BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DAP Draw a Person
1. Sejarah Tes DAP
Teknik menggambar manusia mulai dikenal pada sekitar tahun 1800. Cooker dan Ricci adalah peneliti yang mengembangkan teknik
menggambar manusia. karena mereka melihat gambar anak – anak berubah seiring dengan perkembangan mereka Naglieri, dalam Kubierske,
2008. Goodenough mempopulerkan DAP pada tahun 1926 karena
menemukan adanya relasi antara perubahan gambar anak – anak dengan kemampuan kognitif mereka Goodenough, dalam Kubierske, 2008. Pada
tahun 1963, dilakukan revisi terhadap DAP oleh Harris, sehingga nama tes tersebut berubah menjadi Goodenough – Harris Drawing Test GHDT
Harris, dalam Kubierske,2008. Pada perkembangannya, DAP tidak hanya berkembang dalam
cabang kognitif. Machover, Levy, Hammer, Koppitz dan Jolles adalah peneliti yang mengembangkan DAP dalam cabang proyektif. Asumsi yang
digunakan adalah sikap dan perasaan dikomunikasikan secara non-verbal melalui gambar Kubierske, 2008.
Machover menggunakan dasar teori psikoanalisa yang mempercayai bahwa simbol merupakan jembatan penghubung antara
7
8
ketidaksadaran dan kesadaran Sadock Sadock, dalam Kubierske, 2008. Spesifik simbol ini yang disebutkan sebagai indikator emosional.
Machover mengidentifikasi indikator emosional dengan cara membandingkan gambar manusia yang dibuat oleh pasien-pasiennya
dengan gangguan emosional yang dialami pasien tersebut. Gangguan emosional yang diteliti meliputi obsesif-kompulsif, kecemasan,
skizofrenia, dan perilaku depresif Kubierske, 2008.
2. Prosedur Administrasi Tes DAP
Prosedur administrasi tes DAP dengan meminta subjek menggambarkan manusia pada kertas berukuran 8,5 x 11 inch dengan
menggunakan pensil HB. Instruksi yang diberikan cukup singkat, yaitu “buatlah gambar manusia”. Dapat juga ditambahkan instruksi, “gambarlah
sesukamu” jika subjek bertanya lebih lanjut setelah mendapat instruksi pertama.
Selama subjek menggambar, tester melakukan observasi pada subjek tanpa mengganggu proses menggambar. Tester perlu mencatat
beberapa hal penting dalam observasi tersebut seperti data pribadi, pertanyaan – pertanyaan subjek sebelum menggambar, waktu
menggambar, urutan bagian tubuh yang digambar, komentar – komentar spontan subjek selama menggambar, serta jenis kelamin manusia yang
digambar pertama kali.
9
Pengalaman tester dalam memberikan instruksi dapat mempengaruhi subjek dalam memahami perintah tester dalam
melaksanakan tes. Tester juga harus memberitahukan kepada subjek bahwa tugas yang diberikan untuk kepentingan eksperimen dan tidak ada
hubungannya dengan keahlian menggambar. Jika subjek menghilangkan suatu bagian penting dari tubuh, tester
dapat memberikan dorongan untuk mencoba menggambarkannya setelah tester mencatat bagian-bagian yang tidak digambar. Hal tersebut bertujuan
untuk melihat alasan subjek menolak menggambar bagian tersebut Machover, 1965.
3. Cara Interpretasi