Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Lumpur Aktif Aerasi

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari proses Lumpur aktif adalah : 1. Pada proses Lumpur aktif dapat menghasilkan effluet yang baik. 2. Menurut Grady Lim, 1980 Sistem terkontrol melalui penyesuaian jumlah lumpur yang dibuang operator bisa mengontrol umur lumpur untuk mencapai kualitas effluent yang diinginkan Fahamsyah, 2004.

II.4.2. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Lumpur Aktif

a. Waktu Detensi Waktu detensi adalah lamanya waktu kontak antara air lindi yang diolah dengan mikroorganisme didalam reaktor. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini agar dapat mengatasi debit air buangan yang besar. b. Debit Resirkulasi Resirkulasi lumpur bertujuan untuk mengembalikan lumpur yang berada dalam bak pengendap reaktor. Besar debit resirkulasi ditetapkan berkisar 10 - 30. c. Umur Lumpur Menurut penelitian yang dilakukan oleh Salpanich 1978, pada umur lumpur lumpur antara 5 sampai dengan 10 hari mikroorganisme berada dalam keadaan superior atau paling baik Fahamsyah, 2004. d. Oksigen Terlarut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Konsentrasi oksigen terlarut mempunyai pengaruh penting pada proses activated sludge. Hal ini berkaitan dengan laju pertumbuhan bakteri yang diperlukan pada proses activated sludge. Untuk mengoptimalkan proses konsentrasi oksigen terlarut dijaga tidak kurang dari 2 mgl. e. Temperatur Temperatur mempengaruhi produksi lumpur sisa kebutuhan oksigen. Secara umum temperatur akan berjalan dengan sempurna pada temperature 5- 30°C. f. pH proses activated sludge dipengaruhi oleh pH yang bekerja, hal ini berkaitan dengan laju pertumbuhan bakteri yang diperlukan pada prosea tersebut. pH antara 6,5 – 7,5 merupakan pH optimal untuk pertumbuhan bakte

II.4.3. Aerasi

Aerasi banyak dilakukan pada proses pengolahan limbah cair. Adapun maksud dari tujuan dari aerasi pada proses pengolahan limbah cair adalah untuk mensuplay oksigen pada mikroorganisme dan memindahkan karbondioksida dan untuk meremoval hidrogen sulfite, metan dan berbagai bahan organik terlarut penyebab rasa dan bau. Semua hal ini pada akhirnya akan mempercepat proses pengolahan limbah. Aerator baik yang dilengkapi dengan propeller maupun yang tidak menggunakan propeller banyak digunakan sebagaian besar proses pengolahan limbah cair. Prinsip dasar dari aerasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Tingkat kebutuhan oksigen dari mikroba yang dipakai 2. Jumlah oksigen yang dapat ditransfer dari gelembung udara dari cairan Pada cairan yang tidak kental, aerasi dapat dilakukan dengan mudah. Penelitian mengenai aerasi pertama kali dilakukan oleh Cooper 1944, dengan mempublikasikan hasil penelitian mengenai hasil pengukuran absorbs oksigen dalam larutan sulfit pada kolom gelembung. Penelitian ini kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti lainnya. Secara umum kadar oksigen yang terlarut untuk proses aerobik harus dijaga minimum 2 mglt. Akumulasi inhibitor akan memperlambat laju pertumbuhan bakteri, hal ini akan membawa bakteri memasuki fase stasioner. Selama fase ini, laju pertumbuhan bakteri sebanding dengan laju kematian bakteri dan tidak ada peningkatan dalam jumlah bakteri. Pada akhirnya, Penguraian nutrien dan adanya produk toksik yang akan menghentikan pertumbuhan dan jumlah populasi bakteri, serta penurunan aktivitasnya. Air limbah domestik mempunyai rasio C:N:P sebesar 100 : 5 :1, yang mencukupi untuk kebutuhan sebagian besar mikroorganisme. Bahan organik dalam air limbah terdapat dalam bentuk terlarut, koloid, dan fraksi partikel.bahan organik terlarut sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme heterotrophic dalam mixed liquor. Bahan organic ini cepat hilang oleh adsorpsi dan proses flokulasi, dan juga oleh absorpsi dan oksidasi oleh mikroorganisme. Aerasi dalam beberapa jam dapat membuat perubahan dari BOD terlarut menjadi biomassa mikrobial. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Aerasi mempunyai dua tujuan : 1 Memasok oksigen bagi mikroorganisme aerobik 2 Menjaga Lumpur aktif agar selalu konstan teragitasi untuk melaksanakan kontak yang cukup antara flok dengan air limbah yang baru datang pada system pengolahan limbah. Konsentrasi yang cukup juga diperlukan untuk aktifitas mikroorganisme heterotrophic dan autotrophic, khususnya bakteri nitrit. Tingkat oksige terlarut harus antara 0,5 – 0,7 mgl. proses nitrifikasi berhenti jika oksigen terlarut dibawah 0,2 mgl.

II.4.4. Step Aerasi