sma12sos Sosiologi VinaDwiLaning

(1)

(2)

(3)

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

Sosiologi

Untuk SMA/MA Kelas XII

Penulis : Vina Dwi Laning Editor : Marina Meinaris Wari Perancang Kulit : Puguh Supriyanto Layouter : Sugeng Isnanto

Nunik Wahyuti Thomas Subardi Retno Wijayanti Kristiani Ilustrator : Arief S. Adham

Doly Eny Khalifah Ukuran Buku : 21 × 29,7 cm

Diterbitkan oleh Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

Diperbanyak oleh ....

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit PT. Cempaka Putih

301.07

VIN VINA Dwi Laning

s Sosiologi: untuk SMA/MA kelas XII/

Oleh Vina Dwi Laning; editor Marina Meinaris Wari.

— Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009

vi, 138 hlm.: ilus.; 30 cm. Daftar Pustaka: hlm. 138 Indeks. Hlm.135–137

ISBN 978-979-068-207-8 (nomor jilid lengkap) ISBN 978-979-068-217-7

1. Sosiologi I. Judul


(4)

iii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Februari 2009 Kepala Pusat Perbukuan


(5)

Mempertajam Kepekaan Sosial Melalui Pembelajaran Sosiologi

Integritas bangsa Indonesia menghadapi ujian yang berat di era globalisasi. Dari luar negeri kita menghadapi serbuan budaya global yang masuk melalui beragam me-dia komunikasi dan informasi, sedangkan dari dalam kita menghadapi ketegangan antaretnis yang bersumber dari keragaman suku bangsa. Fenomena itu diperparah dengan munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Apa muara dari semua itu? Konflik sosial dan antaretnis bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Adalah sesuatu yang mengherankan saat Pancasila kita sepakati sebagai sumber nilai dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara, konflik sesama anak bangsa masih bisa terjadi hanya karena masalah yang kecil dan sepele. Apa yang harus kita lakukan agar kerukunan dan kedamaian hidup antaranak bangsa bersemi kembali di persada Nusantara?

Pembelajaran sosiologi yang mencerdaskan adalah salah satu solusinya. Sosiologi yang mempelajari beragam konsep seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial, bisa dijadikan sarana bagi siswa untuk mengenal masyarakat secara lebih dekat dan utuh. Dengan pembelajaran yang kontekstual dan mengedepankan sosiologi sebagai sebuah metode, maka siswa akan menemukan dan memecahkan setiap realitas serta fenomena sosial yang dihadapinya. Sayangnya, pembelajaran sosiologi selama ini ternyata tidak mampu memberikan andil atas permasalahan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia.

Buku yang sekarang Anda para siswa pegang ini dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran sosiologi yang bermakna dan mencerdaskan itu. Paparan beragam konsep sosiologi yang menjemukan tidak akan kamu temukan di dalam buku ini. Buku ini justru mengajakmu untuk menemukan fenomena sosial yang ada di masyarakat. Dengan mengidentifikasi fenomena sosial dan menganalisisnya, kamu bisa merekonstruksi sendiri untuk dijadikan sebuah pengetahuan. Semakin sering kamu menganalisis fenomena sosial yang ada di lingkungan sekitarnya, semakin mudah bagimu untuk mengerti apa persoalan yang dihadapi bangsa sekaligus mencoba memberikan solusinya.

Pembelajaran sosiologi yang baik dan mencerdaskan adalah pembelajaran yang bisa

menjadikan siswa berkepribadian utuh, memahami kebudayaan bangsanya, dan mampu memahami fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ia telah memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan sanggup hidup dalam keragaman budaya bangsa. Untuk misi dan kepentingan itulah buku ini kami susun. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi bagian dari upaya pemberdayaan sosiologi agar mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi masalah bangsa.


(6)

Kata Sambutan, iii

Daftar Isi, v

Spesifikasi Buku Ini, iv

Kata Pengantar,iv

Bab I

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat, 1

A. Perubahan Sosial,3

B. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial,5

C. Faktor Pendorong, Penghambat, dan Penyebab Perubahan Sosial,9

D. Proses Terjadinya Perubahan Sosial, 15 Bab II

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat, 21

A. Perubahan Sosial dan Dampaknya, 23

B. Globalisasi dan Jati Diri Bangsa, 28

C. Sikap Tepat dalam Menyikapi Globalisasi, 33 Latihan Ulangan Blok, 41

Bab III

Lembaga Sosial, 45

A. Hakikat Lembaga Sosial, 47

B. Tipe-Tipe Lembaga Sosial, 52

C. Fungsi Lembaga Sosial,55 Latihan Ulangan Semester, 69

Bab IV

Rancangan Metode Penelitian Sosial, 73

A. Penelitian Sosial,75

B. Persiapan Menyusun Rancangan Penelitian,79


(7)

Bab V

Penelitian Sosial, 91

A. Menyusun Rancangan Penelitian, 93 B. Pengumpulan Data Penelitian, 98 C. Pengolahan Data, 104

D. Penyusunan Laporan Penelitian, 113 E. Presentasi Laporan Penelitian, 119 Latihan Ujian Akhir Sekolah, 125

Glosarium, 133 Indeks, 135


(8)

1

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat Saya ingin mempelajari tentang

proses perubahan sosial di masya-rakat.

Saya akan mencari informasi tentang pengertian perubahan sosial.

Saya akan mengamati faktor pendo-rong dan penghambat perubahan sosial dalam masyarakat.

Pada akhirnya, saya dapat menyi-kapi berbagai perubahan sosial di masyarakat secara arif dan bijak-sana.

Melalui pengamatan sederhana dan pengkajian suatu kasus, saya akan mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial.


(9)

Peristiwa dalam gambar di atas berawal dari terjadinya semburan lumpur di area pemboran eksplorasi gas Banjar Panji I di Desa Siring, Kecamatan Porong. Pelan namun pasti luapan lumpur menenggelam-kan hampir tiga desa di Kecamatan Porong. Situasi ini mengharusmenenggelam-kan 8.678 jiwa dari 2.284 KK menjadi pengungsi.

Banjir lumpur panas bukan hanya merusak permukiman penduduk, namun berhektare-hektare lahan pertanian dan bangunan-bangunan infrastruktur menjadi tidak berfungsi. Akibatnya, terjadi perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Desa Siring.

Inilah fenomena perubahan sosial dalam masyarakat. Apa dan bagaimana proses perubahan sosial, akan kita pelajari bersama pada materi ini.

Sumber:www.smh.com


(10)

3

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

A. Perubahan Sosial

Cobalah perhatikan lingkungan sekitarmu! Adakah perubahan-perubahan yang dapat kamu rasakan? Pada dasarnya, setiap kehidupan masyarakat senantiasa mengalami suatu perubahan.

Perubahan-perubahan ini menjadi fenomena yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan setiap manusia mempunyai kepentingan yang tidak terbatas. Untuk mencapainya, manusia melakukan berbagai perubahan-perubahan. Perubahan bukan semata-mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti suatu kemunduran. Secara umum, unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan antara lain nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan sebagai-nya. Kesemua perubahan ini dinamakan perubahan sosial. Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial?

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Selo Soemardjan: 1974). Hal ini dikarenakan sifat perubahan sosial yang berantai dan saling berhubungan antara satu unsur dengan yang unsur kemasyarakatan yang lainnya. Pengkajian mengenai perubahan sosial relatif luas dan kompleks. Oleh karenanya, beberapa ahli sosial berusaha mendefinisikan pengertian perubahan sosial sebagai berikut. 1. Kingsley Davis

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Sumber:hum.lss.wisc

Gambar 1.1Berubahnya lahan pertanian sebagai

kompleks perumahan wujud perubahan sosial.

Perubahan Sosial

Bentuk: Progresif dan

Retrogresif

Pendorong:

• Kontak budaya lain • Pendidikan

• Keinginan untuk maju

• Sistem yang terbuka • Ketidakpuasan

Penghambat:

• Pola pikir tradisional • Adat kebiasaan • Tidak ada kontak

budaya

• Hambatan ideologis • Takut terjadinya

kegoyahan • Sikap tertutup

perubahan sosial, progress, regress, unplaned, perubahan fisik, nonfisik, tatanan sosial, sistem nilai


(11)

2. William F. Ogburn

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

3. Mac Iver

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

4. Gillin dan Gillin

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat yang termasuk perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola dan tindakan sosial warga masyarakat serta lembaga-lembaga kemasya-rakatan.

Pengertian Perubahan Sosial

Pendapat para pakar tentang pengertian perubahan sosial.

1. Samuel Koenig

Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada kehidupan masyarakat.

2. Roucek dan Warren

Perubahan sosial adalah perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.

3. Bruce J. Cohen

Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial.

4. Soedjono Dirdjosisworo

Perubahan sosial merupakan perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial, dan organisasi sosial.

5. Robert H. Laver

Perubahan sosial merupakan perubahan sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia. Mulai dari tingkat individu hingga tingkat dunia.

Pada pembahasan di atas telah dijelaskan mengenai pengertian perubahan sosial oleh beberapa ahli sosial. Selain mengetahui dan memahami kesemua pengertian-pengertian tersebut, cobalah tarik satu pemahaman sendiri tentang pengertian perubahan sosial. Tulislah dalam selembar kertas dan bacakan di depan kelas.


