Pertumbuhan Bakteri Aerob TINJAUAN PUSTAKA

oksigen yang dihasilkan. Untuk mencapai hasil yang terbaik, kolam diaduk secara periodik dengan pompa atau surface aeration. Prinsip pengolahan ini adalah bahan organik yang terlarut didalam air dioksidasi oleh bakteri dengan menggunakan oksigen yang dihasilkan oleh algae yang tumbuh disekitar permukaan air. Untuk kelangsungan proses, bakteri membutuhkan oksigen didalam jumlah yang cukup, dan biasanya karena DO didalam air tidak mencukupi, sumber lain didapatkan dengan cara fotosintesis oleh mikro algae. beberapa perbedaan antara proses anaerobik dengan aerobik : 1. Proses anaerobik dapat menggunakan CO 2 dan tidak membutuhkan oksigen. 2. Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur. Energi yang dihasilkan bakteri anaerob relatif rendah. Sebagian besar energi didapat dari pemecahan substrat yang ditemukan dalam hasil akhir, yaitu CH 4. 3. Penguraian anaerobik lebih lambat pada umumnya: 40-60 hari maka untuk mengatasinya adalah melakukan pengolahan aerobik, juga sensitif terhadap senyawa toksik. Start up membutuhkan waktu yang lama.

II.3 Pertumbuhan Bakteri Aerob

Bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Lebih dari 300 jenis baktri yang dapat ditemukan dalam lumpur aktif. Bakteri tersebut bertanggung jawab Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terhadap oksidasi material organik dan tranformasi nutrien, dan bakteri menghasilkan polisakarida dan material polimer yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi. Karena tingkat oksigen dalam difusi terbatas, jumlah bakteri aktif aerobik menurun karena ukuran flok meningkat. Bagian dalam flok yang relatif besar membuat kondisi berkembangnya bakteri anaerobik seperti metanogen, kehadiran metanogen dapat dijelaskan dengan pembentukan beberapa kantong anaerobik didalam flok atau dengan metanogen tertentu terhadap oksigen. Oleh karena itu lumpur aktif cukup baik dan cocok untuk material bibit bagi pengoperasian awal reaktor anaerobik. Tabel 2. II. Distribusi Bakteri Heterobik dalam Lumpur Aktif Standard GENUS KELOMPOK PERSENTASI DARI TOTAL ISOLAT Comamonas - Pseudomonas Alkaligenes Pseudomonas Kelompok Florescent Paracoccus Unidentified gram negative rods Aeromomas Flavobacterium – Cytophaga Bacillus Micrococcus Coryneform Arthrobacter Aureobacterium – Microbacterium 50 5,8 1,9 11,5 1,9 1,9 13,5 1,9 1,9 5,8 1,9 1,9 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Pertumbuhan Bakteri Tersuspensi Tercampur Suspended Growth Proses pengolahan biologis dengan menggunakan bakteri tercampur bertujuan untuk menurunkan kandungan organic atau kandungan lain dari air buangan menjadi gas dan partikel tersuspensi. Proses pertumbuhan bakteri tersuspensi telah banyak dioperasikan di industri dengan menggunakan metode pemisahan konsentrasi oksigen aerasi. Pereaksi yang digunakan adalah bahan organic dan lumpur – lumpur organik. Proses pertumbuhan bakteri tersuspensi yang paling umum digunakan dalam pengolahan air buangan adalah Lumpur aktif, aerated lagoon dan aerobic digestion. 2. Pertumbuhan Bakteri Lekat Attached Growth Proses pengolahan biologis dengan menggunakan bakteri lekat digunakan pada suatu media untuk mengubah kandungan organik atau kandungan lain dalam air buangan. Bakteri ini menggabungkan diri pada beberapa perantara padat diantaranya bebatuan karang, arang atau bahan – bahan yang didesain khusus sebagai media tumbuh seperti keramik atau plastik. Pada proses penggabungan dalam suatu media, bakteri akan berkembang untuk mendegradasi air buangan sehingga membentuk suatu lapisan tebal lendir yang disebut biofilm Wardhani, 2005. Bakteri diperlukan untuk menguraikan bahan organik yang ada dalam air limbah. Oleh karena itu diperlukan jumlah bakteri yang cukup untuk menguraikan bahan – bahan tersebut. Bakteri itu sendiri akan berkembang baik apabila jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. makanan yang terkandung didalamnya cukup tersedia, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara konstan. Proses pertumbuhan bakteri dibagi dalam 6 fase yaitu Reynold,1996 : 1. Fase Lag Lag Phase Pada permulaannya bakteri berbiak secara konstan dan agak lambat pertumbuhannya karena adanya suasana baru pada air limbah tersebut. 2. Fase Akselerasi Acceleration Phase Setelah beberapa jam berjalan maka bakteri mulai tumbuh berlipat ganda. 3. Fase Log Log Phase Setelah fase akselerasi berakhir maka terdapat bakteri yang tepat dan bakteri yang terus meningkat jumlahnya dan sangat cepat. Selama log phase diperlukan banyak persediaan makanan, sehingga pada suatu saat terdapat pertemuan antara pertumbuhan bakteri yang meninggkat dan penurunan jumlah makanan yang terkandung didalamnya. 4. Declining Growth Phase Setelah fase log berjalan terus, maka akan terjadi keadaan dimana jumlah bakteri dan makanan tidak seimbang. Pada akhirnya makanan akan habis dan kematian bakteri akan terus meningkat. 5. Statinary Phase Suatu keadaan dimana jumlah bakteri yang mati dan tumbuh mulai berimbang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6. Endogenous Phase Setelah jumlah makanan habis dipergunakan, maka jumlah kematian akan lebih besar dari jumlah pertumbuhannya dan pada saat ini bakteri menggunakan energi simpanan ATP untuk pernafasanya sampai ATP habis yang kemudian akan mati Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik prtumbuhan bakteri pada reaktor. ` penurunan adaptasi percepatan pertumbuhan seimbang pertumbuhan kematian Log Time Gambar 2.6. Kurva Pertumbuhan Bakteri Reynold,1996

II.4. Landasan Teori