38 namun tidak mengajar
lagi, dan menjadi ibu rumah tangga.
Alasan tinggal di
panti M tinggal di panti
karena tidak cocok tinggal dengan keluarga
angkat sehingga M memutuskan untuk
tinggal di Panti. H tinggal di Panti
karena sudah tidak memiliki sanak saudara.
H masuk ke Panti dibantu oleh pihak
gereja.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Narasi a. Informan I M
1. Gambaran Permasalahan yang Dihaapi
Berdasarkan hasil
penelitian, terdapat
beberapa permasalahan yang datang dari luar diri atau dari lingkungan M.
Pertama adalah M tidak memiliki kecocokan dengan orang tua angkatnya. Dimana sejak usia 5 tahun, M sudah berpisah dari
orang tua kandungnya dan tinggal dengan orang tua angkat. Saat tinggal dengan orang tua angkat, M memutuskan untuk pergi dari
rumah karena menurut M, ibu dan saudara angkatnya tidak menyukai M. Hal-hal tersebut yang membuat M kepikiran, M
merasa sendiri walaupun ada orang tua angkat.
“Iya umur 20 tahun, ya karena pikirannya sudah umur 20 tahun keluar dari rumah, mamah angkat
saya, ya gitu ya. Gimana ya, mamah saya gak seneng gitu, jadi saya ikut orang. Itukan pikiran,
gimana kok saya hidup sendiri. Sampai sekarang
39
anak-anaknya sama saya masih gimana gitu, ya jadi saya masuk di panti.” Baris 47-54
“kan orang tua kita pensiun, papa angkat saya pensiun di Lampung. Terus saya sama anaknya,
tapi anaknya direbut. Terus saya bilang, kalau saya tidak boleh disini saya ikut orang saja. Ya
silahkan sana mamah saya bilang begitu. Gak lama saya bilang, saya mau ke Magelang, saya
mau ke magelang mau cari saudara mama saya.” Baris 293-300
“Ya, itu ya dari saya keluar dari orang tua itu ya pikiran gitu. Kok saya hidup sendiri, ada orang
tua angkat kok saya sendiri. Nah saya tinggal dirumah nggak cocok sama mamah.” Baris 195-
198
Selain itu, M menyatakan bahwa ia ingin sekali bertemu dengan orang tua kandungnya. Selain itu, M menyatakan bahwa
ia hidup sendiri tidak ada yang mendampingi dan tidak tempat untuk bersandar seperti keluarga.
“Saya pernah merasa sakit hati pas liat ada anak yang digandeng sama mamah dan papanya. Saya
ingin sekali mbak, bisa digandeng orang tua kandung. Tapi, saya pasti bertemu lagi dengan
orang tua saya nanti ya mbak.” Baris 621-625
“Ya dengan berjalannya hari, karena pikirannya kacau ya naik. Gimana kok saya hidup sendiri
begini. Ndak ada yang dampingin, nggak ada orang tua jadi kepikiran terus. Lama-lama naik
dikit-dikit.” Baris 65-69 “Nah begitulah penderitaan saya, karena itu
saya banyak pikiran mulai disitu mulai naek. Masih muda pikir hidup saya gimana, orang tua
seperti itu jadi mau nggak mau kepikiran saya
40
juga tidak berkeluarga njuk bersandar sama siapa?” Baris 317-322
2. Gambaran Kondisi Psikologis a. Kognisi