SOSIOLOGI Kelas XI
64
Pada deskripsi di depan telah diungkapkan secara jelas tentang proses terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat. Nah, tugasmu sekarang
cobalah membedakan mobilitas sosial masyarakat kota dengan desa. Untuk mengerjakan tugas ini, lakukan pengamatan sederhana di desa dan di
kota.Temukan mobilitas sosial yang terjadi, kemudian bandingkan satu sama lain. Dengan begitu, kamu dapat membedakan mobilitas sosial masyarakat
kota dan desa. Tulislah hasilnya dalam bentuk uraian dan presentasikan di depan kelas.
D. Dampak Mobilitas Sosial
Tidak dapat dimungkiri adanya mobilitas sosial mendorong timbulnya perubahan posisi atau kedudukan sosial seseorang dalam
masyarakat. Situasi ini tentunya membawa pengaruh tersendiri terhadap sistem pelapisan yang ada. Segala bentuk perubahan
menimbulkan dampak bagi masyarakat. Begitu juga dalam proses mobilitas sosial. Jika perubahan kedudukan atau posisi seseorang
dapat diterima oleh masyarakat maka akan tercipta kerja sama. Namun, keadaan menjadi berbeda apabila perubahan status atau kedudukan
ditolak dan tidak diakui oleh masyarakat. Secara garis besar, dampak dari mobilitas terbagi menjadi dua bentuk umum, yaitu konflik dan
penyesuaian.
1. Terjadinya Konflik Sosial
Sebagaimana telah diungkapkan pada bab sebelumnya bahwa konflik merupakan salah satu fenomena sosial yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan yang ada mampu menjadi pemicu munculnya konflik. Dalam mobilitas sosial konflik
cenderung dikarenakan adanya benturan berbagai nilai beserta kepentingan-kepentingan tertentu. Benturan ini terjadi karena
masyarakat belum siap untuk menerima sebuah perubahan. Sebagian masyarakat ingin mengubah aturan-aturan dan nilai untuk mendapat-
kan pengakuan akan status baru yang dimilikinya. Namun, sebagian lagi menolak dan berusaha mempertahankan nilai dan aturan yang
sudah ada. Perbedaan ini memicu sebuah konflik di masyarakat. Masing-masing pihak cenderung mempertahankan kepentingan dan
saling menggagalkan kepentingan masyarakat lain.
Secara umum konflik yang muncul berupa konflik antarkelas sosial, konflik antarkelompok sosial, dan konflik antargenerasi.
a. Konflik Antarkelas
Pada bab sebelumnya telah diungkapkan bahwa dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial. Dalam setiap kelas sosial
memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka semakin mudah seseorang mengakses
sesuatu. Sebaliknya, semakin rendah status sosialnya maka
Jika perubahan kedudukan atau posisi seseorang dapat
diterima oleh masyarakat akan tercipta kerja sama.
Namun, apa yang akan ter- jadi jika perubahan keduduk-
an ditolak oleh masyarakat?
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mobilitas Sosial
65
semakin sulit seseorang mendapatkan sesuatu. Situasi ini mendorong munculnya kecemburuan sosial yang akhirnya timbul
rasa iri, tidak puas, dan lain-lain. Dalam mobilitas sosial, konflik antarkelas sosial tampak
apabila ada seseorang yang masuk ke dalam kelas sosial tertentu, namun mendapatkan penolakan terhadap masyarakat sekitar.
Konflik ini dapat terwujud melalui tiga bentuk utama. Pertama, reaksi negatif dari warga lama terhadap warga baru dari kelas
sosial. Misalnya, seorang staf di perusahaan diangkat menjadi kepala bagian. Kehadirannya menjadi seorang kepala bagian baru
akan sulit diterima oleh para kepala bagian yang lama. Hal ini dikarenakan para kepala bagian yang lama terbiasa memperlaku-
kannya sebagai staf.
Demikian sebaliknya, seorang kepala bagian, yang diturunkan jabatannya menjadi staf atau karyawan biasa. Dia akan sulit
menerima kenyataan tersebut, terutama kepada sesama staf yang selama ini selalu menghormatinya. Bentuk konflik tersebut
merupakan bentuk kedua, di mana terdapat reaksi negatif individu terhadap perlakuan masyarakat, sehubungan dengan kelas
sosialnya yang baru.
Ketiga, reaksi negatif masyarakat terhadap kelas sosial baru. Misalnya, pembangunan kompleks apartemen mewah di antara
perkampungan kumuh yang berakibat pada munculnya kesenjang- an sosial dan kecemburuan sosial sebagai reaksi negatif warga
perkampungan kumuh tersebut.
b. Konflik Antarkelompok Sosial
Perpindahan status atau kedudukan bukan hanya terjadi pada kelas-kelas sosial dalam masyarakat,
melainkan terjadi pula pada kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Mobilitas sosial yang terjadi
pada kelompok-kelompok sosial dapat kita amati dari adanya persaingan antarkelompok sosial untuk berebut
kekuasaan, misalnya untuk memenangkan pemilihan umum, suatu partai politik tertentu tidak segan-segan
menekan, menyingkirkan, dan menghantam partai politik. Konflik antarkelompok dapat juga terjadi akibat
perlakuan dari penguasa terhadap rakyatnya. Contoh, politik apartheid di Afrika Selatan. Rakyat berkulit
hitam merasa tertindas oleh penguasa kulit putih. Akibatnya, muncul kerusuhan di berbagai tempat.
Selain itu, konflik antarkelompok sosial dapat dilakukan sekelompok orang akibat fanatisme. Misalnya, para suporter sepak
bola yang rela berkelahi demi membela timnya.
c. Konflik Antargenerasi