IV.2 Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pada efisiensi penyisihan BOD pada bak Klarifier
Kemampuan penyisihan BOD dengan pengolahan menggunakan Step Aerasi secara berkelanjutan, yang memvariasikan debit dan rasio resirkulasi. Di bawah ini
adalah data hasil dari penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel. 4. 2. Data Hasil Analisa dan Efisiensi penurunan BOD
Q Rasio Resirkulasi
mlmnt Hasil Analisa Mgltr
Efisiensi Penyisihan
20 25 30 20 25
30 100 51
150 548 97
93 75
150 71
350 598
96 84
73
200 84 400
648 96
82 71
250 100 450
698 95
80 69
300 135 499
748 94
77 66
Sumber : Hasil Penelitian Pada tabel 4. 2 dengan debit aliran 100 mlmnt nilai BOD sebesar 51 mgl
merupakan hasil yang paling baik pada penelitian ini dengan rasio resirkulasi 20 dan efisiensi penyisihan sebesar 97 , jika dibandingkan dengan debit aliran 150
mlmnt nilai BOD sebesar 71 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 96 , debit aliran 200 mlmnt nilai BOD sebesar 84 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 96
, debit alitan 250 mlmnt nilai BOD sebesar 100 mgl dengan efisiensi penyisihan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebesar 95 dan debit aliran 300 mlmnt nilai BOD sebesar 135 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 94 dengan rasio resirkulasi 20 .
Dari tabel 4. 2 dapat dijelaskan bahwa penyisihan kandungan BOD selalu naik sebanding dengan naiknya debit Q influent pada bak Klarifier. Hal ini disebabkan
karena semakin bertambah besar debit influent pada bak Klarifier maka semakin kecil pula waktu detensinya, dengan waktu detensi yang pendek maka kesempatan
bakteri untuk berkontak dengan bahan organik makin singkat sehingga effisiensi penguraiannya semakin rendah japan sewage work assosiation, 2008.
Sedangkan pada proses biologis secara aerob diperlukan waktu yang optimum dalam melakukan proses biodegradable, terutama pada waktu kontak dengan
oksigen pada bak Aerasi dan apabila waktunya terlalu lama maka akan terjadi titik maksimum dimana penyisihan kandungan BOD tidak akan bertambah lagi dan
waktu yang optimum pada bak Aerasi adalah 2-6 jam dengan effisiensi penyisihan kandungan BOD 100 sedangkan waktu detensi pada penelitian yang telah
dilakukan adalah 2 jam sehingga penyisihan kandungan BOD yang diperoleh pada bak Klarifier adalah 748 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 66 hal ini
disebabkan terlalu singkatnya waktu kontak pada bak Aerasi menyebabkan kurang effektifnya mikroorganisme dalam menguraikan bahan-bahan organik pada air
limbah Fahamsyah,2004. Pada Tabel 4. 2 dengan berbagai variasi debit aliran terlihat pada debit antara 100
mlmenit dan 150 mlmenit pada rasio resirkulasi 25 kenaikan BOD naik cukup tajam hal ini disebabkan karena pada fase ini bakteri tidak dapat mengurai bahan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
organik pada lindi yang disebabkan tidak optimalnya waktu detensi dalam proses aerasi, sehingga bakteri tidak dapat maksimal dalam menguraikan kandungan
organik. Sedangkan pada debit 100 mlmenit sampai 300 mlmenit dalam angka rasio resirkulasi 20 bakteri dalam menguraikan kandungan organik memiliki kondisi
yang maksimum, didalam bakteri pada saat itu mengalami fase keseimbangan antara nutrient dengan oksigen sehingga nilai effluent penurunan BOD stabil.
Efisiensi Penyisihan BOD
60 70
80 90
100
100 150
200 250
300
Debit mlmnt E
fi s
ie n
s i P
e n
y is
ih a
n
20 Resirkulasi 25 Resirkulasi
30 Resirkulasi
Gambar 4.1.Grafik Hubungan antara efisiensi penurunan BOD dengan rasio resirkulasi pada variasi debit aliran
Pada grafik 4.1 dengan debit aliran 100 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 97 merupakan hasil yang paling baik pada penelitian ini dengan rasio
resirkulasi 20 , jika dibandingkan dengan debit aliran 150 mlmnt nilai effisiensi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penyisihan sebesar 96 debit aliran 200 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 96 debit aliran 250 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 95 debit aliran 300
mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 94 dengan rasio resirkulasi 20 , Penyisihan turun sesuai dengan bertambahnya laju aliran air lindi.
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada resirkulasi 20 hasil terbaik didapat pada debit 100 mlmnt, akan tetapi pada debit selanjutnya hasil yang
diperoleh mengalami penurunan nilainya namum nilainya tidak terlalu tajam hal ini disebabkan oleh faktor bakteri yang mengalami fase peralihan dari Stationary phase
yaitu fase dimana jumlah bakteri yang mati dan yang tumbuh mulai berimbang sehingga terjadi situasi yang konstan, beralih ke Endogenous Phase yaitu fase dimana
jumlah makanan banyak yang sudah dipergunakan sehingga jumlah kematian akan lebih banyak dari pada yang tumbuh.
Untuk resirkulasi 25 terjadi penurunan efisiensi penyisihan yang cukup tajam dimana terjadi di debit 100 mlmnt menuju debit 150 mlmnt, hal ini
disebabkan pada debit tersebut masih terjadi situasi dimana bakteri banyak yang mengalami kematian akibat kekurangan makanan, namun pada debit selanjutnya nilai
penurunannya tidak setajam pada debit 100 mlmnt menuju 150 mlmnt hal ini dikarenakan bakteri memasuki lag phase.
Untuk resirkulasi 30 nilai efisiensi penyisihan masih mengalami penurunan akan tetapi tidak seperti resirkulasi 25 dikarenakan bakteri mengalami Lag Phase
yaitu dimana bakteri yang baru lahir mengalami fase adaptasi terhadap situasi yang baru.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
IV.3 Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pada efisiensi Penyisihan COD pada bak Klarifier