28
pembenaran, pengakuan atau penguatan dari orang lain bystanders, maka secara perlahan empati si pelaku akan menghilang dan bullying akan berlanjut
menjadi bentuk yang lebih intens dan lebih ekstrem. Bagi korban hal ini merupakan pengalaman yang akan menghantui dirinya selama berbulan-
bulan, bahkan bertahun-tahun. Siklus bullying dapat terhenti ketika ada korban yang berusaha
mencari pertolongan atau mencari cara untuk melepaskan diri menghindar dari pelaku bullying, ada yang menemukan cara tersebut dan ada juga yang
tidak. Cara-cara yang ditempuh bisa dengan melarikan diri, melawan balik, bersikap dingin seakan tidak terjadi apa-apa, ataupun mencari bantuan dengan
melapor pada orang dewasa. Korban yang menemukan cara untuk lepas dari situasi bullying disebut korban yang resisten. Ada juga korban yang menjadi
resisten karena memperoleh pertolongan dari pihak lain, dan hal ini juga dapat mendobrak siklus bullying.
5. Bentuk dan jenis bullying
Olweus 1994 merumuskan adanya tiga unsur dasar dalam Bullying, yaitu bersifat menyerang dan negatif, dilakukan secara berulang kali, dan
terjadi ketidakseimbangan antara pihak yang terlibat. Coloroso 2006 juga mengatakan Bullying akan selalu mengantung tiga elemen yaitu kekuatan
yang tidak seimbang, bertujuan untuk menyakiti dan ancaman akan dilakukan agresi. Sehingga seseorang dianggap korban bullying jika dihadapkan pada
29
tindakan negatif oleh seseorang atau lebih yang dilakukan berulang ulang
dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu bullying juga melibatakan kekuatan dan kekuasaan yang
tidak seimbang, sehingga korbanya berada pada suatu keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif yang
diterimanya Olweus, dalam Coloroso, 2006. Beberapa macam tindakan bullying menurut Olweus 1994 adalah sebagai berikut :
a. Bullying Psikologis yaitu berupa tindakan seperti menfitnah,
mempermalukan, menakut nakuti, menghina, melecehkan,
mengucilkan, mencibir dan lain sebagainya. b.
Bullying Fisik yaitu perbuatan yang melukai fisik seperti menendang, memukul, mendorong dengan sengaja, menempeleng, menjewer,
mencubit, memalak, mencakar dan lain sebagaianya. c.
Bullying Verbal yaitu perilaku seperti mengancam, meledek, menghina, name calling, merendahkan, sarkasme dan lain lain.
d. Bullying Non Verbal yaitu perilaku seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan muka merendahkan, mencibir,
meneror dan mengabaikan
6. Tanda tanda korban Bullying
Korban bullying bukanlah sekedar pelaku pasif dalam situasi Bullying. Korban bullying turut berperan dan memelihara situasi bullying dengan
bersikap diam. Seorang korban umumnya tidak berbuat apa apa dan
membiarkan perilaku bullying terjadi padanya, karena ia tidak mempunyai keberanian atau kekuatan untuk membela diri atau melawan. Olweus dalam
Coloroso 2006 mengungapkan tanda tanda untuk mendeteksi terjadinya
pada korban antara lain :
30
1. Tanda Fisik a.
Sering membolos, kabur dari rumah dan lain sebagainya b. Memotong, membakar, merusak barangnya sendiri atau
sembarang barang c. Sering pusing, tidak bisa tidur, tidak sehat atau sakit
d. Sering minta uang tambahan e.
Enggan berangkat kesekolah f. Melukai diri
2. Tanda Intelektual a. Sulit bicara, atau kadang bicara namun kurang nyambung
b. Sering lupa c. Kurang perhatian dikelas atau pada orang lain
d. Tidak mengerjakan tugas 3. Tanda Emosional
a. Diam, sering merenung b. Marah, gusar, teriak tak jelas
c. Merusak sesuatu d. Perilaku yang berubah secara tiba-tiba
e. Tidak percaya diri
4. Tanda sosial a. Menghindar atau tidak mau bertemu teman atau orang lain
b. Berperilaku tidak menyenangkan atau aneh pada orang lain c. Menyakiti orang lain
7. Korban Bullying