Mobilitas Sosial
55 2.
Mobilitas Sosial Vertikal
Berbeda dengan mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan individu atau objek sosial dari satu
kedudukan ke kedudukan lain yang sifatnya tidak sederajat. Dalam sosiologi dikenal dua bentuk mobilitas sosial berdasarkan arahnya,
yaitu social climbing dan social sinking.
a. Social Climbing Mobilitas Sosial Vertikal Naik
Mobilitas ini berlangsung manakala terjadi peningkatan keduduk- an sosial seseorang dalam masyarakat. Contoh hampir dua puluh
tahun Pak Joko bekerja di sebuah perusahaan sepatu. Oleh karena prestasi dan hasil kerja yang bagus, Pak Joko diangkat menjadi
kepala bagian. Mobilitas vertikal naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
1 Masuknya orang-orang berstatus sosial rendah ke dalam
lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya, seorang pegawai biasa dinaikkan kedudukannya untuk mengisi jabatan manajer
yang kosong.
2 Terbentuknya suatu lapisan sosial baru yang lebih tinggi. Misalnya, sejumlah tukang becak sepakat membentuk suatu
perkumpulan dan mereka menunjuk salah satu rekan mereka untuk menjadi ketua.
b. Social Sinking Mobilitas Sosial Vertikal Menurun
Berbeda dengan gerak sosial vertikal naik, gerak sosial vertikal menurun ini berlangsung manakala terjadi perpindahan
kedudukan sosial seseorang atau kelompok masyarakat dari lapisan sosial tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. Contoh,
Pak Heru adalah seorang kepala sekolah di salah satu sekolah menengah umum di daerahnya. Oleh karena melakukan kesalahan,
maka jabatan Pak Heru diturunkan menjadi guru biasa. Mobilitas vertikal menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
1 Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang derajatnya
lebih rendah, misalnya seorang juragan tekstil mendadak menjadi pengangguran karena pabrik tekstil yang telah
dimilikinya bertahun-tahun hangus terbakar.
2 Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas. Misalnya, perkembangan yang semakin maju menjadikan
gelar bangsawan seseorang tidak dipergunakan sebagai salah satu kriteria dalam strata sosial.
Sistem mobilitas sosial vertikal yang bersifat terbuka, memungkinkan seseorang untuk mencapai kedudukan sosial
tertentu dalam masyarakat. Hal ini tergantung pada usaha dan kemampuan individu yang bersangkutan. Memang benar apabila
ada anggapan bahwa anak seorang pengusaha memiliki peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang karyawan
biasa. Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak karyawan tersebut untuk memperoleh
kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan semula.
Beberapa prinsip gerak sosial vertikal menurut Pitirim A.
Sorokin: a.
Setiap masyarakat me- ngandung unsur gerak
sosial vertikal. b.
Adanya hambatan-ham- batan untuk melakukan
mobilitas sosial vertikal. c.
Setiap masyarakat me- miliki ciri-ciri yang khas
dalam mengatur gerak sosial vertikal.
d. Laju gerak sosial di-
sebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan
sejenis pekerjaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas XI
56
Bahkan, sifat terbuka dalam lapisan sosial dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih
terpandang dalam masyarakat.
Saluran Mobilitas Sosial Vertikal
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal ini disebut social
circulation. Berikut ini saluran-saluran terpenting dari mobilitas sosial. a.
Angkatan Bersenjata Peranan angkatan bersenjata sangat penting dalam masyarakat dengan
sistem militerisme. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat, tanpa memerhatikan status atau kedudukannya semula.
Sering melalui karier dalam kemiliteran, seorang prajurit dapat memperoleh kekuasaan dan wewenang yang lebih besar.
b. Lembaga-Lembaga Keagamaan
Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemuka-
pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat. Selain itu, pemuka agama akan
semakin dihormati oleh masyarakat, apabila ia mampu membimbing umatnya dengan baik.
c. Lembaga-Lembaga Pendidikan
Sekolah merupakan saluran konkret dari gerak sosial vertikal. Bahkan, sekolah dapat dianggap sebagai social elevator yang mengantarkan
seseorang untuk bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan yang lebih tinggi.
d. Organisasi Politik
Suatu organisasi politik seperti partai politik dapat memberikan peluang besar bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam tangga kedudukan
yang lebih tinggi, terutama pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Agar seseorang terpilih dalam pemilu, ia harus membuktikan
kemampuannya terlebih dahulu. Dalam hal ini, organisasi politik menjadi salah satu saluran pembuktian kemampuan diri.
e. Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi memegang peranan penting sebagai saluran gerak sosial vertikal. Pada umumnya, seseorang dengan penghasilan tinggi
akan menduduki lapisan sosial yang tinggi pula. Bahkan, faktor ekonomi sering menjadi simbol status bagi kedudukan seseorang
dalam masyarakat.
Sumber: www.dinososjatim.go.id
Gambar 3.3 Dalam batas-batas tertentu mobilitas sosial bersifat terbuka, tidak menutup kemungkinan bagi naik atau turunnya status sosial masyarakat.
Sumber: www.inconpln.net
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mobilitas Sosial
57
f. Organisasi Keahlian
Yang dimaksud dengan organisasi keahlian antara lain himpunan sarjana ilmu pengetahuan sosial, Ikatan Dokter Indonesia IDI,
persatuan para pelukis, dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini dapat menjadi wadah bagi individu-individu yang tergabung di dalamnya untuk
mendapatkan nama, sehingga dianggap menduduki lapisan atas dalam masyarakat.
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas sosial antargenerasi ditandai oleh per- kembangan atau peningkatan taraf hidup dalam suatu garis
keturunan. Mobilitas seperti ini bukan menunjuk pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan kenaikan
kedudukan status sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, mobilitas sosial antargenerasi
yaitu perpindahan kedudukan seseoranganggota masya- rakat yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Contoh:
generasi orang tua ayah ibu dengan generasi anak.
Mobilitas antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mobilitas sosial intergenerasi dan mobilitas
intragenerasi.
a. Mobilitas Sosial Intergenerasi