ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
ABSTRAK
ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh
FERDI FEBRIANSYAH
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan pengaruh aplikasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap kinerja karyawan (dampak individu)
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur.
Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh
langsung dari sumber aslinya. Objek penelitian adalah semua pengguna akhir sistem
(end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD)
Kabupaten Lampung Timur. Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah purposive
sampling yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria
tertentu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 responden. Metode analisis data
adalah dengan menggunakan
Partial Least Square (PLS) yaitu salah satu metode
alternatif Structural Equation Modeling (SEM).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 62 responden yang menggunakan aplikasi SIPKD
dalam penelitian ini, hasil penelitian secara statistik memberi bukti bahwa hampir
keseluruhan hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Hanya pada hipotesis 5 yaitu
kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem ditolak.
Kata Kunci : Keberhasilan Sistem Informasi, Kualitas Sistem, Persepsi Kualitas Sistem,
Kualitas Informasi, Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna Akhir,
Dampak Individu
(2)
ABSTRACT
ADAPTATION OF MODIFIED MCGILL MODEL TO TEST THE
IMPLEMENTATION SUCCESS OF EAST LAMPUNG GOVERNMENT
FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
By
FERDI FEBRIANSYAH
This study aim to analyze and explain the effect of Government Financial Management
Information System (SIPKD) application on employee performance (individual impact)
at East Lampung Government.
This study using primary data which is obtained directly from the original source. The
object of research is all the end user in Department of Revenue, Financial Management
and Public Asset (DP2KAD) at East Lampung Government. The sampling method of
this study using purposive sampling which is sampling method is based on certain
criteria. The sample in this study amounted to 62 respondents. This study using Partial
Least Square (PLS) for data analysis, It's one of the alternative method of Structural
Equation Modeling (SEM).
Based on the results of a study from 62 respondents who uses SIPKD application in this
research, the results statistically provide evidence that almost the entire tested
hypothesis proposed by researchers are supported. The only one tested hypothesis which
isn
’
t supported in this research are fifth hypothesis, Information Quality has a positive
influence on Intended Use.
Keyword : Information System Success, System Quality, Percieved System Quality,
Information Quality, Intended Use, User Satisfaction, Individual Impact
(3)
ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
Oleh
FERDI FEBRIANSYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Metro, pada tanggal 29
Februari 1988 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara
dari pasangan Bapak Krisna Arifin (Alm) dan Ibu Erlina,
S.Pd.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak
Pertiwi Teladan Metro (1994), Sekolah Dasar Pertiwi
Teladan Metro (2000), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Metro (2003),
dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro (2006).
Pada tahun 2006, penulis pernah menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil Universitas Lampung namun mengundurkan diri pada tahun 2007,
dikarenakan penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Unit
Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F)
Economic English Club
(EEC) dan
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB Universitas Lampung periode
kepengurusan 2008
–
2009. Pada Periode 2009 - 2010 penulis diamanahkan
sebagai Sekretaris Departemen Bidang Seni dan Olahraga Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
(8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Teriring do’a dan rasa syukur kepada
Allah SWT
yang selalu menjadi pelindungku
dalam menjalani hidup ini.
Kupersembahkan karya penuh perjuanganku ini kepada :
Ayahanda Krisna Arifin (Alm) dan Ibunda Erlina untuk segala pengorbanan yang
tak akan pernah terbayar. Terima kasih atas segenap cinta dan kasih sayang,
segala do’a
yang dipanjatkan serta dukungan dalam berbagai bentuk. Terima kasih
karena menjadi orangtua yang tanpa lelah memberi pelajaran untuk hidup. Terima
kasih selalu mengingatkanku agar mengingat Allah. Terima kasih selalu menjadi
guru dalam kehidupanku. Terima kasih banyak.
Kakak-kakak dan Adikku tersayang yang selalu memberi motivasi dan semangat
dalam hidupku untuk terus berjuang.
Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu ada.
(9)
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
( Qur
’
an surat Al-Baqarah : 286 )
Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.
( Albert Einstein )
I've come to believe that all my past failure and frustration were actually laying
the foundation for the understandings that have created the new level of living I
now enjoy.
( Anthony Robbins )
I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control
and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure
as hell don't deserve me at my best.
(10)
SANWACANA
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Teriring salam saya sampaikan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan keridhoan dan kemudahan kepada penulis dan Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Rasulallah Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Skripsi dengan judul “
ADAPTASI MODEL MCGILL YANG
DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD)
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
” adalah
salah stau syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Unversitas Lampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung penelitian ini:
1.
Bapak
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung.
2.
Bapak Dr. Einde Evana, S.E, M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
3.
Bapak Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
4.
Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritik
yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
(11)
5.
Ibu Ninuk Dewi Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt. selaku pembimbing
kedua. Terima kasih atas perhatian, kesabaran, dan kesediaannya meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritik yang membangun
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6.
Ibu Fajar Gustiawaty D., S.E., M.Si., Akt. selaku penguji utama pada ujian
skripsi. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, saran, dan nasihat
yang telah diberikan.
7.
Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba
ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
8.
Mamah tersayang, terima kasih banyak atas kasih sayang, do
’
a, dukungan,
perhatian, dan semua yang telah diberikan selama ini. Doa Ibu yang
memberikan kekuatan untuk meraih cita-cita di masa depan.
9.
Almarhum Papah, yang selama ini menjadi inspirasi untuk selalu melakukan
yang terbaik. Terimakasih telah memberitahuku cara memandang dunia
melalui perspektifmu.
10.
Kakak-kakak dan adikku, Benny Piter, S.T., Fina Ferdiyana S.E., Angga
Yudhistira, S.E., dan Frisillia Anggraeni, S.AB. terima kasih banyak atas
kasih sayang, do’a, dukungan, perhatian, dan semua yang telah diberikan
selama ini.
11.
Keluarga besarku, Paatu Siswanda, Biatu Santi, Binda Yuli, Paman Joni,
Bunda Eva, Pade Edward, Puan Nursaman, Maatu Emma beserta keluarga
besar yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas
nasehat, doa dan dukungannya.
12.
Teman-teman terbaikku (Goodfellas): Rudi, Mamat, Mirham, Karina, Yusuf,
Hendi, Agung, Ilham, Ponco, Ika, Afel, Dodo, Giska, Mareisca, Arie, Ibeck,
Muliazia, Dhona, Boy, dan Kirana. Terima kasih kalian selalu memberikan
warna dalam hidupku. Bahagia telah mengenal kalian.
13.
Keluarga Besar Akuntansi Angkatan 2007: Ardo, Alsby, Patriot, Agus, Raf,
Al, Anggun, Siwi, Rini, Tami, Arini, Meril, Risa, Rindi, Febrika, Lady, Dwi,
Eka, Lili, Maria, Esra, Tiofani, Ira, Lisa, Lyvia, Agnes, Retni, Wida, Riska,
Dini, Rosi, Feni, Nova, Dina, Hasanah, Indah, Deru, Anhar, Panca, Aris,
(12)
Junaidi, Hendi, Asep, Holian, Arifin, Agus, Riko, Gunawan, Agung, Ade,
Icul, Togi, Dorman, dll. Terima kasih atas semua pengalaman dan masa-masa
berbagi ilmu yang sangat berharga.
14.
Teman-teman KSPM: Mamat, Mirham, Suhandi, Mumu, Rani, Feni, Dina,
Rosi, Dini, Atrie, Sefdi, Paulina, Karina, Endah, Leo, Sari, Putri, Ratih,
Danepo, Nova, dll. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
15.
Teman-teman EEC: Agung, Ilham, Hendi, Arie, Ibeck, Ponco, Deden, Sofi,
Nene, Delvi, Cori, Anca, Cipi, Ardo, Arie, Dodo, Rian, Galuh, Ameria, Kiw,
Melati, Tari, Nana, Try, Pipit, Santi, dll.