(12)

5

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

sebagai suatu perubahan sosial? Dewasa ini, perubahan-perubahan sosial dapat diketahui karena adanya ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain:

1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiri-tual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa masyarakat bersifat dinamis, artinya masyarakat selalu bergerak dan mengalami perubahan dengan cepat. Dengan demikian, setiap kehidupan masyarakat di mana pun mengalami perubahan tidak terkecuali di daerahmu. Coba amati kehidupan sosial di masyarakat sekitarmu, temukan perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Kemukakan pula bagaimana kamu menyikapi perubahan tersebut. Tulislah hasilnya dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang menarik. Selanjutnya bacakan di depan kelas.

B. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa bentuk, yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan berencana dan perubahan tidak berencana, perubahan berpengaruh besar serta perubahan berpengaruh kecil.

1.

Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi

Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang ber-langsung cepat dan perubahan yang berber-langsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.

a. Perubahan Evolusi

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi

Menurut Charles F. Andrian dalam bukunya ”Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial” menyebutkan terdapat tiga sumber perubahan sosial yaitu sistem keyakinan atau ideologi, organisasi, dan penemuan teknologi.

Sumber:Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 73

Gambar 1.2Perubahan yang terjadi dalam masyarakat


(13)

karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuai-kan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan per-kembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.

Menurut Soerjono Soekanto (1987), terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:

1) Unilinier Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa manusia dan masyarakat meng-alami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.

2) Universal Theory of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

3) Multilined Theories of Evolution

Teori ini menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.

b. Perubahan Revolusi

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan. Revolusi sering kali diawali adanya ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.

Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain:

1) Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.

2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.

3) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.

4) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan

Sumber:ms.wikipedia.org

Gambar 1.3Reformasi di Indonesia diwarnai dengan


(14)

7

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

5) Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.

2.

Perubahan yang Direncanakan dan Perubahan

yang Tidak Direncanakan

Bagaimana uraian dari perubahan-perubahan tersebut, dapat kamu perhatikan materi di bawah ini.

a. Perubahan yang Direncanakan

Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi: 1974). Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan

dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah pendu-duk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).

b. Perubahan yang Tidak Direncanakan

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang meng-haruskan para warganya mencari permukiman baru.

Sumber:Dokumen Penulis

Gambar 1.4PIN wujud aksi perubahan berencana.

Sumber:www.pontianakpost.com

Gambar 1.5Banjir sebagai dampak perubahan yang


(15)

Dua Bentuk Social Change 1. Progresif

Perubahan yang dikehendaki dan dapat menguntungkan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh: penggunaan komputer dan jaringan internet manusia dapat memperoleh informasi/ pengetahuan yang luas dengan cepat.

2. Retrogresif

Perubahan yang tidak dikehendaki dan dapat merugikan kehidupan masyarakat. Contoh: perumahan kumuh yang berada di tengah kota.

Sumber:www.dpim.go.id

Gambar 1.6Industrialisasi berpengaruh besar terhadap perubahan sosial.

Sumber:Cita-Cita, halaman 74

Gambar 1.7 Perubahan mode pakaian

merupakan bentuk per-ubahan sosial yang ber-pengaruh kecil.

Perubahan sosial selalu berlangsung dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat. Adanya perubahan sosial memengaruhi nilai, sikap, dan pola perilaku masyarakat. Tanpa sadar, sesungguhnya kita sendiri bergelut di dalamnya. Kini, cobalah menarik diri dari pusaran perubahan itu. Posisikan dirimu sebagai seorang yang akan mengamati proses yang sedang terjadi.

3.

Perubahan Berpengaruh Besar dan Perubahan

yang Berpengaruh Kecil

Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya berikut ini.

a. Perubahan Berpengaruh Besar

Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya per-ubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian. b. Perubahan Berpengaruh Kecil

Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.


(16)

9

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

C.

Faktor Pendorong, Penghambat, dan

Penyebab Perubahan Sosial

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat umumnya dikarenakan anggota masyarakat merasa tidak puas dengan kehidupan yang lama. Norma-norma dan lembaga-lembaga yang ada dianggap tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup yang baru. Oleh karenanya, masyarakat menuntut adanya perubahan. Pada dasarnya, perubahan tidak terjadi begitu saja tanpa ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Dalam sosiologi dijelaskan bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor pendorong, penghambat, dan penyebab perubahan sosial. Apa saja faktor-faktor tersebut akan dipelajari bersama pada materi ini.

1.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai perubahan sosial, bahkan kamu mampu menemukan bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di masyarakat. Nah, sekarang

carilah faktor-faktor apa saja yang mampu mendorong perubahan sosial, sebagai langkah awal memahami materi ini.

Secara umum terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Kontak dengan Budaya Lain

Berhubungan dengan budaya lain dapat pula mendo-rong munculnya perubahan sosial. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa bila dua kebudayaan saling bertemu maka kedua kebudayaan tersebut akan saling memengaruhi yang akhirnya membawa perubah-an. Hubungan atau kontak dengan kebudayaan lain dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.

Perubahan yang Terjadi Bentuk Perubahan Sosial Budaya Keterangan

No.

1. Adanya pekan imunisasi. Perubahan yang direncanakan/dikehen-daki.

Perubahan ini terjadi karena dikehendaki oleh pihak-pihak tertentu, dalam hal ini adalah pemerintah. Adanya perubahan ini bertujuan untuk mengurangi penderitaan polio di Indonesia.

2. . . .

3. . . .

Sumber:Kompas, 10 Oktober 2006, hal F

Gambar 1.8Kontak dengan budaya lain mendorong


(17)

b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pendidikan formal dalam hal ini berarti pendidikan yang ditempuh melalui jenjang-jenjang pendidikan seperti SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dengan pendidikan, kamu dapat membuka pikiran serta menerima hal-hal baru. Selain itu, kamu dapat membandingkan kebudayaan mana yang mampu memenuhi kebutuhanmu serta kebudayaan mana yang tidak sesuai. Melalui pengetahuan itu, mendorong individu mengadakan perubahan untuk mencapai tujuan hidupnya.

c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan untuk Maju

Sikap tersebut merupakan salah satu sikap yang mendorong munculnya penemuan-penemuan sosial yang membawa perubahan sosial. Hal ini dikarenakan jika hasil karya seseorang dihargai, maka seseorang akan terpacu untuk menemukan sesuatu yang baru. d. Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat

Sistem terbuka ini memungkinkan adanya gerak sosial vertikal sehingga memberi kesempatan seseorang untuk maju. Adanya kesempatan untuk menaiki stratifikasi tinggi yang disediakan oleh sistem ini mendorong seseorang melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik.

e. Penduduk yang Heterogen

Masyarakat yang heterogen akan lebih mudah melakukan perubahan. Contoh, masyarakat Indonesia yang memiliki kebudayaan, ras, dan ideologi yang berbeda-beda. Masyarakat tersebut akan sangat mudah mengalami pertentangan. Perten-tangan-pertentangan yang terjadi tentunya dapat menimbulkan keguncangan yang pada akhirnya mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.

f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu

Adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu bidang tertentu, mendorong masyarakat melakukan perubahan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia. Perubahan-perubahan ini timbul karena adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap cara kerja pemerintah.

Selain keenam hal tersebut, sikap orientasi ke depan dan sikap mudah menerima hal-hal baru mampu pula mendorong terjadinya perubahan sosial.

Sumber:www.fisikanet.lipi.go.id

Gambar 1.9Menghargai hasil karya mendorong

sese-orang untuk maju dan berprestasi.

Pada dasarnya setiap masyarakat mengalami suatu perubahan sosial baik dalam skala besar atau kecil. Cobalah temukan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia baik di bidang politik, sosial, budaya,


(18)

11

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

2.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Dalam perubahan sosial selain faktor pendorong terdapat juga faktor penghambat terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor penghambat perubahan sosial antara lain:

a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi di masyarakat lain. Mereka terkungkung dalam tradisinya sendiri dan tidak mengalami perubahan. Padahal kebudayaan lain dapat memperkaya kebuda-yaannya sendiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kunci terjadinya perubahan sosial budaya.

b. Sikap Masyarakat yang Sangat Tradisional

Masyarakat tradisional biasanya bersikap mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau. Mereka beranggap-an bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak dapat diubah. Anggapan inilah yang menghambat adanya proses perubahan sosial. Keadaan tersebut akan menjadi lebih buruk apabila yang berkuasa dalam masyarakat yang bersangkutan adalah golongan konservatif.

c. Rasa Takut akan Terjadinya Kegoyahan pada Integrasi Kebudayaan

Pada dasarnya semua unsur kebudayaan tidak mungkin berintegrasi dengan sempurna. Namun demikian, terdapat beberapa unsur tertentu memiliki derajat integrasi yang tinggi. Keadaan inilah yang membuat suatu masyarakat merasa khawatir dengan datangnya

unsur-unsur dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut mampu menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.

d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat

Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan suatu masyarakat dimungkinkan karena kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup. Namun, dapat pula dikarenakan sebagai akibat dijajah oleh masyarakat lain. Biasanya masyarakat yang dijajah dengan sengaja dibiarkan terbelakang oleh masyarakat yang menjajah. Hal ini dimaksudkan menjaga kemurnian masyarakat guna mencegah terjadinya pemberontakan atau revolusi.

e. Adat atau Kebiasaan

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya. Adat dan kebiasaan ini dapat berupa kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan rumah, dan cara berpakaian tertentu. Adat dan kebiasaan tersebut sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat sehingga sukar untuk diubah.

Sumber:Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 72

Gambar 1.10Lambatnya perubahan pada masyarakat

terasing disebabkan kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

Sumber:Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, halaman 68

Gambar 1.11Adat istiadat serta sikap tradisional mampu menghambat terjadinya perubahan sosial.


