Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X Sma Negeri Berstandar Nasional Di Kabupaten Karanganyar

SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

Oleh : NITA NUR`AINI

K1208107

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012

SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh : NITA NUR`AINI

K1208107

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012

Tiada yang memiliki kebanggaan kecuali orang yang berilmu, mereka selalu memberikan petunjuk kepada orang yang membutuhkan.

(Ali Bin Abi Thalib)

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak kan pernah cukup Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois

Biar begitu, maafkanlah mereka

Bila engkau mendapat sukses, engkau bakal pula mendapat

teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati Biar begitu, tetaplah meraih sukses (Ibu Teresa)

Berpegang pada kepercayaan dan keyakinan. (Penulis)

Ya Rabb, dengan segala rasa syukurku pada-Mu... Kupersembahkan karya ini sebagai salah satu wujud cinta dan terima kasihku untuk:

Ibunda dan Ayahanda tercinta

Doamu tiada pernah putus, tiada lelah memberikan pengorbanan demi yang terbaik untukku, tiada terbatas cinta dan kasih yang tercurah, terima kasihku untukmu, Ibu, Ayah...

Ken Ndari

Adikku tersayang yang selalu membawa kejutan

dalam setiap lakunya.

Dosen-dosenku di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Segala bekal yang penuh dengan kemuliaan menjadi motivasi dalam perjalanan menuju diriku selanjutnya.

Sahabat- Nur Endah, Taufik, Rina, Nadin, Winda, Siwi, Wiwit, Ndaru, Erma, Wulan, dan semua teman-temanku tersayang) Bersama kalian aku mengukir indahnya dunia baru.

ABSTRAK

Nita Nur`aini, K1208107. PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI

KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.Mei2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar yang meliputi: (1) persepsi guru mengenai pembelajaran menulis argumentasi; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan guru pada siswa; (3) kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi; dan (4) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil sampel di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, persepsi guru mengenai pembelajaran menulis argumentasi terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada praktik dan teori secara berimbang, dan pembelajaran yang berorientasi pada praktik. Kedua, pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi berlangsung secara kooperatif dengan diskusi kelompok, kooperatif dengan media surat kabar, dan kooperatif dengan debat. Ketiga, kendala- kendala yang ditemukan dalam pembelajaran menulis argumentasi meliputi siswa belum dapat membuat paragraf argumentasi sesuai dengan tema, pengungkapan gagasan belum dilakukan secara runtut, siswa kurang paham membedakan jenis paragraf argumentasi dengan jenis paragraf lain, siswa enggan bertanya apabila mengalami kesulitan, siswa kurang memerhatikan penjelasan guru, sumber materi yang dimiliki siswa hanya LKS, siswa kurang aktif saat diskusi, alokasi waktu pembelajaran terbatas, dan belum ada laboratorium Bahasa Indonesiadan LCD di setiap kelas.Keempat, upaya untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi, yaitu siswa melakukan koreksi silang dengan teman semeja, guru menjelaskan materi dengan menunjukkan perbedaan tulisan argumentasi dengan jenis tulisan yang lain, guru berkeliling untuk memeriksa kinerja siswa sekaligus memberikan arahan jika ada siswa yang mengalami kesulitan, siswa berusaha untuk fokus, siswa yang tidak mau aktif saat diskusi ditegur oleh teman satu kelompok, siswa meminjam buku teks di perpustakaan dan mencari sumber materi dari internet maupun televisi, guru mengambil jam materi pembelajaran selanjutnya, dan belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia dan LCD di setiap kelas bukan menjadi kendala yang berarti, siswa dapat belajar dengan strategi dan pembelajaran yang menarik.

Kata kunci: pembelajaran menulis argumentasi, pelaksanaan, kendala, upaya.

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pulalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Karanganyar ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah memberikan persetujuan dalam skripsi ini.

3. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.,selakuKetua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga memberikan persetujuan dalam skripsi ini.

4. Dr. Andayani, M.Pd.,selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi sejak penyusunan, penelitian, hingga skripsi ini selesai.

5. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.,selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, arahan, dan motivasisejak penyusunan, penelitian, hingga skripsi ini selesai.

6. Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang selama ini turut memantau, dan menyemangati peneliti.

7. Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M., selaku kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

8. Drs. Amin Suryadi, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri Karangpandan yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

Karanganyar yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

10. Rohmani, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan informasi dan bantuan dalam penelitian.

11. Sri Muryati, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri Karangpandan yeng telah memberikan informasi dan bantuan dalam penelitian.

12. Lusia Indah Wulandari, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri Karangpandan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

13. Para siswa kelas X SMA Negeri 2Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

14. Keluarga tercinta yang telah membiayai dan menyediakan sarana prasarana selama kuliah dan selalu memberidoa serta semangat setiap saat.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut mendapat pahala dan imbalan dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dan pengajaranBahasa Indonesia.

Surakarta, April2012

Penulis

DAFTAR ISI

c. Perencanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi ...............

d. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi ...............

e. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi ....................

B. Kerangka Berpikir...........................................................................

37 BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................

B. Bentuk Penelitian ..........................................................................

C. Sumber Data ............................................................... ...................

D. Teknik Sampling ........................................................ ...................

E. Pengumpulan Data ........................................................... .............

F. Uji Validitas Data ..........................................................................

G. Analisis Data .................................................................................

H. Prosedur Penelitian.........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. ..

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian .........................................

B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................

46 1.Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Menulis Argumentasi ....

2.Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar ................................................................................

3.Kendala dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar..... ...........................................................................

4.Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam

Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Karanganyar............................................

C. Pembahasan ....................................................................................

Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional Di Kabupaten Karanganyar..... ........................................................................

2. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar.......................

3. Kendala yang Ditemui dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar.........................................

4. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Ditemui dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar.......... 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... ..

A. Simpulan .......................................................................................

B. Implikasi ........................................................................................

C. Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ................................................................... 37

2. Model Analisis Interaktif ........................................................ 44

DAFTAR TABEL

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Menulis di SMA (Semester Genap) .......... .........21

2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval............

3. Rincian Waktu dan Jenis Penelitian..........................................38

4. Nilai Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X....... 71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran....................................... .......... ............

82

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................ ............

84

3.Daftar Nilai Siswa ..................................................... ............ 93

4. Catatan Lapangan Hasil Observasi. ....................... ............

95

5. Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia. ........... ............

103

6.Wawancara dengan Siswa ......................................... ............

117

7. Lampiran Tulisan Argumentasi Siswa ..................... ............

123

8.Surat Izin Menyusun Skripsi. .................................... ............

129

9. Surat Izin Research I. ............................................... ............

130

10. Surat Izin Research II. ............................................ ............

131 132

12. Surat Keterangan P

133

13. Surat Keterangan Pe

134

14.Lampiran Foto. ........................................................ ............

135

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta sebagai penunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenali dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau berinteraksi (Oka dan Suparno, 1994). Nasr (1978) mengartikan bahasa sebagai bagian kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, bahasa merupakan kebiasaan aktivitas bunyi yang berasal dari dari pengalaman manusia (Oka dan Suparno, 1994: 5). Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan.

Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam pengajaran bahasa di sekolah, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling terkait satu dengan yang lain.

Dalam standar isi, pembelajaran bahasa dan sastra diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia juga dijadikan sebagai pengukur kemampuan minimal peserta didik yang mengambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.

keterampilan menulis. Keterampilan ini adalah ketrampilan yang paling sulit jika dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis merupakan keterampilan yang sangat memerlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. Khususnya pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), pembelajaran keterampilan menulis merupakan peningkatan dari jenjang-jenjang sebelumnya. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis untuk dijadikan bekal pada jenjang yang lebih tinggi. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis. Secara umum tujuan pembelajaran keterampilan menulis yaitu siswa dapat mengomunikasikan ide atau gagasan secara tertulis maupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, imaji, aspirasi, dan lain sebagainya.

Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1999) menulis mendatangkan banyak keuntungan yang dapat dipetik. Pertama, dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kedua, dengan kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Ketiga, kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Kelima, melalui kegiatan menulis kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri, secara lebih objektif. Keenam, dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan. Ketujuh, tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kedelapan, kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.