In EEC We Believe, in English We
Achieve
.
16.
Teman-teman Minoritas: Gerry, Engga, Ridho, Berry, Aryo, Adit, Ershad,
Roni, Erick, Septian, Diko, Krisna, Deni, Febri, Santoso, Baskoro, Zona,
Kamal, Umar, dll. Terima kasih telah menjadi teman yang berarti di
akhir-akhir masa perkuliahan.
17.
Adik-adik Jurusan Akuntansi FEB: Icha, Ala, Mumus, Dela, Rama, Benawa,
Aan, Siska, Gaby, Mutia, Fany, Gilang, Tirta, Sarah, Riris, Citra, Deni, Tia,
Era, Eka, Ayu, Iqbal, Wella, Rere, Meiky, Egha, Syarif, Arlenti, Irvia, Dila,
Yessi, Dwi, Dianti, Echa, Devri, Andriani, Ipeh, dll.
18.
Pak Sobari, Pak Yusuf, Mpok Nurul, Mbak Sri, Mas Leman, Yana, Edi, dan
seluruh staf serta pihak lainnya.
Serta pihak-pihak yang belum disebutkan diatas, penulis mengucapkan terima
kasih. Terakhir, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan
untuk pendidikan dan penelitian selanjutnya. Terima kasih.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis,
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Perumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 5
1.2.1. Perumusan Masalah ... 5
1.2.2. Batasan Masalah... 6
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Sistem Informasi ... 9
2.2. Keberhasilan Sistem Informasi ... 10
2.3. Model Keberhasilan Sistem Informasi ... 11
(14)
2.5. Hipotesis ... 17
2.5.1. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Persepsi Kualitas Sistem
... 17
2.5.2. Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan
Pengguna Akhir ... 18
2.5.3. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna
Akhir ... 19
2.5.4. Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Penggunaan
Sistem ... 20
2.5.5. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Penggunaan Sistem ... 21
2.5.6. Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Penggunaan
Sistem ... 21
2.5.7. Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Dampak
Individu ... 22
2.5.8. Pengaruh Penggunaan Sistem Terhadap Dampak individu ... 23
2.6. Model Penelitian ... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1.
Sumber Data ... 25
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 27
3.4. Metode Analisis Data ... 31
3.5. Pengujian Hipotesis ... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
(15)
4.1.1. Deskripsi Data ... 35
4.1.2. Profil Responden ... 36
4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.2. Pengujian Hipotesis ... 37
4.2.1. Pengujian
Measurement Model
(
Outer Model
) ... 38
4.2.2. Pengujian
Structural Model
(
Inner Model
) ... 43
4.3. Pembahasan ... 48
4.3.1. Analisis Variabel Pemediasi ... 48
4.3.2. Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1. Kesimpulan ... 57
5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 58
5.2.1. Keterbatasan Penelitian ... 58
5.2.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(16)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner.... ...
35
2.
Tabel 4.2. Profil Responden ...
36
3.
Tabel 4.4. Hasil
Average Variance Extracted
(AVE) dan
Communality
... 39
4.
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Diskriminan ...
39
5.
Tabel 4.6.
Average Variance Extracted
(AVE) dan
Square
Root
AVE
……….
...
41
6.
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Korelasi Variabel Laten ...
41
7.
Tabel 4.8. Nilai
Cronbach’s Alpha
dan
Composite Reliability
42
8.
Tabel 4.9. Nilai
R-Square
variabel dependen ...
43
9.
Tabel 4.10. Hasil
Output Bootstrap
... 44
10.
Tabel 4.11. Hasil Penelitian ...
48
(17)
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Tabulasi Jawaban Responden
2. Lampiran 2 : Gambar Model Pengujian
Partial Least Square
(PLS)
3. Lampiran 3 : Hasil
Output
analisis data
4. Lampiran 4 : Kuesioner
(18)
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Gambar 2.1 Model DeLone dan McLean ...
13
2.
Gambar 2.2 Model Delone dan McLean yang Dimodifikasi
McGill, dkk ...
15
3.
Gambar 2.3 Model Penelitian ...
24
4.
Gambar 4.4
Direct effect model
...
49
(19)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem informasi keuangan daerah diperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan
desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah mengamanatkan, adanya dukungan sistem
informasi keuangan daerah untuk menunjang perumusan kebijakan fiskal secara
nasional serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
desentralisasi. Selain itu, dukungan sistem informasi juga diharapkan dapat
membantu meningkatkan kinerja dalam mengelola keuangan daerah dan
transfer
informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik atau pihak-pihak yang
membutuhkan. Jadi pemerintah daerah berkewajiban memanfaatkan atau
mengembangkan kemajuan teknologi informasi demi terciptanya proses
pembangunan yang sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
(
good governance
).
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, yang mengamanatkan bahwa,
daerah menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah yang
(20)
2
harus memenuhi prinsip-prinsip akurat, kecermatan, ketepatan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat
bantu untuk meningkatkan efektivitas implementasi berbagai regulasi bidang
pengelolaan keuangan daerah (http://usadi.co.id). Dalam proses-proses yang
terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang meliputi proses penganggaran, perencanaan, penatausahaan
dan pertanggungjawaban. Aplikasi SIPKD ini diimplementasikan dengan harapan
untuk menciptakan efektivitas kerja serta meningkatkan kinerja dalam mengelola
keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.
Namun implementasi SIPKD bukanlah hal yang mudah, keberadaan
software
akuntansi ini menyebabkan terjadinya perubahan pemrosesan data, yaitu
pemrosesan data yang semula dilakukan secara manual menjadi pemrosesan data
berbasis komputer. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian paket
software
akuntansi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan
informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan Subramanian (1996) Lucas,
Walton, dan Ginzberg (1998) dalam Istianingsih dan Wijanto (2008)).
Ketidaksesuaian antara
software
aplikasi dengan proses bisnis dapat menimbulkan
masalah signifikan bagi pemakai. Kesulitan teknis yang mengganggu dalam
software
, masalah
interfacing
dalam sistem, dan kesulitan dalam
hardware
dapat
membuat pemakai frustrasi dan menurunkan tingkat kepuasan pemakai
(Istianingsih dan Wijanto, 2008). Oleh karena itu diperlukan uji empiris untuk
mengukur kesuksesan implementasi suatu sistem informasi.
(21)
3
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengukur kesuksesan implementasi
suatu sistem informasi, salah satu penelitian yang terkenal yaitu penelitian yang
dilakukan oleh DeLone dan McLean (1992). Mereka mulai mengembangkan
model ini sejak tahun 1992 dan kemudian menelitinya kembali pada tahun 2003,
model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan
McLean (
D&M IS Success Model
), telah banyak diterapkan di beberapa penelitian
empiris untuk menjelaskan kesuksesan dari suatu sistem informasi. Penelitian
yang dilakukan Juhani Livari (2005) dalam Mulyono (2009)
D&M IS Success
Model
dikembangkan di sektor publik untuk melihat kesuksesan implementasi
sistem informasi keuangan dan akuntansinya di kota Oulu, Finlandia. Livari
(2005) dalam Mulyono (2009) mengusulkan tujuh hipotesis untuk menguji
hubungan-hubungan konstruk di dalam model.
Mengacu penelitian Livari (2005), Mulyono (2009) berpendapat, di Indonesia
masih belum banyak penelitian di bidang sistem informasi dalam domain
akuntansi sektor publik. Oleh karena itu penelitian ini dibuat untuk memahami
lebih lanjut tentang uji keberhasilan sistem informasi pada sektor publik. Peneliti
akan melakukan pengujian
D&M IS Success Model
terhadap
user
SIPKD baik di
tingkat SKPD maupun SKPKD pada Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.