(19)

f. Prasangka terhadap Hal-Hal yang Baru atau Sikap yang Tertutup

Sikap demikian dapat dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah. Mereka selalu mencurigai sesuatu yang berasal dari negara-negara Barat. Secara kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari negara-negara Barat. Sehingga segala sesuatu yang berasal dari negara-negara Barat mendapat prasangka buruk oleh masyarakat setempat.

g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

Setiap usaha mengadakan perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi. Di mana ideologi masyarakat merupakan dasar integrasi masyarakat tersebut. Oleh karenanya, perubahan sosial tidak terjadi.

Keterasingan Suku Yali Mek

Suku Yali Mek adalah suku pegunungan. Honai-honai mereka dirikan di punggung bukit dan kaki-kaki gunung di Kecamatan Kosarek, Kabupaten Jayawijaya. Walaupun telah mengenal pakaian, namun sebagian besar suku Yali Mek masih suka telanjang, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Kondisi geografis yang berbukit dan bergunung-gunung membuat suku Yali Mek hidup terpencil dan terbelakang. Kondisi kesehatan mereka pun sangat memprihatinkan. Penduduk banyak mengidap berbagai penyakit, terutama anak-anak. Dan sejauh ini pemerintah belum memberikan sarana kesehatan yang memadai.

Satu-satunya alat transportasi yang menghubungkan Kosarek dengan dunia luar hanyalah pesawat. Itu pun hanya datang dua kali seminggu, sehingga mereka dapat menjual hasil bumi ke Wamena. Bagi yang tidak mempunyai uang, mereka akan berjalan kaki ke Wamena yang ditempuh selama seminggu. Melihat fenomena ini tidak mengherankan bila perubahan yang terjadi sangatlah lamban bahkan mengalami stagnasi.

Sumber:www.tv7.co.dokumenter

Pada pembahasan di atas telah dijelaskan mengenai faktor-faktor penghambat terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Nah, tugasmu sekarang, cobalah cari suatu masyarakat yang menurutmu memiliki laju perubahan yang lambat. Adakan pengamatan sederhana dan wawancara singkat terhadap warga masyarakat tersebut untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perubahan sosial. Dengan data-data dan faktor-faktor yang


(20)

13

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

3.

Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya perubahan sosial dapat disebabkan dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor intern) dan dari pengaruh masyarakat lain atau dari alam sekitarnya (faktor ekstern).

a. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini dapat kolektif dan dapat pula individual. Faktor-faktor internal tersebut antara lain:

1) Bertambah atau Berkurangnya Penduduk Bertambahnya penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struk-tur masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Contoh, dengan adanya urbanisasi, mencetak pengangguran-pengangguran baru yang menyebabkan meningkat-nya angka kemiskinan. Situasi ini mengakibatkan tingginya angka kriminalitas di kota-kota besar. Sedangkan berkurangnya penduduk karena urbanisasi mengakibatkan kekosongan yang berakibat berubahnya bidang pembagian kerja, stratifikasi sosial, dan lain-lain.

2) Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)

Penemuan-penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan dapat dibedakan menjadi discovery dan invention.

discovery merupakan penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa alat baru ataupun berupa suatu ide yang baru. Contoh, penemuan mobil diawali dengan pembuatan motor gas oleh S. Marcus.

Selanjutnya, discovery menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut. Adanya mobil yang telah disempurnakan menjadi sebuah alat pengangkutan manusia merupakan salah satu wujud invention. Invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengombinasikan atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, faktor-faktor pendorong individu mencari penemuan baru sebagai berikut.

a) Kesadaran dari orang per orang akan kekurangan dalam kebudayaannya.

b) Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu keadaan.

c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Sumber:www.eilertech.com

Gambar 1.12Meningkatnya jumlah penduduk

mem-bawa perubahan pada lingkungan seki-tarnya.

Sumber:www.hiamei.com

Gambar 1.13Adanya teknologi-teknologi maju mampu

menimbulkan perubahan dalam masya-rakat.


(21)

3) Konflik dalam Masyarakat

Pertentangan atau konflik dalam masyarakat mampu pula menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Secara umum pertentangan tersebut dapat berupa pertentangan antarindividu, antara individu dengan kelompok, antarkelompok serta konflik antargenerasi. Pada umumnya akibat konflik dapat merenggangkan kekeluargaan atau golongan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat.

4) Pemberontakan dan Revolusi

Pada umumnya pemberontakan terjadi karena adanya ketidakpuasan anggota masyarakat terhadap suatu sistem pemerintahan yang ada. Oleh karena situasi dan kondisi ini mendorong munculnya revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan yang besar dan berlangsung cepat. Misalnya, revolusi Mei yang terjadi di Indonesia, perubahan-perubahan besar terjadi di Indonesia baik perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet sampai pada perilaku warga masyarakat. Masyarakat menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah.

b. Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1) Lingkungan Alam/Fisik di Sekitar Manusia Lingkungan alam dapat mengakibatkan perubahan sosial. Terjadinya gempa bumi, banjir bandang, tsunami, topan, gunung meletus, dan lain-lain mengakibatkan sebagian warga yang tinggal di daerah tersebut terpaksa mengungsi ke daerah lain. Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik maupun sosialnya, kondisi ini mengakibatkan per-ubahan-perubahan pada lembaga-lembaga ke-masyarakatan. Contoh, masyarakat di Desa Siring, Porong, Sidoarjo. Akibat luapan lumpur panas mereka terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya dan untuk sementara mereka tidak bekerja. 2) Peperangan

Peperangan, terutama yang melibatkan dua negara dengan segala kekuatannya, berarti peperangan terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lain di luar batas-batas negara. Sebagai akibatnya, rakyat mengalami kehidupan yang penuh ketakutan, harta benda menjadi hancur, menimbulkan kemiskinan dan tidak menutup kemungkinan menelan banyak korban jiwa.

Sumber:www.suarantb.com

Gambar 1.14Konflik masyarakat memicu perubahan.

Sumber:www.metrotvnews.com

Gambar 1.15Luapan lumpur panas mengharuskan


(22)

15

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

3) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Yang pada akhirnya, memunculkan perubahan sosial. Hal ini dikarenakan masing-masing masyarakat memengaruhi masyarakat lain, tetapi juga menerima pengaruh dari yang lain sehingga terjadi penyebaran kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru.

Maksud hati merengguk emas, apa daya menuai lumpur, itulah kira-kira yang terjadi di Sidoarjo. Enam bulan telah berlalu, namun luapan lumpur belum teratasi. Hal ini membawa perubahan besar pada masyarakat Porong, Sidoarjo. Akibat peristiwa ini 1.810 rumah tinggal rusak, 18 sekolah, 2 kantor, 15 pabrik ditutup karena tergenang lumpur, terlebih 8.678 jiwa berubah statusnya menjadi pengungsi. Selain itu, bus antarkota tidak beroperasi, banyak karyawan kehilangan pekerjaan, petani kehilangan sawah, jalur kereta api terancam tergenang, dan lain-lain. Kesemuanya mendorong perubahan-perubahan di segala bidang baik sosial, budaya, maupun ekonomi. Struktur masyarakat serta stratifikasi sosial menjadi kabur, nilai-nilai dan norma-norma sosial menjadi berubah. Pola-pola perilaku masyarakat menjadi berbeda dari biasanya. Tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik antarwarga masyarakat sehingga keseimbangan sosial menjadi kabur. Sebagaimana tampak ketika warga masyarakat berebut excavator untuk meratakan jalannya aliran lumpur.

Sumber: www.indonesia.go.id

Cermatilah kasus di atas! Bersama teman sekelompokmu, cobalah analisis kasus tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

a. Adakah perubahan sosial dalam kasus di atas?

b. Berdasarkan materi di atas, bagaimanakah bentuk perubahan yang terjadi?

c. Temukan pula faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial tersebut!

Berdiskusilah bersama teman sekelompokmu untuk mengerjakan kegiatan ini. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan sederhana dengan gaya bahasa yang menarik. Presentasikan di depan kelas dan minta teman di luar kelompokmu untuk menanggapinya sehingga terbentuk diskusi interaktif.

D. Proses Terjadinya Perubahan Sosial

Menurut Alvin L. Bertrand (sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2002), proses awal perubahan sosial adalah adanya komunikasi. Melalui kontak dan komunikasi, unsur-unsur kebudayaan baru dapat menyebar baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan. Proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lainnya disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi. Kesemua proses ini akan kita kaji bersama materi berikut ini.


(23)

1.

Difusi

Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan yang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Misalnya, terdapat penemuan baru dalam suatu masyarakat, maka penemuan itu dapat diteruskan dan disebarkan kepada masyarakat yang lain dengan cara difusi sehingga mereka pun dapat menikmati manfaat dari penemuan baru itu. Oleh karena itu, difusi dapat menjadi pendorong bagi tumbuhnya suatu kebudayaan dan menambah kebudayaan-kebudayaan manusia yang telah ada.

Masuknya unsur-unsur kebudayaan baru secara difusi dapat terjadi dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Hubungan Simbiotik

Hubungan simbiotik adalah suatu hubungan di mana bentuk dari masing-masing kebudayaan hampir tidak berubah. Contoh: pertukaran pelajar antarnegara

b. Secara Damai (Penetration Pacifique)

Dengan cara ini, unsur-unsur kebudayaan baru masuk ke suatu kebudayaan secara damai. Contohnya yaitu perubahan model baju. Banyak tren-tren baju saat ini yang dipengaruhi oleh budaya luar. Unsur-unsur asing ini diterima dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan.

c. Peperangan (Kekerasan)

Unsur kebudayaan baru yang dapat dimasukkan secara paksa ke dalam kebudayaan penerimanya. Cara seperti ini dapat dilaku-kan dengan peperangan.

