berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang
disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut
helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval foramen ovale. Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala
media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang
disebut membran
terktorial yang
sejajar dengan
membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran reseptor vibrasi.
Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang
bergabung membentuk
saraf pendengar.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Telinga
Gangguan pada telinga Radang telinga Otitas media yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sering menyerang anak-anak. Labirintitis
merupakan gangguan pada labirin dalam telinga, penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gagar otak dan alergi. Tuli konduksi yaitu tuli yang disebabkan gangguan
penghantaran suara, disebabkan oleh penyumbatan saluran telinga, penebalan atau pecahnya selaput gendang telinga, kekakuan hubungan stapes pada fenestra ovali,
pengapuran tulang-tulang pendengaran. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran karena
kerusakan saraf
auditori dan
saraf pendengaran.
3. Indera Pembau Hidung a. Struktur Hidung
Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang sangat peka. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel
reseptor olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori
memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut- rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya
merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori otak. Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.
Sumber: http:fembrisma.files.wordpress.com201112hidung.jpg Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara berupa gas tidak langsung naik ke
bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor pada dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan
menimbulkan impuls-impuls saraf yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman otak. Di otak informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga
menimbulkan sensasi
bau.
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung dengan pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau
parfum tertentu kita akan ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Hidung
Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi
kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan penderita merasa membau bau yang tidak enak.
4. Indera Pengecap Lidah