Pemilihan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebagai objek penelitian
karena Pemerintah Kabupaten Lampung Timur telah mengimplementasikan
aplikasi SIPKD terhitung sejak Tahun Anggaran 2008, namun hanya sebatas
konversi hasil pelaporan keuangan yang masih menggunakan sistem manual.
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur selanjutnya melakukan pelaporan laporan
(22)
4
keuangan dengan menggunakan aplikasi SIPKD secara penuh (
full adoption
)
mulai Tahun Anggaran 2009. Jadi sistem informasi yang dibangun selama enam
tahun telah berjalan dengan stabil sehingga memberikan manfaat bagi
penggunannya. Hal ini terlihat dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK No.
62/HP/XVIII.BLP/12/2011 tertanggal 31 Desember 2011, selama empat tahun
berturut-turut, yaitu untuk Tahun Anggaran 2008 hingga Tahun Anggaran 2011,
APBD Lamtim dinyatakan
disclaimer
oleh BPK. Namun opini tersebut mulai
membaik di tahun anggaran 2012, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur
mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Oleh karena itu responden
dalam penelitian ini sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sistem
informasi dimana responden bekerja, sehingga akan memudahkan mereka dalam
membuat justifikasi terhadap pertanyaan kuesioner yang peneliti ajukan. Dari
perspektif inilah peneliti nantinya dapat menghasilkan data sample yang
valid,
reliable,
dan
relevance
guna menguji hipotesis yang diajukan.
Penelitian ini melanjutkan penelitian Mulyono (2009) yang menguji secara
empiris keberhasilan implementasi sistem informasi di kota Malang, Jawa Timur.
Dengan melakukan sedikit modifikasi berdasarkan penelitian yang dilakukan
McGill, dkk. (2003), peneliti mencoba meneliti kembali penelitian yang dilakukan
oleh Mulyono (2009). Model DeLone dan McLean diadaptasikan dengan kondisi
Pemerintah Daerah sebagai objek penelitian. Adaptasi dilakukan dengan
mengubah objek penelitian dari sistem informasi menjadi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) sehingga yang dimaksud Sistem
Informasi di dalam penelitian ini adalah aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD). Modifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini
(23)
5
adalah modifikasi yang dilakukan oleh McGill, dkk. (2003) yaitu dengan
menambahkan satu variabel
latent
dan menghilangkan salah satu hubungan
kausalitas di dalam model DeLone dan McLean (1992).
Penelitian ini menguji model DeLone dan McLean (1992) yang dimodifikasi
McGill, dkk. (2003) hanya sampai pada pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dampak individu (
individual impact
). Karena penelitian ini
difokuskan hanya menggunakan persepsi dari pemakai saja, dimana pengguna
tersebut bekerja dan bagaimana pengaruh atau dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan aplikasi tersebut terhadap peningkatan kinerja pengguna. Selain itu
penelitian ini hanya menggunakan satu objek penelitian, yaitu Pemerintah
Kabupaten Lampung Timur. Hal ini dikarenakan tingkat kompleksitas sistem pada
badan atau institusi yang berbeda-beda. Sehingga variabel mengenai
organizational impact
tidak bisa terakomodir oleh penelitian ini. Karena harus
berhati-hati dalam menggeneralisir penelitian kedalam konteks yang lain dan tipe
sistem informasi yang lain pula.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“
Adaptasi Model McGill Yang
Dimodifikasi Guna Menguji Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Kabupaten Lampung Timur
”
.
1.2.
Perumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1.
Perumusan Masalah
(24)
6
1.
Apakah kualitas sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap
persepsi kualitas sistem?
2.
Apakah persepsi kualitas sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna akhir?
3.
Apakah kualitas informasi aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir?
4.
Apakah kepuasan pengguna akhir aplikasi SIPKD berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem?
5.
Apakah kualitas informasi aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap
penggunaan sistem?
6.
Apakah persepsi kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penggunaan
sistem?
7.
Apakah kepuasan pengguna akhir aplikasi SIPKD berpengaruh positif
terhadap dampak individu?
8.
Apakah penggunaan sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap
dampak individu?
1.2.2.
Batasan Masalah
Objek penelitian ini yaitu Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini
dilakukan pada Pemerintah Kota Sukadana dengan pengambilan data yang
dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(DP2KAD) Kabupaten Lampung Timur. Untuk memfokuskan penelitian agar
masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti
memberikan batasan masalah sebagai berikut:
(25)
7
1.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan sampel
data pada tahun 2014.
2.
Responden adalah mereka yang berpendidikan minimal D3 dan telah
bekerja menggunakan
software
akuntansi, minimal satu jenis
software
akuntansi.
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis pengaruh kualitas sistem terhadap persepsi kualitas
sistem.
2.
Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas sistem terhadap kepuasan
pengguna akhir.
3.
Untuk menganalisis pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan
pengguna akhir sistem.
4.
Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap
penggunaan sistem.
5.
Untuk menganalisis pengaruh kualitas informasi terhadap penggunaan
sistem.
6.
Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas sistem terhadap
penggunaan sistem.
7.
Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap dampak
individu.
8.
Untuk menganalisis pengaruh penggunaan sistem terhadap dampak
individu.
(26)
8
1.3.2.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan bukti empiris tentang pengaruh kualitas sistem, persepsi
kualitas sistem, dan kualitas informasi terhadap intensitas penggunaan dan
kepuasan pengguna akhir dan pengaruhnya terhadap kinerja individual
(dampak individu) yang diteliti berdasarkan Model DeLone & McLean
dan kemudian dikembangkan oleh McGill, dkk. sehingga dapat
memberikan pengetahuan mengenai model kesuksesan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Timur serta sebagai
dasar bagi penelitian selanjutnya.
2.
Bagi pihak lain yang berminat dalam bidang keuangan daerah, penelitian
ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan informasi untuk
menambah wawasan.
(27)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan
yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi (Laudon dan Laudon (2000) dalam Mulyono (2009)). Dalam Mulyono
(2009), Bodnar dan Hopwood (2000) menyatakan bahwa sistem informasi
berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak
yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut dimaksudkan untuk
menghasilkan informasi secara cepat dan akurat.
Sistem informasi adalah suatu sistem yang berkaitan dengan pengumpulan,
penyimpanan, dan pemrosesan data, baik yang dilakukan secara manual maupun
dengan bantuan komputer untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan (Mulyono, 2009). Salah satu bentuk dari sistem informasi
yang spesifik adalah Sistem Infomasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD),
merupakan penerapan sistem di dalam organisasi pemerintahan untuk mendukung
(28)
10
informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen dalam rangka
mengambil keputusan (Mulyono, 2009).
Jadi SIPKD adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah
daerah dalam memberikan informasi keuangan sebagai bagian dari sistem
informasi manajemen pemerintah daerah, sehingga dalam penelitian ini
memfokuskan peran SIPKD terhadap organisasi pemerintah adalah bagaimana
SIPKD tersebut berhasil atau diterapkan dalam pelaksanaannya sehingga
berpengaruh positif terhadap perilaku dan kinerja penggunanya. Dengan kata lain,
apa yang dimaksud kesuksesan dari sistem informasi tersebut dan bagaimana
membuat sistem informasi menjadi sukses (Jogiyanto, 2007).
2.2.
Keberhasilan Sistem Informasi
Proses implementasi suatu sistem informasi diharapkan dapat berjalan secara
efektif, hal inilah yang kemudian menandakan bahwa pengembangan
implementasi sistem informasi tersebut menjadi sukses. Menurut Laudon dan
Laudon (2000) dalam Radityo dan Zulaikha (2007), menggambarkan kesuksesan
sistem merupakan hal yang sulit. Penggunaan analisis biaya-manfaat tidak dapat
dilakukan secara sempurna karena tidak semua manfaat bisa dikuantifikasi.