2.

Akulturasi

Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri. Contoh, budaya selamatan merupa-kan bentuk akulturasi antara budaya lokal dalam budaya Jawa dengan budaya Islam.

3.

Asimilasi

Asimilasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan dari luar yang bercampur dengan unsur-unsur kebudayaan lokal menjadi unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda. Contoh, membaurnya etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi. Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor

Terdapat dua macam difusi yaitu:

1. Intra society diffusion, yaitu difusi yang terjadi dalam satu masyarakat. 2. Inter society diffusion,

yaitu difusi yang terjadi dari satu masyarakat ke masyarakat lain.


(24)

17

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

c. Adanya sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa.

d. Adanya sikap terbuka dari golongan berkuasa. e. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama. f. Terjadinya perkawinan campuran.

g. Adanya musuh bersama dari luar.

Selain faktor-faktor pendorong terdapat juga faktor-faktor yang dapat menghambat proses asimilasi antara lain:

a. Letak geografis yang terisolasi.

b. Rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lain. c. Adanya ketakutan terhadap budaya lain.

d. Adanya sikap superior yang menilai tinggi kebudayaannya sendiri.

e. Perasaan in-group yang kuat. f. Adanya perbedaan kepentingan.

4.

Akomodasi

Akomodasi adalah proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan lokal. Contoh, penerimaan ide demokrasi dan ide tentang HAM dari kebudayaan Barat. Proses penerimaan ini tentunya membawa perubahan pada masyarakat yang bersangkutan. Karenanya melalui proses akomodasi perubahan sosial dapat terjadi. Namun, dalam hal-hal tertentu proses akomodasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan luar dalam rangka menghindari konflik.

Empat proses perubahan sosial, yaitu difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.

Teori tanpa praktik adalah tiada manfaatnya. Oleh karena itu, kita akan mempraktikkan materi perubahan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Bersama teman sekelompokmu lakukanlah penelitian sederhana di masyarakat sekitarmu untuk mengetahui perubahan sosial yang terjadi. Aspek-aspek apa saja yang mengalami perubahan? Apakah itu gaya hidup warga, pola pemikiran, pola kekerabatan, nilai dan norma, ataukah stratifikasinya. Temukan bentuk perubahan yang terjadi serta faktor-faktor pendorongnya. Temukan pula dampak perubahan tersebut bagi kehidupan masyarakat. Angkatlah satu topik dalam penelitianmu. Adakan pengamatan dan wawancara untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang benar. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan penelitian sederhana dengan gaya bahasa yang menarik dan presentasikan di depan kelas.


(25)

Perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat dalam perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola, dan tindakan sosial warga masyarakat serta lembaga-lembaga kemasyarakatan. Secara umum, perubahan selalu ada dalam kehidupan masyarakat selama masih ada keinginan dalam diri masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat bersifat dinamis bergerak mengikuti perubahan.

Dari pembelajaran materi ini, kita dapat menjelaskan proses perubahan sosial dalam masyarakat. Untuk memahami lebih lanjut, salin dan lengkapilah beberapa pengertian di bawah ini ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan beragam sumber pustaka dan internet.

1. Ciri-ciri perubahan sosial:

a. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

b. . . . . c. . . . .

d. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiri-tual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik.

2. Bentuk-bentuk perubahan sosial: a. Perubahan evolusi dan revolusi. b. . . . .

c. . . . .

3. Faktor-faktor pendorong perubahan sosial: a. Kontak dengan budaya lain.

b. . . . . c. . . . . d. . . . . e. . . . . f. . . . .

g. Orientasi ke masa depan.

h. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

i. Sikap mudah menerima hal-hal baru.

4. Faktor penghambat perubahan sosial:

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. b. . . . .

c. . . . . d. . . . .

e. Adat dan kebiasaan.

f. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing. g. Hambatan yang bersifat teologis.

5. Proses perubahan sosial: a. Difusi

b. . . . . c. . . . .


(26)

19

Proses Perubahan Sosial di Masyarakat

A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Jelaskan pengertian perubahan sosial!

2. Coba jelaskan perbedaan perubahan sosial dari segi struktural dan kultural!

3. Sebutkan ciri-ciri perubahan sosial!

4. Bandingkan apa yang disebut revolusi dengan evolusi! 5. Mengapa suatu masyarakat yang kurang berhubungan dengan

masyarakat lain dapat menghambat adanya perubahan sosial? 6. Mengapa penemuan-penemuan baru dapat mendorong

terjadinya perubahan sosial?

7. Apa yang dimaksud dengan ideologi serta bagaimana pengaruh ideologi terhadap terjadinya perubahan sosial?

8. Sebutkan faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan sosial! 9. Jelaskan mengapa masyarakat selalu mengalami perubahan! 10. Sebutkan dan jelaskan tiga proses terjadinya perubahan sosial! B. Belajar dari masalah!

1. Anak-anak bermain komputer.

Tidak dapat dimungkiri adanya komputer merupakan salah satu hasil perubahan sosial. Komputer ibarat sebuah tuntutan di masa sekarang seiring dengan perkembangan zaman. Kecanggihan teknologi komputer bukanlah barang yang mewah. Pada saat ini, bukan hanya orang-orang dewasa yang menikmati kecanggihan teknologi komputer. Namun, anak-anak yang berumur 5 tahun demikian lancarnya bermain komputer. Secara umum, fungsi komputer ibarat dua sisi mata uang, berbeda total. Di satu sisi komputer dapat memberikan anak dengan pengetahuan yang banyak, tetapi di sisi lain, si anak akan lebih asyik bermain komputer dibanding bergaul dengan teman seumurnya.


(27)

Sebagai seorang calon sosiolog, cobalah mengkaji masalah tersebut. Menurutmu, adanya teknologi komputer merupa-kan perubahan progress atau regress? Jelasmerupa-kan pula pengaruh positif dan negatif dari adanya kecanggihan komputer! 2.

Para remaja khususnya pelajar dan mahasiswa saat ini terlihat memiliki kehidupan bergaya hidup mewah seperti menggunakan handphone mahal dengan fitur canggih, lap top mewah, atau sepeda motor mahal, serta gaya-gaya kebarat-baratan. Padahal semua fasilitas tersebut hanya sebagai tuntutan gaya dalam pergaulan. Inilah fenomena sosial yang terjadi pada dunia remaja saat ini.

Sebagai seorang generasi muda, bagaimana kamu menanggapi persoalan ini yang mungkin tidak asing lagi bagimu?

Sumber:Kedaulatan Rakyat, 15 Agustus 2006

Pada dasarnya setiap masyarakat selalu mengalami perubahan. Selama ini di dalam masyarakat masih terdapat keinginan akan sesuatu maka perubahan ini akan tetap berlangsung sebagaimana terjadi pada tempat di mana kita tinggal. Setiap perubahan yang terjadi tidaklah selamanya bersifat progress yang mampu membawa pengaruh positif dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, kita harus mampu bersikap bijak dalam menghadapi setiap perubahan. Setidaknya kita menyaring setiap perubahan yang ada sesuai dengan nilai dan norma sehingga setiap perubahan yang terjadi boleh sesuai dengan harapan masyarakat. Kesemuanya ini terlepas dari perubahan yang disebabkan oleh alam yang bergejolak. Perubahan tersebut terjadi karena Tuhan Yang Maha Esa yang menghendaki.


(28)

21

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat Melalui pengamatan terhadap per-kembangan iptek, pendidikan, dan sistem pemerintahan yang ada, saya akan mencari contoh dampak per-ubahan sosial.

Melalui analisis suatu kasus sosial, saya akan mencari cara-cara tepat dalam mengatasi memudarnya jati diri bangsa.

Akhirnya, saya mampu menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat.

Saya ingin mempelajari dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat.

Melalui diskusi kelompok dan peng-kajian suatu kasus, saya akan meng-klasifikasikan contoh-contoh globali-sasi yang dapat mengancam eksis-tensi jati diri bangsa.


(29)

Pernahkah kamu melihat tempat seperti gambar di atas? Atau bahkan kamu sering mengunjunginya? Suatu tempat di mana kita dapat mengakses segala macam informasi di belahan dunia, atau dapat berkomunikasi dengan orang lain di mana pun berada. Warnet (warung internet) nama tempat tersebut. Merebaknya warung internet di berbagai daerah menandakan kemajuan teknologi yang semakin maju sebagai akibat perubahan sosial. Adanya internet sebagai teknologi baru semakin memudahkan seseorang dalam memenuhi kebutuh-annya. Segala sesuatu dapat diakses dengan mudah dan tanpa batas, mulai dari bidang ekonomi, politik, sosial, hankam, seni, bahkan pornografi. Namun, tidak selamanya teknologi baru membawa dampak positif bagi kehidupan sosial. Kebebasan yang ditawarkan internet mampu membawa dampak negatif terutama anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan tidak baik.

Dengan kata lain, semua perubahan sosial yang diwujudkan dalam kemajuan teknologi internet mempunyai dampak positif dan negatif bagi kehidupan sosial masyarakat. Lantas, bagaimana dampak perubahan sosial secara keseluruhan? Pertanyaan ini yang akan kita kaji dalam materi berikut ini.

