D. Manfaat Penelitian
Selain daripada adanya tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat menambah
khasanah penelitian di bidang pendidikan dan memberikan sumbangan teori untuk mengembangkan pembelajaran
matematika pada khususnya. 2.
Praktis, dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi kepada sekolah sebagai pelaksana pendidikan untuk
meningkatkan prestasi belajar dan mutu pendidikan siswa.
E. Batasan Penelitian
Untuk membuat penelitian ini lebih relevansi peneliti memberi batasan agar penelitian fokus dan tidak melebar dengan
memperhatikan variabel-variabel penelitian yang termuat dalam kemampuan kognitif, dan evaluasi model countenance stake yang
mencakup persiapan
pembelajaran, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajarannya. Penelitian ini
dilakukan pada kelas yang telah melakukan pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Penelitian ini terbatas pada siswa kelas VIII-A di
SMP N 1 Driyorejo, dengan batasan materi perkembangan aspek kognitifnya ialah kompetensi dasar kelas VII dan kompetensi dasar
kelas VIII.
F. Definisi operasional
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ketercapaiankesanggupan individu atau
kelompok yang dapat diamati sebagai hasil atau proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar.
Kemampuan kognitif dalam penelitian ini disandarkan pada ranah pengetahuan kognitif yang dikembangkan oleh
taksonomi Bloom dengan enam jenjang, yakni: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, sintesis dan
mengevaluasi.
2. Evaluasi Model Countenace Stake
Countenance Stake merupakan model evaluasi yang menekankan hasil evaluasinya pada dua matriks; yakni
matriks deskripsi dan matriks pertimbangan. Matriks deskripsi
menggambarkan bagaimana
keterlaksanaan pembelajaran secara keseluruhan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian. Sedangkan, matriks pertimbangan membandingkan
kondisi hasil
pelaksanaan program
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dengan standar yang dipertunjukkan bagi program yang bersangkutan,
didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Sementara standar yang dipakai adalah hasil prestasi kognitif sebagai tujuan
yang akan dicapai.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika penelitian.
Bab 2 : Kajian pustaka berisi tentang segala hal yang berkaitan dengan konsep, pengertian prestasi kognitif, ruang lingkup
prestasi kognitif, materi untuk perkembangan prestasi kognitif, evaluasi model countenance stake, dan kerangka
berfikir tentang keterkaitan hubungan antara prestasi kognitif dengan hasil evaluasi model countenance stake.
Bab 3 : Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, subjek penelitian beserta alur pemilihannya, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.
Bab 4: Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil tes kemampuan kognitif, dan hasil evaluasi pembelajaran matematika,
analisis dan deskripsi data, serta pembahasan. Bab 5: Penutup berisi tentang simpulan dari penelitian jawaban
dari rumusan masalah dan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait dan penelitian selanjutnya.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa bisa, sanggup melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti
kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
1
Kognitif merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan termasuk kesadaran,
perasan, dsb atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Menurut Anas Sudijono, ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental otak. Robert M. Gagne menyatakan
bahwa “ruang gerak pengaturan kegiatan kognitif adalah aktivitas mentalnya sendiri.
” Lebih lanjut Gagne juga menjelaskan bahwa pengaturan kegiatan kognitif mencakup penggunaan konsep dan
kaidah yang telah dimiliki, terutama bila sedang menghadapi suatu problem.”
Ade Block menyatakan bahwa: “
Ciri khas belajar kognitif terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek
yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadianperistiwa. Obyek-obyek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri
seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental
”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah ketercapaiankesanggupan individu
atau kelompok yang dapat diamati sebagai hasil atau proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar. Kognitif
dalam peneletian ini menggunakan level kognitif yang dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom dengan enam jenjang
kemampuan, yaitu:
2
1. Pengetahuan knowledge, yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa
harus mengerti atau dapat menggunakannya.
1
Tim penyusun, Kamus besar Bahasa Indonesia, diakses di http:kbbi.web.idmampu, pada tanggal 19 Februari 2016.
2
Ibid, 21.
2. Pemahaman comprehension, yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
3. Penerapan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan
konkret. 4.
Analisis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu
ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentunya. 5.
Sintesis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara
menggabungkan berbagai faktor, hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
6. Evaluasi, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Sehingga untuk mengetahui kemampuan kognitif dalam penelitian ini menggunakan indikator-indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang disandarkan pada jenjang kognitif yang dikembangakan oleh Benyamin S. Bloom. Dalam
pembelajaran kurikulum 2013 terdapat beberapa penilaian salah satunya ialah penilaian aspek kognitif terhadap siswa dimana
dalam penilaian aspek kognitif ini dapat mengukur kemampuan kognitif siswa di ranah pengetahuan selama pembelajaran.
B. Ranah Kemampuan Kognitif