Radityo dan Zulaikha (2007) berpendapat, banyak penelitian (Ives dkk., 1983;
Bailey dan Pearson, 1983; Doll dan Torkzadeh, 1988; Seddon dan Yiew, 1992;
Mahmood dkk. 2000; Doll dkk. 2004; Livari, 2004; Landrum dan Prybutok,
2004), kesuksesan sistem informasi diproksikan oleh kepuasan pengguna
(user
satisfaction)
. Namun, penggunaan kepuasan pengguna sebagai proksi ini
(29)
11
Mereka dengan kritis mengungkapkan kepuasan tidak akan bermakna banyak
ketika sistem itu tidak menyebabkan peningkatan kinerja individu dan organisasi
(Radityo dan Zulaikha, 2007).
Berdasarkan kritik tersebut, Laudon dan Laudon (2000) dalam Radityo dan
Zulaikha (2007) menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem
informasi. Variabel-variabel tersebut adalah tingkat penggunaan yang tinggi
(high
level of system use)
, kepuasan pengguna terhadap sistem
(user satisfaction on
system)
, sikap yang positif
(favorable attitude)
pengguna terhadap sistem tersebut,
tercapainya tujuan sistem informasi
(achieved objectives )
, dan timbal balik
keuangan
(financial payoff)
. Selain Laudon dan Laudon (2000), DeLone dan
McLean (1992) dalam Radityo dan Zulaikha (2007) juga menyusun model untuk
menggambarkan kesuksesan sistem informasi. Meskipun tulisan DeLone dan
McLean (1992) disusun sebelum kritik Markus dan Keil (1994), DeLone dan
McLean telah memasukkan
individual impact
dan
organizational performance
dalam model mereka tentang kesuksesan sistem informasi (Radityo dan Zulaikha,
2007).
2.3.
Model Keberhasilan Sistem Informasi
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan kesuksesan dalam suatu sistem informasi. Salah satu
penelitian yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLone and
McLean (1992). Model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh
DeLone & McLean (1992) ini cepat mendapat tanggapan dari banyak peneliti,
(30)
12
karena menurut mereka model ini merupakan model yang sederhana namun
dianggap cukup valid.
Mengacu pada penelitian Mulyono (2009)
D&M IS Success Model
sebenarnya
mempunyai enam dimensi antara lain kualitas sistem, kualitas informasi,
kepuasan pemakai, intensitas penggunaan, dampak individu, dan dampak
organisasi. Kualitas sistem dan kualitas informasi merupakan dua dimensi
pertama pada
D&M IS Success Model
, yang mana kualitas sistem mencerminkan
kualitas produk dari aplikasi sistem informasinya dan kualitas informasi
mencerminkan kualitas
output
yang dihasilkan oleh aplikasi sistem informasi.
Kedua kualitas tersebut, menentukan sikap dari pemakainya sebagai penerima
informasinya. Penggunaan sistem dan informasinya akan mempunyai pengaruh
pada pemakainya dan pada sistemnya. Pengaruh pada pemakainya akan
menentukan kepuasan dari pemakainya dan dampak pada individualnya. Pengaruh
dari sistemnya akan mempengaruhi dampak organisasinya.
Pada model DeLone dan McLean atau yang lebih dikenal dengan
D&M IS
Success
ini, dimensi-dimensi kesuksesannya saling berkaitan.
System quality
dan
information quality
merupakan prediktor yang signifikan bagi
user satisfaction
.
System quality
dan
information quality
merupakan prediktor yang signifikan
terhadap
intended use
.
User satisfaction
merupakan prediktor yang signifikan
untuk
intended use
dan
individual impact
.
Intended use
juga merupakan prediktor
yang signifikan terhadap
user satisfaction
dan
individual impact
. Lalu,
individual
impact
berpengaruh terhadap kinerja organisasi
(organizational impact)
(Radityo
dan Zulaikha, 2007). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
(31)
13
Gambar 2.1
Model DeLone dan McLean
Sumber: Delone dan McLean (1992)
Model kesuksesan Delone dan McLean (1992) didasarkan pada proses dan
hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model kesuksesan sistem Delone
McLean ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem
informasi secara terpisah, tetapi mengukurnya secara keseluruhan dengan variabel
yang satu mempengaruhi variabel yang lainnya.
Banyaknya penelitian yang mendukung model kesuksesan sistem informasi
DeLone dan McLean membuat McGill dkk. melakukan penelitian untuk menguji
konsistensi model kesuksesan DeLone dan McLean. McGill, Hobbs, dan Klobas
(2003) mencoba membuat sedikit modifikasi pada model kesuksesan sistem
informasi yang telah dibuat DeLone dan McLean (1992). McGill, dkk. (2003)
membuat dua perubahan pada model DeLone dan McLean. Pertama, konstruk
(variabel) kualitas sistem dipecah menjadi dua yaitu, variabel kualitas sistem dan
persepsi kualitas sistem. Menurut Edberg dan Bowman (1996) dalam Tjakrawala
dan Cahyo (2010), konstruk kualitas sistem pada model kesuksesan sistem
System
Quality Use
Information Quality
User Satisfaction
Individual Impact
Organizational Impact
(32)
14
DeLone dan McLean mengandung dua pengukuran, yaitu secara objektif dan
subjektif. Selain itu, Edberg dan Bowman (1996) dalam McGill dkk (2003)
mengungkapkan pemisahan variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem
dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap kemampuan pengguna akhir yang
sekaligus sebagai pengembang (
developers
)
software
akuntansi untuk membuat
justifikasi atas kualitas sistem. Oleh karena itu, persepsi kualitas sistem dan
kualitas sistem dispesifikasi secara terpisah.
Modifikasi yang kedua adalah menghilangkan arah panah dari penggunaan
(use)
terhadap variabel kepuasan pengguna
(user satisfaction).
Menurut Baroudi,
Olson, dan Ives (1986) dalam McGill, dkk. (2003) mengemukakan bahwa pada
penelitian sebelumnya menunjukkan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap
penggunaan sistem dan bukan sebaliknya, sehingga jalur kausal antara kepuasan
pengguna dan penggunaan ditentukan dengan satu arah bukan dengan arah yang
bolak-balik. Igbaria dan Tan (1997) dalam McGill dkk. (2003) juga menemukan
pengaruh yang signifikan dari kepuasan pengguna
(user satisfaction)
terhadap
penggunaan sistem
(usage sistem).
Penelitian yang dilakukan oleh Fraser dan
Salter (1995) dalam McGill dkk. (2003) juga mengemukakan hal yang sama.
Modifikasi yang dilakukan McGill dkk. (2003) untuk menguji konsistensi model
kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dapat dilihat dari gambar
berikut:
(33)
15
Gambar 2.2
Model Delone dan McLean yang Dimodifikasi McGill, dkk.
Sumber: McGill, Hobbs, and Klobas (2003)
Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean yang dimodifikasi oleh
McGill, dkk. menunjukkan hubungan kausalitas seperti halnya dengan model
kesuksesan sistem informasi yang dihasilkan oleh Delone dan McLean.
System
quality
mempengaruhi secara positif
perceived system quality
.
Information quality
dan
perceived system quality
berpengaruh secara positif terhadap
user
satisfaction
.
Information quality
dan
perceived system quality
berpengaruh secara
positif terhadap
intended use
.
Intended use
dan
user satisfaction
berpengaruh
secara positif terhadap
individual impact
. Dan
individual impact
berpengaruh
positif terhadap
organizational impact
.
2.4.
