Asas Pemungutan Pajak Sistem Pemungutan Pajak

c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 2 Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri. b Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. c Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3 With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

8. Timbul atau hapusnya utang pajak

Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak:

a. Ajaran formal, yaitu utang pajak timbul karena dikeluarkannya Surat

Ketetapan Pajak oleh fiskus. Diterapkan pada Official Assessment System

b. Ajaran material, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya undang-

undnag. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan atau suatu perbuatan. Diterapkan pada Self Assessment Syste. Hapusnya utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a. Pembayaran b. Kompensasi c. Daluwarsa d. Pembebasan e. Penghapusan

9. Hambatan pemungutan pajak

a. Perlawanan pasif

Masyarakat enggan membayar pajak, karena: 1 Perkembangan intelektual dan moral masyarakat 2 Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat 3 Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik

b. Perlawanan aktif, semua usaha dan perbuatan langsung yang ditujukan

kepada fiskus dengan tujuan menghindari pajak. Ada dua: 1 Tax avoidance adalah usaha menghindarkan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang 2 Tax evasion adalah usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang menggelapkan pajak

7. Pengertian PPh pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan cara pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor 31PJ2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak penghasilan Pasal 21 danatau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

8. Pengertian pemotong PPh pasal 21

Pemotong PPh Pasal 21 danatau PPh Pasal 26, meliputi: a. pemberi kerja yang terdiri dari: 1 orang pribadi dan badan; 2 cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang 3 terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan, atau unit tersebut. b. bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNIPOLRI, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan; c. dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua; d. orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar: 1 honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya; 2 honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri; 3 honorarium, komisi, fee, atau imbalan lain kepada peserta pendidikan dan pelatihan, serta pegawai magang; e. penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan.

9. Hak dan kewajiban pemotong PPh pasal 21

a. Hak 1 Mengajukan keberatan kepada Dirjen Pajak dan Banding, kepada BPP 2 Memohon perpanjangan jengka waktu SPT PPH 21 3 Berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh 21 jika dibayar lebih b. Kewajiban 1 Memberikan bukti pemotongan PPh 2 Melaporkan penyetoran sekalipun nihil dengan SPT 3 Mengambil formulir sendiri yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan 4 Mendaftarkan diri ke KPP