Berbagai tulisan dalam surat kabar menunjukkan bahwa kemampuan menulis para pelajar sangat lemah (Tarigan, 1987). Secara khusus, Iskandarwassid dan Sunendar (2008) menyatakan bahwa kemampuan menulis lebih sulit dikuasai jika dibandingkan kemampuan berbahasa yang lain (mendengarkan, berbicara, dan membaca). Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan.

untuk kelancaran pembelajaran. Siswa diharapkan dapat menyampaikan berbagai informasi dan ide melalui kegiatan menulis, salah satunya adalah dengan pembelajaran menulis argumentasi. Melalui pembelajaran menulis argumentasi, siswa diharapkan tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan, tetapi juga cermat untuk membuat argumen dan menuangkan ide dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Siswa juga harus dapat menyusun dan menghubungkan antarkalimat yang satu dengan yang lain sehingga menjadi suatu karangan yang utuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2011), diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan menulis argumentasi siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis argumentasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis argumentasi; kedua, siswa masih kesulitan dalam menentukan tema atau topik dalam menulis; ketiga siswa kesulitan dalam mencari argumen yang mendukung untuk dikembangkan dalam tulisan argumentasi; keempat siswa merasa kesulitan dalam menetukan langkah- langkah yang tepat untuk menulis argumentasi yang praktis dan mudah; dan kelima guru merasa kesulitan dalam menentukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi menulis argumentasi.

Sebagai pengendali pelaksanaan pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan komponen penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan pendidikan nasional sehingga selalu berubah untuk dikembangkan agar mampu mejawab tantangan perkembangan zaman. Akibat dari kurikulum yang selalu berkembang, sekolah terutama guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan perubahan pengembangan tersebut. Dalam pasal 1 ayat 19 Undang-undang No. 20 Tahun 2003, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana atau pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum diartikan secara luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan Akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum diartikan secara luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan

Gurudalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Peran guru antara lain sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator (Sanjaya, 2008). Begitu kompleksnya peran guru maka mau tidak mau guru harus mampu memenuhinya. Menurut Sagala (2007) guru harus ditempatkan ada posisi utama bukan sekedar pelaksana kurikulum, tetapi harus dilibatkan dalam perancangan kurikulum itu sendiri, hal ini senada dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Selain faktor pendidik, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi salah satu penentu keberhasilan pembelajaran. Sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana yang baik akan memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Terbatasnya sarana dan prasarana dari sekolah pun tentunya akan memberikan hambatan pengembangan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Namun demikian, hal ini bukan berarti dijadikan sebagai alasan untuk tidak mengembangkan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan dengan situasi yang ada. Guru seharusnya mempunyai strategi untuk menyesuaikan pembelajaran dengan materi yang disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Di kabupaten Karanganyar terdapat beberapa SMA, baik yang berstatus negeri maupun swasta. SMA negeri yang ada di Karanganyar memiliki kriteria sebagai sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Kementerian pendidikan nasional menetapkan landasan pembelajaran di sekolah RSBI diperkaya dengan model proses Di kabupaten Karanganyar terdapat beberapa SMA, baik yang berstatus negeri maupun swasta. SMA negeri yang ada di Karanganyar memiliki kriteria sebagai sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Kementerian pendidikan nasional menetapkan landasan pembelajaran di sekolah RSBI diperkaya dengan model proses

Sementara itu, SSN merupakan sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan (SNP). Sedangkan SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan seluruh wilayah hukum NKRI. Sekolah yang berstatus SSN diharapkan memenuhi kriteria SNP yang terdiri dari standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang berstatus RSBI tentu saja berbeda dengan SSN. Salah satu perbedaannya adalah penggunaan bahasa. Sekolah yang berstatus RSBI menggunakan dua bahasa dalam pembelajaran, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan sekolah yang berstatus SSN hanya menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Penggunaan bahasa tentu juga berpengaruh pada tulisan siswa. Tulisan siswa dari sekolah RSBI dinilai lebih banyak mengandung campur kode jika dibandingkan dengan siswa SSN. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong melakukan penelitian mengenai proses pembelajaran di sekolah berstandar nasional. Proses pembelajaran yang diteliti yaitu pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X karena pembelajaran menulis argumentasi terdapat pada kompetensi dasar kelas X. Penelitian ini

KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah persepsi guru kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar mengenai pembelajaran menulis argumentasi? 1. Bagaimanakah persepsi guru kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar mengenai pembelajaran menulis argumentasi?