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Kebutuhan akan sistem informasi yaitu aplikasi SIPKD disampaikan oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan untuk menunjang
percepatan
transfer
data antara pemerintah pusat dan daerah, kebutuhan akan
sistem informasi ini akhirnya disetujui oleh pemerintah, dan pembiayaan
System Quality Perceived System Quality Intended Use User Satisfaction Information Quality Individual Impact Organizational Impact
(34)
16
pelaksanaan untuk pengembangan aplikasi SIPKD ini berasal dari dana pinjaman
ADB (Asian Development Bank). Mulai dari proses analisa, rancangan,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi dilakukan melalui kerjasama antara
Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri dengan
INACON Joint Venture USADI, selaku mitra konsultan yang telah ditunjuk
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (http://usadi.co.id).
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Merupakan aplikasi
yang dibangun oleh Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri dalam rangka
percepatan transfer data dan efisiensi dalam penghimpunan data keuangan daerah.
Aplikasi SIPKD diolah oleh Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
(http://kemendagri.go.id).
SIPKD merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat
bantu dalam meningkatkan efektivitas implementasi berbagai regulasi bidang
pengelolaan keuangan daerah yang didasarkan pada asas efisiensi, ekonomis,
efektif, transparan, akuntabel dan auditabel (http://usadi.co.id). Oleh karena itu
SIPKD merupakan salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan Kementerian
Dalam Negeri terhadap pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan
daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan persamaan persepsi dalam
penyampaian dan penerapan berbagai peraturan perundang-perundangan dalam
bentuk sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.
(35)
17
2.5.
Hipotesis
2.5.1
Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Persepsi Kualitas Sistem
Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat
mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992) dalam Istianingsih dan
Utami (2009)). Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan
Chin dan Todd (1995) dalam Istianingsih dan Utami (2009) sebagai
perceived
ease of use
yang merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan
relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Sejalan dengan penelitian tersebut
dapat disimpulkan, jika pemakai sistem informasi merasa bahwa sistem tersebut
mudah untuk digunakan, maka mereka tidak memerlukan usaha yang banyak
untuk menggunakannya. Selain itu, kemudahan penggunaan sistem informasi juga
akan berdampak pada penggunaan waktu yang diperlukan, yaitu menjadi lebih
cepat. Yang artinya pengguna sistem informasi memliki lebih banyak waktu untuk
mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka
secara keseluruhan.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakrawala dan Cahyo
(2010) semakin baik kualitas sistem di dalam suatu pengimplementasian
software
akuntansi, maka akan meningkatkan antusiasme penggunanya yang juga berperan
sebagai pengembang (
developer
), yang tercermin lewat meningkatnya nilai
persepsi atas kualitas sistem, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan implementasi dari
software
akuntansi tersebut.
H1
: Kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap persepsi kualitas
sistem.
(36)
18
2.5.2
Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna
Akhir
Modifikasi yang dilakukan oleh McGill, dkk. (2003) pada model kesuksesan
sistem informasi yang telah dibuat DeLone dan McLean (1992) seolah-olah telah
memunculkan variabel baru yaitu persepsi kualitas sistem. Salah satu modifikasi
McGill, dkk. (2003) adalah memecah konstruk (variabel) kualitas sistem menjadi
dua yaitu, variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem. Edberg dan
Bowman (1996) dalam McGill dkk (2003) mengungkapkan pemisahan variabel
kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem dilakukan karena adanya
kekhawatiran terhadap kemampuan pengguna akhir
software
yang sekaligus
berperan sebagai pengembang (
developers
)
software
akuntansi untuk membuat
pertimbangan atas kualitas sistem. Oleh karena itu, persepsi kualitas sistem dan
kualitas sistem dispesifikasi secara terpisah.
Penelitian McGill dkk. (2003) berhasil memberi bukti adanya pengaruh yang
signifikan antara persepsi kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna akhir. Hal
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakrawala dan Cahyo
(2010) yang menunjukkan bahwa persepsi kualitas sistem mempunyai pengaruh
yang positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir. Penekanan atas aspek
persepsi kualitas sistem di dalam suatu pengimplementasian
software
akuntansi,
akan meningkatkan kepuasan penggunanya, yang tercermin lewat meningkatnya
nilai kepuasan pengguna akhir, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan implementasi dari
software
akuntansi tersebut (Tjakrawala
dan Cahyo, 2010).
(37)
19
H2
: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir.
2.5.3
Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula keputusan yang
diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan
berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai (Istianingsih dan Utami, 2009). Hal
ini sejalan dengan Seddon dan Kiew (1996) dalam Istianingsih dan Utami (2009)
yang telah melakukan pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini
terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian mereka
menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan
pengguna akhir sistem informasi.
Menurut Istianingsih dan Utami (2009) pengguna sistem informasi tentunya
berharap bahwa dengan menggunakan sistem tersebut mereka akan memperoleh
informasi yang mereka butuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu
sistem informasi tertentu, dapat saja berbeda dengan informasi dari sistem
informasi yang lain. Menurut Istianingsih dan Utami (2009) sistem informasi
yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan,
dan relevan serta memenuhi kriteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi,
akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi kualitas
informasi yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai
kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kriteria dan ukuran lain tentang kualitas
informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya (Istianingsih dan
Utami, 2009). Jadi semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan suatu sistem
(38)
20
informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan
pengguna akhir suatu sistem informasi.
H3
: Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna akhir.
2.5.4
Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Penggunaan Sistem
DeLone dan McLean (1992) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
user
satisfaction
(kepuasan pengguna akhir) merupakan prediktor yang signifikan bagi
intended use
(penggunaan sistem). Menurut Radityo dan Zulaikha (2007)
Tingginya derajat manfaat yang diperoleh dari suatu sistem informasi yang baik,
akan menimbulkan kepuasan pengguna akhir sehingga pengguna sistem informasi
tidak enggan untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini ditandai
dengan intensitas pemakaian sistem yang meningkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik kualitas sistem dan kualitas
output
sistem yang diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses, dan
kegunaan dari
output
sistem, yang mengakibatkan kepuasan pengguna akhir
meningkat, maka akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk
melakukan pemakaian kembali (
reuse
) (Radityo dan Zulaikha, 2007). Dengan
demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat.
H4
: Kepuasan pengguna akhir memiliki pengaruh positif terhadap
penggunaan sistem.
(39)
21
2.5.5
Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Penggunaan Sistem
Kualitas informasi merupakan kualitas
output
yang berupa informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai dkk. (2002) dalam
Istianingsih dan Utami (2009)). Semakin baik kualitas
output
sistem informasi
maka akan menimbulkan hasrat untuk menggunakan sistem informasi tersebut.
Penelitian Tjakrawala dan Cahyo (2010) berhasil memberi bukti secara empiris
adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi terhadap penggunaan
atas sistem informasi.
Jadi dapat disimpulkan, kualitas output yang baik akan berpengaruh positif
terhadap penggunaan sistem.
H5
: Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan
sistem.
2.5.6
Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Penggunaan Sistem
Selain sebagai
end user
, pengguna akhir juga bertindak sebagai pengembang
(
developer
) suatu sistem informasi. Menurut penelitian McGill dkk. (2003) ada
hubungan antara persepsi kualitas sistem terhadap penggunaan sistem. Penelitian
mereka dilakukan pada lingkungan dimana user juga merupakan
developer
suatu
sistem. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa
ternyata terdapat hubungan positif antara
system quality
dengan
user satisfaction
apabila user tersebut yang merangkap sebagai
developer
sistem.
Berdasarkan Hipotesis ke-4 kenaikan atas kepuasan pengguna akhir nantinya akan
berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem. Jadi pengaruh persepsi kualitas
(40)
22
sistem akan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem
via
variabel
kepuasan pengguna akhir.