Sumber: Dokumen Penulis


(30)

23

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat

A. Perubahan Sosial dan Dampaknya

Setiap perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan membawa perubahan di bidang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam struktur masyarakat setiap bidang saling kait-mengait satu sama lain. Contoh, perubahan di bidang politik akan berdampak pada bidang ekonomi dan seterusnya. Selain itu, setiap perubahan yang terjadi akan ber-dampak positif maupun negatif bagi kehidupan masyarakat. Sebagai-mana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa proses perubahan dapat menuju ke arah kemajuan di mana dapat menguntungkan serta meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat yang sering disebut dengan istilah progress. Namun, tidak menutup kemungkinan perubahan dapat berupa kemunduran di mana dapat merugikan kehidupan sosial masyarakat yang biasanya tidak dikehendaki. Perubahan ini biasanya disebut regress. Kesemua perubahan-perubahan di atas membawa dampak yang berbeda-beda bagi kehidupan masyarakat. Bagaimana dampak perubahan sosial secara keseluruhan dapat kita pelajari pada pembahasan di bawah ini.

1.

Dampak Umum Perubahan Sosial

Terjadinya proses perubahan tentu akan membawa dampak bagi lingkungan sekitar yang kemudian disusul perubahan lain. Misalnya, dicanangkannya Kota Selo, Boyolali sebagai kota rekreasi alam menjadikan kota tersebut ramai akan wisatawan. Perubahan ini mendorong masyarakat sekitar yang mula-mula hidup sebagai petani sayur-mayur berinisiatif untuk membuka ”home stay” sebagai usaha sampingan. Dengan begitu, pendapatan ekonomi warga menjadi

globalisasi, modernisasi, eksistensi jati diri,

individualisme, materialisme, sekularisme, hedonisme, integrasi bangsa

Tidak selamanya perubahan sosial mampu meningkatkan kesejahteraan sosial masya-rakat. Namun, mampu pula menjadi penyebab kemun-duran yang merugikan masya-rakat sosial.

Perubahan Sosial

IPTEK, Pendidikan, Pemerintahan,

Globalisasi

Eksistensi dan Jati Diri

Bangsa

Pancasila dan Bhinneka


(31)

Situasi masyarakat yang anomie, menjadikan individu tidak mampu menilai tindakan-tindakan yang dilakukannya. Hal ini dikarenakan tidak adanya batasan-batasan yang pasti.

meningkat yang akhirnya menciptakan kesejahteraan sosial masyarakat. Namun, perubahan-perubahan ini pun memengaruhi pola perilaku masyarakat. Bahkan, pan-dangan mereka terhadap nilai dan norma akan bergeser sebagai akibat pengaruh masyarakat dari luar sebagai wisatawan. Oleh karenanya, setiap perubahan akan diiringi oleh dampak negatif dari perubahan itu. Akan tetapi, tidak dimungkiri terjadinya perubahan justru membawa keuntungan.

Dampak negatif perubahan sosial dalam masyarakat memunculkan suatu keadaan di mana norma-norma atau nilai-nilai lama memudar. Sedangkan norma-norma atau nilai-nilai baru terbentuk, sehingga terjadi kekosongan, tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk bagi masyarakat. Keadaan ini dinamakan anomie.

Nilai dan norma sebagai pengatur perilaku sering terjadi terutama di kota-kota besar. Setiap individu mempunyai pegangan nilai dan norma yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan masing-masing. Standar baik dan buruk menjadi kabur sehingga yang muncul adalah perilaku-perilaku negatif. Dengan kata lain, suatu kondisi yang anomie kemungkinan besar perilaku negatif yang terjadi.

Perubahan sosial juga dapat menimbulkan terjadinya cultural lag. Suatu keadaan di mana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Hal ini dikarenakan perubahan pada suatu bagian tidak diikuti perubahan di bidang lainnya. Misalnya,

perkembangan teknologi komunikasi internet tanpa diimbangi dengan kematangan moral setiap individunya justru akan menimbulkan masalah sosial dalam masya-rakat. Komunikasi yang bebas melalui internet perlu diimbangi sikap bijak dalam menghadapi pengaruhnya. Tanpa adanya filter dalam diri individu, perkembangan komunikasi internet menjadi bumerang bagi kepribadian diri dan kondisi bangsa. Sebagai contohnya, paham-paham bebas yang ditawarkan dunia Barat melalui internet, kejahatan-kejahatan dunia maya yang kerap terjadi, pem-bobolan kartu kredit melalui jaringan internet, penipuan, perusakan file penting dalam pemerintah, dan lain-lain.

Selanjutnya, perubahan sosial mampu pula mem-bentuk gejala yang disebut mestizo cultural. Mestizo cultural merupakan suatu proses percampuran unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan yang mempunyai warna dan sifat yang berbeda. Gejala ini ditandai adanya pola konsumsi yang berlebihan serta sikap pamer kekayaan antarmasyarakat. Contoh, maraknya teknologi handphone di kalangan remaja dan anak-anak. Saat ini handphone menjadi barang penting dalam pergaulan anak-anak. Bukan penting dalam arti sebagai sarana komunikasi melainkan penting sebagai ajang meningkatkan prestise diri. Atau maraknya pembelian

Sumber: www.aksicepattanggap.com

Gambar 2.1Keindahan alam lereng Gunung Merapi menjadikan Selo sebagai tempat wisata.

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2.2Ketimpangan budaya internet dapat menimbulkan keguncangan pada masya-rakat.


(32)

25

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat

Tidak menutup kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi mampu menimbulkan konflik-konflik sosial yang membentuk disintegrasi. Hal ini dikarenakan perubahan di suatu bidang tanpa diimbangi oleh perubahan di bidang lain yang saling berkaitan. Kondisi ini menimbulkan ketidakserasian sosial atau disintegrasi. Dengan kata lain, disintegrasi sosial merupakan suatu kondisi atau keadaan di mana tidak ada suatu keserasian antara unsur-unsur kebudayaan atau lembaga-lembaga. Dalam sosiologi, disintegrasi dinamakan juga disorganisasi. Kesemua kondisi ini menimbulkan konflik sosial sebagai dampak negatif perubahan sosial.

Dampak Perubahan Sosial di Bidang Pertanian

Di era 70-an, dunia pertanian kita mengalami keterkejutan yang membawa dampak perubahan sosial yang sangat signifikan, yaitu pertanian yang sebelumnya bercorak organik, serta-merta beralih ke sistem bertani kimia. Perubahan ini biasa dikenal sebagai revolusi hijau. Perubahan ini ditandai dengan penggunaan pupuk anorganik, penggunaan obat-obat kimia pembasmi hama, dan penggunaan bibit pertanian hasil rekayasa genetika. Perubahan yang paling kentara adalah bergesernya pola pertanian tradisional menjadi pola pertanian yang (konon dikatakan) modern.

Dampak lain yang mengiringi perubahan ini adalah terjadinya mekani-sasi pertanian. Konsekuensinya, muncul pemilik modal untuk berinvestasi di sektor pertanian. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat kegiatan mekanisasi pertanian, selain menjanjikan keuntungan besar, sektor ini juga memerlukan modal yang besar pula. Jelas suatu kondisi yang tidak memung-kinkan terjangkau oleh kebanyakan petani kita yang hanya mempunyai permodalan kecil. Sehingga muncullah perkebunan-perkebunan baru yang membuka lahan ribuan, bahkan jutaan hektare.

Persoalan yang timbul adalah mekanisasi pertanian telah meminggirkan petani tradisional yang menggunakan peralatan tradisional (cangkul, sabit, dan sebagainya) tergantikan dengan mesin-mesin pertanian (traktor, mesin semprot, pompa air, dan sebagainya). Mesin-mesin ini hanya mampu dimiliki oleh petani bermodal besar. Dalam kondisi seperti ini mulailah terlihat dampak sosial terjadi di masyarakat. Petani kecil semakin tidak berdaya menghadapi serbuan petani bermodal besar.

Sumber:www.p2kp.org

Pada pembahasan di atas telah dijelaskan secara umum tentang dampak dari perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Untuk memahami lebih tentang materi ini, cobalah mencari kasus-kasus nyata dalam kehidupan sosial tentang dampak perubahan sosial. Manfaatkan berita-berita di media massa atau artikel-artikel di internet untuk membantumu dalam mengerjakan tugas ini. Dengan fakta-fakta yang ada buatlah penjelasan secara singkat tentang dampak perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat beserta contoh kasusnya. Tulislah dalam selembar kertas dan bacakan di depan kelas.


(33)

2.

Disintegrasi sebagai Dampak Perubahan

Sosial

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat jelas akan mengakibatkan konflik-konflik dalam masyarakat. Cobalah amati lingkungan sekitarmu, adakah konflik yang ditimbulkan akibat perubahan sosial?

Pada dasarnya konflik-konflik dan ketegangan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan sosial jika terus-menerus dibiarkan akan membawa proses disintegrasi. Disintegrasi adalah suatu keadaan di mana orang-orang di dalam masyarakat tidak dapat lagi menjalin kerukunan dan kebersamaan, melainkan saling bertikai dan saling menghancurkan sehingga terjadi perpecahan dalam kehidupan sosial. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakat antara lain:

a. Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada keterpaduan.

b. Sebagian besar anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang berlaku.

c. Menurunnya wibawa tokoh-tokoh pemimpin kelompok. d. Kurang berfungsinya sanksi sebagaimana mestinya.

Di dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, banyak terjadi masalah sosial yang muncul sebagai perwujudan dari gejala disintegrasi. Seperti, banyaknya cekcok antaranggota keluarga, sengketa antarkelompok masyarakat, konflik antaretnis maupun gejala separatisme. Kesemua contoh tersebut merupakan masalah sosial yang dapat mengarah pada munculnya disorganisasi sosial sebagai akibat perubahan sosial.