3. Apa sajakah kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi

siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar?

4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

1. Persepsi guru kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar mengenai pembelajaran menulis argumentasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar.

3. Kendala yang yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar.

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Menambah pustaka keilmuan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi di sekolah menengah atas (SMA) negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Mengetahui kualitas pembelajaran dan kendala-kendala yang timbul dalam pembelajaran keterampilan menulis argumentasi sehingga a. Bagi Sekolah Mengetahui kualitas pembelajaran dan kendala-kendala yang timbul dalam pembelajaran keterampilan menulis argumentasi sehingga

b. Bagi Guru Memberikan gambaran mengenai pembelajaran keterampilan menulis argumentasi yang sesuai dengan kurikulum sehingga dapat dijadikan sebagai referensi peningkatan kualitas proses dan hasil dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis argumentasi.

Siswa dapat mengetahui kemampuannya dalam menerima dan memahami materi pembelajaran keterampilan menulis argumentasi sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi untuk berprestasi terkait hal-hal yang didukung dengan keterampilan menulis argumentasi .

d. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain yang lebih lanjut dengan kajian yang sama sehingga bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan di bidang pendidikan.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa.Nurudin (2010) mengungkapkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.Kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbasa yang bersifat aktif dan produktif (Iskandarwasiid & Sunendar, 2008). Lebih mendalam, Iskandarwassid dan Sunendar (2008) menyatakan bahwa dengan mengungkapkan perasaan atau pikiran secara tertulis, seorang pemakai bahasa akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk mengatur dan mempersiapkan apa yang akan disampaikan. Sesuatu yang akan disampaikan jika diungkapkan dalam bentuk tulisan akan dapat mudah dipahami karena pada saat tulisan itu dibuat, dilakukan juga seleksi-seleksi tentang apa yang hendak diungkapkan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1993). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif karena menulis merupakan kegiatan yang bersifat mengungkapkan, dengan maksud mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan atau perasaan kepada pihak atau orang lain. Menulis adalah proses penuangan gagasan dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan (Lasa, 2005). Dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis, seorang pemakai bahasa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur diri, baik hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya. Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara sistematis. Apabila diungkapkan secara tertulis, pesan tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Demikian pula, pemilihan kata-kata dan Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1993). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif karena menulis merupakan kegiatan yang bersifat mengungkapkan, dengan maksud mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan atau perasaan kepada pihak atau orang lain. Menulis adalah proses penuangan gagasan dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan (Lasa, 2005). Dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis, seorang pemakai bahasa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur diri, baik hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya. Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara sistematis. Apabila diungkapkan secara tertulis, pesan tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Demikian pula, pemilihan kata-kata dan

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis hendaknya memiliki keterampilan dasar yang meliputi: (1) keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang efektif; (2) keterampilan penyajian, yaitu keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf, keterampilan merinci pokok bahasan menjadi subpokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam susunan sistematis; dan (3) keterampilan pewajahan, yaitu keterampilan mengatur tipografi dan memanfaatkan sarana tulis secara efektif dan efisien, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan tersebut saling menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung oleh keterampilan menyimak, membaca, serta berbicara yang baik (Semi, 1990).