H6
: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap
penggunaan sistem.
2.5.7
Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Dampak Individu
Dampak pemakaian suatu sistem informasi terhadap individu pengguna
(
individual impact
) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa
dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis
(1989) dalam Istianingsih dan Utami (2009)). Sementara itu, Seddon (1997)
dalam Istianingsih dan Utami (2009) mendefinisikan kinerja individu ini sebagai
pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam
meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi.
Sejalan dengan penelitian-penelitian tersebut Livari (2005) dalam Istianingsih dan
Utami (2009), juga melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi
yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang
bersifat
mandatory
. Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel
user satisfaction
dengan
individual impact
menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua
variabel tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan, jika seseorang merasa puas terhadap sistem
informasi yang digunakan, maka mereka akan cenderung untuk merasa nyaman
dan aman selama bekerja dengan menggunakan sistem tersebut sehingga mereka
akan merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan (Istianingsih dan Utami,
(41)
23
2009). Diprediksi bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akan suatu
sistem informasi, maka akan semakin tinggi juga kinerja mereka.
H7
: Kepuasan pengguna akhir memiliki pengaruh positif terhadap
dampak individu
2.5.8
Pengaruh Penggunaan Sistem Terhadap Dampak individu
Penggunaan sistem informasi yang telah dikembangkan mengacu pada seberapa
sering pengguna memakai sistem informasi. Semakin sering pengguna memakai
sistem informasi, biasanya diikuti oleh semakin banyak tingkat pembelajaran
(
degree of learning
) yang didapat pengguna mengenai sistem informasi (McGill
dkk. (2005) dalam Radityo dan Zulaikha (2007)). Peningkatan derajat
pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh
keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (
individual impact
).
Jadi, dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat penggunaan akan suatu sistem
informasi maka akan semakin tinggi pula kinerja mereka.
H8
: Penggunaan sistem memiliki pengaruh positif terhadap dampak
individu.
(42)
24
2.6.
Model Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 2.3
Model Penelitian
Sumber: Adaptasi dari McGill, Hobbs, dan Klobas (2003)
SystemQuality
Perceived System Quality
Information Quality
User Satisfaction
Intended Use
Individual Impact
H1 H6
H5
H2
H3
H4
H8
(43)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang
diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah
semua pengguna akhir sistem (
end-user
) pada Dinas Pendapatan, Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD) Kabupaten Lampung Timur. Pengguna
akhir yang dimaksud merupakan pegawai bagian operasional atau pegawai yang
berhubungan langsung dengan pelaporan. Pegawai operasional ini yang nanti akan
menjadi responden dalam pengisian kuesioner. Tujuan dipilihnya pegawai
operasional adalah karena pegawai operasional lebih mengetahui kelemahan dan
kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi operasional dimana responden bekerja.
Yang dimaksud pegawai operasional dalam penelitian ini adalah Staf Bidang
Akuntansi dan Pelaporan dan Staf Bidang Aset, dari tiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sistem informasi berupa aplikasi
operasional Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) pada
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Pada umumnya yaitu bendahara
(44)
26
keuangan, baik bendahara penerimaan maupun bendahara pengeluaran dan
bendahara barang di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang berhubungan langsung dengan
kegiatan operasional pelaporan. Responden yang akan diberi kuesioner adalah
pegawai yang bekerja pada bagian yang berhubungan langsung dengan aplikasi
SIPKD. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner
yang sebelumnya telah digunakan dalam penelitian Tjakrawala dan Cahyo (2010).
Kuesioner tersebut merupakan hasil adaptasi model DeLone dan McLean (1992)
yang telah dimodifikasi oleh McGill, dkk. (2003).
Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah
purposive sampling
yang
merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu
(Sekaran, 2003). Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pendidikan responden minimal D3 dan bidang pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab responden harus pada bagian pengguna akhir (
end-user)
SIPKD.
2.
Bidang pekerjaan tersebut berhubungan langsung dengan penggunaan
aplikasi dimana responden bekerja.
3.
Penelitian ini dilakukan menggunakan periode pengamatan sampel data
pada tahun 2014.
4.
Periode penelitian ini adalah kurun waktu dari penyebaran hingga
(45)
27
3.3.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian
ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak dipengaruhi atau diprediksi
oleh variabel lain dalam model. Variabel eksogen dikenal juga sebagai
independent variable
. Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah
kualitas sistem (X1) dan kualitas informasi (X2).
2.
Variabel endogen, yakni variabel yang dipengaruhi atau diprediksikan oleh
satu atau beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel endogen
dikenal juga sebagai
dependent variable
. Dalam penelitian ini variabel
endogen adalah persepsi kualitas sistem (Y1), penggunaan sistem (Y2),
kepuasan pengguna akhir (Y3), serta dampak individu (Y4).
3.
Variabel mediasi atau
intervening
secara teoritis adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan
langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel mediasi adalah persepsi kualitas
sistem, kepuasan pengguna akhir, dan penggunaan sistem. Terdapat
delapan kondisi dimana ketiga variabel ini bertindak sebagai variabel
mediasi. Untuk penjelasan lebih lanjut disajikan pada bagian pembahasan.
Variabel operasional dalam penelitian ini dapat juga disebut dengan variabel
latent
atau konstruk (Ghozali, 2008), yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung (
unobserved
). Pertanyaan dalam kuesioner merupakan
(46)
indikator-28
indikator pembentuk variabel
latent
atau konstruk dan untuk masing-masing
variabel dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala Likert.
3.3.1.
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian dari peneliti (Sekaran,
2003). Karakter variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel
dependen dapat juga disebut variabel endogen. Variabel endogen yang ada di
dalam model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean yang
dimodifikasi McGill, dkk. (2003) adalah persepsi kualitas sistem, kepuasan
pengguna akhir, intensitas penggunaan dan dampak individu.
3.3.1.1.
Persepsi Kualitas Sistem
Persepsi kualitas sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pesepsi
pengguna akan dampak dari penggunaan aplikasi SIPKD terhadap peningkatan
kinerja dari para pengguna akhir. Persepsi kualitas sistem dalam
path diagram
penelitian ini disingkat PKS. Variabel ini diukur dengan 4 pertanyaan dengan 5
skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju, yaitu 1 berarti sangat
tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju
(S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas
aplikasi SIPKD semakin tinggi berdasarkan persepsi awal pemakai.
3.3.1.2.
Kepuasan Pengguna Akhir
Kepuasan pengguna akhir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan
dari pengguna aplikasi SIPKD atas aplikasi dan
output-
nya. Kepuasan pengguna
akhir dalam
path diagram
penelitian ini disingkat KPA. Variabel ini diukur
dengan 3 pertanyaan dengan 5 skala Likert, dari sangat tidak setuju sampai sangat
(47)
29
setuju. Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti sangat tidak
setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5
berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti aplikasi
SIPKD yang ada semakin berhasil memenuhi kebutuhan para penggunanya.
3.3.1.3.
Intensitas Penggunaan
Penggunaan sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan
aplikasi SIPKD oleh pengguna akhir atas kesadaran dan keinginannya sendiri.
Pemakaian sistem dalam
path diagram
penelitian ini disingkat PS. Variabel ini
diukur dengan 2 pertanyaan dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai
sangat setuju. Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti
sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti
setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti
frekuensi penggunaan aplikasi SIPKD oleh pengguna akhir semakin tinggi.
3.3.1.4.
Dampak Individu
Dampak individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dampak aplikasi
SIPKD terhadap perilaku dan kinerja penggunanya. Variabel dampak individu
dalam
path diagram
penelitian ini disingkat DKI. Variabel ini diukur dengan 2
pertanyaan dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti sangat tidak setuju
(STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5
berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti keberadaan
aplikasi SIPKD semakin menunjang kinerja dari penggunanya.
