaruh pada kepuasan kerja?

3. Apakah penghargaan dan pengakuan dalam total quality management (TQM) mempunyai pengaruh pada kepuasan kerja?

4. Apakah kerjasama kelompok dalam total quality management (TQM) mempunyai pengaruh pada kepuasan kerja?

5. Apakah budaya organisasi dalam total quality management (TQM) mempunyai pengaruh pada kepuasan kerja?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji pengaruh kepercayaan organisasi (organization trust) pada kepuasan kerja.

2. Untuk menguji pengaruh focus pelanggan (customer focus) pada kepuasan kerja.

3. Untuk menguji pengaruh hadiah dan pengakuan (reward and recognition) pada kepuasan kerja.

4. Untuk menguji pengaruh kerja tim (team work) pada kepuasan kerja.

kepuasan kerja.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, diharapkan dapat :

a. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Universitas Sebelas Maret Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.

b. Meningkatkan pengetahuan mengenai TQM khususnya mengenai pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi akademik, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh TQM terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Bagi perusahaan, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk perusahaan manufaktur yang terkait dalam menerapkan TQM yang efektif sebagai alat bantu untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kepuasan Kerja

Menurut Handoko (2001) kepuasan kerja dapat adalah keadaan emosional yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dengan nama para karyawan memandang mereka. Kepuasan kerja mencerminkan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Robin dan Judge (2007) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja adalah hal yang sangat individual setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku dirinya.

Dari berbagai definisi konsep tersebut di atas yang dapat dipelajari yaitu kepuasan kerja yang dimiliki rendah maka kinerja organisasi juga akan rendah. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Organisasi yang karyawannya lebih puas dengan kinerjanya akan cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang karyawannya kurang puas terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu demi tercapainya sasaran organisasi, Dari berbagai definisi konsep tersebut di atas yang dapat dipelajari yaitu kepuasan kerja yang dimiliki rendah maka kinerja organisasi juga akan rendah. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Organisasi yang karyawannya lebih puas dengan kinerjanya akan cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang karyawannya kurang puas terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu demi tercapainya sasaran organisasi,

Dari pendapat tersebut sebenarnya kepuasaan kerja adalah tercapainya harapan dan keinginan (perasaan) terhadap hasil kerja (pekerjaan) ( handoko, 2001).

Faktor-faktor Kepuasaan Kerja adalah :

a. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain :

1) hubungan antara manajer dengan karyawan

2) faktor fisik dan kondisi kerja

3) hubungan sosial diantara karyawan

4) sugesti dari teman kerja

5) emosi dan situasi kerja

b. Faktor individual, yang berhubungan dengan :

1) sikap orang terhadap pekerjaanya

2) umur orang sewaktu kerja

3) jenis kelamin

c. Faktor-faktor luar, yang berhubungan dengan :

1) keadaan keluarga karyawan

2) rekreasi

3) pendidikan 3) pendidikan

a. Gaji yang memadai

b. Tunjangan-tunjangan yang cukup

c. Kondisi kerja yang sehat dan aman

d. Kebijaksanaan pimpinan yang sehat.

e. Hubungan antara teman yang baik

f. Hubungan dengan atasan baik

g. Kepercayaan kepada karyawan

h. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan

i. Kesempatan untuk maju j. Organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat

Sudah sewajarnya orang yang bekerja ingin mendapat gaji yang memadai dan tunjangan-tunjangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri dengan kemampuan atau keahlian yang pada akhirnya dapat memberikan kemampuan kerja pada mereka Kondisi kerja yang sehat dan aman merupakan dambaan setiap orang didalam bekerja, lebih-lebih bila ditunjang dengan kantor yang mewah, peralatan kantor yang memadai dapat meningkatkan kepuasaan kerja yang sangat tinggi.

a. Pengertian Total Quality Management (TQM) TQM merupakan suatu konsep perbaikan yang dilaksanakan secara terus-menerus, yang melibatkan seluruh elemen dan karyawan pada setiap tingkatan organisasi dalam rangka untuk mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh aspek organisasi melalui proses manajemen. Tujuan utama TQM adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Lebih jelasnya mengenai pengertian dan konsep TQM menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :

1) Menurut Hashmi (2004:1), “TQM adalah filosofi manajemen yang mencoba mengintegrasikan semua fungsi organisasi (pemasaran, keuangan, desain, rekayasa, produksi, pelayanan konsumen, dsb), terfokus untuk memenuhi keinginan konsumen dan tujuan organisasi”.