Secara umum terdapat beberapa bentuk disintegrasi dalam masyarakat antara lain:

a. Pergolakan Daerah

Pergolakan daerah merupakan suatu proses pergolakan yang terjadi di daerah. Biasanya pergolakan ini timbul karena membela kepentingan daerah yang berkaitan dengan latar belakang ekonomi, politik, kesenjangan sosial, ketidakadilan, etnis, agama, dan lain-lain. Misalnya terjadinya kerusuhan-kerusuhan di daerah, gerakan separatisme, dan lain-lain.

b. Aksi Protes dan Demonstrasi

Aksi protes biasanya muncul dikarenakan ketidak-puasan masyarakat terhadap cara kerja sebuah instansi. Tidak dapat dimungkiri dalam aksi ini orang-orang melakukan tindakan destruktif sebagai ungkapan rasa kekecewaan mereka. Akibat aksi ini dapat memun-culkan kondisi disintegrasi bangsa. Misalnya aksi

pro-tes mahasiswa menuntut transparansi kinerja pemerintah aksi

Adanya disintegrasi dimun-culkan dari konflik-konflik sosial akibat perubahan sosial di mana membawa ketidak-serasian antara unsur kebu-dayaan yang berkepanjangan. Sumber: www.blog.doeljoni.sysadmin.or.id

Gambar 2.4Pertikaian antarkelompok massa satu contoh disintegrasi.

Sumber: www.trulyjogja.com Gambar 2.5Aksi demo buruh.


(34)

27

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat

Contoh: perampokan, pembunuhan, pencurian dengan kekerasan, dan lain-lain.

d. Prostitusi atau Pelacuran

Menurut Soerjono Soekanto, prostitusi sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual dengan imbalan upah. Bentuk disintegrasi ini biasanya merebak di kota-kota besar, daerah-daerah pariwisata, dan lain-lain.

e. Kenakalan Remaja

Adanya kenakalan remaja disebabkan fungsi keluarga yang kurang berperan dalam pengawasan anak. Menurut Fuad Hasan, kenakalan remaja sebagai perbuatan antisosial yang dilakukan oleh seorang remaja yang apabila dilakukan oleh orang dewasa diartikan tindak kejahatan. Tindakan ini mampu menimbulkan keresahan masyarakat yang akhirnya mendorong terjadinya disintegrasi bangsa. Contoh: perkelahian, kebut-kebutan, membolos, dan lain-lain.

Secara umum disintegrasi di-bagi menjadi tiga jenis, yaitu: • Disintegrasi perorangan, misalnya pelacuran, mabuk, bunuh diri, dan lain-lain. • Disintegrasi keluarga,

mi-salnya perceraian, penyakit sosial, dan lain-lain. • Disintegrasi masyarakat,

misalnya kemiskinan, pe-ngangguran, korupsi, dan lain-lain.

Upaya Menanggulangi Disintegrasi Bangsa

Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya mengandung potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras, dan etnis golongan. Hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik yang terjadi merupakan pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat.

Kondisi ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa sara, serta munculnya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan. Apabila kondisi ini tidak diatasi dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa.

Oleh karena itu, diperlukan upaya mengatasi disintegrasi bangsa. Adapun strategi dan cara yang digunakan dalam menanggulangi disintegrasi bangsa antara lain:

a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.

b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan agar tidak terjadi KKN. c. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha

pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya.

d. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan pada ideologi bangsa.

e. Menumpas setiap gerakan separatisme secara tegas dan tidak kenal kompromi.

f. Membentuk satuan sukarela yang terdiri atas unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis.

g. Melarang dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan kekuatan massa.


(35)

Kemajuan suatu bangsa sering kali diukur seberapa besar bangsa tersebut telah mengalami perubahan sosial. Perubahan-perubahan ini tampak nyata dalam perkembangan teknologi yang ada, sebagai contohnya, perkembangan teknologi transportasi, komunikasi, pertanian, dan lain-lain. Cobalah lakukan pengamatan singkat terhadap perubahan yang terjadi di Indonsia! Apakah perubahan yang terjadi adalah suatu perkembangan ataukah suatu kemunduran? Kaji dan amati perkembangan iptek, pendidikan, ataupun sistem pemerintahan yang ada. Bagaimana perubahannya dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat? Hasilnya tulislah dalam bentuk laporan singkat dengan gaya bahasa yang menarik. Selanjutnya, presentasikan di depan kelas.

B. Globalisasi dan Jati Diri Bangsa

Apabila kita berbicara mengenai perubahan suatu bangsa secara tidak langsung kita berbicara mengenai globalisasi dan modernisasi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan sosial sebagai akibat munculnya modernisasi dan globalisasi. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua globalisasi dan modernisasi mampu memberikan pengaruh positif dalam diri individu. Contoh, masuknya paham-paham Barat yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, masuknya teknologi-teknologi maju yang justru menimbulkan kesenjangan sosial, masuknya gaya hidup Barat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma, dan lain-lain. Kondisi ini lambat laun akan mengancam eksistensi jati diri bangsa. Oleh karenanya, diperlukan sikap bijak untuk menghadapinya. Materi ini akan membahas lebih dalam tentang keterkaitan antara globalisasi dengan jati diri bangsa.

1.

Pengertian Globalisasi

Pada dasarnya semua bangsa dan masyarakat di dunia ini senantiasa terlibat dalam proses modernisasi. Terjadinya proses modernisasi sangatlah luas, dan tidak dapat dibatasi ruang lingkup dan masalahnya, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya. Modernisasi diyakini sebagai suatu perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional ke suatu masyarakat yang modern. Proses tersebut didorong oleh keinginan masyarakat untuk memiliki penghidupan yang lebih baik. Lantas, apa arti dan maksud dari modernisasi sesungguhnya?

Menurut Wilbert E. Moore (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), pengertian modernisasi adalah

Sumber: Dokumen Penulis


(36)

29

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat

Sumber:Atlas

Gambar 2.4 Di era globalisasi, dunia seakan berada dalam satu genggaman. adalah menyangkut bidang tradisi-tradisi sosial kemasyarakatan, ilmu

pengetahuan dan teknologi, kependudukan dan mobilitas sosial. Kesemua perubahan dalam modernisasi ditunjukkan dalam gerak sosial atau social mobility. Gerak sosial adalah suatu proses di mana unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis dari masyarakat, mulai menunjukkan peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan pola-pola peri kelakuan yang berwujud pada aspek-aspek kehidupan modern seperti mekanisasi, media massa yang teratur, urbanisasi, dan pendapatan per kapita.

Secara umum modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Adanya modernisasi tidak lepas dari proses globalisasi. Hal ini dikarenakan hasil dari globalisasi adalah modernisasi. Lantas apa itu globalisasi? Adapun globalisasi berasal dari kata global yang berarti secara umum dan keseluruhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

disebutkan bahwa arti globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Namun, secara umum globalisasi dapat berarti proses integrasinya bangsa-bangsa di dunia ke dalam sebuah sistem global yang melintasi batas-batas suatu negara.

Sekarang ini, dunia sedang mengalami proses globalisasi, termasuk Indonesia. Menurut Hanvey (1982), saat ini masya-rakat dunia berada pada masa transisi yang ditandai oleh perubahan dari praglobal kepada kesadaran global. Adanya kesadaran global ditandai oleh pengetahuan baru tentang interaksi dalam sistem perencanaan dan tindakan.

Proses globalisasi dengan mudah telah menjadi fenomena penting di bidang ekonomi, politik, dan budaya. Salah satu indikasi dari globalisasi adalah terjadinya pasar bebas. Misalnya, barang-barang masuk ke suatu negara dengan bebas dan investasi atau modal pun tidak mengenal batas negara. Hal ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya segala macam barang dalam berbagai jenis dan model yang diproduksi oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik Anda harus dapat memilah-milah pengaruh tersebut, mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang sebaiknya diikuti dan mana yang tidak seharusnya ditiru.

Menurut Louis Horowit, mo-dernisasi yang nonideologis pada dasarnya merupakan suatu istilah teknologi, bukan suatu istilah penilaian. Mo-dernisasi menyangkut per-gantian tenaga kerja manusia oleh mesin komunikasi infor-masi dengan cepat, pemin-dahan orang dan barang dengan cepat, dan lain-lain.

Globalisasi

Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Istilah globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Misalnya, globalisasi dapat berarti:

a. Pembentukan desa global (global village), yang berarti kontak yang lebih erat antara berbagai pelosok dunia, meningkatnya interaksi personal, saling kerja sama dan persahabatan antara penduduk dunia. b. Globalisasi ekonomi, meningkatnya perdagangan bebas dan


(37)

2.

Tantangan Global terhadap Eksistensi Jati Diri

Bangsa

Dari subjudul di atas dapat diartikan bahwa apa yang akan kita kaji kali ini adalah tantangan atau hal yang harus dihadapi secara keseluruhan (global) terhadap keberadaan (eksistensi) jati diri bangsa. Lalu, apakah yang dimaksud dengan jati diri bangsa? Jati diri dapat diartikan sebagai ciri-ciri, identitas, gambaran, ataupun tanda (KBBI: 2001). Adapun bangsa adalah keseluruhan tantangan yang mengancam keberadaan ciri-ciri bangsa Indonesia.