(48)
30
3.3.2.
Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen, baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2003). Variabel
independen disebut juga variabel eksogen karena variabel ini tidak dipengaruhi
oleh variabel sebelumnya (Ghozali, 2007). Variabel eksogen di dalam penelitian
ini adalah:
3.3.2.1.
Kualitas Sistem
Kualitas sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keakurasian dan
efisiensi dari aplikasi SIPKD yang berperan dalam menghasilkan informasi.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sistem (aplikasi SIPKD)
adalah indikator yang digunakan dalam penelitian Radityo dan Zulaikha (2007)
yaitu: 1. kemudahan untuk menggunakan (
ease to use
), 2. kemudahan untuk
diakses (
system flexibility
), 3. kecepatan akses (
response time
), 4. ketahanan dari
kerusakan (
realibility
), 5. keamanan sistem (
security
). Kualitas sistem dalam
path
diagram
penelitian ini disingkat KS. Variabel ini diukur dengan 14 pertanyaan
dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju, yaitu 1 berarti
sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti
setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti
kualitas aplikasi SIPKD semakin tinggi berdasarkan pengalaman si pengguna.
3.3.2.2.
Kualitas Informasi
Kualitas informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pengguna,
akan seberapa jauh aplikasi SIPKD mampu untuk menyampaikan pesan yang
dimaksud, atau dengan kata lain kualitas
output
dari aplikasi SIPKD tersebut.
(49)
31
Menurut Seddon (1997) dalam Tjakrawala dan Cahyo (2010), kualitas informasi
difokuskan pada relevansi, kecepatan yang diperoleh untuk mendapatkan
informasi, dan konsistensi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.
Kualitas informasi dalam
path diagram
penelitian ini disingkat KI. Variabel ini
diukur dengan 6 pertanyaan dengan 5 skala Likert, yaitu 1 berarti sangat tidak
setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5
berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas
informasi dari aplikasi SIPKD yang ada semakin tinggi berdasarkan persepsi
pemakai.
3.4.
Metode Analisis Data
3.4.1.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsi
variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskripsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (
mean
), deviasi
standar, maksimum, minimum dan
sum
. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian (Sugiyono, 2007).
3.4.2.
Analisis Jalur (
Path Analysis
)
Analisis data dilakukan dengan metode
Partial Least Square
(PLS). Pemilihan
metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdiri dari
variabel laten yang dibentuk dengan indikator reflektif. PLS merupakan metode
analisis yang
powerful
karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak
membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar (Jaya dan
(50)
32
Sumertajaya, 2008). PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga
dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya
atau untuk pengujian proposisi (Jaya dan Sumertajaya, 2008). PLS juga dapat
digunakan untuk pemodelan
structural
dengan indikator bersifat reflektif ataupun
formatif (Jaya dan Sumertajaya, 2008). PLS adalah sebuah teknik pilihan yang
cocok karena ukuran sampel yang kecil, tidak didasarkan banyak asumsi, data
tidak harus berdistribusi
normal multivariate
(indikator dengan skala kategori,
ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama) (Ghozali,
2008).
3.5.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
Outer Model
dan uji
Inner Model
pada
tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. Penjelasan pengujian
hipotesis sebagai berikut:
3.5.1.
Pengujian
Measurement Model
(
Outer Model
)
Outer model
merupakan model yang menjelaskan hubungan antara variabel lanten
dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa
outer model
mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel
latennya. Pengujian model pengukuran (
measurement model
)
digunakan untuk
memvalidasi model penelitian yang dibangun. Dua parameter utama yang
dibangun adalah pengujian validitas konstruk (validitas konvergen dan
diskriminan) dan pengujian konsistensi internal (reliabilitas) konstruk (Jogiyanto,
2011).
(51)
33
3.5.1.1.
Uji Validitas Konstruk
Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan parameter skor
loading
di model penelitian (
Rule of Thumbs
> 0,7) dan menggunakan parameter
Average
Variance Extracted (AVE
),
Communality
, R
2, dan
Redudancy
. Skor AVE harus >
0,5, begitu juga dengan skor
Communality
yang harus > 0,5, dan skor
Redudancy
mendekati 1 (Jogiyanto, 2011). Jika skor loading kurang dari 0,5, indikator ini
dapat dihapus dari konstruknya karena indikator ini tidak termuat (
load
) ke
konstruk yang mewakilinya. Jika Skor loading antara 0,5
–
0,7, sebaiknya tidak
menghapus indikator yang memiliki skor
loading
tersebut sepanjang skor AVE
dan
Communality
indikator tersebut diatas 0,5 (Jogiyanto, 2011).
a.
Uji Validitas Konvergen
Pengujian validitas konvergen data pada penelitian ini menggunakan SmartPLS.
Validitas konvergen dihitung dengan melihat skor
Average Variance Extracted
(AVE
) dan
Communality.
Nilai validitas konvergen sangat baik apabila skor AVE
dan
Communality
di atas 0,5 (Jogiyanto, 2011).
b.
Uji Validitas Diskriminan
Pengukuran dengan metode
Fornell-Larcker
dapat dilakukan dengan
membandingkan
square roots
(akar) dari AVE dengan korelasi antara variabel
laten tersebut, atau dengan melihat skor
cross loading
. Validitas diskriminan
dikatakan baik apabila
square root
atas AVE sepanjang garis diagonal lebih besar
korelasi antara satu konstruk dengan yang lainnya. Selain itu, untuk mengukur
validitas diskriminan menggunakan
cross loadings
semua item harus lebih besar
daripada konstruk lainnya (Jogiyanto, 2011).
(52)
34
3.5.1.2.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan
Partial Least Square
(PLS) untuk
menganalisis
Cronbach’s Alpha
dan
Composite Reliability.
Sesuai dengan aturan
yang lazim dipakai bahwa
Cronbach’s alpha
dan
Composite Reliability
menunjukan tingkat reliabilitas yang cukup baik apabila
Cronbach’s
Alpha
nilainya lebih dari 0,6 dan nilai
Composite Reliability
lebih dari 0,7 (Jogiyanto,
2011).
3.5.2.
Pengujian
Structural Model
(
Inner Model
)
Pengujian model struktural dilakukan untuk memprediksi hubungan kausal antara
variabel latennya atau pengujian hipotesis. Model struktural (
inner model
) dalam
PLS dievaluasi dengan menggunakan R
2untuk variabel dependen dan nilai
keofisien pada
path
(β) beta untuk variabel independen yang kemudian dinilai
signifikansinya berdasarakan nilai T-
statistic
setiap
path
(Jogiyanto, 2011).
Menurut Hartono (2008) dalam Jogiyanto (2011), ukuran signifikansi
keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-
table
dan
T-statistics
. Jika nilai T-
statistics
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai T-
table
berarti hipotesis diterima. Untuk tingkat keyakinan 95 persen (
alpha
5 persen)
maka nilai T-
table
untuk hipotesis dua ekor (
two-tailed
) adalah
≥
1,96 dan untuk
hipotesis satu ekor (
one-tailed
) adalah
≥
1,64 (Jogiyanto, 2011). Dalam konteks
ini, batas untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan adalah:
Jika : T-
statistics
< T-
table
, maka Hipotesis ditolak
T-
statistics
≥
T-
table
, maka Hipotesis diterima
(53)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1.
Kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas
sistem. Semakin baik kualitas sistem akan meningkatkan persepsi positif
pengguna sistem atas sistem tersebut.
2.
Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pengguna akhir. Semakin baik persepsi yang dirasakan pengguna sistem
maka akan meningkatkan kepuasan pengguna akhir sistem.
3.
Kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pengguna akhir. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan
kepuasan pemakai sistem.
4.
Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi
penggunaan sistem. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh
pengguna akhir, maka semakin tinggi kemungkinan pengguna akhir tersebut
akan kembali menggunakan sistem.
(54)
58
5.
Kualitas informasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan
intensitas penggunaan sistem gagal dibuktikan dalam penelitian ini.
6.
Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem. Semakin baik kualitas sistem akan memberikan dampak
positif terhadap persepsi pengguna atas kualitas sistem.
7.
Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak
individu. Semakin besar kepuasan pengguna akhir akan berdampak
meningkatnya kinerja individual pengguna sistem.
8.
Penggunaan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak
individu. Semakin besar intensitas penggunaan sistem akan berdampak
meningkatnya kinerja individu.
5.2.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
5.2.1.
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang muncul dari penelitian ini adalah:
1.
Penelitian ini bersifat
cross sectional
, yang artinya penelitian ini hanya dapat
menganalisa karakteristik responden dalam suatu periode tertentu. Sehingga
peneliti tidak dapat menilai konsistensi responden dalam kurun waktu yang
berbeda.
2.
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.
Sehingga harus berhati-hati dalam menggeneralisir hasil penelitian kedalam
konteks yang lain dan tipe sistem informasi yang lain pula. Karena setiap
badan atau institusi memiliki tingkat kompleksitas sistem yang berbeda-beda.
(1)
34
3.5.1.2.Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) untuk
menganalisis Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Sesuai dengan aturan yang lazim dipakai bahwa Cronbach’s alpha dan Composite Reliability
menunjukan tingkat reliabilitas yang cukup baik apabila Cronbach’s Alpha nilainya lebih dari 0,6 dan nilai Composite Reliability lebih dari 0,7 (Jogiyanto, 2011).
3.5.2. Pengujian Structural Model (Inner Model)
Pengujian model struktural dilakukan untuk memprediksi hubungan kausal antara variabel latennya atau pengujian hipotesis. Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk variabel dependen dan nilai keofisien pada path (β) beta untuk variabel independen yang kemudian dinilai signifikansinya berdasarakan nilai T-statistic setiap path (Jogiyanto, 2011).
Menurut Hartono (2008) dalam Jogiyanto (2011), ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai table dan T-statistics. Jika nilai T-statistics lebih tinggi dibandingkan dengan nilai T-table berarti hipotesis diterima. Untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 5 persen) maka nilai T-table untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) adalah ≥ 1,96 dan untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) adalah ≥ 1,64 (Jogiyanto, 2011). Dalam konteks ini, batas untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan adalah:
Jika : T-statistics < T-table, maka Hipotesis ditolak T-statistics ≥ T-table, maka Hipotesis diterima
(2)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas sistem. Semakin baik kualitas sistem akan meningkatkan persepsi positif pengguna sistem atas sistem tersebut.
2. Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir. Semakin baik persepsi yang dirasakan pengguna sistem maka akan meningkatkan kepuasan pengguna akhir sistem.
3. Kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan kepuasan pemakai sistem.
4. Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi penggunaan sistem. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh
pengguna akhir, maka semakin tinggi kemungkinan pengguna akhir tersebut akan kembali menggunakan sistem.
(3)
58
5. Kualitas informasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan intensitas penggunaan sistem gagal dibuktikan dalam penelitian ini.
6. Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penggunaan sistem. Semakin baik kualitas sistem akan memberikan dampak positif terhadap persepsi pengguna atas kualitas sistem.
7. Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak individu. Semakin besar kepuasan pengguna akhir akan berdampak
meningkatnya kinerja individual pengguna sistem.
8. Penggunaan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak individu. Semakin besar intensitas penggunaan sistem akan berdampak meningkatnya kinerja individu.
5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran 5.2.1. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang muncul dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bersifat cross sectional, yang artinya penelitian ini hanya dapat menganalisa karakteristik responden dalam suatu periode tertentu. Sehingga peneliti tidak dapat menilai konsistensi responden dalam kurun waktu yang berbeda.
2. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Sehingga harus berhati-hati dalam menggeneralisir hasil penelitian kedalam konteks yang lain dan tipe sistem informasi yang lain pula. Karena setiap badan atau institusi memiliki tingkat kompleksitas sistem yang berbeda-beda.
(4)
59
3. Penelitian ini menggunakan persepsi dari pemakai saja.
5.2.2. Saran
1. Pengembangan sistem informasi dalam suatu organisasi tak lepas pada orientasinya pada kebutuhan pengguna akhir sistem. Pada penelitian selanjutnya masalah yang berhubungan dengan kebutuhan pengguna akhir sistem dapat dijadikan variabel tambahan sebagai pengembangan model kesuksesan sistem informasi.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah maupun memodifikasi konstruk laten yang diteliti. Hal ini berlaku pula pada jalur hubungan kausalitas antar
kontruk laten yang diteliti. Sehingga pada penelitian selanjutnya perlu dikaji kembali model-model lain yang memberikan variasi dan kombinasi faktor-faktor yang mempengaruhi model kesuksesan SIPKD.
3. Pada penelitian ini kualitas informasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem. Sehingga hasil penelitian ini masih belum konsisten jika dibandingkan penelitian terdahulu, oleh karena itu diperlukan riset lebih lanjut, misalnya dengan menggunakan variasi kuesioner terkait dengan dua konstruk tersebut.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Baron, R.M. and Kenny, D.A. (1986). The moderator-mediator variable distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of Personality and Social Psychology. 51(6): 1173-1182.
DeLone, WH., dan McLean, ER. 1992. Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable. Information System Research, 3(1), 60-95. Ghozali, Imam. 2007. Software Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Prof. Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif
dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Istianingsih, dan Wijanto, Setyo H. 2008. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, Dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi. SNA XI Pontianak.
Istianingsih, dan Utami, Wiwik. 2009. Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu. SNA XII Palembang.
Jaya, I Gede Nyoman Mindra., Sumertajaya, I Made. 2008. Pemodelan Persamaan Struktural Dengan Partial Least Square. Semnas Matematika dan
Pendidikan Matematika.
Jogiyanto. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modeling Berbasis Varian dalam Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama.Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Livary, Juhani. 2005. An Empirical Test of The DeLone-McLean Model of Information System Success. Database for Advance in Information System (DFA). ISSN: 1532-0936 .Volume 36. ProQuest Company.
(6)
McGill, T., Hobbs, V., dan Klobas, J. (2003). Users Developed Application and Information System Success: A Test of Delone and McLean’s Model. Information Resource Management Journal, 16 (1), 24 – 45.
Mulyono, Imam. 2009. Uji Empiris Model Kesuksesan Sistem Informasi Keuangan Daerah (Sikd) Dalam Rangka Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Keuangan Daerah. SNA XII Palembang.
Radityo D. dan Zulaikha. 2007. Pengujian Model DeLone dan McLean dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen: Kajian Sebuah Kasus. SNA X Makasar.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 126. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2005, No. 138. Sekretariat Negara. Jakarta.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: A Skill-Building Approach. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
Tjakrawala, Kurniawan F.X., dan Cahyo, Aldo. 2010. Adaptasi Model Delone McLean yang dimodifikasi Guna Menguji Keberhasilan Implementasi Software Akuntansi Bagi Individu Pengguna: Studi Empiris Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI. SNA XIII Purwokerto.
Ulum, Ihyaul, Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial
Least Squares”. SNA XI Pontianak.
http://www.djpk.depkeu.go.id diakses pada 14 Januari 2014
http://www.kemendagri.go.id diakses pada 28 Desember 2013
http://www.lampungtimurkab.go.id diakses pada 31 januari 2014
http://sipkd.lampungtimurkab.go.id diakses pada 31 januari 2014