2) Menurut Tjiptono dan Diana (2001:4), TQM merupakan pendekatan dalam meningkatkan produktivitas organisasi (kinerja kuantitatif), meningkatkan kualitas (menurunkan kesalahan dan tingkat kerusakan), meningkatkan evektifitas pada semua kegiatan, meningkatkan efisiensi (menurunkan sumberdaya melalui peningkatan produktivitas), dan mengerjakan segala sesuatu yang benar dengan cara yang tepat.

3) Dale (2003: 26) mendefinisikan TQM adalah kerja sama yang saling menguntungkan dari semua orang dalam organisasi dan dikaitkan dengan proses bisnis untuk menghasilkan nilai produk dan pelayanan yang melampaui kebutuhan dan harapan konsumen.

Ada sepuluh karakteristik TQM yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005: 22) yaitu :

1) Fokus Pada Pelanggan. Pelanggan merupakan sosok yang harus dilayani. Dimana perhatian difokuskan pada kebutuhan dan harapan para pelanggan. Untuk setiap organisasi yang menerapkan TQM harus benar-benar mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan harapan pelanggannya agar bisa memuaskannya. Dimana Produk/jasa yang dibuat atau diberikan haruslah sesuai dengan keinginan para pelanggan.

2) Obsesi terhadap Kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM, obsesi utama suatu perusahaan yaitu meningkatkan kualitas baik itu kualitas produk/jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan kerja dimana kualitas merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan serta dalam menarik konsumen/pelanggan.

3) Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ini sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

4) Komitmen Jangka Panjang. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan 4) Komitmen Jangka Panjang. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan

5) Kerjasama Tim (Teamwork). Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

6) Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan. Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.

7) Pendidikan dan Pelatihan. Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam 7) Pendidikan dan Pelatihan. Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam

8) Kebebasan yang Terkendali. Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.

9) Kesatuan Tujuan. Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.

10) Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan. Agar dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.

Manfaat TQM adalah memperbaiki kinerja manajerial dalam mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan. Ada beberapa keuntungan pengendalian mutu yang digambarkan Ishikawa (1992) dalam bukunya, antara lain:

1) Pengendalian mutu memungkinkan untuk membangun mutu di setiap langkah proses produksi demi menghasilkan produk yang 100% bebas cacat

2) Pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau kegagalan sebelum akhirnya berubah menjadi musibah bagi perusahaan

3) Pengendalian mutu memungkinkan desain produk mengikuti keinginan pelanggan secara efisien sehingga produknya selalu dibuat sesuai pilihan pelanggan

4) Pengendalian mutu dapat membantu perusahaan menemukan data-data produksi yang salah.

Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan penghasilan perusahaan dan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam persaingan perdagangan yang semakin ketat saat sekarang ini. Perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peran perbaikan kualitas dalam perusahaan Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan penghasilan perusahaan dan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam persaingan perdagangan yang semakin ketat saat sekarang ini. Perbaikan kualitas juga dapat meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan. Berikut ini adalah diagram yang menunjukkan peran perbaikan kualitas dalam perusahaan

d. Elemen Pendukung TQM Elemen-elemen pendukung TQM menurut Robin dan Judge, 2007) adalah sebagai berikut:

1) Kepemimpinan. Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk menggunakan MMT / TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa diremehkan.

2) Pendidikan dan Pelatihan. Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking , statistik, dan teknik lainnya juga digunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan.

untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan. Akan tetapi, lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi, dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4) Komunikasi. Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5) Ganjaran dan Pengakuan. Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menajemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses dan 5) Ganjaran dan Pengakuan. Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menajemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses dan

6) Pengukuran. Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Penjelasan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberi tahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan, melainkan yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar- benar dipenuhi.

B. Penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ooi, et all (2007) menunjukkan bahwa pengakuan dan penghargaan, kerja sama tim, kepercayaan organisasi, budaya organisasi, dan fokus pelanggan secara positif berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. penelitian ini juga menemukan kerja sama tim dianggap sebagai praktik TQM yang paling dominan.

Karia And Assari (2006) melakukan penelitian praktek TQM pada karyawan yang behubungan dengan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa. Total Quality Manajemen berpengaruh positif terhadap karyawan tentang pekerjaanya.

pelaksanaan Total Quality Manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dalam penelitian ini dilakukan di PT AIR MANCUR dengan obyek penelitian karyawan PT AIR MANCUR.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian Ooi, et all ( 2007) menjelaskan bahwa praktek TQM seperti penghargaan dan pengakuan, fokus pelanggan, budaya organisasi, organisasi kepercayaan dan kerja sama tim mempengaruhi langsung pada kepuasan kerja.

