Umum HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Umum

Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Effisiensi penurunan BOD, COD dan TSS yang dilakukan secara biologis aerob dengan berbagai variasi debit aliran dan ratio resirkulasi terhadap penurunan BOD, COD dan TSS. Limbah yang digunakan adalah air lindi TPA Benowo dengan karakteristik sebagai berikut. Tabel 4. 1 Tabel Analisa Awal dan baku mutu Parameter Analisa pendahuluan Aerasi I Aerasi II Klarifier Baku Mutu pH 8,3 - - - 6 – 9 Suhu 25º C - - - - BOD 2267 mglt 650 mglt 250 mglt 51 mglt 150 mglt COD 3488 mglt 752 mglt 376 mglt 65 mglt 300 mglt TSS 6000 mglt - - 1200 mglt 200 mglt Sumber : SK Gubernur Jawa Timur NO. 45 Tahun 2002 Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa keadaan lindi sebelum mengalami pengolahan memiliki nilai BOD, COD dan TSS yang jauh berada di atas baku mutu yang telah ditentukan sehingga air lindi sangat perlu diproses atau diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. Hal ini disebebkan lindi di TPA benowo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. merupakan air yang dihasilkan oleh dekomposisi sampah organik dan sampah anorganik yang berasal dari sampah seluruh wilayah Surabaya dimana sampah yang dihasilkan beraneka ragam jenisnya. Namun apabila hal ini terus menerus dibiarkan tanpa adanya tindakan lanjutan maka akan menimbulkan pencemaran air tanah di sekitar lokasi karena kandungan kimianya yang sangat besar. Selain itu pencemaran udara dapat terjadi akibat bau busuk yang dihasilkan oleh lindi yang terkomposisi sehingga proses dekomposisi sampah juga terhambat. Untuk itu lindi dalam jumlah yang besar dapat mencemari lingkungan sekitarnya karena bagian dasar dari timbunan sampah ini hanyalah tanah biasa sehingga memungkinkan terjadi perembesan lebih lanjut. Apabila air lindi merembes ke dalam sampah yang sedang mengalami pembusukan, maka unsur – unsur kimia dan bahan – bahan biologis hasil pembusukan tersebut akan ikut terbawa, ini berarti komposisi air lindi tergantung pada jenis sampah dan aktivitas fisis, kimia dan biologis dalam timbunan sampah. Pada proses pengolahan lindi dengan sistem aerasi bertingkat perlu dilakukan proses Aklimatisasi, dimana proses aklimatisasi ini dijadikan sebagai acuan langkah selanjutnya. Dalam proses aklimatisasi ini beban limbah yaitu lindi diharapkan turun minimal 50 dan apabila beban limbah telah turun 50 maka dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu reaktor dapat dijalankan dan sampel dapat dianalisa setelah dilakukan pengolahan dengan sisten aerasi bertingkat tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Proses aklimatisasi pada sistem aerasi bertingkat dilakukan dengan perbandingan sebagai berikut : Tabel 4.1.1 Tabel Aklimatisasi Perbandingan lindi dengan seeding Hasil analisa COD 2 : 1 Bak aerasi I Bak aerasi II Hari 1 3178 mgl 2613 mgl Hari 2 2585 mgl 2296 mgl Hari 3 1919 mgl 1820 mgl Hari 4 752 mgl 376 mgl Sumber : hasil penelitian Dari Tabel 4.1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa proses aklimatisasi pada sistem aerasi bertingkat diawali dengan perbadingan air lindi dan seeding sebesar 2 : 1. pada hari pertama diperoleh hasil COD yaitu pada bak aerasi I sebesar 3178 mgl dan di bak II sebesar 2613 mgl, namun hasil ini belum memenuhi ketentuan yaitu beban limbah lindi awal harus turun sebesar 50 , jadi proses tersebut dibiarkan hingga hari ke 2, dan pada hari ke 2 diperoleh hasil COD yaitu di bak I sebesar 2585 mgl dan di bak II sebesar 2296 mgl, namun hasil ini masih belum memenuhi ketentuan sehingga tidak dilakukan langkah apa – apa dan pada hari ke 3 diperoleh hasil COD yaitu pada bak aerasi I sebesar 1919 mgl dan di bak aerasi II sebesar 1820 mgl, akan tetapi hasil ini belum menunjukkan penurunan kandungan lindi awal sebesar 50 jadi tidak perlu dilakukan langkah apa – apa sebagai langkah agar bakteri dapat beradaptasi pada reaktor, sehingga pada hari ke 4 diperoleh hasil COD Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yaitu pada bak aerasi I sebesar 752 mgl dan di bak aerasi II sebesar 376 mgl sehingga hasil ini telah sesuai dengan ketentuan yaitu beban lindi harus turun sebesar 50 , jadi disimpulkan bahwa reaktor dengan sistem aerasi bertingkat dapat dioperasikan dan limbah lindi hasil pengolahannya dapat dianalisa. Pada Tabel 4.1 diatas merupakan keterangan selanjutnya dari proses aklimatisasi dimana setelah beban lindi turun sebesar 50 dilakukan analisa lanjutan dimana diperoleh hasil yaitu pada bak aerasi I nilai BOD yang diperoleh sebesar 650 mgl dan nilai COD sebesar 752 mgl sedangkan di bak aerasi II nilai BOD sebesar 250 mgl dan nilai COD sebesar 376 mgl, untuk di bak klarifier diperolah hasil yaitu nilai BOD sebesar 51 mgl, nilai COD sebesar 65 mgl dan TSS sebesar 1200 mglt. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IV.2 Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pada efisiensi penyisihan BOD pada bak Klarifier