Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pada efisiensi Penyisihan COD pada bak Klarifier

IV.3 Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pada efisiensi Penyisihan COD pada bak Klarifier

Kemampuan penyisihan COD dengan pengolahan menggunakan Step Aerasi secara berkelanjutan, yang memvariasikan debit dan rasio resirkulasi. Di bawah ini adalah data hasil dari penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel. 4. 3. Data Hasil Analisa dan Efisiensi penurunan COD Q Rasio Resirkulasi mlmnt Hasil Analisa Mgltr Efisiensi Penyisihan 20 25 30 20 25 30 100 65 220 1457 98 94 58 150 80 624 1636 97 82 53 200 87 659 1666 96 81 52 250 127 972 1940 96 72 44 300 193 1188 2215 94 69 36 Sumber : Hasil Penelitian Pada tabel 4. 3 dijelaskan bahwa debit aliran 100 mlmnt nilai COD sebesar 65 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 98 , merupakan hasil yang paling baik pada penelitian ini dengan rasio resirkulasi 20 . jika dibandingkan dengan debit aliran 150 mlmnt nilai COD sebesar 80 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 97 , debit aliran 200 mlmnt nilai COD sebesar 87 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 96 , debit alitan 250 mlmnt nilai COD sebesar 127 mgl dengan efisiensi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penyisihan sebesar 96 , debit aliran 300 mlmnt nilai COD sebesar 193 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 94 dengan rasio resirkulasi 20 . Dari tabel 4. 3 dapat dijelaskan bahwa kandungan COD selalu naik sebanding dengan naiknya debit Q influent pada bak Klarifier. Hal ini disebabkan karena semakin bertambah besar debit influent pada bak Klarifier maka semakin kecil pula waktu detensinya dengan waktu detensi yang pendek maka kesempatan bakteri untuk berkontak dengan bahan organik makin singkat sehingga effisiensi penguraiannya semakin rendah japan sewage work assosiation, 2008. Sedangkan pada proses biologis secara aerob diperlukan waktu yang optimum dalam melakukan proses biodegradable, terutama pada waktu kontak dengan oksigen pada bak aerasi dan apabila waktunya terlalu lama maka akan terjadi titik maksimum dimana penyisihan kandungan COD tidak akan bertambah lagi dan waktu yang optimum pada bak aerasi adalah 2 - 6 jam dengan effisiensi penyisihan kandungan COD 100 sedangkan waktu detensi pada penelitian yang digunakan adalah 2 jam sehingga penyisihan kandungan COD yang diperoleh adalah 2215 mgl dengan efisiensi penyisihan sebesar 36 , hal ini disebabkan terlalu singkatnya waktu kontak pada bak aerasi menyebabkan kurang effektifnya mikroorganisme dalam menguraikan bahan-bahan organik pada air limbah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Efisiensi Penyisihan COD 25 50 75 100 100 150 200 250 300 Debit m lm nt Ef is ie n s i P e n y is ih a n 20 Resirkulasi 25 Resirkulasi 30 Resirkulasi Gambar 4.2.Grafik Hubungan antara efisiensi penurunan COD dengan rasio resirkulasi pada variasi debit aliran Pada grafik 4.2 dengan debit aliran 100 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 98 merupakan hasil yang paling baik pada penelitian ini dengan rasio resirkulasi 20 , jika dibandingkan dengan debit aliran 150 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 97 , debit aliran 200 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 96 , debit alitan 250 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 96 , debit aliran 300 mlmnt nilai effisiensi penyisihan sebesar 94 dengan rasio resirkulasi 20 , Penyisihan turun sesuai dengan bertambahnya laju aliran air lindi. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada resirkulasi 20 hasil terbaik didapat pada debit 100 mlmnt, akan tetapi pada debit selanjutnya hasil yang diperoleh mengalami penurunan nilainya namum nilainya tidak terlalu tajam hal ini disebabkan oleh faktor bakteri yang mengalami fase peralihan dari Stationary Phase Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yaitu fase dimana jumlah bakteri yang tumbuh dan bakteri yang mati mulai seimbang sehingga terjadi situasi yang konstan, beralih ke Endogenous Phase yaitu fase dimana jumlah makanan habis dipergunakan sehingga jumlah bakteri yang mati lebih banyak dari pada yang tumbuh. Untuk resirkulasi 25 terjadi penurunan efisiensi penyisihan yang cukup tajam dimana terjadi di debit 100 mlmnt menuju debit 150 mlmnt dimana efisiensi penyisihan di nilai 94 turun menjadi 82 , hal ini disebabkan pada debit tersebut masih terjadi situasi dimana bakteri banyak yang mengalami kematian akibat kekurangan makanan, namun pada debit selanjutnya nilai penurunannya tidak setajam pada debit 100 mlmnt menuju 150 mlmnt hal ini dikarenakan bakteri telah mengalami Lag phase. Untuk resirkulasi 30 nilai efisiensi penyisihan masih mengalami penurunan yang cukup tajam dimana awalnya dengan nilai efisiensi penyisihan sebesar 69 turun menjadi 58 hal ini dikarenakan salah satunya keadaan lindi yang terlalu pekat sehingga mempengaruhi kemampuan bakteri dalam proses penurunan COD, selain itu juga terjadi proses dimana bakteri masih mengalami proses adaptasi sehingga belum dapat menurunkan COD secara maksimal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IV.4 Pengaruh Varibel Debit dan Rasio Resirkulasi pads efisiensi Penyisihan TSS pada bak Klarifier