Konflik Sosial
39
dan ketakutan melanda seluruh warga, jatuhnya korban jiwa yang tidak sedikit, dan adanya trauma yang mendalam pada diri anak-anak.
Kondisi ini menyadarkan kita betapa penting dan indahnya sebuah kedamaian.
Oleh karena itu, penanganan suatu konflik perlu dilakukan. Dalam sosiologi upaya-upaya penanganan konflik dikenal dengan manaje-
menresolusi konflik. Manajemenresolusi konflik dipahami sebagai upaya untuk mengurangi dampak kerusakan yang terjadi akibat
konflik. Selain itu, resolusi konflik dipahami pula sebagai upaya dalam menyelesaikan dan mengakhiri konflik sebagaimana ditulis Ridwan
al-Makassary dalam http:www.bogornet.
Secara umum terdapat beberapa macam cara yang sering dilakukan dalam manajemen atau resolusi konflik, yaitu:
1. Konsiliasi Consiliation
Konsiliasi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga- lembaga tertentu untuk memungkinkan tumbuhnya pola diskusi
dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang bertikai mengenai persoalan yang mereka pertentangkan. Tidak semua
konsiliasi dapat dilakukan pada semua konflik yang terjadi. Proses konsiliasi dapat berhasil sebagai pengendali konflik jika setiap
pihak menyadari perlunya pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak, terorganisasinya berbagai kekuatan
sosial yang saling bertentangan, dan setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu.
2. Perwasitan Arbitration
Dalam arbitration diperlukan pihak ketiga yang mem- punyai kekuasaan dan wewenang yang lebih tinggi
daripada pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena kekuasaan dan kewenangan itu, pihak ketiga mampu
memaksakan keputusan kepada pihak-pihak yang ber- tikai. Biasanya pihak yang bertikai akan menerima apa
yang menjadi keputusan wasit. Wasit umumnya di- lakukan oleh lembaga pengadilan.
3. Mediasi Mediation
Dalam proses pengendalian konflik mediasi, pihak- pihak yang bertikai sepakat menunjuk pihak ketiga
sebagai penengah. Berbeda dengan perwasitan, dalam mediasi pihak ketiga tidak mempunyai kekuasaan dan
wewenang. Status yang dimiliki pihak penengah sama dengan pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena status-
nya sama, berarti pihak ketiga atau mediator tidak mem- punyai kekuasaan dan kewenangan untuk melaksana-
kan keputusan. Dalam hal ini tugas seorang mediator adalah memberi nasihat. Umumnya nasihat-nasihat
tersebut tidak mengikat pihak-pihak yang berkonflik. Melalui proses ini, pihak-pihak yang bertentangan
mempunyai kemungkinan untuk menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.
4. Paksaan Coersion
Paksaan merupakan salah satu bentuk penyelesaian konflik dengan cara paksaan baik secara fisik maupun
psikologis. Umumnya proses ini terjadi jika salah satu
Sumber: www.akdemocrats.org
Gambar 2.10 Proses mediasi melibatkan pihak ketiga untuk memberi nasihat.
Sumber: www.mahkamahkonstitusi.go.id
Gambar 2.9 Lembaga peradilan merupakan wasit dalam upaya penyelesaian konflik.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas XI
40
pihak berada pada posisi yang lemah dan satu pihak di posisi yang kuat. Paksaan fisik biasa digunakan untuk menarik diri dari
pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan harga diri.
5. Detente