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut ( Ooi, et all( 2007) ) :

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Hadiah dan pengakuan (X 1 )

Fokus Pelanggan (X 2 )

Kepuasan kerja karyawan (Y)

Budaya organisasi (X 3 )

Kepercayaan organisasi (X 4 )

Kerjasama kelompok (X5) Kerjasama kelompok (X5)

D. Perumusan Hipotesis

a. Hubungan antara Hadiah dan pengakuan dengan kepuasan kerja

Menurut Danim (2004:47) reward/penghargaan sering juga disebut upah ini adalah harapan setiap manusia bekerja, meskipun dapat saja berbeda pada setiap kelompok kerja diperusahaan atau di lembaga- lembaga sekolah. Pemberian reward pada setiap orang harus disesuaikan dengan hak dan kewajibannya, penghargaan dan pengakuan atas suatu bentuk apresiasi yang diberikan kepada karyawan atas pencapaian kinerja dalam bekerja. Bentuk dari penghargaan dan pengakuan meliputi bonus, gaji, rekomendasi jabatan dan lain-lain.sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dalam penelitian sebelumnya Boselie dan Wiele (2001) meneliti tentang pengaruh penghargaan dan pengaakuan terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1. penghargaan dan pengakuan bepengaruh positif pada kepuasan kerja.

b. Hubungan antara fokus pelanggan dengan kepuasa kerja Orientasi pelanggan (customer orientation) diartikan sebagai pemahaman yang memadai terhadap pembeli sasaran (Narver & Slater, (2001). Pemahaman di sini mencakup pemahaman terhadap nilai pembeli, baik

Pemahaman yang menyeluruh terhadap rantai nilai pembeli dicapai melalui perolehan informasi tentang pelanggan dan pengetahuan terhadap hambatan politik ekonomis yang dihadapi oleh setiap tingkatan dalam saluran distribusi (Narver & Slater, 2001). Dalam penelitian Baker & Sinkula (1999) menunjukkan bahwa orientasi pelanggan secara signifikan berhubungan dengan kinerja perusahaan. . Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2. Fokus pelanggan berpengaruh positif pada kepuasan kerja

c. Hubungan antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja

Menurut Abdulloh (2006) Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa hipotesis 1 (H1) yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Dengan kata lain, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kesesuaian antara budaya organisasi dengan anggotanya, maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat. Dalam study sebelumnya juga menambahkan hubungan antara kebudayaan organisasi dengan kepuasan kerja karyawannya ( Oei, et all 2007 ). Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3. Budaya organisasi berpengaruh positif pada kepuasan kerja

d. Hubungan antara kepercayaan organisasi dengan kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Pengaruh Kepercayaan organisasional terhadap kepuasan kerja sebesar 0,618 (p<0,05). Kepercayaan organisasi mengacu sejauh mana organisasi percaya pada kemampuan karyawannya untuk menjalankan atau untuk membuat perubahan organisasi. Dengan adanya kepercayaan dari organisasi karyawan merasa dihargai untuk menjalankan pekerjaany. Dalam study sebelumnya juga menembahkan hubungan kepercayaan organisasi dengan kepuasan kerja karyawan (Ooi, et all 2007). Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4. Kepercayaan organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

e. Hubungan antara kerjasama kelompok dengan kepuasan kerja

Kerjasama kelompok merupakan kegiatan untuk membina hubungan antar individu dalam suatu organisasi. Individu dapat bekerjasama dalam organisasi yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya bentuk kerjasama kelompok yang baik dapat menghasilkan kualitas kerja yang mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dalam study sebelumnya juga menambahkan hubungan kerjasama kelompok dengan kepusasn kerja karyawan ( Oei, et all 2007 ). Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H5. Kerjasama kelompok berpengaruh positif pada kepuasan kerja

