7. Tata cara pemungutan pajak
Menurut Mardiasmo tata cara pemungutan pajak ada 3, yaitu:
a. Stelsel Pajak b. Asas Pemungutan Pajak
c. Sistem Pemungutan Pajak Adapun penjelasan dari ketiga tata cara pemungutan pajak diatas sebagai
berikut: a.
Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu: 1 Stelsel nyata Riel Stelsel
Pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan kebaikan dan kekurangan.
Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kekurangannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada
akhir periode setelah penghasilan riil diketahui.
2 Stelsel anggapan fictieve stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama
tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya dalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada
keadaan yang sesungguhnya.
3 Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan pada awal tahun. Besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan,
maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.
b. Asas Pemungutan Pajak
1 Asas domisili asas tempat tinggal Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinngal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk
wajib pajak dalam negeri.
2 Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
diwilayahnya tanpa memperhatikan tenpat tinggal wajib pajak. 3 Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
c. Sistem Pemungutan Pajak
1 Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Ciri-cirinya: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada fiskus. b Wajib pajak bersifat pasif.
c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
2 Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang. Ciri-cirinya:
a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada wajib pajak sendiri. b Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang. c Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3 With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
8. Timbul atau hapusnya utang pajak
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak:
a. Ajaran formal, yaitu utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat
Ketetapan Pajak oleh fiskus. Diterapkan pada Official Assessment System
b. Ajaran material, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya undang-
undnag. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan atau suatu perbuatan. Diterapkan pada Self Assessment Syste.
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a. Pembayaran
b. Kompensasi c. Daluwarsa
d. Pembebasan e. Penghapusan
9. Hambatan pemungutan pajak
a. Perlawanan pasif
Masyarakat enggan membayar pajak, karena: 1 Perkembangan intelektual dan moral masyarakat
2 Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat 3 Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan
baik
b. Perlawanan aktif, semua usaha dan perbuatan langsung yang ditujukan
kepada fiskus dengan tujuan menghindari pajak. Ada dua: 1 Tax avoidance adalah usaha menghindarkan beban pajak dengan
tidak melanggar undang-undang 2 Tax evasion adalah usaha meringankan beban pajak dengan cara
melanggar undang-undang menggelapkan pajak