45 M juga mengkonsumsi obat Paracetamol dan obat gatal yang
dikonsumsi saat sakit saja.
“Saya minum Kaptopril” Baris 8 “Iya, obat Hipertensi, Kaptopril. Itu diminum
sehari dua kali.” Baris 11-12 “Paracetamol kalau pusing, ndak setiap hari
tapi” Baris 92-93 “Ada, apa ya? Lupa saya.” “Iya, tapi kalau udah
nggak gatel nggak minum saya.” Baris 250 dan 252-253
Saat ini ketika tekanan darah M tinggi, M sudah tidak pusing dan tidak merasakan nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh.
“Ndak pusing mbak, mungkin karena sudah biasa tinggi ya jadi ndak pusing” Baris 103-104
“iya mbak jadi linglung saya, banyak pikiran malah jadi linglung pas tinggi.” Baris 107 dan
111 “Ndak nyeri-nyeri juga mbak.” Baris 127
4. Gambaran Aktivitas dan Relasi Sosial
Berdasarkan hasil penelitian, M masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari sendiri. M memiliki tugas di panti, seperti
menyapu dan bercocok tanam. Selain itu, M juga masih bisa melakukan hobinya yaitu menjahit lampin.
“Saya dulu bikin-bikin cempal, buat angkat- angkat tu lho mbak, lampin.” Baris 358-359
“Ya, saya masih bisa beraktifitas seperti biasa.” Baris 259
46
“Ya, bisa sendiri, ada lain-lain kerja lain. Bagian-bagiannya sendiri-sendiri. Bagian nyapu
sendiri lain. Saya cuma nyapu diluar. Sama nanem-nanem. Saya seneng tanem-tanem.”
Baris 261-265
M memiliki hubungan sosial yang baik dengan sesama lansia, perawat, dan pengurus panti. Terkadang terdapat
kesalahpahaman dengan sesama lansia, namun M dapat mengatasi permasalahan itu. Selain itu, M juga memiliki seorang teman dekat
di panti, terkadang M juga bererita mengenai permasalahannya kepada teman tersebut.
“Ya baik, kecentok-centok sedikit kan biasa.” Baris 356
“Baik-baik saja, mbak perawat itu keras tapi nanti lama-lama baik lag. Ya kalau saya, saya
terima itu mbak, ya dari Tuhan kuat ndak.” Baris 362-365
“Ya, kalau kecentok itu sering ya, tapi ya sudah tak ilangin, biasa aja gitu.” Baris 369-370
“Karena cerita-cerita njok gimana gitu. Kadang ada yang saya tegor, kalau pake baju ndak bener
saya tegor, marah “Biar, karepku” hehehe, yasudah kalau ndak mau di tegor ya sudah. Tapi
saya tetep ngomong.” Baris 372-276
“Ya sama simbah ini, ya saya yang deket, cerita itu de’e ngene-ngene...” Baris 391-392
Saat ini, M sudah jarang berkomunikasi dengan keluarga orang tua angkat. Terkadang M mendapat kunjungan dari saudara
angkatnya setiap satu tahun sekali. M bersyukur ketika saudara
47 angkatnya datang menjenguk, jika tidak datang M tidak
mempermasalahkan hal tersebut.
“Iya yang di sidoarum. Ah, paling satu tahun satu kali datang.” Baris 16-17
“Em, sana ndak pernah telepon, saya juga ndak pernah telepon. Kita kan cuma apa. Ada
nomornya tapi saya ndak telepon. Kalau dateng ya syukur kalau ndak dateng ya ndak papa.”
Baris 420-424
“Ya cuma cerita-cerita, terus dia ngasih jajan gitu. Ini udah lama dia ndak dateng, tapi saya
ndak mau tanya. Saya pasrah kok mbak, mau dateng ya syukur, ndak juga ndak papa.” Baris
433-436
M memandang orang tua angkatnya sebagai seseorang yang penuh curiga, hal tersebut membuat M takut kepada orang tua
angkatnya sendiri. Selain itu, M juga memandang orang tua angkat sebagai seorang yang disiplin. Sehingga, dahulu M takut untuk
meminta ijin pergi bersama teman-teman. Selain tinggal dengan orang tua angkat, M juga tinggal dengan tante. M memandang tante
sebagai seorang pelit, sehingga M harus bekerja sendiri untuk membiayai kehidupannya.
“Ya gimana ya, ya mamah angkat saya sleng sih ya, gini sedikit ndak boleh, curiga. Jadi ketakutan
saja saya.” Baris 565-566 “Saya pengen kan pergi sama temen-temen,
jualan. Saya ndak boleh. Nanti banyak-banyak bawa barang orang nanti ilang. Ndak percaya
gitu sama saya. Baris 571-574 “E, disiplin bener dia, ndak beli ini, ndak beli itu.
Keluar dikit sangkanya mau ngapa. Ya baik sih
48
baik, tapi ya gitu. Orang lain, ndak sama sih ya hehe...” Baris 591-594
“Itu tante saya pelit sekali, jadi saya mesti cari sendiri kan.” Baris 474-475
5. Perilaku unik yang ditemukan pada lansia yang mengkonsumsi obat-obatan medis