Pungutan selain pajak Waktu

Bea adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian atau perbuatan yang berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. contoh: bea masuk, bea keluar dan bea balik nama. Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang memiliki sifat sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang dan hanya pada golongan tertentu dan yang membayar tidak mendapat prestasi timbal balik langsung. Contoh: cukai tembakau, cukai alkohol

4. Fungsi pajak

a. Fungsi penerimaan budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi pengatur regulerend

Pajak digunakan sebagai alat mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

5. Kedudukan hukum pajak

Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah fiscus selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak.

a. Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan

antara lain: keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak objek pajak, siapa yang dikenai pajak subjek pajak, berapa besar tarif, timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan WP. Contoh: UU PPh

b. Hukum Pajak formal, memuat bentuktata cara untuk mewujudkan

hukum materiil menjadi kenyataan cara melaksanakan hukum pajak materiil. Hukum ini memuat: 1 tata cara penyelenggaraan prosedur penetapan suatu utang pajak 2 hak-hak fiskus 3 kewajiban WP

6. Penggolongan pajak

a. Menurut golongannya

1 Pajak langsung, yaitu pajak yang harus di pikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak penghasilan 2 Pajak tidak langsung,yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai

b. Menurut sifatnya

3 Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak 4 Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : pajak pertambahan nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut lembaga pemungutannya

1 Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. 2 Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas: a Pajak propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. b Pajak KabupatenKota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

7. Tata cara pemungutan pajak

Menurut Mardiasmo tata cara pemungutan pajak ada 3, yaitu: a. Stelsel Pajak b. Asas Pemungutan Pajak c. Sistem Pemungutan Pajak Adapun penjelasan dari ketiga tata cara pemungutan pajak diatas sebagai berikut: a. Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu: 1 Stelsel nyata Riel Stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kekurangannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode setelah penghasilan riil diketahui. 2 Stelsel anggapan fictieve stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya dalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya. 3 Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan pada awal tahun. Besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.

b. Asas Pemungutan Pajak

1 Asas domisili asas tempat tinggal Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinngal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. 2 Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tenpat tinggal wajib pajak. 3 Asas kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

c. Sistem Pemungutan Pajak

1 Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b Wajib pajak bersifat pasif.