Berdasarkan hakikat menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah sebuah proses untuk menuangkan segenap ide yang dituangkan ke dalam bahasa tulis, yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung sehinggga pesan yang disampiakan oleh penulis dapat diterima dan dipahami oleh pembaca.

b. Tahap-tahap Penulisan

Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan yang di dalamnyaterdapat beberapa tahap penulisan. Lebih jelasnya Akhadiah, Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1999) berpendapat bahwa tahap penulisan meliputi tahap prapenulisan, tahappenulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatanutama yang berbeda. Dalam tahap prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yangmengarahkan penulis dalam Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan yang di dalamnyaterdapat beberapa tahap penulisan. Lebih jelasnya Akhadiah, Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1999) berpendapat bahwa tahap penulisan meliputi tahap prapenulisan, tahappenulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap penulisan itu menunjukkan kegiatanutama yang berbeda. Dalam tahap prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yangmengarahkan penulis dalam

Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang di dalamnya mencakup beberapa langkah jika menulis karangan. Langkah pertama, yaitu menentukan topik. Hal ini berarti penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini dapat diperoleh dari berbagai sumber ilmu, pengalaman, dan pengamatan. Seorang penulis dapat menulis tentang pendapat, sikap, atau tanggapan sendiri atau orang lain atau tentang khalayan atau imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan harus selalu berkenaan dengan fakta.

Membatasi topik adalah langkah kedua yang dilakukan dalam tahap prapenulisan.Setelah topik ditentukan, topik perlu dibatasi. Membatasi topik tulisan berarti mempersempit atau memperkecil ruang lingkup pembicaraan dalam penulisan.

Langkah ketiga yang dilakukan dalam tahap prapenulisan adalah menentukan tujuan penulisan. Hal ini penting dilakukan sebelum memulai menulis, tujuan menulis berpengaruh dalam menentukan bentuk, panjang, sifat, dan cara penyajian tulisan. Dengan menentukan tujuan penulisan, penulia akan tahu apa yang akan dilakukan dalam tahap penulisan. Jika tulisan tanpa dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan tulisan itu tanpa arah yang jelas dan besar kemungkinan tidak dipahami pembaca.

Langkah selanjutnya adalah menentukan bahan penulisan. Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yangdipergunakan untuk mencapai data penulisan. Pengumpulan informasi dan data ini perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan pembaca. Bahan yang digunakan dalam penulisan harus sesuai dengan tujuan penulisan.

Langkah terakhir dalam tahap prapenulisan adalah membuat kerangka karangan. Kerangka karangan adalah sebuah topik kerangka yang memuat Langkah terakhir dalam tahap prapenulisan adalah membuat kerangka karangan. Kerangka karangan adalah sebuah topik kerangka yang memuat

Tahap selanjutnya adalah tahap penulisan yangmembahas setiap butir pokok yang ada di dalam kerangka yang disusun. Dalam gagasan mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan bahasa. Dalam hal ini penulis harus menguasai kata-kata yang mendukung gagasan atau ide. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata itu harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif yang selanjutnya kalimat-kalimat tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai tanda baca yang digunakan secara tepat.

Tahap terakhir dalam menulis adalah revisi.Sebuah tulisan perlu dibaca kembali pada tahap ini. Pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi syarat maka selesailah tulisan yang dibuat.

c. Jenis-jenis Tulisan

Terdapat banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan gagasannya dalam sebuah tulisan. Cara yang dipilih tentu akan menghasilkan berbagai bentuk tulisan. Gagasan sebagai substansi dalam karangan dapat disampaikan dan dikembangkan dalam beberapa bentuk yang nanti dapat menjadi penentu jenis sebuah tulisan. Lebih jelasnya Semi (1990) mengemukakan terdapat empat bentuk atau jenis tulisan, yaitu: (1) narasi; (2) deskripsi; (3) eksposisi; dan (4) argumentasi.

Sementara itu, Keraf (2007) membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2) persuasi; (3) deskripsi; (4) narasi; dan (5) argumentasi.

(1990) adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini dipaparkan suatu kejadian atau masalah analitis dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain. Senada dengan pendapat di atas, Djuharie dan Suherli (2001) menjelaskan bahwa eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya.

Eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya adalah untukmengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan (Alwasilah, 2007). Orang yang membaca tulisan eksposisi diharapkan menjadi tahu akan sebuah informasi. Penulis mempunyai sejumlah data dan bukti untuk menjelaskan persoalan dan kejadian natau masalah dengan jelas agar pembaca dapat dengan mudah memahaminya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wiyanto (2006) bahwa tulisan eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan agar pembaca menerima atau mengikuti apa yang dibacanya (Rohmadi, dkk., 2008: 113)

Eksposisi sering digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah, ilmiah populer, dan uraian ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak berusaha memengaruhi pendapat orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa tulisan eksposisi merupakan tulisan yang menginformasikan dan menjelaskan sesuatu yang dapat menambah pengetahuan seseorang atau pembaca.

