Pemerolehan Prefiks Bahasa Indonesia Pada Anak TK Usia 4—5 Tahun di Yayasan Perguruan Markus Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang disepakati oleh suatu kelompok atau
masyarakat tertentu yang digunakan untuk bekerja sama, menyampaikan ide atau
gagasan dan lain sebagainya. Bahasa ini merupakan sebuah alat komunikasi yang
hanya manusia sajalah yang memilikinya, dan ini menjadi ciri yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Setiap anak yang lahir ke dunia telah
dilengkapi oleh sebuah alat yang disebut dengan “Language Acquisition Device”
(LAD), alat inilah yang memungkinkan anak memeroleh bahasa ibunya.
Pada setiap anak yang normal serta sehat jasmani dan rohaninya pastilah
mengalami yang namanya pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa adalah
proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia
memeroleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Chaer, 2003: 167). Proses
pemerolehan bahasa ini terjadi secara alamiah. Pemerolehan bahasa ini tidak sama
dengan pembelajaran bahasa sebab pembelajaran bahasa adalah proses-proses
yang terjadi pada saat seorang anak mempelajari bahasa kedua, pembelajaran ini
diperoleh setelah anak memeroleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya dan
proses ini terjadi secara disadari karena berlangsung dari pengajaran guru dan bisa
juga dari hasil belajar yang dilakukan secara mandiri.
Proses - proses yang berlaku pada waktu seorang anak memeroleh bahasa

ibunya terdiri dari dua jenis yaitu performansi dan kompetensi. Performansi terdiri
dari dua proses yaitu pemahaman dan penerbitan. Proses pemahaman melibatkan
1
Universitas Sumatera Utara

kemampuan

persepsi

(pengamatan),

sedangkan

penerbitan

melibatkan

kemampuan menerbitkan kalimat. Kedua proses ini apabila telah diperoleh anak
akan menjadi kemampuan linguistiknya ( Chaer, 2003: 167).
Anak mulai memasuki peringkat linguistik pertama pada umur kira- kira

satu tahun. Pada umur ini anak sudah dapat menyampaikan sesuatu walaupun
masih berupa satu kata saja. Memasuki usia 4—5 tahun anak sudah mulai
memasuki peringkat kompetensi penuh, pada umur 4—5 tahun ini anak sudah
dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan sintaksis
bahasa ibunya, anak juga sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
kepadanya, pada umur 4—5 tahun anak sudah dapat mendengarkan orang
berbicara dan menanggapi pembicaraan yang dilakukan orang dewasa kepadanya.
Anak usia 4—5 tahun ini sudah dapat menggunakan sintaksis kalimat
bahasa ibunya dengan baik, walaupun belum sesempurna tata bahasa orang
dewasa. Anak usia ini sudah memiliki kosakata yang cukup memadai mengenai
bahasa ibunya, dan telah mampu berinteraksi dan berbicara dengan orang dewasa.
Anak juga sudah mulai mengalami yang namanya percampuran bahasa baik itu
bahasa ragam formal maupun informal yang diperolehnya dari TK. Anak pada
usia 4—5 tahun telah dapat menggunakan prefiks pada kosakata yang memang
wajib menggunakan prefiks, dan apabila prefiks itu tidak wajib untuk digunakan
maka anak akan cenderung meluluhkan prefiks tersebut .
Dardjowidjojo (2000:211) menjelaskan bahwa pada pemerolehan morfologi
umur empat tahun prefiks formal {meN-} dan {ber-} sudah mucul, tetapi
frekuensinya masih sangat rendah. Dalam proses pemunculan prefiks formal


2
Universitas Sumatera Utara

{meN-} tidak hanya terjadi nasalisasi dan pemenggalan, tetapi nasalisasi ini
mengikuti suatu aturan yang tampaknya sudah dikuasai oleh anak. Nasalisasi yang
disertai pemenggalan hanya dilakukan pada verba yang memiliki bentuk
ternasalkan (misalnya, nangis dari menangis). Apabila tidak terjadi peluluhan
nasal maka muncullah prefiks {meN-} secara utuh. Contoh mencair. Muncul kata
mencair menunjukkan bahwa pada diri anak telah tertanam aturan yang sepertinya
mengatakan bahwa “bila {N-} pada {meN-} tidak luluh waktu ditempelkan pada
kata dasar, maka {meN-} dipertahankan”. Aturan ini tampaknya merupakan
jawaban mengapa untuk kata-kata tangkap, potong, dan cabuti anak memakai
bunyi sengau yang terluluhkan sehingga terbentuk verba nangkap, motong, dan
nyabutin sedangkan untuk kata cair anak menurunkan mencair. Prefiks formal
yang lain, {ber-}, baru muncul pada bentuk yang memang wajib memakai prefiks
agar memiliki status verba. Prefiks ini belum muncul bila sifatnya opsional.
Dengan demikian sudah muncul verba seperti berdiri dan berdarah, tetapi belum
ada muncul berjalan atau berlari. Untuk kedua verba ini anak mengucapkan jalan
dan lari.
Dari fenomena tersebut tampak bahwa anak telah memiliki kemampuan

dalam dirinya untuk menggunakan prefiks, hanya saja penggunaan prefiks pada
anak umur 4—5 tahun ini belumlah sesempurna seperti orang dewasa. Hal ini
disebabkan kemampuan anak dipengaruhi oleh biologi, kognitif anak, serta
masukan yang diterimanya dari lingkungannya sehingga kita tidak dapat memaksa
seorang anak untuk melakukan sesuatu yang bersifat kebahasaan, bila biologi
anak tersebut belum memungkinkan.

3
Universitas Sumatera Utara

Dari fenomena tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti pemerolehan
prefiks bahasa Indonesia pada anak usia 4—5 tahun karena keunikan yang
dimiliki seorang anak dalam berbahasa pada usia 4—5 tahun itu dan kemampuan
yang dimiliki anak tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
seorang anak dapat memilah-milah melalui kemampuan yang dimilikinya untuk
menggunakan prefiks pada kata yang memang wajib menggunakan prefiks dan
meluluhkan prefiks pada kata yang sifatnya opsional untuk diberikan prefiks.
Selain itu penelitian mengenai pemerolehan prefiks ini belum pernah ada
yang meneliti sehingga peneliti tertarik untuk mencoba mengangkat objek ini
menjadi objek kajian peneliti. Peneliti menetapkan TK Yayasan Perguruan

Markus sebagai lokasi penelitian karena belum pernah ada yang meneliti
mengenai pemerolehan prefiks bahasa Indonesia di tempat tersebut, dan tempat
tersebut dekat dari rumah peneliti sehingga peneliti dapat intensif dan efisien
untuk melakukan penelitian di sana.

4
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan penelitian ini,
yaitu:
1. Jenis prefiks apakah yang telah diperoleh anak TK usia 4—5 tahun di Yayasan
Perguruan TK Helvetia ?
2. Prefiks apakah yang paling dominan digunakan anak TK usia 4—5 tahun di
Yayasan Perguruan TK Helvetia?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan
yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan pemerolehan prefiks pada anak TK usia 4—5 tahun di
Yayasan Perguruan TK Helvetia?

2. Mendeskripsikan prefiks yang dominan digunakan anak TK usia 4—5 tahun di
Yayasan Perguruan TK Helvetia?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
1. Menambah

wawasan

dan

pengetahuan

pembaca

dalam

memahami

pemerolehan bahasa pada anak usia dini.
2. Dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

dalam bidang psikolinguistik.

5
Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti selanjutnya mengenai
pemerolehan bahasa pada anak usia dini.
2. Dapat mengembangkan khazanah penelitian psikolinguistik.

6
Universitas Sumatera Utara