Kategori Bullying Proses dan siklus bullying

25 f. Kecenderungan permusuhan Biasanya, anak yang pernah mengalami kekerasan khususnya dari orang tua lebih cenderung balas dendam pada temannya di luar rumah. Selain orang tua faktor senioritas juga salah satu faktor penyebab terjadinya bullying. Siswa yang di Bullying kakak kelasnya akan cenderung melakukan balas dendam kepada adik kelasnya. Hal tersebut yang menjadikan perilaku Bullying sebagai suatu tradisi. g. Riwayat berkelahi Kadang berkelahi untuk membuktikan kekuatan bisa menjadikan seseorang ketagihan untuk tetap melakukannya. Bisa jadi karena mereka senang karena memperoleh pujian oleh banyak orang. Astuti 2008 mencirikan sekolah yang pada umumnya mudah terdapat kasus bullying, yaitu antara lain : a. Sekolah yang di dalamnya terdapat perilaku deskriminatif baik di kalangan guru maupun siswa b. Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah c. Terdapat kesenjangan ekonomi yang besar antara siswa yang kaya dan miskin d. Adanya pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun terlalu lemah Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.

3. Kategori Bullying

Olweus dalam Coloroso, 2006 membagi kategori bullying kedalam lima frekuensi katergori yaitu : 26 a. Bullying kategori low rendah : biasanya melibatkan periode yang singkat yaitu 1 kali dalam satu bulan, tindakan dapat meliputi ejekan, pemberian julukan yang buruk dan pengucilan sewaktu waktu. Bullying dalam kategori ini biasanya menyebalkan dan tidak menyenangkan serta dapat bereskalasi menjadi bentuk bullying yang lebih serius. b. Bullying kategori infrequent kadang kadang : pada kategori ini seseorang mengalami bentuk Bullying dalam frekuensi ringan antara 2 kali dalam satu bulan, dapat berupa dijauhi teman sebaya, digunjing dan diganggu. c. Bullying kategori intermediate menengah : seseorang yang mengalami tindak bullying dengan frekuensi antara 3 4 kali dalam satu bulan adalah mereka yang mengalami tindak Bullying dalam bentuk fisik dan psikologis sehingga mengakibatkan rendahnya harga diri dan mengakibatkan depresi. d. Bullying kategori frequent sering : terjadi saat seseorang mengalami bentuk pelecehan dan penghianatan yang sistematik dan meyakitkan dengan frekuensi yang sering yaitu antara 5 sampai 6 kali dalam satu bulan. Tindakan dapat meliputi ejekan yang kejam, pengucilan yang berkelanjutan, dan beberapa ancaman serta ancaman fisik yang halus seperti mendorong, menjegal, mencubit,menjambak dan lain sebagainya. e. Bullying kategori constantly selalu : melibatkan intimidasi dan tekanan yang kejam dan intens, terutama saat hal tersebut terjadi berulang kali lebih dari 7 kali dalam satu bulan dan sangat menimbulkan stress bagi korbannya. 27 Bullying dalam kategori ini sering kali melibatkan serangan fisik yang cukup ekstrim seperti memukul, menendang, melukai fisik dan sebagainya, namun bisa juga melibatkan aksi non fisik seperti pengasingan total, fitnah yang kejam serta sarkasme yang berlebihan.

4. Proses dan siklus bullying

Proses dan siklus dimana bullying dimulai dan berkembang dapat diilustrasikan dalam serangkaian diagram. Siklus atau proses bullying dimulai saat terdapat anak yang relatif lemah dan rentan terhadap serangan orang lain. Menurut penelitian, biasanya anak semacam ini Introvert, secara fisik lebih lemah dibanding anak-anak lain, cemas, terisolir dan dijadikan objek olok- olok. Selanjutnya, muncul seorang anak atau sekelompok anak yang lebih kuat dan menempatkan korban kedalam situasi bullying. Situasi bullying ini biasanya dimulai dengan olok-olok dan ejekan, dan hal tersebut bisa tidak berlanjut dan bisa juga berkembang menuju tingkat yang lebih tinggi. Beberapa anak mulai ikut serta menjadi pelaku bullying dan korban mulai mengalami kekerasan verbal, tekanan dan dalam kasus yang ekstrim ia bisa saja mengalami serangan fisik. Periode penolakan ini bisa beralih menjadi periode dimana korban menjadi terisolir. Jika korban memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia terganggu atau ia menyerah, maka hal tersebut merupakan bukti bahwa si pelaku berhasil. Pelaku memperoleh rasa senang dan puas atas dominasinya. Jika ada 28 pembenaran, pengakuan atau penguatan dari orang lain bystanders, maka secara perlahan empati si pelaku akan menghilang dan bullying akan berlanjut menjadi bentuk yang lebih intens dan lebih ekstrem. Bagi korban hal ini merupakan pengalaman yang akan menghantui dirinya selama berbulan- bulan, bahkan bertahun-tahun. Siklus bullying dapat terhenti ketika ada korban yang berusaha mencari pertolongan atau mencari cara untuk melepaskan diri menghindar dari pelaku bullying, ada yang menemukan cara tersebut dan ada juga yang tidak. Cara-cara yang ditempuh bisa dengan melarikan diri, melawan balik, bersikap dingin seakan tidak terjadi apa-apa, ataupun mencari bantuan dengan melapor pada orang dewasa. Korban yang menemukan cara untuk lepas dari situasi bullying disebut korban yang resisten. Ada juga korban yang menjadi resisten karena memperoleh pertolongan dari pihak lain, dan hal ini juga dapat mendobrak siklus bullying.

5. Bentuk dan jenis bullying

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA REMAJA

2 19 19

INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT.

2 1 9

PERBEDAAN KREATIVITAS KARYAWAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT Perbedaan Kreativitas Karyawan Antara Tipe Kepribadian Introvert dan Kepribadian Ekstrovert.

1 3 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) T1 132007090 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga)

0 0 8

Manajemen Konflik Dan Tipe Kepribadian Ekstrovert Introvert

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penalaran Moral dengan Bullying pada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga

0 0 2