Jenis tulisan yang kedua adalah persuasi. Persuasi berasal dari kata to persuade yang artinya membujuk atau menyaraknkan. Persuasi menurut pernyataan Rohmadi, dkk (mengutip pendapat Wiyanto, 2006) merupakan gagasan yang disertai dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan pembaca kemudian didikuti dengan ajakan, bujukan, atau rayuan yang Jenis tulisan yang kedua adalah persuasi. Persuasi berasal dari kata to persuade yang artinya membujuk atau menyaraknkan. Persuasi menurut pernyataan Rohmadi, dkk (mengutip pendapat Wiyanto, 2006) merupakan gagasan yang disertai dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan pembaca kemudian didikuti dengan ajakan, bujukan, atau rayuan yang

Keraf (2007) menyatakan bahwa sebuah tulisan persuasi harus bisa menimbulkan kepercayaan pembaca karena kepercayaan pembaca adalah unsur utama dalam persuasi. Tulisan persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain. Persuasi adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian atau kesepakatan melalui kepercayaan. Dari beberapa pendapat mengenai persuasi, dapat disimpulkan bahwa tulisan persuasi adalah tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar pembaca percaya pada tulisan yang telah dibacanya.

Jenis tulisan yang ketiga adalah desripsi. Deskripsi berasal dari kata to describe yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan. Deskripsi adalah karangan yang melukiskan, menggambarkan, memerikan suatu peristiwa atau objek hasil pengindraan dengan menyertakan bukti- bukti kuat sehingga pembaca seolah-olah terlibat di dalamnya secara langsung (Djuharie & Suherli, 2001). Menurut Parera (1993) deskripsi adalah satu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan satu gambaran tentang peristiwa atau kejadian dan masalah. Hal tersebut senada dengan pendapat Wiyanto (2006) bahwa deskripsi bertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, dan peristiwa sehingga pembaca seolah melihat, mendengar, merasakan, atau

113). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disintesis bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang berusaha menyajikan suatu objek agar seolah- olah berada di depan pandangan pembaca berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya.

Jenis tulisan yang keempat adalah narasi. Narasi berasal dari kata to narrate , yaitu bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi (Alwasilah, 2007). Narasi mengungkakan peristiwa yang diceritakan dan disusun secara kronologis, terdapat tokoh-tokoh di dalamnya, dan dapat memperluas pengalaman seseorang. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Rohmadi, dkk., (mengutip simpulan Wiyanto, 2006) bahwa narasi mementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan (2008: 112).

Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Keraf (2007) membatasi narasi sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Pernyataan itu diperjelas dengan menyebutkan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Parera (1993) mengungkapkan narasi merupakan pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah. Daya guna sebuah tulisan narasi adalah apabila pembaca berantusias kepada hal-hal lama yang kemungkinan telah dilupakan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang narasi dapat disintesis bahwa tulisan narasi merupakan tulisan yang mengisahkan suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga dapat menambah pengalaman pembaca.

Jenis tulisan yang kelima adalah argumentasi. Istilah argumentasi berasal dari kata to argue yang memiliki arti membuktikan atau Jenis tulisan yang kelima adalah argumentasi. Istilah argumentasi berasal dari kata to argue yang memiliki arti membuktikan atau

Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima (Nurudin, 2010). Lebih lanjut Podis (1996) menjelaskan bahwa argumen mengacu pada tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca dengan mencantumkan bukti sebagai pendukung tulisannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wiyanto (2006) bahwa tujuan dari argumentasi adalah menyampaikan pendapat atau opini yang disertai dengan bukti, contoh, atau alasan yang sulit untuk dibantah (Rohmadi, dkk., 2008: 114). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disintesis bahwa tulisan argumentasi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan pembaca yang diikuti dengan bukti sebagai pendukung tulisan itu sehingga pembaca dapat menerima argumen dari penulis.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi, persuasi memengaruhi pembaca secara emosi, deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, narasi menekankan peristiwa dari urutan waktu ke waktu, sedangkan argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis.