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini dikatagorikan ke dalam pengujian hipotesis. Dilihat dari hubungan antar variabel yang terjadi yaitu hubungan kausal dimana variabel-variabel independennya mempengaruhi variabel dependennya. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini dikatagorikan kedalam penelitian cross sectional artinya penelitian yang mengambil data melalui penyebaran kuisioner hanya dalam satu saat saja.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan/individu- individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pangestu, 2005:93). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. AIR MANCUR sebanyak 427 karyawan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya) (Djarwanto dan Pangestu, 2005:93). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling yaitu peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya) (Djarwanto dan Pangestu, 2005:93). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling yaitu peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada

n=

dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan )

dengan rumus tersebut,menggunakan e= 10% atau tingkat ketepatan 90% maka jumlah sampel adalah:

n=

= 81,02 atau 81 orang.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai reaksi emosional bahwa pekerjaan seseorang memenuhi atau memungkinkan pemenuhan nilai pekerjaan penting seseorang, asalkan itu adalah untuk tingkat bahwa nilai-nilai adalah kongruen dengan kebutuhan seseorang" (Locke, 1976, http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja ). Variabel ini diukur dengan 1. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai reaksi emosional bahwa pekerjaan seseorang memenuhi atau memungkinkan pemenuhan nilai pekerjaan penting seseorang, asalkan itu adalah untuk tingkat bahwa nilai-nilai adalah kongruen dengan kebutuhan seseorang" (Locke, 1976, http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja ). Variabel ini diukur dengan

2. Penghargaan dan pengakuan. Penghargaan dan pengakuan dapat didefinisikan sebagai manfaat, seperti kenaikan gaji, bonus dan promosi yang dihasilkan dari hasil kinerja tahunan, yang diberikan untuk pengakuan publik atas kinerja yang unggul sehubungan dengan tujuan (Juran dan Grina, 1993 ) Konstruk ini diukur dengan lima item yang diadopsi dari Zhang et. semua (2000). Item yang mengukur pada format Likert empat poin yang berkisar dari (1) "Sangat tidak setuju" sampai (4) "sangat setuju".

3. Fokus pelanggan. Fokus pelanggan dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana perusahaan terus memenuhi kebutuhan pelanggan dan harapan. Konstruk ini diukur dengan empat item skala yang dikembangkan oleh Zhang (2000). Tanggapan pada empat poin Likert format yang berkisar dari (1) "sangat tidak setuju" sampai (4) "sangat setuju".

4. Budaya Organisasi. Budaya Organisasi mengacu pada seperangkat nilai dan keyakinan bersama oleh nomor membimbing dalam sebuah organisasi. Hal ini tidak hanya mampu mengubah, membimbing dan menampilkan tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dengan mempengaruhi pikiran, perasaan, interaksi dan kinerja dalam organisasi (Yusuf dan Ali, 2000). Konstruk ini diukur dengan skala empat item diadaptasi dari Lou dan Idris (2001). Tanggapan pada sebuah format Likert empat poin mulai dari (1)) "sangat tidak setuju" sampai (4) "sangat setuju".

5. Kepercayaan Organisasi. Kepercayaan Organisasi mengacu pada sejauh mana organisasi percaya kemampuan karyawan mereka dan kemampuan untuk memiliki kontrol atas pekerjaan mereka, untuk menjalankan atau untuk membuat perubahan untuk organisasi (Noorhaliza dan Zainal, 2000). Konstruk ini diukur dengan empat item skala yang dikembangkan oleh Lou dan Idris (2001). Tanggapan pada sebuah format tipe Likert empat poin mulai dari "sangat tidak setuju" sampai (4) "sangat setuju".

6. Kerja sama tim. Kerja sama tim mengacu pada sejauh mana organisasi praktik untuk meningkatkan kendali karyawan dalam pekerjaan mereka dan memungkinkan mereka untuk bekerja sama. Praktek ini memungkinkan karyawan semua tingkatan untuk lebih terlibat dalam pekerjaan dan

Konstruk ini mengukur dengan skala empat item yang dikembangkan oleh Zhang et all (2000). Tanggapan pada sebuah format Likert empat poin berkisar dari (1) "sangat tidak setuju" sampai (4) "sangat setuju".

D. Sumber Data

Adapun data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu informasi yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan lapangan. Data penelitian ini diperoleh dengan metode pembagian kuisioner ke karyawan dan manajer perusahaan mengenai penerapan TQM, dan kepuasan kerja karyawan di PT AIR MANCUR.

2. Data sekunder, merupakan pelengkap data primer yang umumnya diperoleh dari sumber kepustakaan seperti literatur – literatur, bahan kuliah, catatan, laporan, maupun dokumentasi perusahaan, karya tulis, buku, dan sumber- sumber lainnya yang erat hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperlukan terutama mengenai penelitian terdahulu mengenai data jumlah karyawan perusahaan, data struktur perusahaan dl

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dikumpulkan data-data sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan terdahulu dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

Adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat bagaimana mengukur variable penelitiannya (Sekaran 2003).