Jati diri atau ciri-ciri bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa yang lain. Perbedaan itu disebabkan oleh latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografinya. Jati diri bangsa Indonesia terbentuk karena adanya kesamaan pengalaman sejarah rakyat Indonesia. Walaupun rakyat Indonesia berbeda-beda, namun di sisi lain mereka memiliki pengalaman sejarah yang sama. Hal inilah yang menum-buhkan kesadaran akan persatuan Indonesia dan itu menjadi ciri bagi keberadaan bangsa Indonesia (identitas nasional bangsa Indonesia).

Sekarang yang menjadi permasalahan, apakah dengan adanya modernisasi, eksistensi jati diri bangsa Indonesia akan mendapat tantangan? Seperti kamu ketahui, sekarang ini adalah zaman globalisasi. Salah satu ciri yang menandainya adalah semakin kecilnya hambatan dalam berkomunikasi. Seluruh dunia dapat dikatakan seakan berada dalam satu genggaman. Jarak tidak menjadi hambatan yang berarti karena masalah itu dapat diatasi dengan kemajuan bidang komunikasi dan telekomunikasi. Sebagai contoh untuk mengetahui Pada pembahasan di depan telah dijelaskan pengertian dari globalisasi. Secara umum globalisasi merupakan suatu sistem tanpa batas antarsuatu negara. Semua negara di dunia mengalami proses globalisasi, sebagaimana di Indonesia. Bersama teman sekelompokmu, carilah contoh-contoh globalisasi yang terjadi di Indonesia secara keseluruhan. Manfaatkanlah berita-berita di media massa atau artikel-artikel di internet yang membahas mengenai globalisasi di Indonesia. Diskusikan setiap contoh-contoh yang kalian temukan, tuliskan pula bagaimana kalian menyikapinya! Hasilnya tulislah dalam bentuk laporan diskusi! Selanjutnya, kumpulkan kepada guru sebagai bahan penilaian atas prestasimu! Selamat bekerja!

Munculnya identitas nasional suatu bangsa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor objektif (faktor yang berkaitan dengan geografis, ekologis, demogra-fis) dan faktor subjektif (terdiri atas faktor-faktor historis, poli-tik, sosial, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa itu). Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang

sama dengan internasionalisasi dan istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berku-rangnya peran negara atau batas negara.


(38)

31

Dampak Perubahan Sosial terhadap Masyarakat

menunjukkan komunikasi yang tidak ada batas. Era globalisasi dapat lebih berkembang dengan didukung kemajuan iptek.

Globalisasi yang melanda dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya sampai saat ini masih memunculkan pro dan kontra. Hal ini disebabkan globalisasi itu sendiri dapat berdampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat.

Dampak positif dari era globalisasi dapat dilihat dari semakin berkembangnya dan memasyarakatnya handphone sebagai alat komunikasi. Akan tetapi, bagaimana dengan dampak negatif dari era globalisasi? Di era globalisasi ini, setiap bangsa bebas keluar masuk memberikan pengaruhnya kepada bangsa lain. Akibatnya, berbagai paham dan ideologi pun masuk ke bangsa lain, begitu pula bangsa Indonesia.

Berbagai paham masuk ke Indonesia, baik itu paham yang berguna untuk kemajuan bangsa maupun paham yang dapat merusak moral bangsa. Paham-paham tersebut antara lain:

a. Individualisme, yaitu suatu paham yang mementingkan

kepentingan diri sendiri (individu).

b. Materalisme, yaitu suatu paham yang selalu mengutamakan segala sesuatu berdasarkan materi.

c. Sekularisme, yaitu suatu paham yang selalu mencerminkan kehidupan keduniawian.

d. Hedonisme, yaitu suatu paham yang melihat bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi tujuan hidup dan tindakan manusia. Masih banyak lagi pengaruh-pengaruh globalisasi yang

dirasakan oleh bangsa-bangsa di dunia. Tidak satu pun bangsa di dunia yang mampu menolak pengaruh globali-sasi, tidak terkecuali Indonesia. Jika pengaruh-pengaruh negatif tersebut diterima oleh masyarakat Indonesia dengan begitu saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu, tentunya dapat mengancam eksistensi jati diri bangsa Indonesia.

Oleh karena itulah, kita harus mencari solusi yang tepat untuk menghadapi tantangan tersebut. Dalam hal ini, sangat diperlukan ketahanan dan ketangguhan bangsa Indonesia. Dengan modal ketahanan dan ketangguhan, kita akan menghadapi bersama-sama masalah-masalah yang timbul akibat globalisasi serta sikap bijaksana dalam memilah-milah budaya luar supaya pengaruh tersebut tidak merusak jati diri bangsa Indonesia.

Jati diri bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia di mana terdapat konsep dasar kehidupan bernegara yang baik. Di dalamnya terangkum nilai-nilai dan norma-norma yang harus dianut dan diyakini kebenarannya serta sudah mengakar dalam masyarakat. Pancasila pun dipakai sebagai filter bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi pengaruh dari luar.

Contoh lain pengaruh globalisasi saat ini adalah maraknya penggunaan obat-obatan terlarang. Nah, sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, apa yang akan kamu lakukan?

Sumber:Majalah HaPe

Gambar 2.7 Handphone salah satu teknologi globalisasi.

Sumber: www.allabouttrie.blogsome.com

Gambar 2.8Adanya budaya shopping dipengaruhi oleh budaya luar.


(39)

Globalisasi Versus Jati Diri Bangsa

Globalisasi sedang melanda dunia. Apa pun akibatnya, kita harus siap menghadapinya. Kalau kita cermati, globalisasi mengakibatkan dampak baik dan buruk. Tentu kamu sadari, sekarang ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Hal itu didukung dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi. Misalnya, suatu peristiwa yang terjadi di suatu negara dengan mudahnya dapat diakses di negara lain.

Namun di sisi lain, globalisasi mendorong terjadinya pasar bebas dan imperialisme dalam bentuk baru. Dengan pemberlakuan pasar bebas, batas-batas penanaman modal dan asal barang menjadi semakin kabur. Sedangkan, imperialisme bentuk baru itu tercipta karena dalam globalisasi memungkinkan perkembangan paham liberalisme yang ditandai dengan dominasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

Nah, untuk menyikapi hal itu, kita bangsa Indonesia harus memperkuat eksistensi jati diri bangsa. Hal itu dimaksudkan untuk menyaring berbagai pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia. Kita ambil pengaruh yang baik dan kita tolak pengaruh yang buruk atau mencari solusi terbaik dari pengaruh buruk itu. Dengan memperkuat jati diri bangsa Indonesia, tentunya kita tidak akan mudah terpengaruh oleh berbagai dampak globalisasi.

Di depan kamu sudah mengetahui berbagai pengaruh globlisasi yang melanda Indonesia. Sekarang, coba tajamkan mata dan telingamu. Cermati situasi bangsa Indonesia saat ini, dapat juga kamu ambil prioritas di lingkungan sekitarmu. Bersama kelompokmu, identifikasilah berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh arus globalisasi yang dapat mengancam eksistensi jati diri! Tuangkan data-data yang kamu peroleh pada tabel seperti contoh di bawah ini. Hasilnya presentasikan di depan kelas.

1. Individualisme

2. . . .

3. . . .

4. . . .

5. . . .

6. . . .

7. . . .

8. . . .

9. . . .

Penilaian No. Pengaruh Globalisasi

Baik Buruk

Keterangan

✔ Dengan individualisme akan mengikiskan rasa persa-tuan dan kekeluargaan yang telah dibangun.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


(1)

Norma sosial adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai paduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima.

Organisasi sosial adalah sistem hubungan antarorang dan antarkelompok berdasarkan jenis kegiatan dan pembagian fungsional untuk menyelesaikan kebersamaan bersama masyarakat.

Perubahan sosial adalah keadaan yang menunjuk ada yang berubah dalam masyarakat.

Populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah. Progress adalah kemajuan.

Proses sosial adalah proses pengaruh timbal balik antara pelbagai bidang kehidupan.

Prostitusi adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan.

Regress adalah kemunduran.

Religi adalah kepercayaan kepada Tuhan.

Revolusi adalah perubahan ketatanegaraan (pemerintah atau keadaan sosial) yang dilakukan kekerasan.

Riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik.

Sampel adalah bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar.

Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar, dan sebagainya).

Sensus adalah penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan. Separatis adalah paham untuk memisahkan diri.

Sikap sosial adalah perbuatan yang berkaitan dengan masyarakat. Statistik adalah data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi,

digolongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah.

Status adalah keadaan atau kedudukan dalam hubungan dengan masyarakat sekelilingnya.

Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.

Struktur sosial adalah konsep perumusan asas hubungan antarindividu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan pedoman bagi tingkah laku individu.

Tesis adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada suatu universitas.

Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa ke kota besar.

Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.


(2)

A

Adat, 11, 49, 50–52 Afeksi, 56, 57 Akomodasi, 9, 17 Aksi protes, 26 Akulturasi, 9, 15–17 Alat-alat produksi, 59 Alvin L. Bertrand, 15 Angket, 77, 100, 102 Anomie, 24

Area sampling, 85 Argumentatif, 124 Asimilasi, 9, 15–17

B

Basic institution, 53

Batasan konsep, 93, 97, 126 Bruce J. Cohen, 4

Budaya Jawa, 16 Budaya lokal, 16

C

Charles F. Andrian, 5 Cluster sampling, 85 Content analysis, 78 Crescive institutions, 52 Curiosity, 75

Custom, 51

D

Demonstrasi, 26

Deskripsi, 78–80, 99, 104, 127 Difusi, 4, 9, 15–17

Discovery, 13 Disertasi, 124

Disintegrasi, 25–27, 34

Diskusi, 15, 30, 47, 55, 62, 75, 81, 88, 94, 98, 123, 126, 129, 130, 131

Disorganisasi, 5, 25, 26

E

Eksistensi jati diri, 28, 30–32, 34 Eksplanatori, 79

Enacted institutions, 52, 53 Evaluatif, 79

Excavator, 15

F

Faktor ekstern, 13, 14 Faktor intern, 13

Fenomena sosial, 34, 79, 82 Folkways, 51

Fuad Hasan, 27

G

Gaya hidup, 17, 28, 33, 34, 58, 59, 84 General Features of Social Institution, 49 General institutions, 53

Generalisasi, 77, 84, 95, 106 Gerak sosial, 29

Gerak sosial vertikal, 10

Gillin dan Gillin, 4, 49, 50, 52–54 Global village, 29

Globalisasi, 28–37 Governments less, 33

H

Hedonisme, 31

Hipotesis, 80, 93, 96, 99, 106, 126, 127 Howard Becker, 48

Hubungan simbiotik, 16 Hubungan simetris, 83

I

Ideologi, 4, 5, 7, 10, 12, 27, 31, 35, 50

Ilmu pengetahuan, 11, 29, 32, 36, 75, 78, 124, 125, 129

Implikasi penelitian, 126, 127 Individualisme, 31, 32

Industrialisasi, 8 In-group, 17 Inovasi, 13

Insidental sampling, 86 Institutionalization, 47 Institutionalized, 51, 52, Integrasi, 11, 12, 33, 34 Internalized, 52

Invention, 13

J

Judul penelitian, 79, 80–82, 88, 93–95, 97, 126, 128


(3)

K

Kajian pustaka, 126, 127 Karya ilmiah, 126, 130 Karya tulis, 123, 129 Kedudukan, 64, 65 Kekerasan, 16, 27, 34, 87 Kekuasaan, 3, 60

Kelompok masyarakat, 26, 48 Kemerosotan moral, 81 Kemiskinan, 13, 14, 27, 81 Kenakalan remaja, 27 Kesadaran global, 29

Kesejahteraan sosial, 23, 24, 54 Kesenjangan sosial, 26, 28

Kesimpulan, 77, 84, 95, 96, 104, 105, 126–128, 130

Kevalidan, 86 Kingsley Davis, 3

Koentjaraningrat, 13, 48, 50

Komunikasi, 11, 15, 24, 28–32, 101 Konflik, 6, 14, 15, 17, 25–27, 34, 61, 77 Konflik antaretnis, 26

Konflik antargenerasi, 14 Konservatif, 11, 35 Konsumsi, 24, 58, 60 Kontak, 9, 15, 29, 101, 130 Kriminalitas, 13, 26, 83 Kultural lag, 24

L

Lampiran, 127, 128

Laporan penelitian, 17, 96, 123–129, 131, 132 Latar belakang masalah, 93, 94

Lembaga keluarga, 55, 56, 65

Lembaga kemasyarakatan, 3, 4–8, 13, 47, 48, 55

Lembaga pendidikan, 49, 53, 55, 64, 65 Lembaga perkawinan, 34, 49, 50, 52 Lembaga politik, 55, 60–62

Lembaga sosial, 5, 47–55, 65

M

Makalah, 131 Materialisme, 34

Mekanisasi pertanian, 25 Mestizo cultural, 24 Metode eksperimen, 87 Metode ethnografis, 86

Metode grounded research, 86 Metode historis, 86

Metodologi penelitian, 80, 93, 97, 126–128 Modernisasi, 28–30

N

Nation less, 33, 34 Nilai moral, 63 Nilai sosial, 3, 47

Norma sosial, 3, 4, 15, 26, 47

O

Objek penelitian, 82, 84, 86, 87, 98, 127 Operasional, 80, 96

Operative institutions, 54

Organisasi sosial, 3, 4, 26, 28, 79

P

Pendahuluan, 126–128 Penelitian eksperimen, 77 Penelitian eksploratif, 76, 78 Penelitian expost facto, 77 Penelitian kualitatif, 77, 104 Penelitian longitudinal, 77 Penelitian murni, 77

Penelitian pengembangan, 77 Penelitian survei, 77, 87 Penelitian terapan, 77 Penelitian verifikatif, 77 Penetration pacifique, 16 Pengawasan sosial, 57 Perbuatan antisosial, 27 Perilaku negatif, 24

Permasalahan asosiatif, 83 Permasalahan deskriptif, 83 Permasalahan komparatif, 83 Perubahan berencana , 5, 7

Perubahan berpengaruh besar, 5, 8 Perubahan berpengaruh kecil, 5, 8 Perubahan evolusi, 5, 6

Perubahan revolusi, 5, 6

Perubahan sosial, 3–5, 9, 11, 13, 15, 23 Plato, 60

Pola perilaku, 3, 8, 11, 15, 24, 50, 51 Populasi, 77, 84, 85, 95, 97, 98, 102 Pranata sosial, 47, 48, 53

Presentasi, 15, 17, 28, 32, 52, 55, 62, 88, 98, 106, 129, 130–132

Prestise, 24, 39 Progress, 8, 23 Proses sosial, 4 Publikasi ilmiah, 124 Purposive sampling, 85


(4)

R

Ralp Dahrendorf, 77

Rancangan penelitian, 79–82, 86, 93, 94, 96– 98, 104, 113, 129

Regress, 8, 23

Regulative institutions, 54 Religi, 57, 62, 63

Representatif, 85 Research, 75–77, 86

Responden, 83, 86, 101–103 Restricted institutions, 53, 54 Robert H. Laver, 4

Robert M.Z. Lawang, 51 Robert Mac Iver, 48 Roucek dan Warren, 4

Rumusan masalah, 82, 83, 88, 93–97

S

Samuel Koenig, 4

Sanctioned institutions, 53 Selo Soemardjan, 3, 7, 49 Separatisme, 26, 27 Sikap sosial, 3 Sikap superior, 17

Simpel random sampling, 84 Sistem keyakinan, 5

Sistem mata pencaharian, 8, 11 Sistem nilai, 4, 52, 53

Sistem pencaharian, 6 Sistem sosial, 3, 4, 51 Snow Ball Sampling, 86 Social institution, 47, 49 Social mobility, 29

Soedjono Dirdjosisworo, 4

Soelaiman Soemardi, 7

Soerjono Soekanto, 6, 27, 47, 49, 51 Solidaritas kelompok, 63

Sozialegebilde, 48

Statistik, 87, 99, 106, 127 Stratified sampling, 84 Stratifikasi sosial, 3, 13, 15 Struktur masyarakat, 4, 13–15, 23 Struktur sosial, 4, 8

Suku Yali Mek, 12

T

Tata kelakuan, 50, 51, 54

Teknik pengumpulan data, 97, 98, 126 Teknik sampling, 126

Tesis, 124

Tindakan destruktif, 26 Transfer kebudayaan, 64

U

Uji statistik, 127

Unilinier Theories of Evolution, 6 Universal Theory of Evolution, 6 Unsanctioned institutions, 53 Urbanisasi, 13, 29

Usage, 51

V

Variabel bebas, 82 Variabel tergantung, 82

W

Wawancara, 12, 17, 55, 65, 77, 100–102 Wilbert E. Moore, 28


(5)

Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara.

Andrian, Charles F, 1992, Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, Tiara Wacana. Arif Rohman, dkk., 2002. Sosiologi, Klaten: Intan Pariwara.

________, 2003. Sosiologi, Klaten: Intan Pariwara.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA.

Da Rato, Anis, 1987, Ringkasan Sosiologi Antropologi, Yogyakarta, Mitra Gama Widya. Djarwanto PS., 1998, Statistik Sosial Ekonomi, Yogyakarta, BPFE.

Fox, James, 2002, Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, Jakarta, Buku Antarbangsa. Hooguelt, Ankle MM, 1995 Sosiologi Sedang Berkembang, Jakarta, Raja Grafindo Persada. id.wikipedia.com

Johnson, Paul Doyle, 1990, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama Koentjaraningrat, 1987, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta.

Lawang, Robert M.Z.,1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Moleong, J. Lexy, 2001) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya. Nasikun, (1984), Sistem Sosial Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Polak, J.B.A.F Mayor, 1979. Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, Jakarta, Ichtiar Baru.

Prasetya, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Rajawali Press.

Rohman, Arif, 1997, Logika, Metode Berpikir Ilmiah, Yogyakarta, FIP IKIP Yogyakarta.

Sanderson, Stephen K, 1995, Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial), Edisi kedua, Jakarta, Rajawali Press.

Sapatro, Nata, 1981, Pengantar Sosiologi, Yogyakarta, Multi Aksara.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES. Slamet, Y, 1993, Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial, Surakarta, Dabara Publisher. ________, 2001, Teknik Pengambilan Sampel, Sukarta, Pabelan.

Soekanto, Soerjono, 1987, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press.

Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soleman, B. Tanako, 1993, Struktur dan Proses Sosial, Jakarta, Rajawali.

Susanto, Astrid, 1985, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung, Bina Cipta. www.e-dukasi.net/mol/cetak/mo-full.php?moid=50&fname=sos202-07.htm (4 September 2006). www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/01/0501.htm (17 September 2006).

Zeitlin, Irving M, 1998. Memahami Kembali Sosiologi, Cetakan kedua, Yogyakarta, Gadjah Mada Universitas Press.


(6)