2. Hakikat Tulisan Argumentasi

a. Pengertian

Istilah argumentasi berasal dari kata argumen. Kata argumen berarti alasan atau bantahan. Dalam konteks ini kata argumen diartikan sebagai suatu Istilah argumentasi berasal dari kata argumen. Kata argumen berarti alasan atau bantahan. Dalam konteks ini kata argumen diartikan sebagai suatu

Menurut Podis (1996), argumen mengacu pada tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca dengan mencantumkan bukti sebagai pendukung tulisannya. Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendiriannya (Nurudin, 2010).

Berkaitan dengan pengertian argumentasi, Keraf (2007) mendefinisikan argumentasi sebagai suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Lebih lanjut Parera (1993) menyatakan bahwa argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Seorang penulis argumentasi berusaha meyakinkan pembaca untuk percaya dan menerima apa yang ditulisnya. Selain itu, penulis argumentasi juga memberikan pembuktian yang objektif.

Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan karena dalam setiap ilmu pengetahuan mempunyai kebenaran- kebenaran yang tertuang dalam data-data. Sejalan dengan pendapat tersebut, Semi (1990) menerangkan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima (Nurudin, 2010).

Dalam berkomunikasi, argumentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota-anggota masyarakat secara keseluruha. Argumentasi merupakan alat pertukaran informasi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subjektif (Keraf, 2007). Pendapat dalam sebuah tulisan argumentasi disampaikan secara teratur dan Dalam berkomunikasi, argumentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota-anggota masyarakat secara keseluruha. Argumentasi merupakan alat pertukaran informasi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subjektif (Keraf, 2007). Pendapat dalam sebuah tulisan argumentasi disampaikan secara teratur dan

b. Ciri dan Dasar Penulisan Argumentasi

Dalam tulisan argumentasi biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut antara lain: (1) ada pernyataan, ide atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; dan (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun tulisan argumentasi diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.

Ciri-ciri penulisan argumentasi menurut Semi (1990) antara lain: (1) bertujuan untuk meyakinkan orang lain; (2) berusaha untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan; mengubah pendapat pembaca; dan (4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian.

Metode manapun yang akan digunakan dalam tulisan argumentasi menurut Keraf (2007) harus sesuai dengan prinsip umum sebuah komposisi, yaitu: (1) pendahuluan; (2) tubuh argumen; dan (3) kesimpulan dan ringkasan. Pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca, dan menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan. Secara ideal pendahuluan harus mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan kepada pembaca tentang fakta-fakta yang digunakan untuk untuk memahami argumentasinya. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang Metode manapun yang akan digunakan dalam tulisan argumentasi menurut Keraf (2007) harus sesuai dengan prinsip umum sebuah komposisi, yaitu: (1) pendahuluan; (2) tubuh argumen; dan (3) kesimpulan dan ringkasan. Pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca, dan menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan. Secara ideal pendahuluan harus mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan kepada pembaca tentang fakta-fakta yang digunakan untuk untuk memahami argumentasinya. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang

Prinsip yang kedua adalah tubuh argumen. Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukakannya itu benar sehingga konklusi yang disimpulkannya juga benar. Hakikat kebenaran dalam argumentasi mencakup persoalan menyediakan jalan pikiran yang benar bagi pembaca sehingga dapat menerima bahwa kesimpulan yang diturunkan juga benar (Keraf, 2007:).

Prinsip ketiga adalah kesimpulan dan ringkasan. Meski tidak mempersoalkan topik apa yang dikemukakan dalam tulisan argumentasi, penulis harus menjaga agar apa yang disimpulkan tetap memelihara tujuan dan menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai dan mengapa konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis. Dalam tulisan- tulisan lain yang tidak dapat dibuat kesimpulan, maka dapat dibuat suatu ringkasan dari pokok-pokok permasalahan yang penting sesuai dengan urutan argumen dalam bentuk tulisan (Keraf, 2007).

3. Pembelajaran Menulis Argumentasi Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)