2. Observasi dokumen Adalah data yang dapat kita ambil dari informasi- informasi dari suatu perusahaan misalnya mengenai tanggal berdirinya perusahaan, jumlah karyawan yang ada di perusahaan, struktur perusahaan, produk yang dihasilkan perusahaan.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian atau tingkat ketepatan instrument penelitian adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi di lapangan (Sugiyono, 2004). Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur serta mampu mengungkapkan apa yang seharusnya Validitas instrumen penelitian atau tingkat ketepatan instrument penelitian adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi di lapangan (Sugiyono, 2004). Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur serta mampu mengungkapkan apa yang seharusnya

Confirmatory factor analysis (CFA) dilakukan penelitian terhadap empat faktor atau konstruk dalam penelitian ini secara terpisah dengan bantuan program Amos 4.01. Menurut Hair et al. (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, factor loading ±0.40 dianggap lebih baik dan sesuai dengan rules of thumb yang dipakai para peneliti, dan factor loading ≥ 0.50 dianggap signifikan. Tekanan pendekatan ini adalah practical, not statistical, significance. Confirmatory factor analysis (CFA), berbeda dengan exploratory factor analysis, khususnya digunakan untuk memvalidasi skala-skala pengukuran untuk konstruk-konstruk spesifik dan memberikan peneliti kontrol penuh dalam menspesifikasi indikator-indikator untuk setiap konstruk atau faktor (Hair et al., 1998). Jadi semakin besar nilai absolut factor loading, semakin penting loading tersebut menginterpretasikan konstruknya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas terhadap instrumen (kuesioner) dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat dipercaya, handal dan akurat, bila diukur ulang akan memberikan hasil yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Croncbach Alpha dengan bantuan SPSS for Windows pengujian ini dilakukan pada dua variabel utama yaitu Total Qality management dan kepuasan kerja.

tinjauan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung: 1)

0.8-1.0

= Reliabilitas baik

2)

0.6-0.799

= Reliabilitas diterima 3)

Kurang dari 0.6

= Reliabilitas tidak diterima

3. Analisi Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis profil responden dan tanggapan responden terhadap setiap item pertanyaan yang mengkaji mengenai pengaruh identifikasi organisasi dan komitmen organisai pada kepuasan kerja.

4.Asumsi klasik

a. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini digunakan kolmogorov smirnov jika kolmogorov-smirnov hitung > 0,05, maka sebaran data dikatakan mendekati dsitribusi normal atau normal. Sebaliknya, jika kolmogrov- smirnov < 0,05 maka sebaran data dikatakan tidak mendekati distribusi normal atau tidak normal. (Ghozali, 2005 : 114).

b. Uji Multikolinieritas

terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier. Untuk mengetahui derajat mengetahui derajat multikolinieritas dapat dilihal dengan mengevaluasi nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance inflation factor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinier(Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Runs Tes. Apabila hasil nilai Sig (p) > 0,05; maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika Sig (p) 0,05; maka terjadi autokorelasi (Sugiyono, 2005: 104).

d. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari resiudual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya d. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari resiudual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda (multiple linear regression method ). Analisis didasarkan atas nilai bobot kategori setiap pertanyaan yang menjadi pilihan jawaban responden. Model ini dipergunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel-variabel Kepercayaan Organisasi (

), Fokus Pelanggan ( ), Hadiah dan Pengakuan (X3), Kerja Tim (X4), Budaya Organisasi (X5)

sebagai variabel bebas terhadap variabel kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat. Teknik analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + + b5 X5 + e (Arikunto, 2005:152) Y

= Kepuasan kerja karyawan X1 = Kepercayaan organisasi X2 = Fokus pelanggan

X4 = kerja tim X5 = Budaya organisasi

a = Konstan

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien variabel independen X1 ………….X¬5

e = Standart Error

2. Uji Signifikansi – t (test) Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas (X) secara parsial terhadap variabel terikat (Y). Dengan mengunakan derajat keyakinan 95 %, uji hipotesis regresi secara paarsial dilakukan dengan prosedur

a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif

1) H0 : i = 0 ; menunjukkan bahwa satu atau lebih dari variabel- variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel