Tahap Perkembangan Penghayatan Keagamaan Usia Sekolah dan Karakteristiknya Proses Perkembangan Kecerdasan Spiritual dan Penghayatan Keagamaan

Kegiatan Pembelajaran 6 98 peranan yang sangat penting dalam perkembangan penghayatan keagamaan. Hubungan yang harmonis dengan orangtua, disayang, dlindungi, dan mendapat perlakuan baik, maka anak akan mudah menerima kebiasaan orangtua, dan selanjutnya akan cenderung kepada agama. Sebaliknya hubungan dengan orangtua yang kurang harmonis, penuh tekanan, kecemasan, ketakutan, menyebabkan sulitnya perkembangan agama pada anak. Pendidikan anak di sekolah, khususnya pendidikan agama di SD merupakan dasar bagi sikap jiwa agama. Apabila guru memberi sikap positif terhadap agama maka akan berpengaruh dalam membentuk pribadi dan akhlak yang baik. Pendidikan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat memegang peranan penting dalam memelihara dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual. Terpeliharanya kecerdasan spiritual akan mengoptimalkan IQ dan EQ. Daradjat 2010:90 menyatakan penghayatan keagamaan berkaitan dengan kematangan intelektual dan dapat dikembangkan melalui pembiasaan juga memberikan pemahaman agama sesuai dengan tahap kemampuan berpikirnya. Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual yang tinggi dan berkembang karena adanya pengaruh interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu pendidikan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat memegang peranan penting dalam memelihara dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual.

3. Identifikasi Perilaku Moral dan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik

Cara identifikasi aspek moral dan kecerdasan spiritual peserta didik sama dengan cara identifikasi yang telah diuraikan pada materi pembelajaran materi perkembangan emosi dan sosial.

4. Implementasi dalam Pembelajaran

1. Jadilah panutan dengan menampilkan sikap dan perilaku yang mencerminkan kepribadian dan moral yang baik, serta cerdas secara spiritual, 2. Ciptakan iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan moral dan kecerdasan spiritual peserta didik. Selain pandai guru juga harus bersikap bijaksana, sabar, SD Kelas Tinggi KK A 99 hangat dan ikhlas dalam melaksanakan tugas, dan bersikap positif terhadap pekerjaan. Sikap yang demokratis dan perlakuan yang baik dari guru akan membangun hubungan baik dengan peserta didik, sehingga iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik akan terwujud. 3. Pahami ada keragaman dalam perilaku moral dan kecerdasan spiritual karena tidak semua peserta didik memiliki lingkungan keluarga yang menjunjung moral dan spiritual yang tinggi serta keluarga yang harmonis. Oleh karena itu, guru harus bersikap menerima semua peserta didik, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jangan bersikap kasar atau sinis kepada mereka yang belum menampilkan moral dan kecerdasan spiritual sesuai yang diharapkan, namun bersikap bijak dan tetap membimbing serta mendorongnya dengan sabar. 4. Rancang pembelajaran dengan memasukan aspek moral atau karakter dan spiritual dalam pembelajaran. 5. Kembangkan perilaku moral dan spiritual melalui pembiasaan yang disertai pemahaman dan disiplin yang disertai konsekuensi yang mendidik. Buatlah norma-norma perilaku moralspiritual yang harus dilakukan yaitu jujur, empati, taat aturan, tanggung jawab, menghargai orang lain, mengasihi orang lain dsb. 6. Biasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar dan dorong peserta didik untuk rajin beribadah serta libatkan mereka dalam kegiatan keagamaan dan sosial. 7. Buat suatu tugas kelompokkelas yang dapat meningkatkan sikap altruisme membantu orang lain dengan ikhlas. Beri mereka kebebasan untuk memilih kegiatan yang dapat membantu orang lain, mungkin membantu teman yang kesulitan belajar, membersihkan halaman sekolah, dsb Santrock, 2007:124 8. Bekerja sama dengan rekan guru, terutama guru agama serta orangtua untuk membantu meningkatkan perilaku moral dan kecerdasan spiritual.